Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang pasti
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga
diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah
hadits berikut.
ال َما تَ َذا َكرُونَ قَالُوا ن َْذ ُك ُر َ ال اطَّلَ َع النَّبِ ُّي
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَ ْينَا َونَحْ نُ نَتَ َذا َك ُر فَق َ َاريِّ ق ِ َع َْن ُح َذ ْيفَةَ ب ِْن أَ ِسي ٍد ْال ِغف
س ِم ْن َم ْغ ِربِهَا ُ ُ
ِ َّال َوال َّدابَّةَ َوطلو َع ال َّش ْم َ ت فَ َذ َك َر الدُّخَ انَ َوال َّدج ٍ ال إِنَّهَا لَ ْن تَقُو َم َحتَّى ت ََروْ نَ قَ ْبلَهَا َعش َر آيَا
ْ َ َالسَّا َعةَ ق
ب ْ ْ
ِ ْف بِال َمغ ِر ٌ ق َو َخس ْ ْ ٌ ُوف َخس ُ َ َ
ٍ ُوج َوثاَل ثة خس َ ْ َ َّ
َ صلى ُ َعل ْي ِه َو َسل َم َويَأجُو َج َو َمأجَ هَّللا َّ َ ول ِعي َسى ا ْب ِن َمرْ يَ َم َ َونُ ُز
ِ ْف بِال َمش ِر
اس إِلَى َمحْ َش ِر ِه ْم َ ََّط ُر ُد الن ْ آخ ُر َذلِكَ نَا ٌر ت َْخ ُر ُج ِم ْن ْاليَ َم ِن ت ِ ب َوِ ير ِة ْال َع َرَ ْف بِ َج ِز ٌ َو َخس
Ketiga, Munculnya Dabbah
Keempat, Terbitnya matahari dari barat.
Oleh Al-Qurthubi, kejadian ini sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW.
Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan urutannya.
(Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, ʽAunul Maʽbūd Syarh Abū Dawud,
[Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291).
Oleh karena itu, simpulan dari kajian hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat
ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits sifatnya hanya
prediksi Rasul SAW.
Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat
yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut, belum tentu itu menjadi
tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa
mendatang karena Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda
tersebut terjadi.
Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-Aʽrāf ayat
187 ketika Rasul SAW ditanya kapan terjadinya kiamat.
ۚ يَسْأَلُونَكَ َع ِن السَّا َع ِة أَيَّانَ ُمرْ َساهَا ۖ قُلْ إِنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِعن َد َربِّي ۖ اَل ي َُجلِّيهَا لِ َو ْقتِهَا إِاَّل ه َُو
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’
Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia.’”
فيكون ذلك أدعى إلى، كانوا على حذر منها،والسبب في إخفاء الساعة عن العباد؟ أنهم إذا لم يعلموا متى تكون
ال يجليها لوقتها التجلية إظهار الشيء والتجلي: ثم إنه تعالى أكد هذا المعنى فقال، وأزجر عن المعصية/ ،الطاعة
ال يظهرها في وقتها المعين إال هو أي ال يقدر على إظهار وقتها المعين باإلعالم واإلخبار إال: والمعنى،ظهوره
هو.
Saat itu para sahabat masih bertanya-tanya tentang kebenaran adanya kiamat.
Jawaban Rasul SAW dengan menyebutkan tanda-tanda tersebut bertujuan
agar para sahabat tidak menghabiskan waktunya untuk selalu memikirkan
kiamat.
Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat yang ada dalam hadits Rasul
SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang ada, tetapi tidak akan
disebutkan kapan terjadi.
Semuanya ini bertujuan agar orang Mukmin senantiasa beribadah kapan dan
di mana saja tanpa mengenal waktu. Jika kiamat dan tanda-tandanya sudah
jelas, maka setiap orang akan meremehkan ibadahnya dan hanya beribadah
ketika mendekati kiamat.
Wallahu a’lam.
Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari r.a., ia berkata, “Nabi SAW mendatangi
kami yang sedang berbincang-bincang, lalu beliau bersabda, ‘Apa yang
kalian perbincangkan?’ Mereka (sahabat) menjawab, ‘Kami sedang
membincangkan tentang hari Kiamat.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya
Kiamat itu tidak akan terjadi sebelum (terdapat) sepuluh tanda-tandanya.’
Lalu beliau menyebutkannya, yaitu munculnya kabut tebal, Dajjal, Dabbah,
matahari terbit di sebelah Barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam a.s.,
munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terjadinya tiga gerhana bulan dari arah
Timur, di arah Barat, dan di Jazirah Arab, dan tanda akhirnya adalah api
yang keluar dari lembah Yaman yang menggiring manusia dari tempat
mereka berkumpul.” (H.R. Muslim)
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (Q.S.
An-Naml/27: 82)
Kelima. Turun Nabi Isa bin Maryam AS, bukan sebagai nabi tetapi sebagai
umat Nabi Muhammad SAW dengan misi mendamaikan manusia yang
bermusuhan.
Keenam. Yakjuj dan Makjuj, yaitu dua bangsa ateis yang gencar menjajah dan
mengadakan permusuhan. Allah SWT berfirman:
Ketujuh, delapan dan sembilan. Tiga gerhana bulan yang terjadi di tiga tempat
yang berbeda. Yaitu di timur, barat, dan jazirah Arab
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari itu setiap orang akan lari
meninggalkan saudaranya, ibu maupun ayahnya, istri dan anak-anaknya.
Setiap orang diantara mereka pada hari itu memiliki urusan yang sangat
menyibukkan diri mereka sendiri.” (QS. ‘Abasa: 34-37)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan diletakkanlah kitab (catatan amal)
itu, maka kamu lihat orang-orang yang berbuat dosa dirundung ketakutan
melihat apa yang tertulis padanya, dan mereka berkata, “Kitab apakah ini; ia
tidak meninggalkan perkara yang kecil ataupun yang besar kecuali ia
perhitungkan juga.” Mereka dapati segala yang pernah mereka lakukan
tertulis di sana. Dan Rabbmu tidak akan berbuat zalim kepada siapapun.”
(QS. al-Kahfi: 49)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi Rabbmu, Kami pasti akan
menanyai mereka semuanya tentang segala yang pernah mereka amalkan
-di dunia-.” (QS. al-Hijr: 92-93)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Akan tetapi ternyata kalian lebih
mengutamakan kehidupan dunia, sementara akherat itu lebih baik dan lebih
kekal.” (QS. al-A’la: 16-17)