Anda di halaman 1dari 6

Bacaan Pada Saat Sujud dan Ketentuannya

Pertanyaan:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saya adalah salah satu penggemar tulisan di Rumah Fiqih. Mohon izin bertanya ustadz terkait dengan
bacaan pada saat kita sujud dalam shalat.

Apakah bacaan pada saat sujud itu hukum wajib atau sunnah?

Sebenarnya lafadz apa yang diperintahkan untuk dibaca pada saat sujud? Mohon disebutkan dalilnya
juga.

Apakah bacaan lafadz pada sujud itu dibaca sekali ataukah harus tiga kali? Ataukah ada perbedaan
pendapat di antara para ulama dalam masalah ini?

Bagaimana hukumnya berdosa pada saat sujud? Adakah dalilnya? Mohon diberikan contoh doa yang
dibaca ketika sujud.

Apa benar bahwa ketika sujud kita diharamkan membaca Al-Quran? Dan apakah bila dibaca shalat kita
menjadi batal?

Bolehkah kita mengarang sendiri doa dalam sujud itu dan menggunakan bahasa Indonesia?

Demikian pertanyaan ini, mohon maaf kalau agak panjang dan banyak. Semoga Allah SWT membalas
amal baik ustadz dan Rumah Fiqih Indonesia.

Wassalam

Jawaban:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

1. Hukum Membaca Bacaan Sujud

a. Jumhur Ulama : Sunnah

Jumhur ulama diantaranya para ulama dari mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'iyah
menyebutkan bahwa lafadz-lafadz yang dibaca saat sujud berupa takbir, tasbih dan doa hukumnya
sunnah dan bukan wajib.

Apabila sama sekali tidak dibaca dan ditinggalkan baik secara sengaja atau tidak sengaja, sama sekali
tidak merusak shalat. Shalatnya tetap sah tanpa membaca apapun pada saat sujud.
Dasarnya adalah hadits Nabi SAW tentang bagaimana beliau mengajarkan orang yang shalatnya buruk,
dimana beliau mengajarkan tata cara sujud tanpa menyebutkan harus membaca sesuatu. Seandainya
bacaan saat sujud itu wajib hukumnya, pastilah beliau SAW mengajarkan kepada orang tersebut.

b. Al-Hanabilah: Wajib

Sedangkan dalam pandangan mazhab Al-Hanabilah, membaca lafadz sujud ini hukumnya wajib. Apabila
seseorang secara sengaja meninggalkannya, maka dia batal shalatnya. Namun bila meninggalkannya
karena lupa, shalatnya masih sah. Namun disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.

Dasarnya menurut mereka bahwa Rasulullah SAW mengerjakannya dan memerintahkan kita untuk
mengerjakannya.

2. Anjuran Membaca Tasbih Saat Sujud

a. Al-Quran

Dasar perintah untuk membaca tasbih ketika sujud adalah ayat Al-Quran berikut ini :
َْ ‫َسبِّح ا ْسم َربِّك‬
‫اْألَ ْعلَى‬ ِ َ ِ

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (QS. Al-A'la : 1)

b. As-Sunnah

Di dalam hadits Rasulullah SAW telah bersabda:


َْ ‫ت َسبِّح ا ْسم َربِّك‬
‫ اجْ َعلُوهَا فِي ُسجُو ِد ُك ْم‬:‫اْألَ ْعلَى قَال‬ ْ َ‫ فَلَ َّما نَ َزل‬.‫ك ْال َع ِظ ِيم قَال َرسُول هَّللا اجْ َعلُوهَا فِي ُر ُكو ِع ُك ْم‬ ْ َ‫لَ َّما نَزَ ل‬
َ ِّ‫ت فَ َسبِّحْ بِاس ِْم َرب‬
ِ َ ِ

"Dari Uqbah bin Amir bahwa ketika turun ayat (fasabbih bismirabbikal'adzhim), Rasulullah Saw
bersabda, "Jadikanlah lafadz ini sebagai bacaan dalam rukukmu". Dan ketika turun ayat
(sabbihismarabbikal 'ala), Rasulullah Saw memerintahkan," Jadikanlah lafadz ini bacaan di dalam
sujudmu". (HR. Abu Daud)

Maka para ulama umumnya sepakat mengatakan bahwa lafadz tasbih yang dibaca dalam sujud adalah:

‫سبحان ربي األعلى‬

Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi"

Hadits Nabi Saw:

Ini berdasarkan hadis Rasulullah ‫ﷺ‬:

‫ َوإِ َذا َس َج َد فَقَا َل فِي ُسجُو ِد ِه ُس ْبحَانَ َرب َِّي األَ ْعلَى‬.ُ‫ك أَ ْدنَاه‬
َ ِ‫ت فَقَ ْد تَ َّم ُر ُكو ُعهُ َو َذل‬ َ َ‫وع ِه ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظ ِيم ثَال‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ ِ ‫ال فِي ُر ُك‬ َ َ‫إِ َذا َر َك َع أَ َح ُد ُك ْم فَق‬
ُ‫ك أَ ْدنَاه‬
َ ِ‫ت فَقَ ْد تَ َّم ُسجُو ُدهُ َو َذل‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫ثَال‬

"Apabila salah seorang dari kalian rukuk lalu di dalam rukuknya ia mengucapkan, “Subhana rabbiyal
‘azhim” sebanyak tiga kali, maka rukuknya telah sempurna dan yang demikian itu adalah paling
sedikitnya. Dan apabila ia sujud lalu mengucapkan di dalam sujudnya, “Subhana rabbiyal a’la” sebanyak
tiga kali, maka sujudnya telah sempurna dan demikian itu adalah paling sedikitnya. (HR. Tirmidzi no.
261).

3. Apakah Dibaca Sekali Atau Tiga Kali?

Dalam hal berapa kali dibaca lafadz tasbih ini, para ulama berbeda pendapat.

a. Mazhab Al-Hanafiyah

Mazhab Al-Hanafiyah mensyaratkan bahwa minimal membaca tasbih di dalam sujud itu tiga kali. Apabila
kurang dari tiga kali, hukumnya makruh tanzih.

Apabila shalat sendirian, akan menjadi lebih utama bila dibaca lebih dari tiga kali. Sedangkan bila sedang
menjadi imam dalam shalat fardhu lima waktu, jangan lebih dari tiga kali, agar orang-orang yang shalat
di belakangnya tidak merasa terlalu lama.

b. Mazhab Al-Malikiyah

Mazhab Al-Malikiyah menyebutkan bahwa tasbih dalam sujud hukumnya sunnah dengan lafadz apapun.
Tapi yang paling utama adalah lafadz subhana rabbiyal a'la wabihamdih. Bila diulang-ulang maka
pahalanya lebih banyak lagi.

Namun imam dalam shalat fardhu lima waktu tidak dianjurkan mengulang-ulangnya karena khawatir
memberatkan para makmum.

c. Mazhab Asy-Syafi'iyah

Mazhab Asy-Syafi'iyah memandang bahwa asalnya tasbih dalam sujud itu cukup sekali saja, minimal
membaca subhanallah, atau subhanarabbi. Sedangkan bila mau yang sempurna adalah bacaan subhana
rabbiyal a'la wabihamdih yang dibaca minimal tiga kali. Bila dibaca lima kali, tujuh kali, sembilan kali dan
sebelas kali, maka akan semakin sempurna.

Namun sebagaimana mazhab lain, mazhab Asy-syafi'i melarang imam shalat fardhu untuk membaca
lebih dari tiga kali, sebagai perlindungan bagi makmum.

d. Mazhab Al-Hanabilah

Sudah disebutkan di atas bahwa mazhab Al-Hanabilah mewajibkan bacaan sujud. Dan bacaan itu
minimal adalah subhana rabbiyal a'la, dan minimal sekali dibaca, tanpa tambahan wabihamdih.

4. Bacaan Doa

Selain bertasbih, ketika sujud juga disunnahkan untuk berdoa dan memperbanyaknya. Dasarnya adalah
hadits shahih berikut ini:

‫أَ ْق َربُ َما يَ ُكوْ نُ ال َع ْب ُد ِم ْن َربِّ ِه َوه َُو َسا ِج ٌد فَأ َ ْكثَرُوا ال ُّدعَا َء‬
"Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya ketika dia sedang sujud, maka
perbanyaklah doa. (HR Muslim)

Diantara hadits-hadits yang sampai kepada kita tentang bacaan doa tatkala sujud adalah lafadz-lafadz
sunnah berikut ini.

a. Doa Versi Pertama

Di dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan lafadz sujud yang disamakan dengan lafadz ruku', yaitu:

‫ ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬:‫وع ِه َو ُسجُو ِد ِه‬
ِ ‫َكانَ النَّبِ ُّي يَقُو ُل فِي ُر ُك‬

"Nabi SAW pada saat rukuk dan sujud membaca: Maha Suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu,
ampunilah Aku. (HR. Bukhari)

b. Doa Versi Kedua

Selain itu juga ada doa lainnya seperti berikut ini:

َ ِ‫ َوأَعُو ُذ ب‬،‫ك‬
‫ك‬ َ ‫ َوبِ َع ْف ِو‬،‫ك‬
َ ِ‫ك ِم ْن ُعقُوبَت‬ َ ‫ك ِم ْن َس َخ ِط‬ َ ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي أَعُو ُذ بِ ِر‬،ُ‫ َو َعالَنِيَتَهُ َو ِس َّره‬،ُ‫ َوأَ َّولَهُ َوآ ِخ َره‬،ُ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي َذ ْنبِي ُكلَّهُ ِدقَّهُ َو ِجلَّه‬
َ ‫ضا‬
‫ك‬ َ ‫صي ثَنَا ًء َعلَ ْيكَ أَ ْنتَ َك َما أَ ْثنَيْتَ َعلَى نَ ْف ِس‬ ِ ْ‫ الَ أُح‬،‫ك‬ َ ‫ِم ْن‬

"Ya Allah, ampunilah diriku dari dosaku semuanya, yang detail atau yang besar, yang awal dan yang
akhir, yang terlihat ataupun yang tidak terlihat. Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari
murka-Mu, dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu dan Aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Tidak
terhitung pujian bagi-Mu Engkau sebagaimana pujian-Mu atas diri-Mu. (HR. Muslim)

c. Doa Versi Ketiga

Doa versi lainnya diriwayatkan dari Ali Ridha sebagai berikut:

‫ك‬ َ ‫َلى ُش ْك ِر‬


َ ِ‫ك َو ُحس ِْن ِعبَا َدت‬ ِّ ‫ اللَّهُ َّم أَ ِع‬- ْ‫اجداً فَقُل‬
َ ‫ني ع‬ َ ‫إِ َذا َو‬
ِ ‫ضعْتَ َوجْ هَكَ َس‬

"Dari Abi Said radhiyallahuanhu berkata bahwa Nabi SAW bersabda,"Wahai Muaz, bila kamu meletakkan
wajahmu dalam sujud, katakanlah: Ya Allah, tolonglah aku untuk bersyukur dan beribadah dengan baik
kepada-Mu."

‫ رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي‬:‫ وهو ساجد‬،‫أحب الكالم إلى هللا أن يقول العبد‬

"Kalimat yang paling disukai Allah adalah ketika seorang hamba berdoa sambil sujud, "Ya Allah, sungguh
Aku telah zalim pada diriku maka ampunilah Aku".

Kedua hadits ini diriwayatkan oleh Said bin Manshur dalam kitab Sunannya.

5. Larangan Membaca Al-Quran Saat Sujud

Para ulama umumnya sepakat mengharamkan baca ayat Al-Quran pada saat sedang sujud. Hal itu
berdasarkan larangan dari Rasulullah SAW dalam hadits berikut ini:
‫آن َوأَنَا َرا ِك ٌع أَوْ َسا ِج ٌد‬
ِ ْ‫نَهَانِي َرسُول ع َْن قِ َرا َء ِة ْالقُر‬.

"Dari Ali bin Abi Thalib, "Rasulullah Saw. melarangku untuk membaca Al-Quran pada saat sedang rukuk
dan sujud. (HR. Muslim)

َ ‫ فَقَ ِم ٌن أَ ْن يُ ْستَ َج‬،‫ َوأَ َّما ال ُّسجُو ُد فَاجْ تَ ِهدُوا فِي ال ُّدعَا ِء‬، َّ‫ع فَ َعظِّ ُموا فِي ِه الرَّب‬
‫اب لَ ُك ْم‬ ُ ‫ فَأ َ َّما الرُّ ُكو‬،‫يت أَ ْن أَ ْق َرأَ ْالقُرْ آنَ َرا ِكعًا أَوْ َسا ِجدًا‬
ُ ‫أَالَ َوإِنِّي نُ ِه‬.

"Ketahuilah bahwa Aku dilarang untuk membaca Al-Quran pada saat rukuk dan sujud. Pada saat rukuk
maka agungkan Allah. Pada saat sujud maka bersungguh-sungguhlah dala m berdoa, seraya cepat
dikabulkan bagi kalian". (HR. Muslim)

Di dalam mazhab Asy-Syafi'iyah, apabila seseorang membaca surat Al-Fatihah di dalam sujud, maka
shalatnya menjadi batal. Karena seperti memindahkan salah satu rukun shalat bukan pada tempatnya.
Sedangkan menurut jumhur ulama, dibacanya Al-Fatihah atau surat yang lain tidak sampai membuat
shalat menjadi batal.

6. Tidak Boleh Doa Dengan Bahasa Indonesia Dalam Sujud

Tentang bolehkah berdoa dengan bahasa Indonesia, kalau dilakukan di dalam shalat hukumnya tidak
boleh. Sebab shalat itu tidak boleh menggunakan bahasa selain Arab.

An-Nawawi (w 676 H), salah satu ulama besar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menegaskan larangan doa
dalam shalat dengan bahasa selain bahasa Arab. Berikut kutipan fatwanya sebagaimana beliau tuliskan
di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab.

‫وال يجوز ان يخترع دعوة غير مأثورة ويأتى بها العجمية بال خالف وتبطل بها الصالة بخالف ما لو اخترع دعوة بالعربية فانه يجوز‬
‫عندنا بال خالف‬

"Dan tidak boleh membuat doa-doa yang tidak diajarkan nabi dengan mengungkapnnya dengan bahasa
‘ajam (selain bahasa arab) dengan kesepakatan ulama dan shalatnya menjadi batal karenanya berbeda
saat doa yang ia buat sendiri tersebut diungkapkan dengan bahasa arab maka menurut kalangan
syafi’iyyah sepakat membolehkannya".[1]

Untuk itu solusi terbaik bila kita ingin berdoa dengan lafadz yang kita karang dan kita gubah sendiri dan
dengan menggunakan bahasa kita masing-masing termasuk bahasa Indonesia adalah seusai shalat
setelah kita mengucapkan salam. Dan berdoa pada saat usai shalat itu merupakan waktu yang sangat
mustajabah, sebagaimana di dalam shalat juga. Ada beberapa nash hadits yang menyebutkan hal itu,
diantaranya adalah hadits berikut ini.

ِ ‫ت ْال َم ْكتُوبَا‬
‫ت‬ َ َ‫ُول هَّللا ِ أَيُّ ال ُّدعَا ِء أَ ْس َم ُع ؟ ق‬
َّ ‫ َجوْ فَ اللَّ ْي ِل اآْل ِخ ِر َو ُدبُ َر ال‬: ‫ال‬
ِ ‫صلَ َوا‬ َ ِ‫ ق‬: ‫ع َْن أَبِي أُ َما َمةَ رضي هللا عنه قَا َل‬
َ ‫ يَا َرس‬: ‫يل‬

"Dari Abi Umamah radhiyallahuanhu, dia berkata bahwa ditanyakan kepada Rasulullah SAW tentang doa
yang paling didengar, maka beliau SAW menjawab, "Doa pada akhir malam dan ketika usai
mengerjakan shalat fardhu". (HR. At-Tirmizy).

َ ‫ اللَّهُ َّم أَ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِركَ َو ُش ْك ِر‬: ‫صاَل ٍة تَقُو ُل‬


َ ِ‫ك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدت‬
‫ك‬ َ ‫ك َيا ُم َعا ُذ اَل تَ َدع ََّن فِي ُدب ُِر ُك ِّل‬ ِ ُ‫أ‬
َ ‫وصي‬
Rasulullah SAW berwasiat kepada Muadz bin Jabal, "Aku berwasiat kepadamu wahai Muadz, jangan
tinggalkan pada setiap usai dari shalat bacaan: Ya Allah, bantulah Aku untuk bisa mengingat-Mu,
mensyukuri-Mu dan bagusnya ibadah kepada-Mu". (HR. Abu Daud)

Demikian jawaban singkat yang dapat kami sampaikan, semoga berguna. Aamiin.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc., MA

An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab

Anda mungkin juga menyukai