Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Ghifary

NPM : 2007101130087

Kelas : Psikologi Sosial 01

Tugas ringkasan tentang stereotip, prasangka, dan diskriminasi.

Stereotip

Stereotip adalah generlisasi yang berlebihan terhadap seseorang berdasarkan sifat-sifat yang ada
pada kelompoknya (ras, suku, atau agamanya). Stereotip merupakan "jalan pintas" dalam berpikir,
stereotip berhubungan dengan prasangka. Prasangka mengaktifkan stereotip dan stereotip menguatkan
prasangka. Stereotip akan selalu negatif jika dipengaruhi prasangka.

Stereotype dibagi menjadi dua jenis, yakni heterostereotype dan autostereotype. Heterostereotype
merujuk pada stereotip yang dimiliki yang terkait dengan kelompok lain, sementara autostereotype adalah
stereotip yang terkait dengan dirinya sendiri (Triandis,1994:107; Matsumoto, 2003: 69

Faktor Penyebab Stereotip, yaitu:

 Keluarga
Stereotip dalam fungsi keluarga ini misalnya orang tua mempersiapkan kelahiran bayi
yang berbeda atas laki-laki dan perempuan. Mereka juga menganggap bahwa bayi
laki-laki kuat, keras tangisannya, sementara bayi perempuan lembut dan tangisannya
tidak keras.
 Teman Sebaya
Teman sebaya mendorong agar anak laki-laki bermain dengan permainan laki-laki
seperti sepak bola, sementara anak perempuan bermain dengan permainan perempuan
seperti bermain boneka.
 Sekolah
Sekolah, sebagai salah satu pengertian lembaga pendidikan memberikan sejumlah
pesan gender kepada anak-anak. Sekolah memberikan perlakuan yang berbeda
diantara mereka, terutama memberikan pandangan antara seragam wanita dan yang
dikenakan pria.
 Masyarakat
Masyarakat memberikan stereotip anak melalui sikap mereka dalam memandang apa
yang telah disediakan untuk anak laki-laki dan perempuan mengidentifikasi dirinya.
Perempuan cenderung perlu bantuan dan laki-laki pemecah masalah.
 Media Massa
Melalui penampilan pria dan wanita yang sering terlihat di iklan-iklan TV maupun koran

Contoh stereotip seperti dalam berbisnis etnis Tionghua sering bermain curang dan suka menyuap
pihak penguasa untuk mendapatkan konsesi ekonomi sehingga membuat mereka cepat sukses, nyatanya
tidak semua etnis Tionghua begitu.

Prasangka

Prasangka adalah sikap, kepercayaan, perasaan, dan judgment negatif terhadap suatu kelompok
dan seluruh anggota kelompoknya . Prasangka merupakan "virus" dalam berpikir. Prasangka membuat
seseorang tidak menyukai seluruh orang dalam ras, suku, dan agama tertentu, sehingga menganggap
mereka lebih rendah daripada manusia.

Prasangka terbentuk karena pikiran dan perasaan buruk terhadap kelompok tertentu akibat
pengaruh dari lingkungan atau pengalaman buruk terhadap seseorang pada suatu kelompok. Prasangka
memiliki fungsi heuristik (jalan pintas), yaitu langsung menilai sesuatu tanpa memprosesnya secara
terperinci dalam alam pikiran (kognisi) kita. Gunanya adalah agar kita tidak terlalu lama membuang
waktu dan energi untuk sesuatu yang telah terlebih dahulu kita ketahui dampaknya (Sarwono, 2006, h.
129).

Menurut John E. Farley, beliau mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori:

1. Prasangka kognitif yaitu prasangka yang bertumpu pada apa yang dianggap benar
2. Prasangka afektif yaitu prasangka yang menitik beratkan pada apa yang disukai dan apa yang tidak disukai
3. Prasangka konatif yaitu prasangka yang merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak

Menurut Baron & Byrne (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi prasangka

adalah :

a. Konflik langsung antar kelompok

Kompetisi sebagai sumber prasangka berdasarkan teori Realistic Conflict Theory yaitu Prasangka
muncul karena kompetisi antar kelompok sosial untuk memperoleh kesempatan atau komoditas yang
berharga yang berkembang menjadi kebencian, prasangka dan dasar emosi.

b. Pengalaman awal

beradasarkan Social Learning Theory yaitu prasangka dipelajari dan dikembangkan dengan cara
yang sama, seperti sikap yang lain yakni melalui pengalaman langsung dan observasi. Media massa juga
memainkan peran dalam perkembangan prasangka.

c. Kategorisasi sosial
efek kita versus mereka dan kesalahn atribusi utama yaitu kecendrungan untuk membuat kategori
sosial yang membedakan antara ingroup “kita” dengan outgroup “mereka”. Kecendrungan untuk member
atribusi yang lebih aik dan menyanjung anggota kelompoknya sendiri daripada anggota kelompok lain
terkadang dideskripsikan sebagai kesalahan atribusi utama yang sama seperti self serving bias hanya saja
terjadi dalam konteks antar kelompok. Kategori sosial ini menjadi prasangka dapat dijawab berdasarkan
teori identitas diri yaitu individu berusaha meningkatkan self esteem mereka dengan mengidentifikasi diri
dengan kelompok sosial tertentu.

d. Stereotype

yaitu kerangka berfikir yang terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok sosial
tertentu dan traits tertentu yang mungkin dimiliki oleh orang yang menjadi anggota kelompok. Stereotipe
mempengaruhi proses informasi sosial diproses lebih cepat danmudah diingat sehingga mengakibatkan
terjadinya seleksi pada informasi, informasi yang konsisten terhadap stereotip akan diproses, sementara
yang tidak sesuai akan ditolak atau diubah agar konsisten dengan stereotip.

e. Mekanisme kognitif lain dalam prasangka

Hubungan palsu dan homogenitas out-group yaitu kecendrungan melebih-lebihkan


penilaiantingkah laku negatif dalam kelompok yang relativ kecil. Hubungan palsu dan homogenitas out-
group yaitu kecendrungan untuk mempersepsikan orang dari kelompok lain yang bukan kelompoknya,
lawan dari kecendrungan tersebut adalah in-group yaitu kecendrungan untuk mepersepsikan anggota
kelompoknya dalam menunjukkan keragaman yang lebih besar satu sama lain.

f. Komformitas

Menurut Myers (2012) prasangka sebagian besar dipertahankan oleh ketidakberdayaan. Jika
prasangka telah diterima secara sosial, banyak orang yang akan mengikuti jejak tersebut dengan
perlawanan yang lemah dan mengikuti kebiasaan yang ada. Tindakan mereka tidak terlalu
memperlihatkan keinginan untuk membenci, tetapi lebih sebagai tindakan karena adanya keinginan untuk
disukai dan diterima.

g. Bias dalam Kelompok (ingroup bias)

Menurut Myers (2012) bias kelompok menjadi salah satu faktor terjadinya prasangka kelompok,
yaitu kecendrungan untuk meyukai kelompok sendiri. Definisi kelompok mengenai siapa diri anda, apa
jenis kelamin anda, ras, agama, status pernikahan, jurusan dalam pendidikan, semua mengimplikasi suatu
definisi siapa yang bukan diri anda. Semakin dekat dengan milik mereka (kelompok), segala hal terlihat
semakin baik. Semakin jelas adanya lingkaran dalam kelompok untuk melibatkan “kita” (kelompok
dalam) dan mengeluarkan “mereka” (kelompok luar).

Contoh, orang yang lebih kaya tetapi jarang bergabung dalam kegiatan sosial mungkin akan dinilai
sebagai orang yang kikir dan sombong. Prasangka ini jelas saja bisa menimbulkan situasi yang lebih
negatif lagi.
Diskriminasi

Diskriminasi adalah perilaku khusus yang buruk terhadap kelompok tertentu . Diskriminasi pada
umumnya dilakukan akibat pengaruh dari prasangka. Diskriminasi cenderung dilakukan oleh kelompok
mayoritas terhadap kelompok minoritas.

Menurut Agung Tri Haryanto dan Eko Sujatmiko dari buku Kamus Sosiologi (2012), diskriminasi
adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan
kepentingan tertentu.

Tindakan diskriminasi yang terjadi dalam masyarakat umum disebabkan oleh dua hal, yaitu
prasangka dan stereotip. Bentuk diskriminasi yang sering dilakukan dalam kehidupan masyarakat adalah
rasisme dan seksisme. Rasisme adalah paham bahwa ras diri sendiri adalah yang paling unggul, ras
lainnya diapandang sebagai ras yang rendah.

Seksisme merupakan tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.
Dalam hal ini, kecerdasan dan kekuatan fisik laki-laki dianggap lebih tinggi daripada perempuan. Contoh
tindakan seksisme adalah anggapan bahwa perempuan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Karena
peran perempuan dibatasi hanya pada ranah domestik, seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah,
mengurus anak, dan lain-lain.

Menurut Liliweri (2005), secara umum diskriminasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
 Diskriminasi langsung. Tindakan membatasi suatu wilayah tertentu, seperti
pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum, dan sebagainya dan juga terjadi
manakala pengambil keputusan diarahkan oleh prasangka-prasangka terhadap
kelompok tertentu.
 Diskriminasi tidak langsung. Diskriminasi tidak langsung dilaksanakan melalui
penciptaan kebijakan-kebijakan yang menghalangi ras/etnik tertentu untuk
berhubungan secara bebas dengan kelompok ras/etnik lainnya, yang mana
aturan/prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak tampak
dan mengakibatkan kerugian sistematis bagi komunitas atau kelompok masyarakat
tertentu.
Sedangkan menurut Fulthoni dkk (2009), berdasarkan diskriminasi yang sering terjadi di
masyarakat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Diskriminasi berdasarkan suku/etnis, ras, dan agama/keyakinan.
 Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis
kelamin). Contohnya, anak laki-laki diutamakan untuk mendapatkan akses
pendidikan dibanding perempuan; perempuan dianggap hak milik suami setelah
menikah; dan lain-lain (dll).
 Diskriminasi terhadap penyandang cacat. Contoh: penyandang cacat dianggap
sakit dan tidak diterima bekerja di instansi pemerintahan.
 Diskriminasi pada penderita HIV/AIDS. Contoh: penderita HIV/AIDS dikucilkan
dari masyarakat dan dianggap sampah masyarakat.
 Diskriminasi karena kasta sosial, Contoh: di India, kasta paling rendah dianggap
sampah masyarakat dan dimiskinkan atau dimarjinalkan sehingga kurang
memiliki akses untuk menikmati hak asasinya.

Menurut Unsriana (2011), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
diskriminasi, antara lain yaitu sebagai berikut:

 Mekanisme pertahanan psikologi (projection)


 Kekecewaan
 Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri
 Sejarah
 Persaingan dan eksploitasi
 Corak sosialisasi

Hubungan prasangka stereotip, dan diskriminasi

Stereotipe adalah generalisasi yang berlebihan terhadap seseorang berdasarkan


sifat-sifat yang ada pada kelompoknya (ras, suku, atau agamanya). Orang yang memiliki
kebutuhan berpikir (need for cognition) yang rendah lebih sering berpikir menggunakan
stereotip. Stereotip tidak selalu bersifat negative akan tetapi apabila dipengaruhi dengan
prasangka, stereotip akan pasti bersifat negatif. Prasangka adalah sikap, kepercayaan, perasaan,
dan judgment negatif terhadap suatu kelompok dan seluruh anggota kelompoknya. Prasangka
membuat seseorang tidak menyukai seluruh orang dalam ras, suku, dan agama tertentu, sehingga
menganggap mereka lebih rendah daripada manusia. Kuatnya prasangka dalam berpikir dapat
mendorong seseorang melakukan diskriminasi. Diskriminasi adalah perilaku khusus yang buruk
terhadap kelompok tertentu . Diskriminasi pada umumnya dilakukan akibat pengaruh dari
prasangka.

Anda mungkin juga menyukai