PSIKOLOGI SOSIAL
DOSEN PEMBINA
Prof. Dr. Firman, M,S,. Kons.
OLEH :
Yunia Ritika (21006102)
Prasangka adalah sikap (biasanya negatif) kepada anggota kelompok tertentu yang
semata-mata didasarkan pada keanggotaan mereka dalam kelompok (Baron & Byrne,
1991). Misalnya karena pelaku pemboman di Bali adalah orang Islam yang berjanggut
lebat, maka seluruh orang Islam, terutama yang berjanggut lebat, dicurigai memiliki
itikad buruk untuk menteror.Sementara itu, Daft (1999) memberikan definisi prasangka
lebih spesifik yakni kecenderungan untuk menilai secara negatif orang yang memiliki
perbedaan dari umumnya orang dalam hal seksualitas, ras, etnik, atau yang memiliki
kekurangan kemampuan fisik.Soekanto (1993) dalam „Kamus Sosiologi‟ menyebutkan
pula adanya prasangka kelas, yakni sikap-sikap diskriminatif terselubung terhadap
gagasan atau perilaku kelas tertentu. Prasangka ini ada pada kelas masyarakat tertentu dan
dialamatkan pada kelas masyarakat lain yang ada didalam masyarakat. Sudah jamak kelas
atas berprasangka terhadap kelas bawah, dan sebaliknya kelas bawah berprasangka
terhadap kelas atas. Sebagai contoh, jika kelas atas mau bergaul dengan kelas bawah
maka biasanya kelas atas oleh kelas bawah dicurigai akan memanfaatkan mereka. Bila
kelas bawah bergaul dengan kelas atas dikira oleh kelas atas akan mencuri dan
sebagainya.
4. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak
menyenangkan.
5. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum
atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu. Misalnya orang yang selalu
berprasangka terhadap satatus ibu tiriatau anak tiri
2.3 Perbandingan Prasangka,Propaganda Kompleks (Tekanan),Dan Desas-Desus
1. Prasangka
Dalam prasangka itu tiap-tiap situasi yang bersangkut paut dengan cara-cara
yang sama, misalnya: seseorang yakin bahwa suatu suku atau ras rendah
derajatnya atas dasar keyakinan ini, maka segala pengalaman yang diperoleh
orang tersebut mengenai suku itu dipandang atau ditafsirkan dari segi keyakinan
tersebut, maka akibatnya orang tidak mahu tahu terhadap kenyataan- kenyataan
yang tidak sesuai dengan prasangka itu.
2. Propaganda
Propaganda adalah alat untuk membuat orang lain menjadi yakin akan
kebenaran suatu cita- cita. Adapun maksud utama dan propaganda ialah
menarik perhatian dan mencari penganut untuk menjadi pembela dan pejuang,
agar cita-cita itu dapat tercapai.
3. Kompleks
4. Desas-Desus
Desas-desus adalah suatu gejala sosial psikologis yang sangat menarik
perhatian bagi ahli psikologi, karena:
-Selalu terjadi dimana saja.
-Mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat
2.4 Hubungan Antara Prasangka,Rasisme Dan Diskriminasi
a) Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi adalah perilaku negatif terhadap orang lain yang menjadi target
prasangka.Merasa tidak nyaman jika duduk di samping target prasangka
menunjukkan bahwa seseorang memiliki prasangka, namunmemutuskan untuk
pindah tempat duduk untuk menjauhi target prasangka adalah sebuah diskriminasi.
b) Bentuk Diskriminasi
Menolak untuk menolong orang lain (reluctance to help) yang berasal dari
kelompok tertentu sering kali dimaksudkan untuk membuat kelompok lain
tersebut tetap berada dalam posisinya yang kurang beruntung.Selain itu,menolak
untuk menolong adalah ciri-ciri dari diskriminasi rasial yang nyata.Penelitian
eksperimen dari Gaertner dan Dovidio (1977 dalam Vaughan dan Hogg,2005)
menunjukkan bahwa orang kulit putih lebih menolak untuk menolong confederate
kulit hitam daripada confederate kulit putih dalam situasi darurat.
Tokenisme
Rekategorisasi