Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 9

TEKNIK LABORATORIUM KONSELING

“Ajakan Memikirkan Sesuatu yang Lain, Menyimpulkan Pembicaraan, serta


Pemberian Informasi”

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Taufik, M.Pd. Kons.
Dr. Yarmis Syukur, M.Pd. Kons.
Lisa Putriani, M.Pd. Kons.
Soeci Izzati Adlya,S.Pd,M.Pd

YUNIA RITIKA
21006102

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
Ajakan Memikirkan Sesuatu yang Lain, Menyimpulkan Pembicaraan, serta
Pemberian Informasi

A. Ajakan Memikirkan Sesuatu yang Lain

Dalam proses layanan konseling, adakalanya klien mengatakan sesuatu yang isinya
mengarahkan konselor untuk mengambil kesipulan bahwa pengaliha pokok pembicaraan
akan memberikan hasil yang lebih baik. Daripda secara tiba-tiba mengubah arah
pembicaraan yang mungkin dapat membuat klien menjadi bingung, lebih baik konselor
mengajak klien memikirkan sesuatu yang lain.
Dalam Taufik (2021) Kadang kala dalam membahas keinginan klien untuk mencapai
sesuatu sudah terbentur,dalam arti banyak kendala yang akan dihadapi atau tidak mungkin
diwujudkan. Dalam kondisi ini konselor dapat menawarkan alternative lain yang setara
atau mendekati keinginan klien. Misalnya apabila klien terbentur tidak dapat mengikuti
pendidikan dokter yang dicita-citakannya karena faktor biaya,maka konselor dapat
menawarkan klien untuk menjadi bidan atau perawat.
Ajakan memikirkan yang lain merupakan suatu tekhnik yang digunakan apabila
konseling mengalami jala buntu. Ajakan memikirkan sesuatu yang lain digunakan apabila
klien bersikukuh dengan pendapatnya sementara kemugkinan untuk itu sulit dan susah
untuk didapatkan.

B. Menyimpulkan Pembicaraan

Menyimpulkan proses menyatukan semua yang telah dikomunikasikan semua bagian


tertentu atau seluruh pertemuan layanan konseling. Dengan menyimpulkan itu, konselor
dan juga klie bersama-sama berusaha untuk mengangkat pokok-pokok utama dari masalah
yang dibicarakan dengan mengemukakan apa yang sudah dikerjakan (dijelajahi) dan apa
yang belum. Ketika menyimpulkan, konselor harus berusaha menggaris bawahi hal-hal
yang sangat menonjol, menyatakan dalam bahsa yang mudah dimengerti dan sederhana
dan memberikan tanggapan terhadap sampai sejauh mana ketepatan kesimpulan yang telah
dibuat.
Pada akhir sesi konseling, koselor membantu klien untuk menyimpulkan hasil
pembicaraan yang menyangkut:
1. bagaimana keadaan peasaan klien pada saat ini terutam mengenai kecemasan;
2. memantapkan rencana klien;
3. pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikut. Misalnya
konselor berkata kepada klien “apakah sudah dapat kita buat kesimpulan akhir”
Menurut Munro (1979), Menyimpulkan merupakan suatu proses menyatukan semua
yang telah dikomunikasikan selama bagian tertentu atau seluruh pertemuan konseling.
Dengan menyimpulkan itu, konselor dan klien bersama-sama berusaha mengangkat
pokok-pokok utama dari masalah yang dibicarakan dengan mengemukakan apa yang
sudah dikerjakan (dijelajahi) dan apa yang belum.
Menyimpulkan secara alami merupakan untuk mengakhiri atau menutup satu bagian
atau tahap pembicaraan tertentu atau untuk memulai sesuatu yang baru. Membuat
kesimpulan tidak harus dilakukan oleh penyuluh, tetapi sering lebih efektif bila dilakukan
oleh klien. Hal ini memungkinkan penyuluh memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang pandangan klien terhadap berbagai hal dan membantu klien melihat kemajuan-
kemajuan apa yang telah dicapainya. Ketika menyimpulkan, konselor harus berusaha
menggarisbawahi hal-hal yang sangat menonjol, menyatakannya dalam bahasa yang
mudah dimengerti dan sederhana, dan akhirnya memberikan tanggapan terhadap sampai
sejauh mana ketetapan kesimpulan yang dibuat itu.
Tujuan dari menyimpulkan pembicaraan adalah sebagai berikut:
1. memberikan kesempatan kepada Klien untuk mengambil kilas balik dari hal-
hal yang telah dibicarakan;
2. menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap;
3. meningkatkan kualitas diskusi;
4. mempertajam fokus pada wawancara konseling.
Dalam Hariastuti dan Darminto (2007: 44) mengemukakan langkah-langkah dalam
menyimpulkan pembicaraan adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan dan mengingat pesan atau serangkaian pesan klien dengan
cara menyatakan kembali dalam hati. Hal ini dapat dilakukan dengan
bertanya dalam diri “Apa yang telah dikatakan atau dilakukan klien?”
2. Mengidentifikasi beberapa pola, tema, atau unsur ganda yang tampak jelas
dalam pesanpesan klien. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan dalam
diri sendiri “Apa yang selalu diulang-ulang klien?”
3. Memilih kata pembuka rangkuman yang tepat, apakah menggunakan kata
“Anda” atau nama klien dan menyesuaikan dengan kata-kata yang diucapkan
klien.
4. Gunakan pilihan kata yang menggambarkan tema atau gabungan unsur-unsur
pesan, lalu ungkapkan sebgai respon rangkuman.
5. Memeriksa keefektifan rangkuman dengan cara mendengarkan atau
mengamati respon klien, apakah ia memperkuat atau menayangkal tema yang
dinyatakan koselor dalam rangkuman

C. Pemberian Informasi
Memberikan iformasi kepada klien sama halnya dengan memberikan nasehat, yaitu
jika diminta oleh klien. Namun, tidak semua permintaan informasi harus dilayani, akan
tetapi harus mempertimbangkan kondisi klien dan penting apa tidaknya informasi yang
diminta. Disamping itu, konselor juga harus dapat mengukur kemampuannya dalam
berbagai jenis informasi. Misalnya: apakah mungkin seorang konselor sekolah
mengetahui seluk beluk sekolah penerbangan, sekolah angkatan laut dan sebagainya. Itu
juga apabila konselor pernah memiliki mengenai informasi tersebut. Karena hal itu
sangat tidak baik bagi seorang konselor untuk memaksakan diri dalam memberikan
informasi yang kurang dikuasainya.
Layanan pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan
pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan
bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan
hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
Ada tiga alasan pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital
dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Pertama, siswa
membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam megambil ketentuan
mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku suatu jabatan
dimasyarakat. Kedua, pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berpikir
lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan peyesuaian diri daripada
mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam
lingkungan hidupnya. Ketiga, informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya
menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang kan berubah
dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
Data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan
atas tiga tipe dasar, yaitu :
1. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai
variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai
jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang
dimiliki pada waktu tamat.
2. Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerajaan yang ada dimasyarakat (fields of occupation),
menganai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation),
mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan mengenai sistem klasifikasi
jabatan, dan mengenai rosfek masa depan berkaita dengan kebutuhan riil
masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.
3. Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-
tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama
dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan
pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
KEPUSTAKAAN

Hariastuti, R., T & Darminto, E. 2007. Keterampilan-Keterampilan Dasar Dalam


Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Munro, E. A. Mathei, R. J. Small, J.J. 1983. Penyuluhan: Suatu pendekatan
berdasarkan keterampilan (Alih bahasa: Erman Amti). Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Taufik & Karneli, Y. 2017. Teknik Dan Laboratorium Konseling. Padang: BK FIP
UNP.

Anda mungkin juga menyukai