Dosen Pengampu :
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018
“PROSES PENULISAN PESAN BISNIS”
Dalam penulisan pesan baik itu berupa memo, surat, laporan atau presentasi hal ini
merupakan suatu proses penulisan. Karena dikatakan suatu proses maka proses ini terdiri dari
beberapa tahan, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan revisi (Bovee & Thill:104). Pesan
dapat disusun lebih cepat dan mudah apabila mengikui tahap tersebut.
1) Perencanaan
Dalam perencanaan pesan bisnis akan menentukan apa yang akan
dikomunikasikan. Pada hal tahap ini akan ditentukan hal-hal yang pokok atau
mendasar dari pesan tersebut. Seperti maksud komunikasi, penerima pesan, ide
pokok dan saluran yang digunakan.
2) Pengorganisasian
Tahap selanjutnya menuangkan pesan dalam bentuk tulisan dan dapat juga
diterapkan dalam bentuk lisan. Penyusunan dokumen dimulai dari menyusun
kata-kata, kalimat, paragraf, serta menentukan ilustrasi dan keterangan yang
dapat membantu mengekspresikan ide pokok.pada tah penyusunan
pengorganisasian ini terdiri dari dua tahap yaitu, mengorganisasikan pesan dnan
memformulasikan pesan.
3) Revisi
Pada tahap ini melakukan pemeriksaan kembali apakah pesan yang disusun sudah
mengekspresikan ide pokoknya. Pada tahap ini akan dilakukan periksa ulang
(direvisi) adalah isi pesan, susunan pesan, susunan kalimat dan tanda baca. Yang
meliputi kegiatan mengedit pesan, menulis ulang pesan, membuat pesan dan
mencoba pesan hingga pesan yang disusun jelas dan efektif.
Agar penggunaan waktu untuk menulis lebih efisien maka perlu dilakukan pembagian
waktu penulisan dengan perkiraan waktu merencanakan pesan 40%, menuliskan draf kasar
20%, dan merevisi 40% dari waktu total (Vik & Gilsdorf:19).
2. PENENTUAN TUJUAN
Secara umum tujuan pesan bisnis adalah untuk menjaga goodwill perusahaan dimata
audience atau untuk menciptakan impresi yang menyenangkan. Agar tugas-tugas tersebut
dilakukan dengan baik maka sebaiknya pertama harus menentukan tujuan dengan jelas.
1. Penentuan Tujuan
Pesan haus dinyatakan dengan jelas agar pengirim berharap audience memahami
ide pokok yang akan disampaikan. Dengan audience memahami ide pokoknya, akan
membantu komunikator dalam membuat beberapa keputusan penting seperti berikut:
(Bovee & Thill:106)
a. Untuk memutuskan apakah informasi akan disampaikan atau tidak
Sebelum pesan disampaikan sebaiknya perhatikan lagi apakah pesan
tersebut perlu disampaikan atau tidak. Apabila pesan yang akan
disampaikan tidak terlalu berpengaruh maka sebaiknya tidak perlu
disampaikan, tetapi apanila pesan tersebut sangat berpengaruh maka pesan
itu segera disampaikan atau diteruskan.
b. Untuk menanggapi audience
Dalam menanggapi audience cara terbaiknya adalah dengan memahami
maksud dan motif mereka. Apabila seseorang meminta pesan/informasi
perhatikan beberapa pertanyaan berikut. Apa tujuan orang tersebut meminta
informasi? Apa yang ia harapkan? Apa yang ingin ia ketahui? Dengan
menjawab pertanyaan ini akan menjamin apa yang diinginkan audience
dapat terpenuhi.
c. Untuk memfokuskan pada isi
Menetapkan tujuan pesan dengan jelas akan membantu memusatkan pada
isi pesan. Dengan demikian komunikator tidak memberikan informasi
yangberlebih, yang kemungkinan besar tidak dibutuhkan oleh audience.
Untuk itu sebaiknya komunikator hanya menyampaikan informasi yang
penting dan relevan saja.
d. Untuk menetapkan saluran dan media
Tujuan pesan akan mempengaruhi penentuan saluran yang akan digunakan
untuk menyampaikan pesan dan penentuan media yang digunakan.
2. Tujuan Komunikasi Bisnis
Secara umum tujuan komunikasi bisnis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
memberi infomasi, persuasi atau membujuk, dan untuk melakukan kolaborasi dengan
audience. Tujuan ini akan menentukan seberapa tingkat partisipasi audience yang
diharapkan dan tingkat pengendalian yang dimiliki dalam memberikan pesan.
3. ANALISIS AUDIENCE
Audience baik pembaca maupun pendengar dari surat, memo, laporan, atau presentasi
dapat manajer, atasan, rekan kerja, bawahan, klien dan masyarakat umum. Orang-orang
tersebut mempunyai perbedaan dalam hal pemahaman topik yang diinformasikan. Untuk itu
komunikator perlu memperhatikan faktor audience ini.
Menyusun profil audience bergantung apakah audience sudah dikenal baik atau
belum. Apabila audience sudah dikenal dengan baik, maka penyusunan profil audience
menjadi mudah, namun kalau belum kenal sama sekali akan sulit. Berikut ini
merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk membantu menganalisis audience
(Vick & Gilsdorf:6).
a. Siapa audiencenya ?
Berapa banyak ? apa pendidikan mereka ? jabatan atau tingkatan
manajemen apa yang mereka pegang ? kesemuanya ini akan menjawab
siapa audiencenya. Apabila audiencenya berbeda, maka akan menetukan
pesan seperti apa yang akan dikirim.
b. Informasi apa yang telah mereka miliki ?
Jangan memberikan informasi dimana informasi tersebut telah diketahui
oleh audience, atau bahkan audience mempunyai pemahaman yang lebih
baik dari kita.
c. Seberapa banyak informasi yang mereka butuhkan
Dalam praktiknya ada kecenderungan untuk memberikan informasi yang
lebih banyak dan lebih rinci dari yang diperlukan.
d. Informasi teknikal apa yang mereka pahami ?
Pada umumnya auience sudah mempunyai pemahaman akan istilah teknis
tertentu. Jangan berdebat mengenai istilah teknis yang telah mereka ketahu
atau biasa digunakan. Tetapi ikutilah istilah teknis yang telah mereka
gunakan. Gunakan kata yang umum, dan berikan penjelasan terhadap istilah
teknis yang digunakan.
e. Apa/bagaimana sikap mereka terhadap pesan ?
Apabila audience mempunyai sikap setuju terhadap pesan, gunakan
directmassage, tetapi apabila bersifat negatif gunakan indirect massage.
f. Apa hubungan komunikator dengan audience?
Hubungan dalam organisasi yang berbeda akan membutuhkan pesan yang
berbeda.
g. Tindakan apa yang diharapkan dari audience setelah menerima pesan ini ?
Dengan memahami tindakan yang diharapkan, akan membantu
memfokuskan dan mengatur/menyusun pesan untuk mendapatkan tindakan
yang diharapkan.
2. Pembatasan Cakupan
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan dalam praktiknya adalah yang paling banyak digunakan.
Karena komunikasi lisan mempunyai beberapa kelebihan. Pertama,
kemampuannya untuk memberikan umpan balik (feedback) dengan segera.
Kedua, dengan membuat audience merasa lebih nyaman. Ketiga, lebih
sesuai menyampaikan informasi yang kontroversial karena reaksi audience
dapat dibaca dari simbol-simbol non verbal. Terakhir, saluran ini digunakan
untuk penyampaian pesan yang sifatnya sederhana dan audience tidak perlu
catatan permanen.
b. Komunikasi Tertulis
Kelebihan komunikasi tertulis yaitu pertama, komunikator mempunyai
kesempatan untuk merencanakan pesan yang akan disampaikan. Kedua,
apabila pesan yang disampaikan bersifat kompleks, maka komunikasi
tertulis ini dapat menyampaikan informasi dengan baik. Ketiga, apabila
antara komunikator dengan audience membutuhkan bukti permanen sebagai
referensi dimasa yang akan datang, maka komunikasi harus ditulis.
Keempat, apabila jumlah audience banyak dan menyebar, maka yang paling
efektif adalah dengan tertulis dan menyampaikannya ke audience tersebut.
c. Komunikasi Elektronik
Teknologi baru menghasilkan jumlah pilihan komunikasi yang selalu
meningkat. Apa yang sebaiknya dipilih manajer diantar alternatif media
pada komunikasi elektronik dalam menggunakan kerangka konseptual
untuk menentukan saluran komunikasi. Saluran yang digunakan didasarkan
pada:
1) Keterbatasan umpan balik seketika
2) Kemampuan untuk menyampaikan isyarat-isyarat ganda, seperti
gerakan tubuh, nada suara dan raut muka.
3) Penggunaan bahasa alamiah untuk menyampaikan hal-hal yang pelik
4) Fakus pribadi yang memungkinkan.
Organisasi pesan yang baik adalah apabila semua elemen disatukan dalam suatu
pola yang koheren (bertalian secara logis).organisasi pesan yang baik dapat menjamin
keberhasilan pesan tersebut. Masalah yang dihadapi komunikator adalah bagaimana
menunjukkan bahwa infrmasi dalam bentuk yang sesuai dengan penerimanya. Untuk
itu ada sejumlah pola pengorganisasian yang dapat membantu komunikator
menujukkan informasi berdasarkan waktu,space, dan urutan logis.
a. Urutan waktu
Apabila urutan kejadian atau aktivitas merupakan inti dari tujuan pesan,
misalnya untuk menceritakan latar belakang atau sejarah dilakukan program
pelatihan computer untuk karyawan, maka urutan waktu atau kronologis
penting. Urutan waktu ini juga penting untuk menggambarkan
perkembangan sutu proyek dan dalam memberikan instruksi. Di sini
informasi yang paling baik ditunjukkan dalam urutan waktu atau
krnologinya.
b. Urutan ruang (spatial)
Jika suatu pesan menekankan pada bentuk atau deskripsi fisik, komunikator
dapat membuat audience melihat apa yang penting dengan menggunakan
spasial. Contoh dalam instruksi pengoperasian computer, untuk
menjelaskan “power computer” bentuknya seperti apa dan letaknya dimana,
harus dipilih kata-kata yang jelas. Penjelasan dapat dilakukan dengan
menunjukkan bentuknya segi empat, le diskdrive, dan segiempat tersebut
terlatak secara horizontal.
c. Urutan Logis
Untuk mempresentasikan ide atau analisis dari suatu masalah, komunikasor
harus memutuskan bagaimana menghubungkan pikiran audience . Yang
sering dilakukan adalah dengan mengkaji ulang materi dan aspek-aspek
yang berhubungan dengan urutan logis, mulai dari pembukaan, isi, dan
penutup atau kesimpulan. Urutan ini nampak jelas pada komunikasi tertulis,
namun pada komunikasi lisanpun sebaiknya digunaka urutan pembukaan,
isis, dan penutup.
Pada dasarnya untuk dapat mengorganisasikan pesan dengan baik diperlukan dua
proses atau tahapan. Pertama mendefinisikan dan mengelompokkan ide-ide. Kedua
dengan mengatur dan menyelesaikan ide-ide yang berkaitan secara logis (Bovee &
Thill:132).
Pendekatan langsung atau sering disebut metode deduktif apabila ide-ide pokok
diletakkan terlebih dahulu, baru diikuti dengan bukti-bukti. Pendekatan tidak langsung
atau disebut metode induktif merupakan metode penulisan pesan dengan menunjukkan
bukti-bukti terlebih dahulu., baru menunjukkan ide pokok.
Reaksi audience terhadap pesan yang diterima dibedakan menjadih tujuh yaitu :
ingin sekali,tertarik, suka, netral,tidak suka, netral,tidak suka (displease), tidak tertarik,
enggan. Pendekatan langsung sebaiknya diterapkan apabila audience yang bersifat
reseptif terhadap pesan, seperti:ingin sekali, tertarik, suka/silakan , netral. Apabila
audience bersifat resistan terhadap pesan dengan reaksi:tidak suka, tidak tertarik, dan
enggan sebaiknya digunakan pendekatan tidak langsung.
1. Konsep Awal
Konsep awal ini merupakan inti dari penyusunan pesan. Pada saat membuat
konsep awal, biasanya belum merupakan pengungkapan ide pokok yang sempurna.
Yang perlu diingat, tuangkan ide-ide yang ada dipikiran kedalam kertas secepat
mungkin. Mengapa harus dituangkan secepat mungkin? Agar ide pokok tidak segera
terlupakan. Selanjutnya tersedia waktu yang cukup untuk merevisi dan mengganti ide
pokok yang kurang sesuai.
Proses penyusunan akan lebih mudah apabila gambaran mengenai apa yang akan
dikatakan dan untuk tujuan apa sudah ditentukan lebih dahulu. Pada prinsipnya langkah
selanjutnya hanyalah merupakan perbaikan atau penambahan dari ide pokok.
Beberapa hal yang akan dibahas secara lebih rinci disini adalah gaya, hubungan
yang ingin dinyatakan dalam pesan, penggunaan sikap, menekankan sifat positif,
menekankan kredibilitas, dan sikap santun.
a. Gaya
Gaya (style) meruapakan cara seseorang menggunakan kata untuk
mencapai suatu tekanan (tone) tertentu atau untuk mendapatkan impresi
secara umum.disini dapat dilihat beberapa gaya baik dalam penyusunan
kalimat maupun pengguna kata-kata, untuk menunjukkan apakah pesan
yang dikirim Nampak menekan atau pasif, bersifat personal atau umum,
colorful atau colorless. Pilihan mana yang merupakan terbaik tergantung
pada sifat pesan yang dibuat dan hubungan audience dengan komunikator
b. Hubungan yang ingin dinyatakan dalam pesan
Langkah pertama untuk mendapatkan penekanan (tone) yang tepat dalam
komunikasi bisnis adalah memperhatikan apa hubungan komunikator
dengan audience? Termasuk di sini siapa mereka? Bagaimana status
mereka? Apa pengalaman mereka? Apa pendidikan mereka? Meskipun
berbagai situasi mebutuhkan penekanan yang berbeda-beda, namun dalam
komunikasi bisnis tidak boleh kaku. Untuk mencapai suatu kesan atau
hubungan yang sangat, namun tetap dengan penekanan bisnis, dapat
menggunakan petunjuk sebagai berikut (Bovee & Thill: 144).
Jangan terlalu akrab atau familiar
Gunakan humor secara cermat/hati-hati
Jangan merayu orang lain
Jangan berkhotbah
Jangan membual
Jadilah diri sendiri
c. Penggunaan sikap
Setelah dapat menentukan bagaimana hubungan komunikator dengan
audience, komunkator tetap harus selalu memusatkan perhatian pada
audience. Dengan memusatkan perhatian pada audience, maka audience
dapat dipahami mereka dengan mata kepala. Dalam hal ini komunikator
dapat mengandaikan atau bersikap bahwa dirinya adalah audience tersebut.
Sehingga apa pesan yang akan disampaikan, disesuaikan menjadi pesan apa
yang dibutuhkan seandainya dirinya yang menjadi audience.
d. Menekankan sikap positif
Cara lain untuk menunjukkan sensitivitas pesan yang dikirim adalah dengan
menekankan sisi positif dari pesan yang dibuat. Jelaskan apa yang telah
dilakukan, apa yang dapat dialkukan. Contohnya, “pesanan anda akan
samapi pada hari senin depan”. Penekanan pada hal-hal yang positif ini juga
berlaku apabila akan memberikan kritikan atau saran. Tekankan pada hal-
hal positif, jangan mencela orang atau menunjukan kesalahan orang.
Sebagai contoh: kinerja karyawan rendah, karena menerapkan manajemen
otoriter. Saran yang diberikan adalah: inerja karyawan dapat ditingkatkan
dengan mengikutsertakan peran serta karyawan dalam pembuatan
keputusan”.
e. Menekankan kredibilitas
Komunikator harus menjaga kredibilitasnya dimata audience, sehingga
pesan yang disampaikan diterima atau dipercaya. Kredibilitas menunjukkan
layak tidaknya seseorang dipercaya. Apabila audience mempunyai persepsi
bahwa komunikator tidak layak dpercaya. Maka komunikator tersebut
dimata audience tidak kredibel dalam penyampaian pesan. Apabila
audience dan komunikator belum saling kenal atau baru pertama bertemu,
kredbilitas komunikator diperoleh dari informasi pihak ketiga atau dari
kesan pertama yang mereka tangkap, namun apabila komunikator dan
audience sudah saling mengenal dengan baik. Kredibilitas akan ditentukan
oleh interaksi yang terjadi selama ini. Bagaimana meningkatkan kredibilitas
komunikator dimata audience? Berikut ini beberapa petunjuk untuk
meningkatkan kredibilitas komunikator (Bovee & Thill:149).
Tunjukkan bahwa komunikator memahami situasi yang dialami
audience
Nyatakan kredibilitas diri kita sendiri
Dukung klim (claim) dengan bukti
Gunakan kata-kata yang mengambarkan rasa percaya diri
Percaya pada diri sendiri dan informasi yang kita buat
f. Bersikap Santun
Penekanan (tone) dari pesan bisnis yang terbaik adalah sealu sopan. Dengan
bersikap sopan, menunjukkan komunikator mempunyai perhatian yang
besar terhadap kebutuhan dan perasaan audience. Bahkan pada saat
seseorang ditekan dan menerima perlakuan kasar, komunikasi bisnis tetap
menyarankan untuk bersikap sopan.
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam penulisan pesan bisnis, yaitu tahap revisi pesan
bisnis atau perbaikan pesan bisnis. Tahap revisi diperlukan untuk menjamin bahwa pesan
yang direncanakan dan disusun tidak terjadi kesalahan, kekurangan, kelebihan, atau
ketidaktepatan dalam penulisan. Proses revisi membutuhkan tenaga dan disiplin yang tinggi,
karena adanya kecenderungan manusia untuk tidak melakukan perubahan terhadap apa yang
telah dipikirkan dan dituliskan dengan waktu yang panjang. Untuk mengatasi hal itu, dapat
dilakukan dengan mengambil jarak waktu antara perencanaan dan penyusunan pesan dengan
waktu perbaikan. Dengan demikian pikiran sudah lebih terbuka dengan hal-hal baru, ide-ide
baru, dan sesuatu yang mengakibatkan seseorang melakukan revisi terhadap apa yang telah
dituliskan.
Dengan tahap revisi ini akan dibahas secara berturut-turut mengenai edit pesan, menulis
ulang pesan, memproduksi pesan, dan prof pesan.
1. EDIT PESAN
Tahap pertama didalam merevisi pesan bisnis adalah edit pesan. Hal terpenting didalam
tahap ini adalah edit atau evaluasi isi dan organisasi pesan. Selain itu, dilanjutkan dengan
evaluasi gaya bahasa dan keterbacaan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi penilaiaan kata.
Pesan yang telah ditulis perlu dievaluasi. Untuk mengevaluasi efektivitas suatu
pesan bisnis, dilakukan dengan membaca keseluruhan pesan secara cepat/sepintas. Dari
pembacaan secara cepat akan diperoleh gambaran pesan tersebut secara menyeluruh,
saat itulah proses evaluasi berlangsung. Pada saat evaluasi pesan, pusatkan perhatian
pada isi dan pengorganisasiannya.
Evaluasi isi pesan menyangkut apakah materi-materi yang perlu, penting, dan
relevan telah tercakup dalam pesan tersebut. Meskipun suatu pesan perlu informasi
pendukung dan data-data tambahan, namun jangan memasukkan materi yang tidak
perlu, tidak penting, dan tidak relevan ke dalam pesan bisnis.
Pada saat yang sama, perlu dilakukan pemeriksaan sekali lagi apakah pesan-pesan
yang disampaikan sudah jelas dan dapat dipahami oleh audience (readable). Mengapa
demikian? Karena komunikator mengnginkan audience dapat memahami pesan dengan
usaha seminimal mungkin. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterbacaan
(readability) pesan meliputi jumlah kata, penggunaan kalimat aktif, noun clumps,
panjang kalimat dan paragraph, dan menggunakan white space (Vik & Gilsdrof:75).
Berbedak dengan Vik dan Gilsdrof, Bovee dan Thill mengemukakan bahwa untuk
memudahkan audience memahami pesan, dapat dibuat judul, subjudul, indentasi, huruf
tebal, garis bawah, garis miring, tabel, gambar, dam penataan tertentu (Bovee & Thill:
160).
Pemilihan kata merupakan cara memilih kata-kata yang akan digunakan untuk
mencurahkan ide pokok ke dalam kalimat. Kata-kata yang dipilih harus mampu
mengungkapkan ide pokok yanng terkandung dalam pean bisnis. Pemilihan kata yang
akan digunakan harus memperhatikan dua aspek yakni: correctness dan effectiveness
(Bovee & Thill: 161)
Pemilihan kata-kata yang tepat juga menggunakan lima prinsip dasar pemilihan
kata sebagai berikut (Vik & Gilsdrof: 85):
Dalam penulisan ulang pesan ini, akan dibahas bagaimana membuat kalimat yang
efektif, dan bagaimana menyusun paragraph yang koheren.
Kalimat merupakan salah satu alat untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Setiap kalimat akan berisi subyek dan predikat. Subyek menunjukkan siapa atau apa
yang dibahas oleh predikat, dan biasanya berupa kata benda (noun). Subyek merupakan
topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan. Predikat menjelaskan apa
yang dilakukan oleh subyek. Predikat ini biasanya berupa kata kerja atau merupakan
beberapa kata (related words).
Selanjutnya adalah apa yang dimaksud dengan kalimat yang efektif? Kalimat
efektif yaitu kalimat yang dengan sadar dan sengaja dan disusun untuk mencapi daya
informasi yang tepat dan baik (Djoko Purwanto: 61). Untuk menyusun kalimat yang
efektif perlu memperhatikan tiga hal, yaitu: kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan
hubungan yang logis.
Selain itu, perlu dipahami bahwa jenis kalimat dapat dibedakan menjadi tiga,
yakni: kalimat sederhana, kalimat majemuk, dan kalimat yang kompleks. Pada masing
– masing jenis kalimat, akan diberikan contohnya dengan menggunakan kalimat yang
efektif.
Suatu paragraf terdiri dari topik, kalimat penjelas (related sentence), dan kalimat
antara atau peralihan (Bovee & Thill: 177). Suattu topik akan menunjukkan sbyek dari
paragraf tersebut dan menunjukkan bagaimana paragraf akan akan dikembangkan.
Berikut ini contoh-contoh topik.
a. Ilustrasi
b. Perbandingan
c. Sebab akibat
d. Klasifikasi
e. Pemecahan masalah
3. MEMPRODUKSI PESAN
1. Mendisain Elemen
Meskipun yang terpentig dalam pesan adalah ide pokok, namun dalam
komunikasi bisnis masalah desain elemen ini juga mendapat perhatian. Mengapa
demikian? Karna desain elemen akan memberikan visualisasi (penampakan) yang lebih
menarik dan udah dipahami. Desain elemen ini akan mencakup hal seperti: white space,
headings, cetak tebal, cetak miring, garis tepi, dan pilihan huruf.
2. Mendesain keputusan
a) Konsistensi
Desain yang telah dipilih harus digunakan secara konsisten. Dalam hal ini
termasuk konsisten dalam penggunaan margin, jenis huruf, ukuran huruf,
spasi, cetak tebal, cetak miring, dll.
b) Keseimbangan
c) Keterbatasan
d) Rincian
Perhatikan seberapa rinci desain harus dibuat. Desain yang terlalu rinci
justru akan membingungkan. Namun kalau terlalu umum atau global,
membuat pesan bersifat datar, tanpa penekanan-penekanan tertentu
4. PROF PESAN
Setelah menuliskan pesan dari awal sampai akhir, yakni setelah puas dengan isi dan
struktur pesan, gaya dan keterbacaan, pilihan kata, dan penyusunan paragraf, langkah
selanjutnya adalah memproduksi pesan tersebut ke dalam bentuk yang memungkinkan untuk
melihat penampilan pesan.
Apa yang dilakukan untuk melakukan revisi ini pesan akhir ini? Yang pertama adalah
formatnya. Disini mencakup margin, spasi, nomor halaman, dan heading. Selain itu, juga
dilakukan pengecekan terhadap kesealahan penggunaan huruf dalam kata-kata maupun
keselarasan kalimat
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 1989. KAMUS KOMUNIKASI. Bandung : PT. Mandar Maju.