Anda di halaman 1dari 15

KONSELING GIZI

“Tahapan Melakukan Konseling Gizi”


Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konseling Gizi
dengan dosen pengampu I Ketut Kencana, SKM ., M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 8
1. Ni Kadek Adelia Candra Dewi (P07131121026)
2. Ni Kade Elina Susanti (P07131121031)
3. Ni Made Icha Yustianingsih
4. Ni Kadek Dini Anggreni

Halaman Cover

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PROGRAM DIPLOMA TIGA
2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Masalah Gizi di
Indonesia” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini,
kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. I Ketut Kencana, SKM ., M.Kes selaku dosen mata kuliah Konseling Gizi
yang telah membimbing dan membantu baik dalam dukungan moral maupun
materil.
2. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa paper masih perlu untuk
lebih disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 11 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan tidak luput dengan adanya hasil ataupun dampak dari sesuatu yang
telah dipelajari. Hasil yang ditunjukan nantinya akan ditujukan untuk kepentingan
banyak orang yang berujung pada salah satu tri darma mahasiswa yaitu
pengabdian masyarakat. Sebagai mahasiswa dengan jurusan Kesehatan dan
pangan, pastinya memiliki tujuan tersendiri untuk memberikan dampak baik dari
hasil pembelajaran selama sistem perkuliahan berlangsung. Salah satu dari bentuk
pengabdian yang diberikan adalah Pelayanan gizi. Pelayanan Gizi adalah upaya
dalam memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan
evaluasi gizi, makanan dan dietetik untuk mencapai status kesehatan optimal
(Permenkes 2013). Keadaan gizi pasien akan sangat berpengaruh terhadap proses
penyembuhan penyakit, namun sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Salah satu bentuk pelayanan gizi yang
diberikan dapat berupa konseling gizi. Konseling Gizi adalah suatu bentuk
pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan
keluarga memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasanlah gizi
yang dihadapi (Persagi 2010). Konseling gizi dapat bertujuan untuk membantu
klien dalam upaya perubahan perilaku yang berkaitan dengan kebiasaan makan
sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tahapan dan teknik konseling?


2. Bagaimanakah pengembangan sikap dan langkah-langkah asertif?
3. Bagaimanakah cara melakukan teknik wawancara dan menggali informasi
kepada klien?
1.3 Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan tahapan dan teknik konseling.


2. Untuk mendeskripsikan pengembangan sikap dan langkah-langkah asertif
3. Untuk mendeskripsikan teknik wawancara dan menggali informasi kepada
klien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tahapan dan Teknik Konseling

A. Teknik Konseling (Komunikasi Terapeutik)

1. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian (listening)


2. Menunjukkan penerimaan
3. Menanyakan pertanyaan terkait
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. Mengklarifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyatakan hasil observasi
8. Menawarkan informasi
9. Memberikan kesempatan kepada klien untuk diam (silent).
10. Meringkas
11. Memberikan penghargaan
12. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
14. Menempatkan kejadian secara berurutan
15. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
16. Refleks

B. Contoh Kalimat Terapeutik.

Di bawah ini beberapa contoh kalimat terapeutik yang dapat digunakan dalam
berbagai kesempatan saat bertemu dengan klien/pasien.
Selain itu terdapat beberapa contoh kalimat yang bukan merupakan kalimat terapeutik
seperti :

A. Teknik di Tiap Tahap Konseling

1. Keterampilan Konseling

Kegiatan konseling tidak berjalan tanpa keterampilan. Untuk menguasai beragam


keterampilan konseling diperlukan praktek yang terus menerus. Selama lima tahun
terakhir ini sudah terlihat kecenderungan adanya keseimbangan antara teori dengan
praktek konseling. Hal ini mengingatkan kita pada suatu kurun waktu dimana banyak
lulusan yang hebat dalam teori dan lemah sekali dalam praktek konseling. Belajar
dari pengalaman tersebut, praktek konseling mikro dan makro amat dirasakan
keperluannya. Konseling mikro (microcounseling) disebut juga microtraining, yaitu
suatu metode pelatihan teknik-teknik konseling dalam setting lab yang mencakup
kegiatan-kegiatan:

(1) Penayangan rekaman video konseling mikro;


(2) Pemberian materi dan petunjuk latihan (simulasi, bermain peran);
(3) Pelatihan;
(4) Perekaman video;
(5) Tayangan ulang, dan;
(6) Evaluasi sebagai masukan (input).

Jika sudah menguasai teknik-teknik dasar, maka peserta latihan akan mengikuti
kegiatan lanjutan yakni konseling makro (macrocounseling). Yaitu kegiatan
konseling simulatif dengan menggunakan multi teknik dalam upaya member bantuan
untuk kasus-kasus tertentu. Multi teknik artinya setiap respon konselor akan
mencakup dua atau lebih teknik konseling.

2. Tahap-Tahap Konseling

a. Tahap Awal Konseling

Tahap ini disebut juga Tahap Definisi Masalah, karena tujuannya adalah
supaya pembimbing bersama klien mampu mendefinisikan masalah klien yang
ditangkap/dipilih dari isu-isu atau pesan-pesan klien dalam dialog konseling itu.

Teknik-teknik konseling yang harus ada pada Tahap Awal konseling adalah:

(1) Attending
(2) Empati primer dan advance.
(3) Refleksi perasaan.
(4) Eksplorasi perasaan, eksporasi pengalaman, dan eksplorasi ide.
(5) Menangkap ide-ide/pesan-pesan utama.
(6) Bertanya terbuka.
(7) Mendefinisikan masalah bersama klien.
(8) Dorongan minimal (minimal encouragement).

b. Tahap Pertengahan Konseling

Disebut juga Tahap Kerja, yang bertujuan untuk mengolah/mengerjakan masalah


klien (bersama klien) yang telah didefinisikan bersama di Tahap Awal tadi. Pada
tahap ini teknik-teknik konseling yang dibutuhkan adalah:
(1) Memimpin (leading).
(2) Memfokuskan (Fokusing).
(3) Konfrontasi (confrontation).
(4) Mendorong (supporting).
(5) Menginformasikan (informing)-hanya jika diminta klien (siswa).
(6) Memberi nasehat (advising)-hanya jika diminta klien (siswa).
(7) Menyimpulkan sementara (summarizing)
(8) Bertanya terbuka (open question). Teknik-teknik empati, attending, refleksi
(Tahap Awal) tetap digunakan.

c. Tahap Akhir Konseling

Disebut juga Tahap Tindakan (action), tahap ini bertujuan agar klien mampu
menciptakan tindakan-tindakan positif seperti perubahan perilaku dan emosi, serta
perencanaan hidup masa depan yang positif telah dapat mengatasi masalahnya. Klien
akan mandiri, kreatif, dan produktif.Teknik-teknik konseling yang ada da diperlukan
pada tahap ini sebagian mencakup yang ada di Tahap Awal dan Pertengahan. Secara
spesifik adalah:

(1) Menyimpulkan.
(2) Memimpin
(3) Merencanakan.
(4) Mengevaluasi.

Disamping itu teknik-teknik di Tahap Awal dan Pertengahan tetap bisa digunakan.
Pada Tahap Akhir, teknik-teknik di Tahap Awal dan Tahap Pertengahan Tetap
Dapat Dipergunakan. Sebetulnya tidak mungkin disetiap tahap secara ketat
menggunakan teknik-teknik di tahap tersebut saja. Akan tetapi mungkin saja teknik-
teknik yang ada di Tahap Awal terpakai juga dan bahkan terus menerus digunakan
pada tahap yang lainnya.

Sebagai contoh ikutilah dialog konseling berikut ini.

Siswa: "Saya masih belum yakin bahwa saya dapat melaksanakan rencana ini dengan
baik, Akan tetapi saya akan berusaha sedapatnya.”

Konselor: “Saya memahami apa yang kamu pikirkan, namun saya menghargai
tekadmu untuk melaksanakan dengan baik. Kira-kira apa yang anda rasakan ganjalan
dalam rencana ini?” (Teknik-teknik empati, attending, bertanya terbuka, eksplorasi
ide (content).

Keterangan:

- Teknik empati primer: "Saya merasakan apa yang anda rasakan”.


- Teknik empati akurat tingkat tinggi: "Saya memahami apa yang kamu
pikirkan. Namun saya menghargai tekadmu untuk melaksanakan dengan
baik"
- Teknik bertanya ekoplorasi ide (content): "Kira kira apa yang anda rasakan
ganjalanganjalan dalam rencana ini?”
- Teknik attending (ramah dan menghargai), selalu ada pada setiap respon
konselor.

Perhatikan dengan seksama dialog dan teknik konseling setting lab dalam tabel
berikut ini yang telah dikelompokkan berdasarkan tahap-tahap konseling.

Anda mungkin juga menyukai