Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
YUNIA RITIKA
21006102
Puji dan syukur saya hantarkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat beserta salam
tak lupa saya haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua
mendapat syafa‟at Beliau di Yaumil Akhir kelak. Amin ya Robbal „Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Pendekatan dalam Konseling, dengan judul makalah ini adalah “Konseling
Analisis Transaksional (KONSTRAN) Lanjutan”. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Lisa Putriani, M. Pd., Kons. selaku dosen pengajar dan kepada pihak pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih dapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka penulis berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, besar
harapan agar teman-teman berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta wawasan bagi
kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................................. 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan Analisis Transaksional (AT) ini dipelopori oleh seorang dokter jiwa
yang bernama Erick Berne dan dikembangkannya semenjak mulai pada tahun 1950.
Menurut Berne cara terapi yang biasa digunakan memerlukan waktu yang terlalu lama,
dan belum tentu berhasil. Oleh karena itu Berne mencari cara yang lebih praktis untuk
menyembuhkan orang yang memerlukan terapi psikologis. Dengan demikian
dikembangkannyalah sebuah terapi yang kemudian dinamakan dengan Analisisi
Transaksional (AT). Transaksional maksudnya adalah hubungan komunikasi antara
seseorang dengan orang lain.
Transaksional Analisis meyakini bahwa pada diri setiap manusia itu terdapat unsur-
unsur kepribadian yang terstruktur, dan itu merupakan suatu kesatuan yang disebut
dengan "ego state" atau pernyataan ego. Ego-state sebagai corak perasaan dan
pengalaman yang berkaitan secara luas dan yang sesuai dengan corak selaras tingkah
laku. Definisi ini merumuskan beberapa unsur secara jelas bahwa setiap Ego state
ditentukan oleh perasaan dan pengalaman bersama-sama secara selaras, dan ditentukan
bahwa tingkah laku yang sesuai dengan Ego state tertentu selalu selaras juga, serta
terdapat hubungan langsung antara pengalaman perasaan dan tingkah laku yang serasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribadian yang sehat
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribadian yang tidak sehat
3. Untuk mengetahui tujuan, proses dan teknik teori analisis transaksional
4. Untuk mengetahui contoh transaksi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Kecenderungan untuk mempergunakan ego state yang tunggal, atau hanya satu saja
tampil untuk situasi yang berbeda. Misalnya pada situasi dan kondisi yang berbeda,
ego state yang tampil cenderung satu saja apakah ego state adult, parent atau selalu
child.
3. Ego state yang ditampilkannya seringkali terlalu "cair" sehingga tidal ada batas
antara ego state yang satu dengan yang lainnya atau g statenya bolong. Ini semuanya
berkembang menjadi untility parenting
4. Ego statenya tercemar, misalnya ego state adult dicemari oleh ego state child, dan
ego state parent. Bentuk nyatanya berwujud prasangka yaitu menganggap sesuatu
tidak sesuai dengan kenyataan. Bentuk nyata lainnya ialah delusi, yaitu melihat
sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Prasangka dan delusi dapat merusak persepsi
dan akhirnya merusak penyesuaian diri. Usaha untuk menyehatkan kepribadian
sendiri adalah melalui caramenghilangkan prasangka dan delusi tersebut.
5
4. Membebaskan diri klien dari ketidakstabilan posisi hidup dan mengganti
dengan naskah hidupnya yang lebih produktif serta menempati posisi hidup
"Saya OK, kamu OK".
2. Proses Konseling
Proses Konseling Analisis Transaksional ini dilakukan tiap transaksi yang
dianalisis. Klien yang nampaknya mengelakkan tanggung jawab diarahkan untuk
mau menerima tanggung jawab pada dirinya sehingga klien dapat
menyeimbangkan Egogramnya, mendefinisikan kembali skriptnya, serta
melakukan instrospeksi terhadap games yang dijalaninya.
2. Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya dengan
diskusi bersama Klien.
4. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama klien menggali ego
state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya tujuankonseling.
3. Teknik Konseling
Teknik konseling yang digunakan adalah:
1. Permission
Memperbolehkan klien melakukan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
orang tuanya
2. Protection
6
4. Operation
a. Interrogation
Mengkonfrontasikan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada diri
klien sehingganya berkembang respon adult dalam dirinya.
b. Specification
Mengkhususkan hal-hal yang dibicarakan sehingganya klien paham tentang
ego statenya.
c. Confrontation
Menunjukkan kesenjangan atau ketidak beresan pada diri klien
d. Explanation
Transaksi adult-adult yang terjadi antara konselor dengan klien untuk
menejlaskan mengapa hal ini terjadi (konselor mengajar klien)
e. Illustration
Memberikan contoh pengajaran kepada klien agar ego statenya
digunakan secara tepat.
f. Confirmation
Mendorong klien untuk bekerja lebih keras lagi.
g. Interpretation
Membantu klien menyadari latar belakang dari tingkah lakunya
h. Crystallization
Menjelaskan kepada klien bahwasanya klien sudah boleh mengikuti
games untuk mendapatkan stroke yang diperlukannya.
7
D. Contoh Transaksi
1. Jenis-Jenis Transaksi dan Contoh
Dalam memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh sentuhan, individu selalu
menempati tipe-tipe transaksi tertentu. Eric Berne (Gerald Corey, 1988) membagi
jenis transaksi menjadi tiga yaitu transaksi sejajar, silang dan terselubung. Berikut
ini diuraikan masing-masing dari ketiga jenis transaksi dimaksud.
Gerald Corey (Taufik, 2017:108) membagi jenis transaksi menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Transaksi sejajar
Transaksi ini terjadi apabila suatu pesan yang ditujukan dari Ego state
ke Ego state yang dituju, dipahami dan mendapatkan respon yang sesuai.
Transaksi ini dapat diteruskan tanpa ada masalah. Individu yang
berkomunikasi dengan menampilkan ego state tertentu dan ditujukan pada
penampilan ego state tertentu pula maka respon orang yang menjadi lawan
berkomunikasi, ditampilkannya juga seperti apa yang diharapkan.
- Gipa: "Saya telah menyusun agenda dan waktu pertemuan. Saya akan
Dalam contoh ini, kedua individu berbicara dalam keadaan ego orang
dewasa, dan mereka bertukar informasi secara rasional dan efisien.
- Faizah: "Saya sangat senang dengan hasil proyek ini. Kita semua telah
bekerja keras."
- Fauzi: "Saya juga merasa bangga dengan hasilnya. Tim kita benar-benar
8
Dalam situasi ini, keduanya berbicara dalam keadaan ego anak bebas,
mencerminkan perasaan positif dan ekspresi kebahagiaan mereka.
Dalam situasi ini, baik ibu maupun anak berbicara dalam keadaan
ego yang sesuai dengan peran keluarga mereka, dan komunikasi berlangsung
tanpa konflik.
1. Konseling Anak-Anak:
- Anak Klien: "Saya merasa sangat cemas tentang ujian matematika saya."
Dalam contoh ini, konselor berbicara dalam keadaan ego orang dewasa,
memberikan pertanyaan terbuka yang mengundang klien untuk berbicara
tentang perasaan mereka. Anak klien merespons dengan jujur dalam keadaan
ego anak, mengungkapkan perasaan cemas mereka. Ini adalah transaksi sejajar
yang membantu pemahaman dan pengolahan perasaan anak klien.
2. Konseling Pasangan:
- Konselor: "Apa yang membuat Anda merasa bahagia dalam hubungan ini?"
berkualitas bersama."
9
Dalam percakapan ini, konselor menggunakan keadaan ego orang
dewasa untuk bertanya tentang sumber kebahagiaan dalam hubungan. Kedua
pasangan klien merespons dalam keadaan ego yang sesuai dengan perasaan
mereka. Ini adalah transaksi sejajar yang membantu memahami apa yang
penting dalam hubungan mereka.
- Klien: "Saya ingin merasa lebih percaya diri dan mengatasi kecemasan
sosial saya."
2. Transaksi silang
Transaksi silang (crossed transaction) adalah jenis transaksi dalam
Analisis Transaksional di mana pesan dari satu ego state memicu respons dari
ego state yang berbeda dalam orang lain. Transaksi silang dapat menciptakan
ketidakpahaman, konflik, atau kebingungan dalam komunikasi.
- Orang Tua: "Kenapa Anda selalu melakukan kesalahan? Anda tidak bisa
dipercaya."
Dalam situasi ini, Orang Tua berbicara dalam keadaan ego orang tua
dan mengkritik, sementara Anak merespons dalam keadaan ego anak terikat
dengan perasaan defensif. Ini adalah contoh transaksi silang yang dapat
memperburuk konflik.
10
2. Transaksi Adik ke Kakak:
- Kakak : "Adik tidak perlu khawatir. Adik sudah belajar dengan baik."
Dalam contoh ini, Adik berbicara dalam keadaan ego anak dengan
rasa cemas, tetapi Kakak merespons dalam keadaan ego orang dewasa dengan
memberikan pemahaman dan dukungan. Ini adalah transaksi silang yang dapat
membantu mengatasi kecemasan Adik
- Konselor: "Mari kita bicarakan tentang pilihan Anda dalam mengatasi stres."
- Klien: "Anda tidak tahu bagaimana saya merasa. Saya selalu merasa stres."
- Klien: "Saya tidak pernah bisa melakukan itu. Saya selalu gagal."
Dalam situasi ini, konselor berbicara dalam keadaan ego orang tua
dengan memberikan instruksi, tetapi klien merespons dalam keadaan ego anak
terikat dengan perasaan putus asa. Ini adalah transaksi silang yang bisa
menciptakan konflik antara konselor dan klien
11
3. Konselor Menggunakan Keadaan Ego Orang Tua, Klien
Merespons dengan Keadaan Ego Anak Bebas:
- Klien: "Saya tidak peduli. Saya ingin hidup saya seperti yang saya inginkan."
Dalam contoh ini, konselor berbicara dalam keadaan ego orang tua
dengan memberikan pesan tentang tanggung jawab, tetapi klien merespons
dalam keadaan ego anak bebas dengan sikap yang menolak. Ini adalah
transaksi silang yang dapat menghambat kerja sama dalam konseling.
3. Transaksi terselubung
Transaksi terselubung (hidden transaction) adalah jenis transaksi dalam
Analisis Transaksional di mana pesan yang sebenarnya atau tujuan yang lebih
dalam tidak secara langsung diungkapkan dalam komunikasi.
- Ayah : "Apakah kamu ingin mengadakan pesta ulang tahun untuk faizah itu?"
2. Keterlambatan:
12
Transaksi terselubung dalam konseling adalah jenis transaksi di mana
pesan atau maksud yang lebih dalam tidak diungkapkan secara jelas oleh klien
atau konselor. Pesan terselubung ini bisa berkaitan dengan perasaan, motivasi,
atau masalah yang lebih dalam yang mungkin belum terungkap sepenuhnya.
Berikut adalah contoh transaksi terselubung dalam konseling:
- Konselor: "Apa yang membuat Anda merasa khawatir dalam situasi sosial?"
Dalam situasi ini, klien mungkin memiliki masalah yang lebih dalam
terkait dengan ketidakpercayaan diri atau kecemasan sosial yang belum
diungkapkan dengan jelas. Jawaban klien bisa menjadi pesan terselubung
tentang masalah yang mendasari.
- Konselor (terselubung): "Saya tidak yakin apakah klien ini serius atau
hanya mencari perhatian."
13
4. Klien Terselubung Tentang Ketakutan:
- Klien: "Saya tidak tahu. Saya merasa seperti selalu ada sesuatu yang
mengganggu pikiran saya."
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menjadikan pembelajaran bagi kita
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konseling Analisis
Transaksional (KONTRAN) beserta contoh contohnya. Dan apabila dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna, Penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah lainnya
dimasa yang akan datang. Atas saran yang telah pembaca berikan untuk
penyempurnaan makalah ini, penulis ucapkan terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. (1988). Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung:
Eresco.
Corey. G., Corey, M. S., & Callanan, P. (1988). Issues And Ethics In The Helping
Hansen, J. C. Stevic RR., & Warner, RW. (1977). Counseling: Theory And Proces.
Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks.
Taufik, Lisa. (2023). Pendekatan Dalam Konseling. Padang: Tahta Media Group.
Thomas A. 1987. I’OK – You’re OK. Alih Bahasa : Y. Andi H. Gabriel. Jakarta :
Erlangga.
16