Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTRUKSI DAN DEMONSTRASI

Dosen Pengampu:
Dr. Faiz Faozi, M.Pd

Disusun Oleh:
Magidah Rojab 604031423039
Maya Masripah 604031423040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI BINA MUTIARA SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat & karunia-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PJKR”. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a
dan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna di karnakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami,
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap makalah ini akan bermanfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Sukabumi, Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Intruksi dan Demonstrasi..............................................................................2
B. Penerapan Metode Intruksi.............................................................................................3
C. Penerapan Metode Demontrasi………………………………………………………....
BABIII PENUTUP....................................................................................................................4
A. Simpulan.........................................................................................................................4
B. Saran................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instruksi pada dasamya adalah proses pemberian informasi kepada anak, biasanya
disampaikan dengan penjelasan. Demonstrasi pada dasarnya adalah peragaan baik yang
dilakukan oleh guru maupun oleh siswanya yang bertujuan untuk memperjelas konsep
atau instruksi yang baru saja diberikan oleh gurunya. Penjelasan atau instruksi saja
terkadang kurang dapat dimengerti oleh siswa, terutama bagi anak -anak yang masih
kurang pengertiannya untuk menangkap suatu konsep. Oleh karena itu, pada saat tersebut,
pemberian demonstrasi akan sangat membantu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengartian intruksi dan demonstrasi?
2. Apa yang dimaksud penerapan metode inruksi?
3. Apa yang dimaksud penerapan metode demonstrasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu intruksi dan demontrasi.
2. Menerapkan metode intruksi.
3. Menerapkan metode demonstrasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Intruksi dan Demonstrasi


Menurut Reigeluth dan Carr-Chellman (dalam Dwintasari,Kurniawati 2019)
didefinisikan sebagai segala hal yang dilakukan secara sengaja untuk memfasilitasi
pembelajaran. Sedangkan desain instruksi berfokus pada upaya-upaya memahami,
mengembangkan, dan menerapkan metode instruksi (Reigeluth, & Carr-Chellman, 1999).
Lebih lanjut ia mengidentifikasi bahwa sebagai sebuah aktivitas profesional guru dan
pengembang instruksi, desain instruksi merupakan suatu proses menentukan metode-metode
instruksi yang paling tepat dalam mewujudkan perubahan pada pengetahuan dan keahlian
siswa terhadap materi pelajaran dan populasi siswa tertentu. Terdapat lima pendekatan utama
dari instruksi yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan menurut Reigeluth dan Carr-
Chellman (dalam Dwintasari,Kurniawati,2019), yaitu: pendekatan/instruksi langsung,
diskusi, pengalaman, permasalahan, dan simulasi.
Demonstrasi, atau unjuk rasa, merupakan bentuk penyampaian pendapat di muka
umum yang dijamin oleh undang-undang. Demonstrasi dapat dilakukan di tempat-tempat
terbuka untuk umum, namun harus mendapat izin dari kepolisian. Di dalam pembelajaran
demonstrasi di sebut metode demonstrasi. Menurut Syah (dalam Fitra, 2020) metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara menampilkan barang, peristiwa, aturan dan
urutan melalukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran atau materi yang disampaikan.
B. Penerapan Metode Intruksi
Ada dua macam instruksi yang biasanya disampaikan oleh guru Pendidikan Jasmani
kepada siswa yaitu pertama adalah instruksi yang berhubungan dengan mengorganisasi siswa
(instruksi organisasi) dan kedua adalah instruksi yang berhubungan dengan informasi isi
pelajaran (instruksi informasi).
1. Instruksi Organisasi Di dalam kelas, siswa mempunyai bangku tempat duduk sehingga
organisasi siswa tidak terlalu rumit. Sementara di lapangan siswa menyebar pada tempat
yang terkadang tidak jelas. Oleh karena itu instruksi yang bersifat mengorganisasi siswa
maksudnya adalah memberitahu siswa apa yang akan dilakukan, dengan siapa, dimana,
menggunakan alat apa, dsb. Instruksi organisasi sebaiknya akan menjawab pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut:
 Dimana siswa melakukan aktivitas dan dimana batas tempat untuk melakukannya?
 Apakah dilakukan sendiri atau dengan orang lain dan bagaimana mendapatkan
pasangannya?
 Apakah menggunakan peralatan, alat apa, dan bagaimana mendapatkannya?
 Kapan pun harus dimulai, berhenti, dan apa yang harus dilakukan apabila selesai lebih
dulu?
 Harus bagaimana kalau siswa punya pertanyaan?
Untuk mengetahui apakah siswa mengerti dan mampu malakukan intruksi
organisasi tersebut, biasanya guru bertanya (checking for understanding) kepada salah satu
atau beberapa siswa untuk menjelaskan atau melakukan instruksi tersebut sehingga yang
lainnya dapat mendengar atau melihat bagaimana cara kerjanya. Misal: Amir, coba tolong
peragakan bagaimana kalau anda ingin bertanya Suatu saat, mungkin teknik menyuruh atau
bertanya pada siswa ini tidak dilakukan apabila siswa diduga sudah cukup mengerti.
Selanjutnya biasakan guru mengucapkan terimakasih kalau anak itu sudah
melakukannya.Kelihatannya instruksi organisasi ini banyak menyita waktu, tetapi sebenarnya
tidak demikian. Kalau hal ini dilakukan dengan baik maka justru akan menghemat waktu
karena dengan cara bertanya ini.Guru akan memperoleh informasi apakah siswa sudah
mengerti atau belum. Jika belum dimengerti oleh siswa, maka guru akan dengan mudah
mengulang penjelasannya kembali Sebaliknya jika penjelasan sudah dimengerti oleh
siswanya, maka memungkinkan instruksi akan dilaksanakan dengan lancar oleh siswa.
Sehingga dengan demikian, baik pengulangan instruksi oleh gurunya maupun pelaksanaan
instruksi oleh siswanya dilaksanakan dengan efisien tanpa diselingi oleh kegiatan lain yang
belum dimengerti oleh siswanya.
2. Instruksi Informasi
Instruksi informasi ini pada dasarnya adalah penyampaian informasi tentang isi
pelajaran seperti misalnya:
 Bagaimana cara mendarat setelah melompat.
 Bagaimana cara mengatur langkah dalam lari jarak jauh.
Yang harus diingat dalam menyampaikan isi pelajaran ini adalah guru harus selalu
memotivasi siswa untuk bekerja keras dan terus berlatih sehingga memungkinkan guru akan
mengetahui apa yang sedang dilakukan siswa dan akan mengetahui bagaimana perasaan
siswa tentang apa yang dilakukannya itu daripada hanya sekedar memberi serentetan
instruksi yang harus dilakukan siswa Untuk itu, ada empat aspek yang harus diperhatikan
guru dalam memberikan instruksi informasi. sebagai berikut:
a sederhana/simpel
Jangan terlalu kompleks dalam memberikan instruksi keterampilar yang harus
dilakukan oleh siswa. Hal ini biasanya malah akan membingungkan siswa pada saat
melakukannya. Dengan cara menjelaskan dan sekaligus mendemonstrasikan terhadap
(misalnya) satu konsep saja, maka akan memudahkan siswa mengerti dalam melakukan
latihannya. Misalnya bergerak cepat hampiri bola! "Sementara itu, konsep lainnya yang
berhubungan diharapkan akan berkembang setelah siswa melakukannya siswa akan
menemukan masalah dan ingin bertanya lebih jauh. Hal ini akan memperlancar jalannya
informasi yang diberikan. Namun demikian, lebih dari satu konsep sekaligus dalam hal
tertentu akan berhasil terutama bila konsep yang lainnya merupakan pengulangan.
b. singkat
Siswa cenderung akan memperhatikan instruksi gurunya kalau siswa mengetahui bahwa
penjelasan akan disampaikan dengan cepat dan langsung menyuruh siswa melakukan
aktivitas kembali. Kalau seandainya kalimat itu panjang, siswa cenderung hanya
mendengarkan kalimat pertama saja. Siswa akan cenderung menunggu kalimat berikutnya
cepat selesai tanpa memperhatikan keseluruhan pesan dengan seksama
c. kata kunci
Pembuatan kata kata kunci, untuk mengingatkan siswa pada waktu melakukan
keterampilan, sangat membantu mempermudah siswa mengerti konsep yang diajarkan,
Misal" hampiri bola. tekuk lutut, lihat bola!"Pada saat siswa mendengar kata "lihat", siswa
langsung ingat pada konsep harus melihat bola pada saat akan memukul bola.
d. berdasarkan observasi
Yang dimaksud dengan berdasarkan observasi di sini adalah kata kata kunci yang
diberikan harus mencerminkan kemampuan dan pengertian siswa akan konsep keterampilan
yang dipelajarinya sehingga kata kata kunci tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan
kemampuan siswa. Untuk itu maka penentuan kata-kata kunci harus berdasarkan hasil
observasi. Misal dalam topik dribbling. kata-kata kunci seperti:"gunakan jari tangan, dorong
bola (bukan dipukul), lihat bola, dribbling rendah, jaga bola dari samping jangan sampai
direbut lawan". Untuk siswa pemula, mungkin lebih ditekankan pada pada kata kunci
pertama saja, sedangkan untuk kelompok siswa yang lebih terampil dapat ditambah dengan
yang lainnya,pertanyaan yang harus dijawab oleh guru adalah:
 Apakah instruksi yang diberikan jelas dan dapat dimengerti oleh anak?
 Sebagai refleksi untuk meningkatkan beberapa kemampuan tersebut di atas, maka
beberapa
 Apakah instruksi diulang-ulang dalam pernyataan yang jelas atau sebenarnya cukup
dengan sekali saja?
 Apakah kata-kata kunci dinyatakan secara jelas, apakah beberapa konsep diberikan
dalam
 satu kali?
 Apakah aktivitas yang diberikan cukup jelas bagi siswa, didemonstrasikan pada siswa.
apakah itu perlu diulang lagi?
C. Penerapan Metode Demonstrasi
Seperti halnya intruksi, demonstrasi hendaknya dilakukan dengan mengikuti beberapa
metode sebagai berikut:
1. Pemodelan (pinpointing)
Dalam pinpointing guru memilih salah satu atau beberapa siswa yang mampu
mendemonstrasikan aspek keterampilan yang diajarkan dan menyuruh
memperagakannya kepada siswa yang lainnya. Contoh: “Stop! Sekarang bapak ingin
kamu melihat si A dan si B. Perhatikan bagaimana kedua lengan mereka direntangkan
untuk menjaga keseimbangan pada waktu mereka berjalan". Dalam melakukan
pinpointing ini, guru tidak harus selalu memilih siswa yang tingkat keterampilannya
tinggi tapi juga bisa saja memilih siswa yang keterampilannya relatif rendah namun
aspek yang ditekankannya masih tetap tercermin pada siswa tersebut. Hal ini untuk
memberi motivasi pada siswa yang melakukannya dan juga pada yang melihatnya
sehingga akan memberi kesan bahwa gerakan tersebut tidak sulit dilakukan sekalipun
dilakukan oleh siswa yang keterampilannya kurang.
Beberapa diantara keuntungan pinpointing adalah apabila dilakukan oleh lebih
dari satu siswa akan memungkinkan siswa tidak merasa enggan atau malu
menanamkan rasa percaya diri pada mereka yang melakukan peragaan dan memberi
standar pedoman bagi yang melihatnya untuk melakukan hal serupa. Oleh karena itu
pinpointing hendaknya dilakukan terhadap semua siswa pada waktu dan aspek
keterampilan yang mungkin sama atau berbeda sehingga dapat menumbuhkan rasa
percaya diri siswa untuk mampu bekerja keras dalam belajar.
2. Play-Teach-Play
Untuk alasan siswa tidak senang mendengar penjelasan konsep dari gurunya, tidak
senang latihan untuk meningkatkan keterampilan, dan tidak punya perhatian yang
cukup terhadap materi yang diberikan, teknik lainnya yang bisa digunakan adalah"
play teach play atau bermain mengajar bermain. Ada beberapa keuntungan dari cara
ini:
 Dapat meningkatkan minat siswa untuk melakukannya karena bermain (play) selalu
diminati siswa. Sementara itu, latihan dapat juga dilakukan melalui bermain (play)
yang dianggap siswa hanya sekedar main main. Ibarat bola yang kempes (gembos),
udara diibaratkan sebagai play untuk mengisi bola yung gembos sehingga menjadi
keras kembali. Setelah minat siswa cukup tinggi, instruksi (teach) diberikan, dan
setelah gembos, berikutnya diberikan play lagi, demikian seterusnya.
 Siswa latihan dalam suasana permainan yang sebenarnya. Dalam kesempatan tersebut
siswa akan menemukan berbagai masalah yang dapat menimbulkan minat belajar
lebih tinggi lagi. Kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru untuk melatihnya
lebih baik lagi. Keadaan ini mermungkinkan PBM berlangsung lebih effektif siswa
merasakan adanya keinginan untuk belajar keterampilan yang diberikan oleh gurunya.
Frekuensi dan" timing "bermain-latihan-bemain dapat ditentukan oleh gurunya
tergantung pada kebutuhan yang dirasakan guru. Dalam kasus tertentu mungkin
bermain diberikan sebentar. sementara latihan agak lama. Demikian juga pengulangan
play teach play dapat dilakukan berulang ulang. Namun, dalam kasus tertentu
mungkin saja teknik ini tidak digunakan sama sekali mengingat latihan saja sudah
sangat produktif dan diminati siswa. Dengan demikian teknik ini diberikan sesuai
dengan keadaan siswanya. Dalam hal pokok bahasan yang sangat diminati siswa,
mungkin teknik ini tidak digunakan, demikian juga sebaliknya.
3. Videotapes, Slides, Movies
Teknik lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap
pelajaran yang diberikan adalah penayangan videotapes, slides, dan movies.
Videotapes yang digunakan bisa yang sudah baku yang disediakan oleh perusahaan
atau buatan sendiri. Yang harus diperhatikan adalah kesesuaiannya dengan pokok
bahasan dan tingkat kemampuan siswa. Adakalanya teknik yang ditunjukkan dalam
rekaman terlalu tinggi untuk tingkat anak anak yang akan mempelajarinya sehingga
malah akan menurunkan minat siswa Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah
jam penayangan dari masing masing komponen keterampilan jangan sampai terlalu
lama mengingat hal tersebut dapat menyita waktu belajar siswa Waktu penayangan
yang logis dari masing-masing aspek keterampilan adalah sama dengan lamanya
waktu yang diperlukan apabila guru menjelaskan secara langsung aspek keterampilan
tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Instruksi pada dasamya adalah proses pemberian informasi kepada anak,
biasanya disampaikan dengan penjelasan. Demonstrasi pada dasarnya adalah peragaan
baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswanya yang bertujuan untuk
memperjelas konsep atau instruksi yang baru saja diberikan oleh gurunya. Penerapan
metode Intruksi di bagi 2 macam: Intruksi Organisasi, dan Organisasi Informasi.
Penerapan metode Demonstrasi meliputi beberapa metode yaitu : pemodelan, play-
teach-play, videotapes, movies dan slides.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata, kalimat yang kurang jelas, dan sulit dimengerti. karena kami hanya manusia
biasa kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca pada
makalah yang kami buat demi kesempurnaan makalah ini. Penjelasan atau instruksi
saja terkadang kurang dapat dimengerti oleh siswa, terutama bagi anak -anak yang
masih kurang pengertiannya untuk menangkap suatu konsep. Oleh karena itu, pada
saat tersebut, pemberian demonstrasi akan sangat membantu.Sekian penutup dari
kami dan kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dwintasari, Y., Kurniwati, F. (2019). Persepsi Siswa Terhadap Intruksi Guru yang
Mengembangkan Strategi Belajar Regulasi Diri. Jurnal Psikologi Olahraga. Vol. 8.
No. 1.
Syahbuddin. (2021). Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Jurnal Hikmah:
Jurnal Pendidika Islam. Vol. 10. No. 2.
Yanti, S. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Materi Menulis Melalu Metode Demonstrasi. Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia(JPPI). Vol. 1. No. 3.
Fitra. (2020). Penerapan Metode Demonstrasi Pada Materi Martiks Guna Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Kelas XI IPS Pada SMA Negeri 1 Bandar. Jurnal
Pendidikan, Sains, dan Humaniora. Vol. 8. No. 7.

Anda mungkin juga menyukai