• Psila. Dalam hal ini peranan stereotip pada orang yang berprasangka itu sangat
besar dan dalam pengalaman sosialnya, maka stereotip menentukan sikapnya.
Terhadap semua orang Negro itu terlepas dari pendidikan atau dari tingkat
kebudayaan pada umumnya.
TEORI-TEORI
Tentang Penyebab Timbulnya
Prasangka
Pengalaman belajar
di masa awal
TEORI-TEORI
Tentang Penyebab Timbulnya
Prasangka
5 faktor yang menjadi penyebab utama timbulnya prasangka dalam
diri seseorang.
1. Konflik antar kelompok, dimana berdasarkan teori konflik dijelaskan bahwa konflik
antar kelompok terjadi akibat dari kompetisi antarkelompok yang dilakukan
menguasai komoditi-komoditi yang dipandang memiliki nilai yang berharga.
Sebagai contoh para supporter sepak bola akan mendukung team yang mereka dengan
tujuan memberikan dukungan agar team mereka dapat memenangkan pertanding.
Akan tetapi mereka juga akan memberikan pandangan negatif, seperti prasangka negatif
dan diskriminasi, terhadap team dan para supporter lawan. Meski awalnya hanya sebatas
ejekan verbal, bukan berarti tidak dapat berakhir menjadi kekerasan fisik antar kelompok.
TEORI-TEORI
Tentang Penyebab Timbulnya
Prasangka
2. Kategori sosial, dalam teorinya, mengemukakan bahwa individu-individu
membagi dunia sosial menjadi dua kategori ekstrem yang saling terpisah satu
sama lain. Dua kategori tersebut adalah “kelompok dalam” (ingroup) dan
“kelompok luar” (outgroup).
John Turner dan Henry Tajfel (Myers 2002) menjelakan bahwa sering :
a. “Kita” mengelompokkan orang-orang, termasuk dirinya sendiri, ke dalam kategori-
kategori tertentu. Orang-orang diseluruh dunia sering menciptakan label kepada orang
lain sebagai orang Islam, orang Nasrani, orang Cina, orang batak, orang sunda dan
sebagainya, sebagai cara paling sederhana untuk menjelaskan keberadaan orang lain.
TEORI-TEORI
Tentang Penyebab Timbulnya
Prasangka
b. “Kita” mengidentifikasi diri kita ke dalam kelompok tertentu (sebagai kelompok
dalam) dan membuat semacam penilaian diri berdasarkan identifikasi itu.
Contoh dari keadaan semacam itu adalah : Eko mengidentifikasi dirinya
sebagai anggota kelompok penggemar klub sepak bola Aremania yang
berpredikat sebagai suporter teladan di indonesia.
Menurut teori belajar sosial anak mempelajari sikap negatif terhadap terhadap suatu kelompok sosial
tertentu sering kali karena mereka dikenalkan dengan pendangan-pendangan semacam itu oleh
lingkungannya atau mereka sering mendapat ganjaran apabila memperlihatkan perilaku itu.
4. Proses kognisi sosial merupakan cara individu untuk berpikir tentang orang lain. Proses tersebut dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan prasangka. Beberapa gejala kognisi sosial yang dapat
dikategorikan memberikan kontribusi bagi timbulnya prasangka adalah korelasi ilusif, ilusi tentang
a. Korelasi ilusif adalah kecenderungan individu untuk membuat kesimpulan tentang adanya hubungan antarvariabel,
Sebagai contoh, berita tentang tindak kekerasan yang dilakukan warga minoritas kulit hitam akan lebih cepat menjadi
berita yang menonjol bagi banyak orang, terutama warga mayoritas kulit putih. Peristiwa itu akan mudah diingat dalam
benak warga kulit putih karena hubungan dengan kelompok minoritas kulit hitam.
b. Ilusi tentang keseragaman kelompok luar adalah kecenderungan individu untuk mempersepsi kesimpulan bahwa
anggota-anggota suatu kelompok tertentu memiliki banyak kesamaan, ketimbang apabila ia mempersepsi
• Teknik yang telah dikembangkan oleh psikolog sosial dalam upaya untuk
mengurangi prasangka :
1. Belajar tidak benci. Menurut pandangan pembelajaran sosial, anak-anak
memperoleh sikap negatif terhadap berbagai kelompok sosial karena mereka
mendengar pandangan seperti itu diungkapkan oleh orang lain.
2. Kontak antara kelompok yang berbeda. Meningkatkan kontak di antara orang-
orang dari berbagai kelompok dapat mengarah pada mengetahuin
banyaknya persamaan antarah mereka.
STRATEGI
Pemecahan Masalah Prasangka
4. Rasa bersalah. Rasa bersalah akan tindakan dapat mengurangi prasangka. Dalam
sebuah kelompok meskipun ada satu anggota yang memiliki sebuah kesalahan
kepada kelompok lain, maka anggota lain dapat merasakan perasaan bersalah
kolektif berdasarkan kesalahan salahsatu anggota mereka.
CONTOH KASUS
PRASANGKA
• Seperti prasangka sebagian masyarakat dunia tentang
pengeboman WTC 11 September 2001. Prasangka itu terjadi ketika
diketahui bahwa pelaku peristiwa tersebut beragama islam
sehingga orang beranggapan bahwa agama tersebut yang
menyebabkan mereka menjadi teroris.