Anda di halaman 1dari 10

PSIKOLOGI SOSIAL

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

Dosen Pengampu:
Drs. Sugiarta Stanislaus, M. Si.
Pundani Eki Pratiwi, S. Psi., M.Psi.

Disusun Oleh:
Yoseph Rijke Haki Tas’au (1511422135)
Naurah Septihasna Fatin Ridwan (1511422141)
Niken Fitri Palupi (1511422142)
Adinda Estu Mauziah (1511422143)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…….…..1
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………..2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..3
A. Definisi Hubungan Antar Kelompok…………………………………………………….....3
B. Jenis-Jenis Kelompok Sosial……………………………………………………………….4
C. Teori Yang Mendasari Hubungan Antar Kelompok………………………………………..5
D. Penyebab Konflik Antar Kelompok…………………………………………………...…...6
E. Cara Meningkatkan Hubungan Antar Kelompok…………………………………………..6
F. Implementasi………………………………………………………………………………..7
KESIMPULAN………………………………………………………………………………....8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..9

1
ABSTRAK
Hubungan antar kelompok merupakan dua anggota kelompok atau lebih yang saling
berinteraksi. Kelompok sosial dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelompok primer & kelompok
sekunder dan kelompok resmi & kelompok tidak resmi. Hubungan antar kelompok ini
didasarkan pada beberapa teori yang telah dikemukakan para tokoh diantaranya ialah teori
etnosentrisme, konflik realitas, identitas sosial dan Deprivasi Relatif. Namun, dalam suatu
hubungan juga kadang muncul konflik yang disebabkan oleh berbagai hal, oleh karena itu
diperlukan negosiasi, arbitrase dan mediasi untuk mengatasi konflik yang berlaku

2
PEMBAHASAN

A. Definisi Hubungan Antar Kelompok


Dua anggota kelompok atau lebih yang berinteraksi merupakan salah satu contoh dari
hubungan antarkelompok. Hal ini terjadi didasarkan pada tingkatan seseorang
mengidentifikasi dirinya sendiri terhadap kelompoknya.

Vaunghan dan Hogg (dalam buku Sarwono & Meinarno, 2014)

● Interaksi tatap muka ditekankan dalam perilaku antar kelompok. Ciri yang akan selalu
ditemukan yaitu batasan-batasan yang terbentuk melalui interaksi - interaksi secara
langsung
● Vaughan dan Hogg memberikan pendapat mengenai definisi dari antarkelompok, ia
memberikan perincian yang lebih luas. ia mengatakan bahwa mereka yang berada dalam
suatu kelompok memiliki persepsi dan penghayatan yang berbeda satu dan lainnya.
Anggota dari suatu kelompok bisa tetap menunjukkan perilaku kelompok meski ia sudah
jauh dari kelompok dan tidak sering melakukan interaksi secara langsung dengan
kelompok lainnya. Itu ia lakukan karena ia merasa ia berasal dari kelompok yang berbeda
B. Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Kelompok sosial dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelompok primer & kelompok
sekunder dan kelompok resmi & kelompok tidak resmi.
1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
a. Kelompok Primer
Kelompok primer adalah kelompok yang anggotanya sering bertemu
langsung dan saling mengenal dekat sehingga memiliki hubungan yang
lebih erat. Kelompok primer memiliki peranan yang sangat besar dalam
kehidupan sosial, karena berawal dari kelompok primer lah individu
mendapatkan pelajaran untuk dididik sebagai makhluk sosial. Interaksi
yang ada pada kelompok primer bersifat kekeluargaan dan penuh akan
empati. Contohnya adalah keluarga, teman, dan saudara.
b. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder merupakan interaksi dalam hubungan sosial secara
tidak langsung dan kurang bersifat kekeluargaan. Peranan kelompok
sekunder dalam masyarakat adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam masyarakat secara objektif dan rasional. Oleh karena itu, sifat dari
hubungan kelompok sekunder cenderung objektif, rasional dan
berdasarkan pertimbangan tertentu. Contohnya adalah organisasi,
komunitas pekerja, dan partai politik.
2. Kelompok Formal dan Kelompok Informal
a. Kelompok Formal

3
Nama lain kelompok formal adalah kelompok resmi. Kelompok formal
juga disebut kelompok sekunder.
b. Kelompok Informal
Kelompok informal disebut juga kelompok primer. Kelompok informal
berstatus tidak resmi dan tidak ada peraturan-peraturan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.

C. Teori Yang Mendasari Hubungan Antar Kelompok


1. Etnosentrisme
Fenomena etnosentrisme merupakan keadaan dimana seseorang atau suatu
kelompok tertentu memberikan penilaian negatif terhadap budaya kelompok lain
atas standar nilai dan budaya kelompoknya sendiri. Seseorang yang berperilaku
etnosentrisme memandang kelompok lain tidak lebih baik dari kelompoknya
sendiri dan merasa bahwa kelompoknya merupakan pusat dari segala hal.

2. Teori Konflik Realistik


Menurut (Sarwono & Meinarno, 2014) bias, prasangka, ataupun konflik
antar kelompok terjadi karena adanya kompetisi untuk memperebutkan sumber
daya yang terbatas berupa benda, peluang, wilayah, orang, informasi, atau apapun
juga.
Terdapat 3 asumsi dasar dari teori konflik realistik, yaitu:
a. Seluruh umat manusia pada dasarnya adalah egois, manusia selalu
berusaha memaksimalkan keuntungan yang mereka dapat
b. Aspek psikologi sosial dari hubungan antar kelompok dipengaruhi oleh
kecocokan dan minat antar kelompok itu sendiri
c. Kepentingan yang tidak sesuai antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya menghasilkan konflik antar kelompok.

3. Identitas Sosial
Dikembangkan oleh Tajfel dan Turner dalam bukunya (Sarwono &
Meinarno, 2014) menjelaskan bahwa perilaku kelompok terjadi karena adanya
proses kognitif dan proses motivasional.
Proses kognitif menyebabkan individu mengkategorisasi setiap stimulus yang ia
dapatkan, salah satunya adalah kelompok lain yang ia temui, sehingga individu
akan cenderung memandang orang lain dalam sebuah ingroup atau outgroup.
Proses motivasional pada individu adalah usaha untuk menampilkan perilaku
yang baik untuk menjaga harga diri dan mendapat identitas sosial yang baik.
Penekanan 3 struktur dasar pada perilaku kelompok antara lain:
a. Kategorisasi, Proses dimana individu mempersepsikan dirinya sama atau
tidak dengan anggota kelompok lainnya dalam suatu kelompok yang

4
sama, suatu individu akan cenderung berperilaku menyesuaikan dengan
kelompok dimana ia merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut.
b. Identitas, merupakan ciri khas dari diri konsep diri, atau pemikiran
terhadap diri, identitas hal yang penting karena setiap individu memiliki
dorongan kuat untuk beranggapan bahwa dirinya baik dan memiliki
identitas serta harga diri yang positif.
c. Perbandingan Sosial, merupakan penilaian terhadap diri sendiri namun
lewat orang lain, individu menilai dirinya berdasarkan kelompok dimana
ia berada dan menjadikan kelompok tersebut sebagai acuan dalam menilai
diri sendiri. Keanggotaan sosialnya juga didapatkan melalui kelompok
tersebut.

4. Teori Deprivasi Relatif


Menurut Stoffler, dkk. dalam bukunya (Sarwono & Meinarno, 2014) menjelaskan
bahwa teori deprivasi relatif menekankan pada pengalaman individu dan
kelompok dalam kondisi ‘kurangan’(deprivasi) ‘kurang beruntung’
(disadvantage).
Terdapat 2 macam Deprivasi Relatif, yaitu :
a. Deprivasi relatif egoistik, merupakan perasaan deprivasi suatu individu
dalam hubungannya dengan individu lain dalam kelompok yang sama,
contohnya seorang murid yang dituntut dan dibandingkan dengan murid
lainnya.
b. Deprivasi relatif fraternal yaitu perasaan yang dirasakan individu saat
membandingkan dirinya dengan seseorang berbeda yang bukan dari
kelompoknya, contohnya saat orang biasa membandingkan dirinya dengan
para artis.

D. Penyebab Konflik Antar Kelompok


Konflik disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antar kelompok yang
melibatkan banyak faktor terutama faktor sosial, faktor sosial tersebut antara lain :
1. Atribusi
Faktor ini berasal dari latar belakang mengapa konflik bisa terjadi, individu akan
mencoba mencari tahu mengapa kepentingan mereka gagal terpenuhi dan
menyimpulkan bahwa kegagalan disebabkan karena hal terakhir yang terjadi,
dalam hal ini seseorang yang sebenarnya tidak bersalah dapat di tubuh melakukan
kesalahan.
2. Kesalahan Komunikasi
Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan terjadinya konflik, contohnya saat
seseorang berkomunikasi dengan orang lain namun cara ia berkomunikasi

5
membuat orang lain tersebut marah dan tersinggung, hal ini memunculkan konflik
meskipun tidak disengaja.
3. Kecenderungan untuk meresepsikan pandangan diri sendiri sebagai objektif dan
merefleksikan realitas.
Pandangan orang lain yang dipengaruhi oleh ideologi mereka menghasilkan
kecenderungan perselisihan perbedaan pandangan antar individu hal ini dapat
memperparah konflik kepentingan di antara mereka.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah konflik tidak hanya muncul dari
kepentingan yang bertentangan saja, namun konflik juga sering muncul dari
faktor-faktor sosial, keluhan atau amarah yang berkepanjangan, keinginan
membalas dendam, persepsi sosial yang tidak tepat, dan komunikasi yang buruk.

E. Cara Meningkatkan Hubungan Antarkelompok


Dalam meningkatkan komunikasi dan hubungan diantara anggota kelompok
terutama ketika terjadi konflik dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu
1. Negosiasi (Bargaining)
Negosiasi ini dilakukan ketika terjadi konflik di antara kelompok seperti konflik
antara buruh dan pimpinannya, masyarakat dengan pemerintah, dan lain lain.
Negosiasi itu sendiri ialah proses penyelesaian konflik dengan cara
mempertemukan pihak-pihak yang terlibat konflik untuk menemukan kesepakatan
atau titik tengah agar konflik dapat terselesaikan.

2. Mediasi
Ketika terjadi konflik antar kelompok yang sudah lama tidak mampu diselesaikan
maka membutuhkan pihak ketiga atau mediator yang dapat bersikap netral dan
memiliki kekuatan atau kekuasaan sehingga konflik dapat terselesaikan lebih
cepat dan efektif. Namun jika mediator tersebut tidak mampu untuk bersikap
netral,objektif , dan tidak memiliki kekuatan yang cukup maka negosiasi ini tidak
dapat berjalan efektif tetapi masih mendapatkan beberapa dampak positif seperti :
● Mengurangi terjadinya salah paham sehingga meningkatkan rasa saling
mengerti dan timbul rasa percaya antar kelompok
● Membantu kelompok yang terlibat untuk saling mengalah tanpa harus
menurunkan harga diri kelompok tersebut
● Mengurangi konflik yang terjadi pada internal kelompok serta membantu
menemukan posisinya di konflik tersebut
3. Arbitrasi
Aritrasi ialah penyelesaian konflik yang dilakukan dengan meminta suatu
kelompok yang dianggap netral sebagai mediator atau pihak ketiga unntuk
menyelesaikan konflikdan mampu menyeimbangan ikat kelmpok yang terlibat

6
konflik. Proses ini sering disebut sebagai upaya terakhir yang dapat dilakukan
jika negosiasi dan mediasi tidak berhasil menyelesaikan konflik namun terkadang
hal ini justru melemahkan upaya yang telah dilakukan dan dicapai karena terlalu
mengharapkan jika proses ini akan mendapatkan kesepakatan terbaik untuk
mencegah hal ini terjadi dilakukan final offer arbitrase yaitu upaya final yang di
tawarkan oleh mediator sehingga mendorong tercapainya kesepakatan akhir yang
dapat diterima oleh seluruh pihak

F. Implementasi
Indonesia memiliki beragam kelompok suku, ras,bahasa, dan agama yang
berbeda namun diantara perbedaan kelompok ini tetap memiliki hubungan yang damai
walaupun terkadang terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik untuk
menjaga hubungan diantara kelompok yang ada di indonesia ini perlunya landasan
peraturan yang kuat dan kesadaran yang tinggi bahwa walaupun terdapat perbedaan kita
adalah satu indonesia yang saling melengkapi landasan tersebut tertuang pada sila ke 3
pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan Indonesia.Contoh dari
kuatnya hubungan diantara kelompok yang ada di indonesia terlihat pada letak masjid
istiqlal dan gereja katedral yang bersebrangan walaupun kedua tempat tersebut
merupakan tempat ibadah dua agama yang berbeda namun tetap dapat menjalankan
ibadah dengan damai tanpa konflik selain itu juga terlihat pada hari raya nyepi 2023 yang
dilaksanakan di bali berlangsung bersamaan dengan hari pertama puasa untuk umat
muslim sehingga walaupun adzan dan pelaksanaan salat tarawih harus dengan volume
pengeras suara yang lebih kecil namun tetap berlangsung dengan khidmat hal ini
dilakukan untuk menghargai perayaan hari raya nyepi bagi umat hindu

7
KESIMPULAN

Hubungan antar kelompok terjadi apabila ada dua orang atau lebih saling
berinteraksi satu sama lain. Individu dalam suatu kelompok pasti memiliki persepsi dan
penghayatan yang berbeda satu sama lain. Kelompok muncul dari adanya persamaan,
seperti persamaan nilai, usia, daerah, hingga persamaan pemikiran. Kelompok dibedakan
menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder. Hubungan antar kelompok akan
berubah seiring waktu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, dan
budaya yang terus berkembang. Hubungan antar kelompok yang baik adalah hubungan
yang didalamnya mencangkup rasa saling pengertian, kerjasama, dan terjalinnya dialog
antar anggota kelompok sehingga dapat terciptanya masyarakat yang inklusif, adil, dan
harmonis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Baron, R.A & Branscombe, N.R. (Eds). (2012). Social Psychology. 13th Editions.
Boston: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai