EMOTIONS
KELOMPOK 2:
APA ITU PERILAKU
ANTAR KELOMPOK ?
● Serge Guimond dan Lise Dubé-Simard menemukan bahwa militan Francophones di Montreal merasakan
ketidakpuasan dan frustrasi yang lebih akut ketika membuat perbandingan gaji antar kelompok antara
Francophones dan Anglophones, daripada daripada perbandingan egois.
● Di India, di mana telah terjadi penurunan cepat dalam status Muslim relatif terhadap Hindu, Rama Tripathi
dan Rashmi Srivasta menemukan bahwa Muslim yang merasa paling kehilangan secara fraternalistik
(misalnya dalam hal kesempatan kerja, kebebasan politik) menyatakan yang terbesar. permusuhan terhadap
umat Hindu.
● Dalam sebuah studi tentang pekerja Australia yang menganggur, Iain Walker dan Leon Mann (1987)
menemukan bahwa pada prinsipnya mereka yang melaporkan perampasan fraternalistik yang paling siap
untuk merenungkan protes militan, seperti demonstrasi, pelanggaran hukum dan penghancuran properti
pribadi. Mereka yang merasa dirampas secara egois melaporkan gejala stres pribadi (misalnya sakit kepala,
gangguan pencernaan, sulit tidur). Studi ini secara khusus mengungkapkan dalam menunjukkan bagaimana
perampasan egoistik dan fraternalistik menghasilkan hasil yang berbeda, dan bahwa yang terakhir dikaitkan
dengan kerusuhan sosial sebagai protes antar kelompok atau kolektif (lihat di bawah) atau agresi.
Social Protest & Collective Action
Terdapat 3 jenis motif protes (Teori Ajzen
dan Fishbein,1980):
a. Collective motive : keuntungan kolektif
Social protest yang dihasilkan bernilai tinggi
b. Normative motive : orang – orang
Social protest adalah protes yang penting dalam protes menghargai
partisipasi kita
dilakukan untuk menuntut adanya c. Reward motive : adanya keuntungan
kebaikan sosial dan juga untuk personal
melawan penyakit sosial, bilamana
berhasil akan membuat semua
partisipan senang atau jika Jika para anggota percaya bahwa protes
mengalami kegagalan akan adalah cara yang efektif, maka proses itu
menghasilkan rasa sakit lebih untuk akan meningkatkan kemungkinan
partisipasi dalam protes kolektif (aksi
partisipan. protes bersama semakin besar)
Klanderman (dalam Sturmer dan Simon, 2004) mendeskripsikan empat langkah dalam
partisipasi gerakan sosial:
Berdasarkan analisisnya terhadap teori identitas sosial, Bernd Simon (2003) berpendapat
bahwa ketika anggota mengidentifikasi sangat kuat dengan sebuah kelompok, mereka
memiliki persepsi yang sama tentang ketidakadilan, kebutuhan, dan tujuan kolektif.
Mereka juga bertukar pandangan tentang sikap, niat, dan kepercayaan satu sama lain, dan
secara kolektif dipengaruhi oleh norma-norma kelompok dan pemimpin.
Realistic Conflict
Ciri utama perilaku antarkelompok adalah etnocentrism. Muzafer Sherif (1962) percaya bahwa
bilamana kelompok-kelompok bersaing karena adanya kekurangan sumber daya, hubungan
antarkelompok menjadi ditandai oleh konflik dan etnocentrism yang muncul.
Etnosentrisme, yaitu pandangan bahwa kelompoknya adalah yang terbaik. Menurut sherif,
etnosentrisme berasal dari intergroup relations (relasi antara dua / lebih kelompok dan anggota-
anggotanya).
Realistic Conflict
Theory
• Sherif (1966), teori konflik yang realistis tentang intergroup behavior, dimana sifat
hubungan antarindividu dan kelompok-kelompok menentukan sifat hubungan
antarindividu dan antar kelompok.
• Individu yang berbagi tujuan perlu saling bergantung untuk pencapaian mereka dengan
cenderung bekerja sama dan membentuk kelompok.
• Sementara individu yang memiliki tujuan bersama terlibat dalam kompetisi
antarindividu, yang merubah bentuk kelompok atau berkontribusi pada runtuhnya
kelompok yang sudah ada.
Realistic Conflict
Theory
Teori Sherif ini menjelaskan perilaku antar kelompok dalam hal sifat hubungan antar
kelompok, yaitu:
Social Categorisation
Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok membuat
seseorang mengkategorisasikan dirinya (self categorization) dengan
kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka
dalam berperilaku.
Prototype
Prototype adalah fuzzy set of attributes, yaitu atribut yang terdiri dari
persepsi, kepercayaan, sikap, perasaan, perilaku yang menggambarkan
satu kelompok dan membedakannya dengan kelompok lain.
Depersonalisation
Depersonalisasi adalah proses dimana individu menginternalisasikan bahwa
orang lain adalah bagian dari dirinya atau memandang dirinya sendiri sebagai
contoh dari kategori sosial yang dapat digantikan dan bukannya individu yang
unik.
Positive Distinctiveness and Self-
Enhancement
Positive distinctiveness sebagai proses tingkatan grup yang
diyakini untuk menggambarkan sebuah motivasi manusia
yang sangat dasar untuk self-enhancement (peningkatan diri).
“Self- categorisation”.
Accentuation effect : Efek yang membuat kita sering melebih-lebihkan kesamaan diantara kelompok
kita, dan selalu merasa kita dan kelompok kita itu sama baiknya dalam hal apapun dan merasa sangat
amat berbeda dengan selain kelompok kita.
Relative homogeneity effect : Efek bahwa ada orang-orang yang sering berpikiran bahwa kelompok luar
itu diaggap sama semua sedangkan kelompok kita terlihat sangat berbeda dari kelompok luar hal ini
dikarenakan kita lebih sering berinteraksi kepada anggota grup kita, sehingga kita lebih tahu hal yang
lebih rinci anggota kita dan lebih mudah membedakan mereka.