Anda di halaman 1dari 37

KONFLIK KELOMPOK

(GROUP CONFLICT)
& TINGKAHLAKU
AGRESIF
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Dinamika & Proses
4. Cara-cara memanagemen konflik
1.Pengertian Konflik Kelompok
 Konflik = pertentangan antara dua…
 Dua kepentingan, dua tujuan, dua
minat ……….dst.
 Setiap orang pernah merasakan
adanya konflik
 Ada konflik internal, konflik
intrapersonal, interpersonal,
intergroup.
Konflik = hubungan dua pihak(individu/kelompok)
yg memiliki atau merasa memiliki,
sasaran-sasaran yg tk sejalan.

Konflik mengandung perspektif 3 dimensi yaitu


dimensi kognitif (persepsi); dimensi
emotif(perasaan); dimensi aksi(tindakan).

Tindakan sebagai ekspresi persaannya, sebagai


artikulasi dari persepsinya, sampai terpenuhinya
kebutuhannya mempunyai potensi mengganggu
perpenuhinya kebutuhan orang lain.
Konflik & Kekerasan
 Konflik sering dihubungkan dengan
kekerasan.
 Kekerasan meliputi tindakan, perkataan,
sikap, berbagai struktur atau sistem yg
menyebabkan kerusakan secara fisik,
mental, sosial atau lingkungan, dan/atau
menghalangi seseorang untuk meraih
potensinya secara penuh.
 Konflik adalah suatu kenyataan hidup
yang tk terhindarkan dan sering bersifat
kreatif.
Selanjutnya yg akan dibahas hanya konflik
kelompok/konflik sosial/konflik komunal.

 Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak


sejalan.
 Berbagai perbedaan pendapat dan konflik terjadi
biasanya diselesaikan tanpa kekerasan, dan
sering menghasilkan situasi yg lebih baik bagi
sebagaian besar atau semua pihak yang terlibat.
 Konflik tetap berguna, mengapa?
Konflik adalah bagian dari keberadaan kita. Dari
tingkat mikro, antar pribadi hingga tingkat
kelompok, organisasi masyarakat dan negara.
Meliputi semua bentuk hubungan manusia –
sosial, ekonomi, kekuasaan, mengalami
pertumbuhan, perubahan dan konflik.
2. Penyebab Konflik
 Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan.
Contohnya, kesenjangan sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses
yg tidak seimbang terhadap suumberdaya, serta kekuasaan yg tidak
seimbang. Kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi,
pengangguran, kemiskinan, penindasan dan kejahatan.

 Christopher Moore(1986, 1996) mengemukakan “roda “ penyebab konflik


yaitu yang sentral adalah kebutuhan manudsia, yg didukung atau juga
sekaligus disebabkan salah satu atau semua faktor yaitu emosi,
komunikasi, nilai-nilai, struktur dan sejarah. Ahli lain Bob Evan(2000),
menyusunnya menjadi dislexis dari kata “rivers“ sehingga
relationship(relasi), informasi(information), nilai(value), emosi,
sumberdaya(resource), struktur (structure).

 Mengapa sejarah juga disebut sbg salah satu penyebab konflik? Sejarah
dapat memperlihatkan rangkaian perkembangan konflik.
Dengan menelusuri sejarah kita dapat memahami mengapa konflik tanah
di Irian (Papua) merupak masalah utama yg menjadi penyebab konflik. Ini
berkaitan dengan sumberdaya.
The Continuum of Human Needs
(Burton and Dukes,1990)
Survival Interests Identity-
Needs Based Needs
Food Substantive Meaning

Shelter Procedural Community

Health Psychological Intimacy

Security Autonomy
Konflik sebagai tanda kegagalan?
 Kegagalan fungsional dari aspek personal,
organisasional dan sosial.
 Apabila konflik dilihat sebagai tidak

berfunsinya aspek-aspek tsb. Mungkin kita


tidak menyalahkan salah satu pihak,
tetapi lebih mencari apakah ada gap yg
menyebabkannya.
Apabila gap itu ditemukan dan ditunjang
oleh informasi/data yg relevan dgn konflik
tsb maka kita masuk ke dalam analisis
konflik.
Sherif(1966; Sherif & Sherif, 1953)
 Intergroup Conflict stems from realistic
competation between group that intensifies
ingroup bias and outgroup hostility.
 Conflict and ingroup bias can also result from the
mere act of categorizing individuals into groups
(Tajfel, 1969, 1978).
 Using the “minimal group paradigm” it is clear
that arbitrarily dividing individuals into groups
can foster ingroup bias and outgroup hostility.
 Both realistic group conflict and mere social
categorization can generate ingroup bias,
prejudice, stereotypes, and discrimination.
3. Dinamika & Proses
 Eksperimen Lapangan Sherif (1949, 1953, 1954, 1966)
 Tiga tahapan eksperimen;
 Tahap 1: Anak-anak datang di suatu perkemahan, mereka tk saling
mengenal. Mereka diberi berbagai permainan, dan terbentuk
hubungan pertemanan.
 Tahap 2: Kelompok besar ini dibagi menjadi 2 kelompok yang lebih
kecil. Kelompok-kelompok ini relatif sangat terisolasi. Masing-
masing kelompok mempunyai tempat tinggal sendiri, terlibat
dengan aktivitas masing-masing kelompok. Meskipun mereka diberi
sedikit informasi tentang kelompok lain, yg mengarah pada ciri-ciri
etnocentrism.
 Tahap 3: Kedua kelompok dibawa bersama kembali, tetapi dalam
suasana konpetetif, misalnya pertandingan olahraga dan aktivitas
lainnya.Aktivitas yg menimbulkan pertandingan yg sengit dan
kebencian antar kelompok. Sikap ethnocentrism dan tingkahlaku
agresif antar kelompok muncul disertai dengan solidaritas
kelompok.
 Ada yg diproses s/d tahap4. Kedua kelompok diberi tujuan bersama.
Mereka tidak dapat mencapai tujuan itu, Mengapa ?
Realistic Conflict Theory (RCT)
Goal
Shared Mutually
Goal:requiring Exclusive goals
interdepence for
their achievement
Type of inter- Interpersonal Interpersonal Interpersonal
individual relations Cooperation Competition
relation
Group Interpersonal
formation conflict, reduce
solidarity group solidarity
Intergroup Intergroup Intergroup
Relation Cooperation Competition

Intergroup Intergroup
harmony conflict
Dinamika Community Conflict
 Seorang Ibu belanja ayam di Pasar.
 Ayamnya hilang karena tali pengikatnya putus.
 Ditemukan oleh Ibu yg lainnya yg juga memerlukan ayam,
sedangkan pasarnya hampir tutup, tk ada lagi orang jualan
ayam.
 Dua orang bertengkar memperebutkan ayam, mereka
berbeda Etnis.
 Pertengkaran mulut menjadi membesar dan mengundang
massa di pasar, kebetulan penghuni pasar bersamaan etnis
dengan dua orang yg sedang bertengkar.
 Pertengkaran menjadi pertengkaran dua kelompok Etnis.
 Ditengahi oleh seorang anggota polisi,maksudnya melerai
tetapi tk berhasil. Pak Polisi kenal dengan salah satu ibu yg
bertengkar karena sesama etnis yg sama.
 Apa sebab mereka tidak berhasil menyelesaikan
pertengkaran tsb ?
4. Cara-cara Memanagemen
Konflik
 Allport (1954) Contact Hypothesis
Mengembangkan program-program
yg strategis untuk mengurangi
konflik antar kelompok.
 Tergantung dari jenis konflik maka

sesuai dengan jenisnya terdapat cara


pendekatannya.
 Aneka pendekatan dalam mengatasi

konflik.
Respon Terhadap Berbagai Konflik:
Melalui Liku-liku Istilah
Konflik Laten Konflik di Konflik
Permukaan Terbuka
Pencegahan
Konflik
Penyelesaian
Konflik
Pengelolaan
Konflik
Resolusi
Konflik
Transformasi
Konflik
Beberapa istilah
 Group Conflict (Konflik Kelompok)
 Community Conflict (Konflik
Komunal)
 Social Conflict (Konflik Sosial)
TINGKAHLAKU AGRESIF
Ciri, Penyebab, Kontrol
1. Perspektif Teori-teori Tingkahlaku
Agresif.
2. Determinan Sosial dari Tingkahlaku
Agresif.
3. Sebab-sebab Personal dari Tingkahlaku
Agresif.
4. Pelecehan Anak dan Tindakan kekerasan
di tempat kerja.
5. Prevensi dan Kontrol thd Tingkahlaku
Agresif.
1. Perspektif Teori-teori
Tingkahlaku Agresif
 Teori Instink.
 Teori Biologis.

 Teori Drive (dorongan).

 Teori Belajar Sosial.

 Keori Kognitif.
PENGANTAR
 Genocide – Ethnic Cleansing.
 Bosnia, Somalia, BBM – Ambon,
Kalimantan Barat (Sambas, Sampit,
dsb.), Lampung, Aceh, dll.
Teori-teori Tingkahlaku Agresif
 Teori Instink: Sigmund Freud
Agresi berpangkal dari kekuatan “death
wish” or instinct (thanatos) yg dimilki
oleh semua orang.
 Konrad Lorenz (1966, 1974)Pemenang
hadiah Nobel, mengatakan bahwa
tingkah laku agresif bermula dari instink
“fighting” manusia berbagi dengan
spesies lainnya.
Teori Socio-biologists

 Hampir sama dengan di atas adalah


pandangan bahwa berbagai aspek
dari tingkahlaku sosial sebagai hasil
proses Evolusi.
 Pola tingkalkau yang dikontribusikan
pada reproduksi keturunan untuk
gnerasi berikutnya (Ardrey,
1976;Barlow, 1989).
Teori Biologis
 Level of “serotonine” yg merupakan
neurotransmitter dalam system syaraf.
 Marazitti dkk. (1993) melaporkan bahwa
faktor biologis banyak berperanan pada
berbagai bentuk tingkahlaku agresif.
Sebagai contoh berubahnya minat kepada
sesama jenis dapat dijelaskan dengan
model teori ini.
 Adannya tingkahlaku afresif yg ekstrim
berhubungan dengan kelainan mekanisme
persyarafan yg mengatur emosi.
Teori Drive (dorongan)
 Keinginan untuk bertingkahlaku
agresif datang dari dorongan
terutama berasal dari luar diri yg
mendorong melukai orang lain
(Berkowitz, 1989; Fesbach, 1984).
 Faktor Eksternal yg dimaksud adalah
frustrasi. Teori yg lebih dikenal
adalah teori “frustration aggression
hypothesis (Dollard et.al., 1939).
 Frustrasi menjuruskan dorongannya
ke arah tujuan utama untuk
menyakiti orang lain atau benda yg
dipersepsi sebagai penyebab
frustrasi (Berkowitz, 1989).
Teori Belajar Sosial
 Bandura, 1973, 1986; Baron &
Richardson, 1994.
 Pendekatan ini didasarkan pada
pandangan bahwa tingkahlaku
agresif seperti juga berbagai
tingkahlaku sosial yg komplex,
sebagian besar terjadi karena proses
belajar.
 Social leraning theory emphasizing that
aggressive behaviors are either through
direct experience and practice or through
observation of others.
 Individu belajar : (1) Siapa
individu/kelompok yg merupakan target
yg tepat; (2) Aksi apa /siapa yg dapat
dijadikan obyek pembalasan; (3) Apa
situasi/konteks yg tepat untuk
menjalankan tl agresifnya.
Teori Kognitif
 Interplay dari faktor kognitif, affektif &
faktor lainnya.
 Faktor lainnya sbb:
 Pengalaman masa lalu ttg sejarah belajar.
 Ingatan yg diassosiasikan dengan faktor
kognitif.
 Penilaian thd tikahlaku orang lain.
 Script situasi sekarang.
 Aggressive Cues (tanda)
 Keadaan affektif sekarang.
Determinan Sosial
 Peletak dasar Psikologi Sosial :
Aggression Machine, Arnold
Buss(1961) – Agresivitas Fisik.
 Frstrasi – Dollard (1939): Frustrasi
mengarah ke bentuk agressi; agressi
selalu berkaitan dengan frustrasi.
 Tingkahlaku orang lain menjadi triger
tl agresif. Ada rasa dengki;
provokasi.
 Terbuka terhadap Media Kekerasan
 Peningkatan rangsangan: emosi, kognisi,
dan agresi. Excitation Transfer Theory---
residual arrousal.
 Rangsangan sexual dan Tl agresif; cinta –
benci, dua sisi mata uang.
 Kecemburuan sexual dan tl agresif;
menyakiti sesorang yg dicintai apabila ia
tk setia. Romantic Relatinship.
 Terapan : Kebengisan pornografi
sebagai penyebab perkosaan.
Sebab Personal
 Behavior Pattern : Type A kompetatif
, selalu ingin cepat, peka & agresif.
Type B kebalikannya.
 Hostile attribution Bias.
 The Big Five of Personality Costa &
Mc. Rae, 1994; Funder & Sneed,
1993: Extraversion, Agreeableness,
Conscientiousness, Emotional
stability, Openness to experience.
Perbedaan Gender
 Apakah pria lebih agresif dari
wanita?
Child Abuse & Kekerasan di
Tempat Kerja
 Anak disalahgunakan oleh orang
dewasa ------dirusak.
 Aggression in workplace.

Perlakuan tidak senonoh dalam


lingkungan kerja.
Penanggulangan & Kontrol
terhadap Tingkahlaku Agresif
 Hukuman.
 Katarsis.
 Intervensi Kognitif.
 Tehnik Lain; diperkenalkan pada
tingkahlaku Non-agresif.
Perbedaan Budaya dan Ethnik
dalam Agresivitas.

Anda mungkin juga menyukai