KELOMPOK:
JUJUN JUNAEDI
U SIROJUL
FAHMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik dapat muncul karena perbedaan makna yang disebabkan
oleh pengalaman yang berbeda. Perbedaan pengalaman dapat dilihat dari
latar belakang budaya yang berbeda sehingga membentuk kepribadian yang
berbeda pula. Orang dipengaruhi oleh pola pikir dan pendidikan
kelompoknya. Perbedaan pemikiran dan sikap tersebut pada akhirnya
menimbulkan perbedaan kepribadian individu yang dapat menimbulkan
konflik.
Di semua organisasi / perusahaan, ketidaksepakatan sering disengaja atau
dibuat sebagai salah satu strategi perubahan manajemen. Perubahan ini
dapat dilakukan dengan menciptakan konflik. Namun, konflik juga dapat
terjadi secara alami karena kondisi objektif yang dapat menimbulkan
konflik. Seperti yang ditunjukkan oleh Hocker dan Wilmot (Wirawan, 2010:
8), konflik muncul ketika pihak-pihak yang berkonflik mengejar tujuan yang
berbeda. Konflik dapat terjadi karena tujuan pihak yang berseberangan sama,
tetapi cara pencapaiannya berbeda. Konflik merupakan masalah hubungan
dalam komunikasi interpersonal. Jika hubungan antarpribadi tidak berhasil,
hubungan komunikasi skala besar juga bisa salah. Dalam komunikasi
interpersonal, komunikator dan komunikator harus dapat memahami
maksud atau pesan yang disampaikan agar pesan yang disampaikan sesuai
dengan pesan yang disampaikan. Perbedaan antara pesan yang diterima dan
pesan yang disampaikan adalah penyebab utama konflik.
Ketika keduanya menyetujui interpretasi, mereka seharusnya memahami
pentingnya hubungan interpersonal. Makna interpersonal diciptakan satu
sama lain oleh partisipan dalam komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara dua orang. Dalam komunikasi,
terjadi pertukaran pesan dengan makna interpersonal. Makna interpersonal
adalah makna yang dibentuk oleh individu dengan pengalaman hidup yang
berbeda. Pesan yang dikirimkan oleh komunikator kepada komunikator
dapat memiliki makna yang berbeda dan dapat menimbulkan masalah baru.
Setelah komunikasi antarpribadi, ada tingkat komunikasi yang lebih luas,
yaitu komunikasi kelompok kecil. Sebuah kelompok kecil terdiri dari
beberapa orang yang ingin mencapai tujuan bersama. Kelompok kecil
biasanya terdiri dari 3 sampai 7 orang, dan semakin banyak anggota yang
Anda miliki, semakin kecil kemungkinan Anda memiliki hubungan pribadi.
Ini memiliki efek menjaga kelompok tetap fokus pada tujuan itu dan tetap
puas dengan pengalaman (West dan Turner, 2009: 37). Beberapa kelompok
kecil sangat tertutup. NS. Mereka memiliki tingkat kohesi yang tinggi dan
ikatan yang kuat. Kohesi ini mempengaruhi apakah kelompok ini dapat
berfungsi secara efektif dan efisien. Dalam konteks kelompok kecil, anggota
memiliki kesempatan untuk memperoleh perspektif yang berbeda tentang
topik tersebut. Dalam konteks kelompok kecil ini, banyak orang dapat
membantu mencapai tujuan kelompok. Penelitian ini dilakukan dengan
Teknik penelitian kualitatif untuk mengetahui apakah dalam tubuh
Komunitas Belajar Sabalad terdapat konflik individu yang secara langsung
berpengaruh pada stabilitas organisasi tersebut. Pengumpulana data
dilakukan dengan Teknik wawancara terhadap pelaku organisasi di
Komunitas Belajar Sabalad.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konflik individu dalam organisasi?
2. Bagaimana Tata kelola kehidupan berorganisasi?
3. Bagaimana Pengaruh konflik terhadap tata kelola organisasi Komunitas
Belajar Sabalad?
1
Ninek dan Yusniati, 2007:30.
2
wulansari, 2009: 180.
bahwa pembagian atau pembelaan sosial adalah ciri permanen dari semua
masyarakat yang sudah konpleks, walaupun tentu saja akan mengambil
bentuk-bentuk dan juga tingkat kekerasan yang secara substansial sangat
bervariasi.
Coser juga menyebutkan konflik itu merupakan sumber kohesi
atau perpecahan kelompok tergantung atas asal mula ketegangan. Isu
tentang konflik, cara bagaimana ketegangan itu ditangani dan yang
terpenting tipe stuktur dimana konflik itu berkembang. Berikutnya Coser
juga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara konflik in-group dan
dan konflik out group antara nilai inti dengan masalah yang bersifat
pinggiran, antara konflik yang menghasilkan perubahan stuktural lawan
konflik yang disalurkan melalui lembaga-lembaga savety value, yaitu salah
satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan
kelompok dari kemungkinan konflik sosial. Begitu pula pada konflik jaringan
longgar dan stuktur jatingan ketat, juga Coser membedakan antara konflik
realistis dan non realistis.3 Konflik merupakan tindakan refleksi dan
ketajaman budi dalam Ilmu-ilmu sosial. Studi mengenai konflik-konflik dalam
masyarakat merupakan stimulus utama dalam penajaman dan
pengembangan pengetahuan mengenai stuktur-stuktur dan tindakan-
tindakan sosial (Harskamp, 2005:4). Seperti konsep diatas, disimpulkan
bahwa konflik adalah fenomena sosial dalam masyarakat yang terjadi karena
adanya tindakan sosial mengenai suatu tujuan-tujuan atau tuntutan dari
sekelompok orang maupun individu yang melatar belakangi adanya
perebutan atau perbedaan pandangan dari kedua kelompok yang
bersangkutan.
3
Wulansari, 2009:180
1) Approach-Approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan
pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan
yang dicapai saling terpisah satu sama lain.
2) Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk
melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan
tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negative bagi orang yang
mengalami konflik tersebut.
3) Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari
dua atau lebih hal yang negative tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling
terpisah satu sama lain.
Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis konflik
yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak
begitu fatal.
3.2Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah mini riset. Mini riset adalah karya
tulis ilmiah hasil karya mahasiswa sebagai tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah. Tujuan dari mini riset ini adalah untuk mengetahui
pemikiran ataupun ide dari mahsiswa terhadap suatu pokok permasalahan
tertentu. Dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pada
organisasi yang akan diteliti dengan melakukan wawancara dan studi kasus.
3.5Uji Keabsahan
5
Anita Taylor (Rakhmat, 1999:119)
Organisasi berbasis komunitas merupakan kumpulan orang orang yang
secara sukarela mau berkontribusi dan berkegiatan di komunitas
sehingga laju organisasi tergantung pada kontribusi anggota pada
organisasi baik itu secara material atau hal lain. Sehingga tak jarang
anggota organisasi yang merasa keberatan kalau materi mereka terpakai
lebih banyak dari anggota yang lainnya. Buntut permaslaahnya roda
organisasi tidak berputar. Komunikasi kelompok yang baik tentu akan
memecahkan permasalahan pada masing masing individu. Komunikasi
kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada
saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan
deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta
bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-cara bagaimana yang harus
ditempuh (Alvin, 2006:8).6
Keberlangsung Komunitas Belajar Sabalad sebagai sebuah entitas yang
sampai saat ini masih hidup namun roda organisasi yang tidak berjalan.
Seakan mati suri komunitas belajar sabalad hanya tinggal nama.
Lemahnya kaderisasi menyebabkan organisasi tidak berjalan sebagai
mana mestinya dulu.
6
Alvin, 2006:8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Saran
Penyelesaian konflik dalam organisasi semacam itu adalah kreatif dan
konstruktif, itulah yang kita semua inginkan. Artinya, tercapainya
keharmonisan antar anggota yang menunjukkan sikap, perilaku, dan perilaku
yang harmonis. Orang-orang menoleransi sifat menyimpang dari satu atau
lebih anggota organisasi selama karakteristik tersebut mengarah pada
perbaikan organisasi. Perbedaan pendapat antara anggota organisasi adalah
semacam "hak mereka". Konflik yang muncul adalah menciptakan pilihan
yang lebih baik bagi semua anggota, yang memilih pilihan terbaik dari pilihan
tersebut sesuai dengan hak dan kewajibannya. Jangan berasumsi bahwa
organisasi Anda gagal karena konflik. Konflik sesulit apapun adalah dengan
melihat masalah, menempatkannya dalam hubungan yang rasional,
mengenali rintangan dan rintangan yang berada di luar kemampuan kita, dan
mentaati aturan main yang kita sepakati bersama. , Anggota sendiri dapat
menyelesaikannya, dan berusaha untuk secara konsisten menerapkan
keputusan yang disepakati bersama. Dengan demikian persatuan dan
kesatuan anggota organisasi dijamin dapat tercapai atau terpelihara sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai dengan lancar. Oleh karena itu, konflik dapat
mengarah pada inovasi dan perubahan. Anda dapat membuat orang
melakukan aktivitas mereka dan mengembangkan perlindungan terhadap
pihak yang rentan dalam organisasi Anda. Faktor-faktor ini menunjukkan
bahwa konflik dapat dikelola agar bermanfaat, daripada menghambat
pencapaian tujuan dalam organisasi modern.
DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Santosa. Pedoman Tesis dan Desertasi Jakarta: Uhamka
Press. 2008.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
Covey. Stephen R. 2008.
The 8th Habit. Jakarta: Gramedia Hikmat, 2009. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Timpe, A. Dale. Memimpin Manusia, Jakarta: Gramedia 1991
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Humanika.2010
Andri Wahyudi, Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan 15 Wirawan. Teori
Kepemimpinan. Jakarta: Uhamak Press. 2002
Athif Roihan Natsir Ketua komunitas sabalad periode 2017-2020 dalam
wawancara. Parigi, 2021
M. C. Shukla, Business Organization and Management, S. Chand & Company
Ltd., Ram Nagar, New Delhi. 1980.
Sukanto Reksohadiprodjo, 1984, Dasar-dasar Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
V. A. Thompson, 1961, Modern Organization, Alfred A. Knopf, New York.
Warren G. Bennis, 1966, Changing Organizations, McGraw-Hill, New York