Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN BERBASIS NILAI SUMBER DAYA


ALAM DAN KEPRAMUKAAN DI PESANTREN EKOLOGI HIDAYATUL IRPAN

Diajukan Kepada
Program Studi Managemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Pengajuan Skripsi

Disusun oleh : Jujun Junaedi


NIM : 1150118011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDATUL ULAMA AL FARABI
PANGANDARAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN BERBASIS SUMBER DAYA


ALAM DAN KEPRAMUKAAN DI PESANTREN EKOLOGI HIDAYATUL IRPAN

Disusun oleh :
JUJUN JUNAEDI
NIM : 1150118011

Diajukan Kepada
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Pengajuan Skripsi

Pangandaran, 6 April 2022


Menyetujui :
Dosen Pembimbing I : Dosen Pembimbing II :

Neneng Nurmalasari S.Pd.I, M.Pd Irpan Ilmi S.Hum, M.M


NIDN : NIDN :

Dosen Penguji I : Dosen Penguji II : Dosen Penguji III :

…………………………. ………………………………… ………………………………….


NIDN : NIDN : NIDN :

Mengetahui :
Ketua Prodi Managemen Pendidikan Islam

……………………………………………………………….
NIDN :
KERANGKA PENULISAN SKRISPSI

Halaman
LEMBAR JUDUL………………………………………………………………………………..
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………………
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................
E. Penelitian Terdahulu.....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................
A. Pengembangan Kurikulum...........................................................................
1. Pengertian Kurikulum............................................................................
2. Pengertian Pengembangan Kurikulum...........................................
B. Nilai Sumber Daya Alam................................................................................
1. Pengertian Nilai.........................................................................................
2. Pengertian Nilai Sumber Daya Alam..................................................
C. Pengertian Kepramukaan..............................................................................
D. Kerangka Berpikir..............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………….................
A. Pendekatan dan Desain Penelitian……………................……………......
B. Subjek dan Objek Penelitian……………................……………...................
C. Jenis dan Sumber Data
D. Tempat Penelitian ……………................……………................………………
E. Teknik Pengumpulan Data……………................……………................…..
F. Teknik Analisis Data ……...……………................……………................……
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………................……………
H. Jadwal Penelitian……………................……………................………………...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………................……………................…………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di
Indonesia yang telah ada sebelum lahirnya sistem pendidikan modern. 1
Saat ini pesantren terus berkembang dengan berbagai model
pendidikannya. Belum ada kurikulum pasti yang mengatur model
pendidikan di pesantren yang dikeluarkan langsung oleh pemerintah
sebelum akhirnya pada tahun 2020 Kementrian Agama RI
mengeluarkan Peraturan Menteri Agama No 31 Tahun 2020 Tentang
Pendidikan Pesantren.
Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah atau sebutan lain
yang selanjutnya disebut Pesantren adalah lembaga yang berbasis
masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi,
masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah Swt, menyampaikan akhlak mulia serta
memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin yang tercermin dari
sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur
bangsa Indonesia lainnya melalui Pendidikan, dakwah islam,
keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka negara
kesatuan Republik Indonesia.2 Dalam peraturan tersebut dijelaskan
pengertian mengenai pesantren secara utuh, bahwa pesanren memiliki
legalitas yang jelas sebagai sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan
Pesantren adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh pesantren dan
berada di lingkungan pesantren dengan mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kekhasan pesantren dengan berbasis kitab kuning atau
dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan Mu'allimin.3

1
Masytukin Abdillah, “Kapital Selekta Pondok Pesantren, Status Pendidikan Pesantren Dalam
Sisdiknas” (Jakarta: Depang RI, 2002).
2
Kemenag RI, “Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2020 Tentang
Pendidikan Pesantren” (2020).
3
Kemenag RI.
Kedudukan Pesantren seperti disebutkan dalam pasal 2 ayat (1)
Pesantren menyelenggarakan Pendidikan Pesantren sebagai bagian
dari penyelenggaraan pendidikan nasional. Sehingga dapat disimpulkan
saat ini pesantren sudah diakui dan diberikan regulasi dalam
pelaksanaannya, seperti ditulis dalam pasal 2 ayat (2)Pendidikan
pesantren sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dieselnggarakan
dalam : a) Bentuk pengkajian Kitab Kuning, b) Bentuk dirasah islamiah
dengan pola pendidikan muallimin; dan c)Bentuk lain yang terintegrasi
dengan pendidikan umum. Oleh karena itu, kurikulum pesantren dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pesantren itu sendiri dalam
hal ini peneliti bermaksud mengembangkan kurikulum pesantren
kearah pengetahun tentang nilai sumber daya alam dan kepramukaan.
Melihat potensi tersebut, maka Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH) Republik Indonesia, sejak tahun 2008 telah mencanangkan
program ekopesantren yang memberikan penghargaan kepada
pesantren yang mempunyai inisiatif dan inovatif dalam berperan serta
untuk pelestarian lingkungan.4 Integrasi lebih luas menjawab pasal 2
ayat 2) poin (c) tentang bentuk lain yang terintegrasi dengan
Pendidikan umum yaitu Pendidikan kepramukaan yang pada dasarnya
merupakan kegiatan ekstrakulikuler disekolah. Kegiatan
ekstrakulikuler adalah kegiatan Pendidikan diluar ketentuan kurikulum
yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang
Pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah
(institusional).5
Dari sekian banyak ekstrakulikuler, pramuka memiliki tempat
yang besar di hati para siswa di Indonesia, selain kegiatan ini memiliki
sejarah panjang di Indonesia pembinaan kegiatan ini juga sangat
matang dan terencana. Ini terbukti dengan ditetapkannya Undang-

4
Fachruddin Majeri Mangunjaya, Ekopesantren: Bagaimana Merancang Pesantren Ramah
Lingkungan? (Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014).
5
Hamalik Omar, “Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT,” Sinar Grafika, 2008.
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa tujuan dari
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan adalah: untuk membentuk
setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai
kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia mengamalkan Pancasila serta melestarikan
lingkungan hidup.6 Sebagai Lembaga pendidikan islam, pesantren
mempunyai kemampuan melahirkan perubahan dalam masyarakat,
yang diasumsikan bahwa pesantren adalah sosok lembaga sosial yang
mampu melahirkan lingkungan masyarakat untuk mengenal tatanan
yang lebih maju dengan karakter menggarap lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu pramuka dapat menjadi wadah berkegiatan diluar
pesantren yang dapat menyalurkan minat dan bakat santri serta wadah
pembentukan karakter. Hal ini juga di didukung dengan adanya
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 177 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Komunitas Pramuka.
Bahawa dijelasakan dalam PP tersebut :
“Untuk menunjang usaha-usaha tersebut, maka Kwartir Nasional,
kwartir daerah dan kwartir cabang dapat membentuk satuan
komunitas pramuka sebagai organisasi pendukung yang berfungsi
menghimpun dan mengkoordinasikan kegiatan gugusdepan
berbasis profesi, aspirasi, atau agama, baik yang berada di satuan
pendidikan maupun yang berada di komunitas.”7
Sebagai Lembaga tradisional yang tumbuh dari akar rumput, pondok
pesantren pada umumnya masih terbatas dalam pengetahuan dan

6
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik Indonesia, “Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka” (2010).
7
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka and Jakarta 10110 Jalan Medan Merdeka Timur No. 6,
“Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 177 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Komunitas Pramuka” (n.d.).
pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat umum termasuk
lingkungan. 8 Dalam studi kasus Pengembangan Kurikulum Lingkungan
Berbasis Islam Kurikulum Pondok Pesantren Nurul Hakim adalah
kurikulum terintegrasi yaitu adanya integrasi antara kurikulum dari
pemerintah dan kurikulum dari pondok pesantren yang acuannya
adalah AlQuran, Sunnah serta kitab kuning. Pembahasan tentang
lingkungan tidak jadikan hal yang khusus melainkan menjadi pokok
pembahasan dalam beberapa mata pelajaran, yakni dalam Fiqh
(Thaharah, Ihya Ul Mawaid, Fiqhul Bi’ah), biologi. Selain memberikan
wawasan dan pengetahuan Pesantren Nurul Hakim juga membekali
santri dengan kemampuan atau skill dalam pengelolaan lingkungan
seperti pertanian, daur ulang sampah dan lain sebagainya.9
Melihat studi kasus diatas bahwa Pesantren Ekologi Hidayatul
Irpan berada di Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat, memiliki karakterisktik yang sama dalam hal
kurikulum dan pendidikan yang diajarkan. Kesamaan itu ada pada tema
pesantren yang diusung yaitu ekologi. Selanjutnya Otto Soemarwoto
mendefinisikan ekologi dengan bahasa yang sederhana sebagai ilmu
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan hidupnya.10 Dalam Pelaksanaan pengajaran keislaman,
pendidikan bagi agama Islam, fokus mengajarkan kajian Quran, Hadist,
Ijma dan Qiyas yang diajarkan Ulama melalui Kiyai dan Ustadz.
Sedangkan bagi agama Kristen, rujukan pembelajarannya adalah Al
Kitab. Santri di pesantren ekologi ini terdiri dari 20 Provinsi 24 suku
dan tiga agama; Islam, Katolik dan Protestan. Pesantren ekologi sudah
meluluskan 60 pekerja perdamaian.11 Kurikulum yang diterapkan di

8
Mangunjaya, Ekopesantren: Bagaimana Merancang Pesantren Ramah Lingkungan?
9
Rihlah Nur Aulia, Dian Elvira Nanda Isnaini, and Umi Khumairoh, “Pengelolaan Lingkungan
Berbasis Pesantren (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Nurul Hakim Lombok),” Hayula: Indonesian
Journal of Multidisciplinary Islamic Studies 1, no. 2 (2017): 229–44.
10
Otto Soemarwoto, “Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan,” 1991.
11
Irpan Ilmi, “Strategi Pembelajaran Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan Dalam Melahirkan Peace
Worker,” YUME: Journal of Management 4, no. 3 (2021).
Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan merupakan kurikulum yang focus
pada kajian Quran, Hadist, Ijma dan Qiyas. Mata pelajaran yang
diajarkan dalam pesantren ini antara lain kitab Tajwid, Safinatunaja,
Tijan Ad-Daruri, Bulughul Maram dan Tafsir Jalalain, buku-buku ekologi
dan pertanian ramah lingkungan, serta kitab dan buku yang berkaitan
dengan tauhid, fiqh, tasawuf yang dikaji secara insidental melalui
seminar dan diskusi.
Maka dari itu penting untuk dibahas bahwa upaya
mengembangkan kurikulum ini akan menjadi sebuah terobosan baru
dalam model pendidikan pesantren di Indonesia. Untuk itu peneliti
ingin mengambil judul “Pengembangan Kurikulum Pesantren Berbasis
Nilai Sumber Daya Alam dan Kepramukaan di Pesantren Ekologi
Hidayatul Irpan”.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengembangan kurikulum pesantren berbasis nilai sumber daya alam
dan Kepramukaan di Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan pengembangan
kurikulum pesantren berbasis Nilai Sumber Daya Alam dan
Kepramukaan.
4. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penulis dan
khusunya bagi pembaca pada umumnya tentang proses pengembangan
kurikulum.
2. Terbentuknya kurikulum baru hasil pengembangan yang dapat
menjadi terobosan model Pendidikan pesantren di Indonesia.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada pengasuh dan para ustadz/ustadzah di Pesantren
Ekologi Hidayatul Irpan
4. Dapat menjadi rujukan pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter melalui penyelenggaraan pesantren berbasis nilai
sumber daya alam dan kepramukaan.
A. TINAJUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
1.1 Pengembangan Kurikulum
a) Pengertian Kurikulum
Ralp Tyler (1949) mendefinisikan kurikulum sebagai semua
pelajaran- pelajaran murid yang direncanakan dan dilakukan oleh
pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikannya.
Glattorn (1987) mendefinisikan kurikulum ialah rencana-rencana
itu dibuat untuk membimbing dalam belajar disekolah biasanya
meliputi dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari
rencana-rencana itu dikelas, sebagai pengalaman murid yang
telah dicatat dan ditulis oleh seorang ahli, pengalaman-
pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang
juga mempengaruhi apa yang dipelajari.12
b) Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dapat diartikan dari dua proses
yaitu pengembagan dalam arti perekayasaan, dan pengembangan
dalam arti konstruksi. Proses pengembangan dalam arti pertama
terdiri dari 4 tahap yaitu; Pertama, menentukan Fondasi (dasar
dasar yang diperlukan untuk mengembangakan kurikulum).
Kedua, menentukan kontruksi (mengembalikan model kurikulum
yang diharpkan berdasarkan fondasi). Ketiga, Implementasi
(pelaksanaan kurikulum). Keempat, Evaluasi (menilai kurikulum
secara komprehensif dan sistemik). 13 Proses Pengembangan
kurikulum dalam arti kedua, yaitu: proses pengembangan secara
mikro, yang pada garis besarnya melalui empat proses kegiatan,
yaitu; merancang tujuan, merumuskan materi, menetapkan
metode, dan merancang evaluasi. Pengembangan kurikulum
12
Anin Nurhayati, “Kurikulum Inovasi: Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Pesantren,” Tulungagung: Teras, 2010.
13
S P Malayu, “Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah,” Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
berlandaskan manajemen berarti melaksanakan kegiatan
pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen,
atau berdasarkan proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen, dalam hal ini dilihat fungsi manajemen Gregg
mengemukakan bahwa fungsi manajemen meliputi; Dicision
Making, Planning, Organizing, Communicating, Influiting,
Coordinating dan Evaluating. Sementara menurut Licthfield fungsi
manajemen terdiri dari; decision making, programming,
communicating, controlling, dan reapraising. Sedangkan menurut
Campbell fungsi manajemen meliputi: decision making,
programming, stimulating, coordinating, dan appraising. Robinson
berusaha mengkompromikan berbagai pandangan di atas, dengan
menyatakan bahwa yang paling pokok dan harus ada dalam
fungsi-fungsi manajemen, adalah; Planning, Orgnizing, Actuiting,
dan Controlling yang dikenal dengan istilah POAC.14
Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  (SISDIKNAS)
menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.15
1.2 Nilai Sumber Daya Alam
a) Pengertian Nilai
Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh
banyak ahli berdasarkan pandangan psikologis pada
dasarnya pendidikan nilai merupakan upaya penguatan
keyakinan terhadap kebenaran kebaikan dan keindahan
perilaku peserta didik. Nilai adalah keyakinan yang

14
Malayu.
15
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” 2006.
membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Dalam
pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-
nilai yang sesuai dengan tuntunan yang ada baik yang
berlaku dengan masyarakat maupun ajaran agama. 16 Oleh
karena itu dari sudut pandang sosiologi pengertian nilai
adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia
dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan
alternatif (Kupperman 1983).17
b) Pengertian Nilai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua unsur tata lingkungan
biofisik yang nyata dan berpotensi untuk memenuhi
kebutuhan manusia demi mempertahankan kelangsungan
hidupnya.18 Sumber daya alam merupakan suatu yang ada di
alam yang berguna dan mengandung nilai dalam kondisi
dimana kita menemukannya. Tidak dapat dikatakan sebagai
sumber daya alam apabila sesuatu yang ditemukan tidak
diketahui kegunaannya sehingga tidak mempunyai nilai atau
sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia dalam jumlah
besar dibanding permintaannya sehingga dapat dianggap
tidak bernilai. Secara ringkas suatu dikatakan sebagai
sumber daya alam apabila memenuhi tiga syarat: (i) sesuatu
itu ada (ii) dapat diambil dan (iii) bermanfaat. Dengan
demikian pengertian sumber daya alam memberikan
indikasi tentang bagaimana seharusnya mengelola sumber
daya yang langka dimaksud agar tidak mengancam
kelestariannya dengan tanpa dan atau meminimalkan

16
Gordon W Allport, “Mental Health: A Generic Attitude,” Journal of Religion and Health, 1964,
7–21.
17
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera,
Anggota Ikapi, 2005.
18
M Abas, E Haris, and Z Aripin, “Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SMP/MTs Kelas VII,”
Jakarta: Erlangga, 2010.
terjadinya degradasi lingkungan.19 Maka dari itu
berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Nilai Sumber Daya Alam adalah keyakinan terhadap
kebenaran kebaikan dan keindahan keyakinan semua unsur
tata lingkungan biofisik yang memenuhi kebutuhan
manusia demi mempertahankan kelangsungan hidupnya.
1.3 Pengertian Kepramukaan
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2010 Tentang Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka adalah
organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggakaran
pendidikan kepramukaan. Kepramukaan adalah segala aspek yang
berkaitan dengan pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan ahlak mulia melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai pramuka. Pendidikan
kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi
kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi
aspek spiritual, emotional, sosial, intelektual, dan fisik baik sebagai
individu maupun sebagai angota masyarakat. Pendidikan
kepramukaan merupakan pendidikan sepanjang hayat menggunakan
tata cara kreatif, rekreatif, dan edukatif dalam mencapai sasaran dan
tujuannya.20

2. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penulisan ini bertujuan sebagai
arahan dalam pelaksanaan penelitian terutama untuk memahami
alur pemikiran, sehingga analisis yang lebih dilakukan akan lebih
sistematis dan sesuai dengan tujuan penulisan. Kerangka berfikir di
bawah menggambarkan alur logika penelitian dan hubungan antar

19
Marulam M T Simarmata et al., Ekonomi Sumber Daya Alam (Yayasan Kita Menulis, 2021).
20
Indonesia, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka.
konsep yang ingin diteliti. Judul yang tepat untuk penelitian ini
adalah “Pengembangan Kurikulum Pesantren Berbasis Sumber Daya
Alam dan Kepramukaan di Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan”.
Adapun uraian kerangka berfikir dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, melakukan integrasi kurikulum menurut Peraturan
mentri agama Nomor 31 tahun 2020 tentang pendidikan Pesantren,
Nilai Sember Daya Alam, dan Kepramukaan. Pada bagian ini terjadi
proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi kurikulum
yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pesantren
secara umum sehingga menghasilkan kurikulum yang saling
berkaitan satu sama lain.
Kedua, hasil integrasi tiga muatan diatas akan menghasilakan
satu rancangan dasar yang disebut Falsafah Kurikulum Pesantren
Ekologi Hidayatul Irpan.
Ketiga, Falsafah kurikulum ini akan dikaji dan diteliti
menggunakan metode penelitian R&D. Model Mantap adalah model
penelitian R&D yang dikembangkan oleh tiga orang, yaitu: Sumarni,
Istiningsih, dan Nugraheni. Dikembangkan model ini tanpa
bermaksud mengurangi substansi dari model yang telah
dikembangkan oleh pakar sebelumnya. Model Mantap adalah 20
modifikasi dari tahapan hasil rancangan Borg and Gall yang
diklusterkan kembali berdasarkan perbedaan jenis penelitian pada
masing-masing tahap. Model Mantap ini terdiri dari lima tahap
utama dalam penelitian dan pengembangan yaitu: (1) Tahap
Penelitian Pendahuluan, (2) Tahap Pengembangan Model, (3) Tahap
Validasi Model, dan (4) Tahap Uji Efektifitas, dan (5) Tahap
Diseminasi. Pengklasteran kembali ini semata-mata hanya untuk
memudahkan bagi para pengguna metode penelitian dalam
memhamai prosedur R&D, khususnya bagi para pemula. Oleh karena
itu, pengklasteran ini sebenarnya diperuntukkan bagi para
mahasiswa, baik S1, S2 maupun S3 khususnya yang melakukan
penelitian dengan jenis ini. Pengklasteran prosedur penelitian dan
pengembangan menjadi lima tahap tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut: (1) Tahap I: Penelitian Pendahuluan terdiri dari dua
kegiatan yaitu: (a) melakukan analisis terhadap masalah dan (b)
melakukan analisis terhadap penyebab adanya masalah (2) Tahap II:
Pengembangan Model terdiri dari satu kegiatan besar, yaitu: (a)
melakukan pengkajian teori-teori terbaru dan relevan untuk
memecahkan masalah sesuai dengan penyebabnya, (3) Tahap III: Uji
Validasi Model, yaitu melakukan uji validasi terhadap model tersebut
dengan metode kualitatif, metode kuantitatif, atau metode
kombinasi, dilanjutkan revisi pertama, (4) Tahap IV: Uji Coba Model
terdiri dari dua kegiatan yaitu melakukan (a) uji coba lapangan
terbatas kemudian dilanjutkan revisi kedua dan melakukan uji coba
lebih luas dilanjutkan 21 revisi ketiga dan diperoleh model final,
terakhir (5) Tahap V: Diseminasi, dilakukan dengan sosialisasi dan
publikasi jurnal internasional, maupun seminar, dan menerbitkan
buku.21
Selain itu pada tahap ini peneliti juga menggunakan referensi
model pengembangan kurikulum Ralph Tyler. Dalam bukunya yang
berujudul Basic Principiles Curriculum and Instruction (1949), Tyler
mencatat bahwa curriculum development weeded to be treated
logically and systematically. Ia berupaya menjelaskan tentang
pentingnya pendapat rasional, menganalisis, menginterpretasi
kurikulum, dan program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan.
Lebih lanjut, Tyler melaporkan bahwa untuk mengembangkan suatu
kurikulum perlu menempatkan empat pertanyaan berkaitan dengan

21
Sri Sumarni, “MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D) LIMA TAHAP (MANTAP),”
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan 1, no. 1 (2019): 1–33.
objectives, instructional strategic and content, organizing learning
experiences, assessment and evaluation.22
Tyler tidak menyebutkan langkah-langkah konkret dalam
pengembangan kurikulumnya. Tyler hanya memberikan dasar-
dasarnya saja. Model pengembangan ini dapat dilihat pada tahapan
berikut:
a) Objectives (Tujuan pendidikan yang diharapkan).
b) Selecting Learning Experiences (Menentukan pengalaman
belajar yang akandiperoleh guna mencapai tujuan yang
dimaksud).
c) Organizing Learining Experiences (Mengorganisasi
pengalaman belajar yang akan diberikan).
d) Evaluation (Mengevaluasi efektivitas pengalaman belajar
guna mengetahui tujuan pendidikan telah dicapai).23
Keempat, setelah proses penelitian selesai akan dilakuan
impelemtasi kurikulum secara bertahap mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Kelima, setelah implementasi selesai maka akan menghasikan
kurikulum Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan secara utuh.
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Kurikulum pesantren
Peraturan Menteri Agama Niali Sumber Daya Alam Kepramukaan
No 31 Tahun 2020
22
Tatang Hidayat, Endis Firdaus, and Momod Abdul Somad, “Model Pengembangan Kurikulum
Tyler Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah,” POTENSIA:
Jurnal Kependidikan Islam 5, no. 2 (2020): 197–218.
23
Hidayat, Firdaus, and Somad.
Falsafah Kurikulum

Model Kurikulum
Metode Penelitian R&D
Ralp Tyler

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Kurikulum Pesantren
Ekologi Hidayatul Irpan
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positifisme/enterpretif, digunakan untuk digunakan untuk meniti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, Teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. 24
Penelitian kualitatif lebih cocok digunakan untuk jenis
penelitian yang memahami tentang fenomena sosial dari perspektif
partisipan. Secara sederhana, dapat pula diartikan sebagai
penelitian yang lebih cocok digunakan untuk meneliti kondisi atau
situasi si objek penelitian. 25
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian merupakan subyek yang akan dituju oleh
peneliti untuk diteliti, yang dimaksud yaitu orang, tempat atau benda
yang diamati dalam rangka sebagai pusat sasaran penelitian. Subyek
penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pimpinan
pesantren dan santri. Sedangkan obyek pada penelitian ini adalah
pengembangan kurikulum pesantren di Pesantrek Ekologi Hidayatul
Irpan.
3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan benda.
Orang sebagai informan dalam arti sebagai subjek yang
mengemukakan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti, sedangkan
benda merupakan sumber data dalam bentuk dokumen seperti
24
Dr Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif,” 2010.
25
Sugiyono.
artikel dan berita yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
jenis,yakni data primer dan data sekunder.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Kurikulum Pesantren
berbasis Sumber Daya Alam dan Kepramukaan di Pesantren Ekologi
Hidayatul Irpan” dilakukan di Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan,
Dusun Sukamaju, Desa Cikubang, Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran.
5. Teknik Pengumpulan data
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan Teknik
pengumpulan data :
1) Observasi
Observasi merupakan aktivitas mencatat suatu gejala dengan
bantuan instrument instrumen dan merekamnya dengan
tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih lanjut dikatakan
bahwa observasi merupakan kumpulan kesan tentang
dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya tangkap
pancaindera manusia.26
2) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam.27

3) Studi Dokumentasi

26
Hasyim Hasanah, “Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial),” At-Taqaddum 8, no. 1 (2017): 21–46.
27
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif.”
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data
atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. 28
4) Dokumen Analisis
Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, dan karya. Bentuk
tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya. Bentuk gambar, seperti; foto,
gambar hidup, sketsa, dan lainnya. Bentuk karya, seperti; karya
seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya.29

6. Teknik Analisis Data


Analisis data research and development tidak hanya secara
kuantitatif biasanya juga menggunakan data kualitatif yang
membutuhkan analisis yang berbeda untuk menginterpretasikan
data yang telah dikumpulkannya. Analisis data kualitatif merupakan
upaya yang dilakukan untuk bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 30 Proses
analisis data kualitatif meliputi:
1) Reduksi data
Reduksi data bertujuan untuk menyederhanakan data yang
telah dikumpulkan. Reduksi data dimaksudkan berupa
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola

28
Sugiyono.
29
Sugiyono.
30
Lexy J Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif” (Bandung: remaja rosdakarya, 2007).
kemudian membuang hal-hal yang tidak perlu atau tidak
berhubungan dengan penelitian.
2) Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3) Kesimpulan atau verifikasi


Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap akhir dari
analisis data secara kualitatif. Pada tahap ini peneliti
mengutarakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data
yang telah direduksi dan disajikan sebelumnya. Tahapan ini
bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan
dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.31

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Model Tiangulasi artinya mengulang atau klarifikasi dengan
aneka sumber. Jika diperlukan triangulasi data, dapat dilakukan
dengan cara mencari data-data lain sebagai pembanding. Orang yang
terlibat dapat dimintai keterangan lebih lanjut tentang data yang
diperoleh. Jika triangulasi pada aspek metode, perlu meninjau ulang
metode yang digunakan (dokumentasi, observasi, catatan lapangan
dll). Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiono “Triangulation is
qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data
according to the convergenceof multiple data source or multiple data
collection procedures”. 32

31
Iis Prasetyo, “Teknik Analisis Data Dalam Research and Development,” Jurusan PLS FIP
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
32
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif.”
8. Jadwal Penelitian
Maret April Mei Juni Juli
No Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul Skripsi
Pengumpulan Proposal
2
Skripsi
3 Seminar Proposal Skripsi
4 Bimbingan Skripsi
Pengurusan izin
5
administrasi Penelitian
Observasi dan
6
Wawancara
Studi Dokumentasi dan
6
Dokumen Analisis
7 Analisis Data R&D
Verifikasi data dan
8 Pemeriksaan Keabsahan
data
9 Penyusunan Skripsi
10 Ujian Komprehensif
11 Sidang Munaqosah
C. DAFTAR PUSTAKA
Abas, M, E Haris, and Z Aripin. “Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk
SMP/MTs Kelas VII.” Jakarta: Erlangga, 2010.
Abdillah, Masytukin. “Kapital Selekta Pondok Pesantren, Status Pendidikan
Pesantren Dalam Sisdiknas.” Jakarta: Depang RI, 2002.
Allport, Gordon W. “Mental Health: A Generic Attitude.” Journal of Religion
and Health, 1964, 7–21.
Aulia, Rihlah Nur, Dian Elvira Nanda Isnaini, and Umi Khumairoh.
“Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pesantren (Studi Kasus Di Pondok
Pesantren Nurul Hakim Lombok).” Hayula: Indonesian Journal of
Multidisciplinary Islamic Studies 1, no. 2 (2017): 229–44.
Hasanah, Hasyim. “Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode
Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial).” At-Taqaddum 8, no. 1
(2017): 21–46.
Hidayat, Tatang, Endis Firdaus, and Momod Abdul Somad. “Model
Pengembangan Kurikulum Tyler Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.” POTENSIA: Jurnal Kependidikan
Islam 5, no. 2 (2020): 197–218.
Ilmi, Irpan. “Strategi Pembelajaran Pesantren Ekologi Hidayatul Irpan Dalam
Melahirkan Peace Worker.” YUME: Journal of Management 4, no. 3
(2021).
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik. Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
(2010).
INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK. “Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” 2006.
Kemenag RI. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2020 Tentang Pendidikan Pesantren (2020).
Malayu, S P. “Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah.” Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Mangunjaya, Fachruddin Majeri. Ekopesantren: Bagaimana Merancang
Pesantren Ramah Lingkungan? Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014.
Moleong, Lexy J. “Metode Penelitian Kualitatif.” Bandung: remaja rosdakarya,
2007.
Nurhayati, Anin. “Kurikulum Inovasi: Telaah Terhadap Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Pesantren.” Tulungagung: Teras, 2010.
Omar, Hamalik. “Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT.” Sinar Grafika, 2008.
Pramuka, Kwartir Nasional Gerakan, and Jakarta 10110 Jalan Medan
Merdeka Timur No. 6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor: 177 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan
Komunitas Pramuka (n.d.).
Prasetyo, Iis. “Teknik Analisis Data Dalam Research and Development.”
Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
Simarmata, Marulam M T, Eko Sudarmanto, Iskandar Kato, Lora Ekana
Nainggolan, Elvitrianim Purba, Eko Sutrisno, Muhammad Chaerul,
Annisa Ilmi Faried, Ismail Marzuki, and Tiurlina Siregar. Ekonomi
Sumber Daya Alam. Yayasan Kita Menulis, 2021.
Soemarwoto, Otto. “Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan,” 1991.
Sugiyono, Dr. “Memahami Penelitian Kualitatif,” 2010.
Sumarni, Sri. “MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D) LIMA
TAHAP (MANTAP).” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan 1, no. 1
(2019): 1–33.
Yudianto, Suroso Adi. Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung:
Mughni Sejahtera, Anggota Ikapi, 2005.

Anda mungkin juga menyukai