Anda di halaman 1dari 15

JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

RESOLUSI KONFLIK
DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
(Kajian Empirik dan Potensi Riset Resolusi Konflik)

Moch. Khafidz Fuad Raya


Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
hafidzraya@yahoo.co.id

Humans as social beings will not escape with a name conflict. Conflict is an
essential part of organizational life, conflict is a vehicle for the coloring of life,
without any conflict meaningless life. Conflict can cause negative effects for the
organization of Islamic education, but conflict can also have a positive impact
for the survival of the organization's performance. Through conflict,
communication is woven possessed frequency better if conflicts are managed
properly, and used as an opportunity to make a change. On the other hand, the
conflict if not managed properly, it will have an impact on the resistance of
communication within the organization. Management adapted to the anatomy
and diagnosis of conflicts that have arisen, so that the diagnosis of conflict can
be detected as early as possible so that the conflict is not as a negative impact,
but conflict can be used as an opportunity to make a breakthrough in the
development of organizational performance.

Kata Kunci: resolusi konflik, organisasi, pendidikan islam


………………………….…………………………………….…………………………………………..

Pendahuluan kesuksesan yang berskala besar. Allah


menciptakan racun pasti ada penawarnya,
Dalam kehidupan sehari-hari manusia begitu juga dengan konflik. Tiap langkah
sebagai makluk sosial tidak akan pernah pasti ada konflik, dan tiap konflik pasti ada
bisa terlepas dari suatu ikatan organisasi, penyelesaiannya. Konflik merupakan salah
baik yang bersifat formal ataupun informal. satu esensi dari kehidupan dan
Sadar atau tidak sebenarnya sebagian besar perkembangan manusia yang mempunyai
waktu kehidupan kita ini telah dihabiskan karakteristik yang beragam (Wirawan, 2010:
dalam rangka ambil bagian/ partisipasi 1). Sehingga konflik tidak dapat dihindarkan
dalam kegiatan organisasi tersebut, mulai dari kehidupan manusia.
dari organisasi keluarga, masyarakat, Konflik merupakan salah satu
sekolah dan tempat kita bekerja (Zunaidah, karakteristik kehidupan manusia dari zaman
1: 2010). Dalam kehidupan berorganisasi purba hingga era globalisasi dewasa ini.
tersebut, tidak lepas daripada konflik. Konflik terjadi di semua zaman, di semua
Konflik merupakan sebuah wahana dalam negara, di semua sistem sosial, dan semua
mewarnai kehidupan, tanpa adanya konflik bidang kehidupan manusia. Sejarah
kehidupan tak bermakna. Namun di sisi, Indonesia penuh dengan konflik. Orde lama
lain konflik merupakan hambatan dalam dimulai dengan konflik melawan penjajahan
langkah seseorang menuju kesuksesan, baik dan pemberontakan bersenjata. Demikina
itu kesusksesan yang berskala kecil ataupun juga, zaman Orde Baru dan Orde Reformasi

71
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

dimulai dengan konflik yang terjadi pada pendidikan, terlebih lagi dirasakan oleh
rezim sebelumnya (Wirawan, 2010: vii). kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Konflik tidak dapat dihindari dan sekaligus sebagai manager (manajer) bagi
mempunyai fungsi positif di samping dapat sekolahnya.
menyebabkan disfungsional. Bangsa dan Pengelolaan konflik dalam dunia
negara menjadi maju jika mampu pendidikan sangat diperlukan bagi keber-
menerapkan manajemen konflik yang langsungan sistem pengelolaan kinerja
dihadapinya. Oleh karena itu konflik dan organisasi. Sebagaimana yang disebutkan
manajemen konflik merupakan cabang- oleh Donna Crawford dan Richard Bodine
cabang ilmu di negara-negara maju, cabang (1996: 7); dalam organsasi pendidikan,
ilmu ini juga diajarkan di perguruan tinggi konflik muncul diakibatkan oleh
dan diterapkan pada program-proram perselisihan, tingkat kebutuhan, pengaturan
pengembangan sumber daya manusia di keinginan, dan/ tuntutan dari masing-
lembaga pemerintah, lembaga bisnis, dan masing personil anggota organisasi
organisasi swadaya masyarakat. pendidikan. Secara konstruktif konflik dapat
Salah satu pengetahuan dan menjadi respon untuk meningkatkan kinerja
ketrampilan yang perlu dikuasai oleh para organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan
pemimpin, manajer, dan administrator, dan dalam resolusi konflik dalam dunia
bahkan setiap warga negara adalah konflik pendidikan penting untuk dilakukan,
dan manajemen konflik. Para pemimpin sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja
politik menggunakan minimal 25% dari organsisasi dan komunikasi organisasi
waktunya untuk menghadapi dan me- lembaga pendidikan Islam.
manajemen-i konflik. Konflik merupakan
salah satu esensi dari kehidupan dan
perkembangan manusia yang mempunyai Kajian Normatif Resolusi Konflik
karakteristik yang beragam. Manusia Konflik: Kajian Perspektif Umum
memiliki perbedaan jenis kelamin, strata
sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa,
suku, agama, kepercayaan, aliran, politik, Pengertian Konflik
serta budaya, dan tujuan hidupnya. Dalam
sejarah umat manusia, perbedaan, inilah Konflik berasal dari kata kerja Latin
yang selalu menimbulkan konflik. Selama configere yang berarti saling memukul
masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak (Winardi, 2004: 1). Terdiri dari dua kata
dapat dihindari dan selalu akan terjadi. yaitu “con” berarti bersama-sama dan “fligo”
Sejumlah pakar berpendapat bahwa yang berarti pemogokan, penghancuran atau
konflik merupakan elemen penting dari peremukan (Sunarta, 2011: 3). Secara
kepemimpinan dan manajemen. Robert R. sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
Blake dan Anne A. McCanse (1991) proses sosial antara dua orang atau lebih
berpendapat bahwa elemen kepemimpinan (bisa juga kelompok) dimana salah satu
adalah penyelesaian (conflict solving), inisiatif pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
(nitiative), penyelidikan (inquiry) advokasi/ dengan menghancurkannya atau
pembelaan (advocacy), pengambilan membuatnya tidak berdaya (Pupun Sofiyati,
keputusan (decision making), dan kritik dkk., 2011: 2). Konflik berarti adanya oposisi
(critique). Dan juga gaya kepemimpinan atau pertentangan pendapat orang-orang,
dipengaruhi oleh penyelesaian konflik dari kelompok atau organisasi-organisasi.
para pemimpin dan manajer (Wirawan, Konflik juga dapat diartikan sebagai
2010: 2). Terutama dalam kepemimpinan hubungan antara dua pihak atau lebih

72
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

(individu atau kelompok) yang memiliki dalam hal tujuan yang akan dicapai (Pupun
tujuan atau kepentingan yang berbeda. Sofiyati, dkk., 2011: 2).
Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh Adapun pengertian konflik menurut para
individu maupun kelompok karena ahli secara umum dipaparkan dalam tabel
ketidakcocokan atau perbedaan pendapat berikut:

No Menurut Ahli Definisi Konflik

1 Taquiri dalam Newstorm Merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh


dan Davis, 1977 berlaku dalam berbagai keadaan akibat munculnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan antara dua pihak atau lebih secara terus
menerus.
2 Gibson, 1997 Konflik organisasi ditentukan oleh persepsi individu
atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi, maka secara umum
konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya jika
mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi
telah ada konflik maka hal tersebut telah menjadi
kenyataan.
3 Muchlas, 1999 Merupakan bentuk interaktif yang terjadi pada
tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau
pada tingkatan individual yang sangat dekat
hubungannya dengan stress.
4 Minnery, 1985 Merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang
satu sama lain berhubungan saling tergantung, namun
terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
5 Robbin, 1993 Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris
dengan pihak yang sadar dan memberikan respon
terhadap konflik tersebut, atau satu pihak
mempersepesikan adanya pihak lain yang telah atau
akan menyerang secara negatif.
6 Pace & Faules, 1994 Merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan
individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena
beberapa alasan.
7 Folger & Poole, 1984 Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan
melaui perilaku-perilaku komunikasi.
8 Myers, 1982 Konflik berpusat pada beberapa penyebab utama,
yaitu tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber-
sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil,
maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
9 Devito, 1995 Interaksi yang disebut komunikasi antara individu
yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal
akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda-
beda.

Kemudian, dari berbagai penjelasan para ahli tersebut, terdapat perbedaan


pandangan para pakar dalam mengartikan konflik. Setidaknya ada tiga kelompok

73
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

pendekatan dalam mengartikan konflik, yaitu pendekatan individu, pendekatan organisasi,


dan pendekatan sosial.

No Menurut Ahli Definisi Konflik

1 Ruchyat dan Winardi, Pengertian konflik yang mengacu kepada pendekatan


2001 & 2004 individu:
a. Ruchyat mengemukakan konflik individu adalah
konflik yang terjadi dalam diri seseorang (Ruchyat,
2001: 2).
b. Senada dengan pendapat ini Winardi (2004: 169)
mengemukakan konflik individu adalah konflik yang
terjadi dalam individu bersangkutan. Hal ini terjadi
jika individu (1) harus memilih antara dua macam
alternatif positif dan yang sama-sama memiliki daya
tarik yang sama, (2) harus memilih antara dua
macam alternatif negatif yang sama tidak memiliki
daya tarik sama sekali, dan (3) harus mengambil
keputusan sehubungan dengan sebuah alternatif
yang memiliki konsekuensi positif maupun negatif
yang berkaitan dengannya.
2 Alisjahbana 1986 Pengertian konflik yang mengacu kepada pendekatan
sosial adalah seperti yang disampaikan oleh Alisjahbana
mengartikan konflik sebagai perbedaan pendapat dan
pandangan di antara kelompok-kelompok masyarakat
yang akan mencapai nilai yang sama (Alisjahbana, S.T.,
1986).
3 Luthans (1985), Dubrint Pengertian konflik yang mengacu kepada pendekatan
(1984), Winardi (2004), organisasi antara lain dikemukakan oleh para pakar
Sedarmayanti berikut:
(2000), F. Stoner (1986). a. Luthans mengartikan konflik sebagai
ketidaksesuaian nilai atau tujuan antara anggota
kelompok organisasi (Luthans, 1985).
b. Dubrint mengartikan konflik sebagai pertentangan
antara individu atau kelompok yang dapat
meningkatkan ketegangan sebagai akibat saling
menghalangi dalam pencapaian tujuan.
c. Winardi mengemukakan bahwa konflik adalah
oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-
orang, kelompok-kelompok atau organisasi-
organisasi (Winardi, 2004: 1).
d. Sedarmayanti (2000: 137) mengemukakan konflik
merupakan perjuangan antara kebutuhan, keinginan,
gagasan, kepentingan ataupun pihak saling
bertentangan, sebagai akibat dari adanya perbedaan
sasaran ( goals); nilai (values); pikiran (cognition);
perasaan (affect); dan perilaku (behavior).

74
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

e. F. Stoner (1986: 550) menyatakan bahwa konflik


organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua
atau lebih banyak anggota organisasi atau kelompok,
karena harus membagi sumber daya yang langka
atau aktivitas kerja dan/atau pandangan yang
berbeda.

Dari sini penulis dapat mengambil Kehadiran konflik biasanya diawali dengan
kesimpulan bahwa konflik adalah suatu munculnya bibit konflik sehingga para
gejala sosial dimana seseorang, antar orang, pemimpin baik formal maupun informal
kelompok dan antar kelompok, serta bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
organisasi dan antar organisasi terjadi saling sumber dan tipe bibit-bibit konflik secara
gap atau berbenturan atau ketidakcocokan dini, menganalisa akibat yang harus
atau perbedaan pendapat dalam hal tujuan ditanggung, serta mengidentifikasi kekuatan
yang akan dicapai. Konflik atau perbedan dan kelemahan untuk menentukan langkah
merupakan suatu hal yang sering terjadi preventif secara tepat.
didalam suatu organisasi. Bukan hanya Konflik diibaratkan “pedang bermata
dalam hal berorganisasi tetapi hal ini juga dua”, di satu sisi dapat bermanfaat jika
sering terjadi dalam kehidupan digunakan untuk melaksanakan suatu
bermasyarakat. Dalam proses interaksi pekerjaan, di sisi lain dapat merugikan dan
antara suatu hal dengan hal lainnya tidak mendatangkan melapetaka jika digunakan
ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian untuk bertikai atau berkelahi. Demikian
antara individu atau kelompok halnya dengan organisasi, meskipun
pelaksananya. kehadiran konflik sering menimbulkan
Dalam manajemen, apabila orang- ketegangan, tetap diperlukan untuk
orang yang bekerja sama erat satu sama lain kemajuan dan perkembangan organisasi.
dan khususnya dalam rangka mencapai Dalam hal ini, konflik dapat dijadikan
tujuan bersama, maka lumrah terjadi sebagai alat untuk melakukan perubahan,
perbedaan-perbedaan pandangan yang tetapi dapat menurunkan kinerja jika tidak
menyebabkan terjadinya konflik (Winardi, dapat dikendalikan (Mulyasa, 2012: 258-259).
2004: 1). Bukan hanya terjadi pada aspek
sosial saja konflik itu terjadi, melainkan
konflik juga bisa terjadi dalam diri sendiri Penyebab dan Asal-Usul Konflik
secara pereseorangan, antara tujuan yang
ingin dicapai dengan keadaan yang terjadi Menurut Robbins sebagaimana yang
pada dirinya saat itu. Hal itu juga dikutip oleh Sofiyati, konflik muncul karena
merupakan sebuah konflik. ada kondisi yang melatarbelakanginya
Begitu pula dalam dunia pendidikan, (antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang
konflik kerap terjadi antara individu guru, disebut juga sebagai sumber terjadinya
peserta didik, dan pejabat struktural yang konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu:
termasuk dalam struktur organisasi tersebut komunikasi, struktur, dan variabel pribadi
juga tidak dapat dihindari terjadinya konflik. (Pupun Sofiyati, dkk., 2011: 9).
Banyaknya tugas kepala sekolah yang tidak 1. Komunikasi; komunikasi yang buruk
sesuai dengan fungsi dan penghargaan antar individu, dalam arti perbedaan
sebagai guru yang diberi tugas tambahan persepsi atau pandangan terhadap suatu
seringkali menimbulkan konflik, bahkan hal, ide, maupun gagasan dalam
tidak sedikit yang menyebabkan stress. organisasi, dapat menjadi sumber

75
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

konflik. Suatu hasil penelitian berbeda dengan orang lain pada saat
menunjukkan bahwa kesulitan semantik, tertentu bisa membentuk embrio
pertukaran informasi yang tidak cukup, timbulnya konflik. Hal ini juga
dan gangguan dalam saluran dikemukakan oleh William Glasser
komunikasi merupakan penghalang (1984) bahwa kebutuhan psikologis
terhadap komunikasi dan menjadi dasar seseorang yang berbeda dapat
kondisi anteseden untuk terciptanya menimbulkan benih-benih konflik.
konflik. 2. Keterbatasan sumber (limited resources);
2. Struktur; dalam konteks yag akan keterbatasan sumber yang ada di dalam
dibahas adalah mencakup ukuran organisasi pendidikan dapat
(kelompok), derajat spesialisasi yang menimbulkan benih-benih konflik.
diberikan oleh organisasi terhadap Ketika keterbatasan sumber tidak bisa
anggotanya, kejelasan dalam pembagian diatasi oleh organisasi pendidikan, maka
tugas seorang individu didalam yang terjadi adalah konflik. Kekurangan
organisasi, ketidakcocokan antara tujuan dan kekrisisan yang terjadi dapat
individu dengan tujuan kelompok menyebabkan pertentangan dalam
organisasi, sistem imbalan dan derajat interpersonal.
ketergantungan antar kelompok. Hal-hal 3. Nilai/prinsip yang berbeda (different
diatas dapat menjadi penyebab values); tiap personal dari anggota
timbulnya sebuah konflik, ukuran organsisasi pendidikan mempunyai
kelompok dan derajat spesialisasi prinsip yang berbeda dalam mengelola
merupakan variabel yang mendorong pendidikan, melakukan proses
terjadinya konflik. Makin besar pembelajaran, atau melakukan interaksi
kelompok, dan makin terspesialisasi sesama guru dan/karyawan, maka
kegiatannya, maka semakin besar pula perbedaan tersebut juga dapat
kemungkinan terjadinya konflik. menimbulkan benih-benih konflik.
3. Variabel Pribadi. Penyebab konflik
lainnya yang potensial adalah faktor Tabel 1
pribadi, yang meliputi: sistem nilai yang Asal-usul Konflik dalam Organisasi
dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik Pendidikan
kepribadian yang menyebabkan individu Origins of Conflict
memiliki keunikan dan berbeda dengan Unmet Limited Different
individu yang lain. Hal-hal diatas Basic Resources Values
berbeda dalam tiap diri individu, Needs
sehingga akan cenderung menyebabkan
Time Belonging Beliefs
terjadinya sebuah konflik dalam
Money Power Priorities
organisasi (Pupun Sofiyati, dkk., 2011: 9).
Property Freedom Principles
Crawford dan Schrumpf (1994: 52–53)
Fun
memberikan diagnosa beberapa penyebab
terjadinya konflik dalam organisasi
Dari penyebab dan asal usul
pendidikan, diantaranya:
timbulnya konflik di atas, dapat diambil
1. Kebutuhan psikologis dasar (basic
kesimpulan bahwa komunikasi, struktur,
psychological needs); tiap orang
dan faktor pribadi merupakan hal-hal yang
mempunyai kebutuhan psikologis yang
dapat menyebabkan konflik itu terjadi
mendasar dan itu dibutuhkan oleh
dalam sebuah lembaga organisasi
dirinya dalam tempo tertentu. Perbedaan
pendidikan. Komunikasi yang buruk antar
kebutuhan psikologis dasar yang
personal dan tidak adanya saling memahami

76
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

satu sama lain menyebabkan konflik cepat 1. Konflik intrapersonal; yaitu konflik
terjadi. internal yang terjadi dalam diri
Begitu pula dengan perbedaan jenjang seseorang. Konflik interpersonal akan
struktur yang ada di dalam organisasi, maka terjadi ketika individu harus memilih
jika antar personil yang termaktub dalam dua atau lebih tujuan yang saling
anggota struktural suatu organisasi, saling bertentangan, dan bimbang mana yang
ego, derajat spesialisasi yang diberikan oleh harus di pilih untuk dilakukan.
organisasi terhadap anggotanya, 2. Konflik interpersonal; yaitu konflik yang
ketidakjelasan dalam pembagian tugas terjadi antar individu. Konflik
seorang individu didalam organisasi, interpersonal terjadi ketika adanya
ketidakcocokan antara tujuan individu perbedaan tentang isu tertentu, tindakan
dengan tujuan kelompok organisasi, dan dan tujuan dimana hasil bersama sangat
perbedaan sistem imbalan dengan cakupan menentukan.
pekerjaan yang dilakukan, membuat konflik 3. Konflik intragroup; yaitu konflik
bermula dan puncak konflik itu terjadi. Hal antaranggota dalam satu kelompok.
tersebut merupakan hal dalam ekstern 4. Konflik intergroup; yaitu konflik yang
penyebab konflik, faktor intern yang juga terjadi antarkelompok. Konflik
salah satu penyebab konflik adalah faktor intergroup terjadi karena adanya saling
perbedaan individu masing-masing, baik ketergantungan, perbedaan persepsi,
dari sifat, karakter, prinsip, keunikan, perbedaan tujuan dan meningkatnya
kemahiran, dan lain-lain yang ada di dalam tuntutan akan keahlian.
individu menjadi salah satu penyebab intern 5. Konflik intraorganisasi; yaitu konflik
sebuah konflik terjadi. yang terjadi antarbagian dalam suatu
organisasi. Konflik intraorganisasi
meliputi 4 jenis: (a) konflik vertikal, (b)
Macam Konflik di Organisasi Pendidikan Islam konflik horizontal, (c) konflik lini-staf,
(d) konflik peran.
Adanya sebuah konflik yamg timbul 6. Konflik interorganisasi; yaitu konflik
dalam perkembangan organisasi, pasti yang terjadi antar organisasi. Konflik ini
memberikan sebuah dampak bagi terjadi karena mereka memiliki saling
kelangsungan organisisasi teresebut. ketergantungan satu sama lain, konflik
Lingkup konflik tersebut dapat memberikan bergantung pada tindakan suatu
dampak terhadap individu maupun dampak organisasi yang menyebabkan dampak
terhadap organisasi tersebut. Konflik atau negatif terhadap organisasi lain.
pertentangan dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan Dampak Konflik
kelompok. Konflik dapat terjadi diantara
pihak yang mempunyai tujuan sama karena Konflik di sekolah dapat
salah satu pihak atau kedua belah pihak menimbulkan dampak positif dan negatif,
merasa dirugikan. serta dapat mendorong inovasi, kreativitas
Di dalam lembaga pendidikan yaitu dan adaptasi. Sekolah yang tidak
sekolah, konflik dapat terjadi dalam semua berkembang bisa jadi disebabkan oleh
tingkatan, baik intrapersonal, interpersonal, kepala sekolah yang terlalu mudah merasa
intragroup, intergroup, intraorganisasi, puas dengan prestasi yang telah dicapai,
maupun interorganisasi (Mulyasa, 2012: sehingga kurang peka terhadap perubahan
262). lingkungan, dan tidak ada perbedaan

77
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

oendapat maupun gagasan baru. Meskipun mendorong individu untuk


konflik sering bermanfaat bagi kemajuan menunjukkan kepada orang lain bahwa
sekolah, tetapi dapat menurunkan kinerja, dia mampu meningkatkan kinerja dan
menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan mencapai sukses.
ketegangan, dan stress (Mulyasa, 2012: 264). 3. Pendekatan yang lebih baik. Konflik bisa
Konflik yang berdampak positif menimbulkan kejutan (surprise) karena
terjadi ketika konflik tersebut menjadi kehadirannya sering tidak disadari,
sumber kompetisi yang sehat, sumber sehingga setiap orang berusaha lebih
kreativitas, dan produktivitas, serta semakin hati-hati dala berinteraksi, dan
memperkaya wawasan, pemikiran, gagasan, menyebabkan hubungan yang lebih baik.
serta adu argumentasi. Konflik juga bisa 4. Mengembangkan alternatif yang lebih
berdampak positif apabila pelaku konflik baik. Konflik yang ditimbulkan biasanya
adalah orang-orang yang dewasa, memerlukan pemecahan persoalan yang
mengedepankan positive thinking, dan lebih kompleks dan tidak mimihak
mampu mengambil manfaat dari konflik perseorangan, artinya pihak-pihak yang
yang ada (Jamal Ma’mur Asmani, 2009: 116). menjadi problem solver mengembangkan
Namun jika konflik yang terjadi pada alternatif-alternatif pemecahan konflik
pribadi yang egois, fanatik, dan eksklusif, yang simultan, inovatif, dan kreatif,
maka konflik bisa menimbulkan ketegangan sehingga dapat melatih kebijaksanaan
satu dengan yang lain, ada motif salin personal (Mulyasa, 2012: 264-265).
menyalahkan dan menjatuhkan, pencemaran 5. Memperkuat hubungan. Dua orang yang
nama baik, dan pembunuhan karakter. mampu mengenali perbedaan akibat
Organisasi bisa terganggu dengan konflik konflik, kenapa perbedaan muncul,
semacam ini (Jamal Ma’mur Asmani, 2009: dapat melakukan diskusi guna
117). menyelesaikannya sehingga satu sama
Dari berbagai kondisi di atas, penulis lain dapat mengenal lebih dalam.
dapat menyimpulkan bahwa konflik dapat 6. Meningkatnya kepercayaan. Jika dua
berakibat postif atau menguntungkan, dan orang bisa menyelesaikan konflik,
negatif atau merugikan. Konflik yang mereka akan lebih mempercayai masing-
menguntungkan dapat mendatangkan masing pihak di masa datang dengan
membawa motivasi dan dampak baik bagi mengetahui bahwa perbedaan di antara
suatu organisasi lembaga pendidikan, dan mereka bisa diselesaikan.
konflik yang negatif dapat membawa 7. Peningkatan harga diri. Hasil produktif
kerugian dan pertentangan bagi organisasi dari konflik adalah peningkatan harga
lembaga pendidikan. diri dari tiap pihak yang bertikai.
Adapun konflik yang 8. Penguatan kreativitas dan produktivitas.
menguntungkan atau berdampak positif Konflik jika dimanajemen secara baik
adalah sebagai berikut: merupakan kondisi yang
1. Menimbulkan kemampuan instrospeksi memungkinkan kreativitas dan diskusi
diri. Konflik dapat dirasakan oleh pihak antar orang dengan kepentingan
lain, dan mereka dapat mengambil berbeda, dan ujungnya peningkatan
hikmahnya sehingga mampu melakukan produktivitas.
instospeksi diri, karena mengetahui 9. Kepuasan kerja. Orang butuh sejumlah
sebab-sebab terjadinya konflik. perangsang dan menggunakan
2. Meningkatkan kinerja. Konflik bisa pengalaman dalam hal penaikan dan
menjadi cambuk sehingga menyebabkan penurunan ketegangan, dalam rangka
peningkatan kinerja. Konflik dapat

78
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

meraih kepuasan kerja (Pupun Sofiyati, 7. Iklim ketidakpercayaan dan kecurigaan


dkk., 2011: 7). berkembang. Setelah terjadinya konflik
Adapun konflik yang atau saat konflik itu berlangsung, iklim
menguntungkan atau berdampak negatif internal yang terjadi adalah saling
adalah sebagai berikut: ketidakpercayaan dan kecurigaan
1. Subjektif dan emosional. Pada umumnya semakin berkembang. Mosi tidak
pandangan dan pendapat pihak yang percaya dan suudzonisme menjadi alat
sedang berkonflik satu sama lain sudah yang sensitif dalam memicu
tidak objektif (subjektif) dan emosional. pertentangan yang lebih tajam.
2. Apriori. Jika konflik sudah meningkat, 8. Hubungan antar orang tercederai.
bukan hanya subyektifitas dan Dengan terjadinya konflik, yang teman
emosional yang muncul, tetapi dapat bisa jadi musuh, yang musuh bisa
menibulkan apriori, sehingga pendapat menjadi kawan, dan yang bersahabat
pihak lain selalu dianggap salah dan bisa tercerai berai. Hubungan yang
dirinya selalu merasa benar. semula baik akan menjadi renggang
3. Saling menjatuhkan. Konflik yang takkala konflik semakin memuncak dan
berkelanjutan bisa mengakibatkan saling solusi yang diberikan tidak memuaskan
benci, yang memuncak dan mendorong semua pihak.
individu untuk melakukan tindakan 9. Kinerja pekerjaan berkurang. Semula
kurang terpuji untuk menjatuhkan pekerjaan biasa-biasa saja, namun
lawan, misalnya memfitnah, dengan datangnya konflik gairah dan
menghambat, dan mengadu. semangat untuk bekerja semakin
4. Stress. Konflik yang berkepanjangan berkurang, hal-hal yang menjadi
bukan saja menurunkan kinerja, tetapi motivasi dan kegairahan semangat
bisa menimbulkan ketidakseimbangan bekerja terciderai oleh persoalan yang
fisik dan psikis, sebagai bentuk reaksi membuat pekerjaan jadi tak bersemangat
terhadap tekanan yang intensitasnya dan kabur.
sudah terlalu tinggi. 10. Perlawanan atas perubahan meningkat.
5. Frustasi. Konflik dapat memicu berbagai Dengan adanya konflik, maka
pihak yang terlibat untuk lebih dibutuhkanlah sebuah pemecahan
berpretasi, tetapi jika konflik tersebut konflik atau problem solving and problem
sudah ada pada tingkat yang cukup arah conflit, maka tatkala ada pemecahan dan
dan diantara pihak-pihak yang terlibat solusi ditemukan otomatis perubahan
ada yang lemah mentalnya bisa akan terjadi. Di sinilah timbullah konflik
menimbulkan frustasi (Mulyasa, 2012: baru yang bersifat personal internal yang
265-266). belum beradaptasi terhadapt perubahan,
6. Komunikasi antar inidividu dan dan bahkan melakukan perlawanan
kelompok menjadi berkurang. Pihak- terhadap perubahan tersebut.
pihak yang terlibat konflik akan 11. Komitmen dan kesetiaan organisasi akan
membekas dalam hati, terutama konflik terpengaruh (Pupun Sofiyati, dkk., 2011:
yang berakhir dengan permusuhan dan 8). Konflik yang terjadi juga berpengaruh
pertentangan yang keras. Mesipun sudah terhadap komitmen, visi misi, fokus
terselesaikan konflik tersebut dan sudah organisasi, dan kesetiaan organisasi.
sejak lama, namun suatu saat flashback Konflik diibaratkan seperti gempa yang
ingatan konflik tersebut akan muncul mengguncang (shake) penduduk bumi
dan kemungkinan menjadi benih sehingga memporak-porandakan
timbulnya konflik kedua. kegaiatan, program, cita-cita, dan

79
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

keinginan dari penduduk bumi. Begitu Manusia memiliki tuntutan serta keinginan
juga dengan konflik, akan mengguncang yang beraneka ragam dan manusia akan
(shake) yang ada di dalam organiasi selalu berusaha untuk memenuhi keinginan
tersebut, sehingga konsentrasi terpecah, tersebut. Namun untuk bisa
visi misi menjadi kabur, tujuan tidak mendapatkannya, mereka akan
jelas, program tak terealisasi, dan berkompetisi untuk mendapatkan keinginan
kesetiaan intraorganisasi semakin tersebut.
memudar. Konflik akan mengajarkan manusia
untuk dapat berpikir lebih maju untuk
mendapatkan keinginannya tersebut
Konflik : Kajian Perspektif Islam sehingga akan bermanfaat bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, Allah
Islam tidak pernah memungkiri membekali nilai-nilai moral pada setiap
adanya konflik dalam organisasi. Manusia makhluk dalam kepentingan-
sebagai makhluk Allah mempunyai sifat kepentingannya sendiri. Selagi konflik masih
yang unik dan berlainan antara satu dengan dibutuhkan oleh manusia, maka mereka pun
lainnya. Sehingga perbedaan pendapat dibekali oleh Allah dengan kemampuan
dalam berpikir, menilai dan mengambil untuk berkonflik, baik dalam fisik, roh
keputusan merupakan tabiat yang alamiah. maupun akalnya, dan sekaligus kemampuan
Mau tidak mau, akan sukar sekali untuk untuk mencari solusinya.
mewujudkan satu kehidupan dan hubungan Islam memandang konflik bukanlah
kemanusian yang berlandaskan satu sebagai tujuan namun lebih sebagai sarana
pendapat dan satu keinginan saja. untuk memadukan antara berbagai hal yang
Kehidupan tanpa perselisihan boleh saling bertentangan untuk membebaskan
dikatakan tidak mungkin kalau organisasi kehidupan manusia dari kepentingan
itu ingin memiliki prestasi dan produktivitas individual dan dari kejelekan-kejelekan,
yang tinggi. Hal ini sebagaimana yang sehingga tidak membiarkan perbedaan-
dipaparkan oleh Allah dalam Q.S. Hud ayat perbedaan itu menjadi penyebab adanya
118: permusuhan. Islam selalu mengingatkan
bahwa sesungguhnya manusia berasal dari

tβθä9#t“tƒ Ÿωuρ ( Zοy‰Ïn≡uρ Zπ¨Βé& }¨$¨Ζ9$# Ÿ≅yèpgm: y7•/u‘ u!$x© öθs9uρ


asal yang sama. Sebagimana dalam Q.S. An-
Nisa’ ayat 1:

∩⊇⊇∇∪ šÏ Î=tGøƒèΧ


<§ø ¯Ρ ÏiΒ /ä3s)n=s{ “Ï%©!$# ãΝä3−/u‘ (#θà)®?$# â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ
Artinya: “Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan #ZŽÏWx. Zω%y`Í‘ $uΚåκ÷]ÏΒ £]t/uρ $yγy_÷ρy— $pκ÷]ÏΒ t,n=yzuρ ;οy‰Ïn≡uρ
manusia umat yang satu, tetapi mereka

4 tΠ%tnö‘F{$#uρ ϵÎ/ tβθä9u!$|¡s? “Ï%©!$# ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 [!$|¡ÎΣuρ


senantiasa berselisih pendapat”
(Departemen Agama RI, 2009: 236).

∩⊇∪ $Y6ŠÏ%u‘ öΝä3ø‹n=tæ tβ%x. ©!$# ¨βÎ)


Dalam Islam, konflik tidak harus
difahami sebagai gejala yang destruktif, dan
kontra-produktif, namun bisa menjadi gejala
yang konstruktif bahkan produktif. Artinya: “Hai sekalian manusia,
Keberadaan konflik sebagai unsur bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
pembawaan sangat penting dalam menciptakan kamu dari seorang diri, dan
kehidupan manusia. Kehidupan tidak dapat dari padanya Allah menciptakan isterinya;
berjalan dengan baik tanpa ada konflik. dan dari pada keduanya Allah

80
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

memperkembang biakkan laki-laki dan kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya


perempuan yang banyak. dan bertakwalah orang yang paling mulia diantara kamu
kepada Allah yang dengan disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) mengetahui lagi Maha Mengenal”
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah (Departemen Agama RI, 2009: 518).
selalu menjaga dan mengawasi kamu
(Departemen Agama RI, 2009: 78).
Islam mengajarkan pentingnya untuk Kajian Empirik Resolusi Konflik
toleransi menghargai adanya perbedaan-
perbedaan yang dimiliki manusia baik sisi Berbagai pembahasan baik itu dalam
fisik, pemikiran budaya dan lain-lain agar segi konsep bagaimana pengertian konflik,
jangan sampai mengakibatkan perseteruan sifat konflik, anatomi konflik, kemudian
dan permusuhan. Konflik memang sangat dikolaborasikan dalam perspektif Islam serta
diperlukan dalam kehidupan manusia. dikaitkan dalam penelitian yang dilakukan
Namun, jangan sampai terlarut dalam oleh beberapa ahli dalam organisasi, maka
konflik yang berkepanjangan dan tidak ada didapatkan sebuah potensi-potensi baru
solusinya sehingga dapat merusak bagi pengelolaan (manajemen) konflik.
hubungan antar manusia dan akan Sehingga nantinya akan memberikan
merugikan manusia itu sendiri. kontribusi yang baik bagi manajer organisasi
Surat An-Nisaa’ di atas merupakan dalam mengelola konflik di dalam
penetapan nilai persaudaraan yang organisasinya.
dimaksudkan sebagai pedoman hubungan
antar kelompok manusia. Nilai ini harus
menjadi landasan masalah multikulturisme, Resolusi Konflik Organisasi
multiagama, multibahasa, multibangsa dan
pluralisme secara umum, karena Al-Qur’an Konflik harus diatasi, jangan sampai
menganggap perbedaan ras, suku, budaya berlarut-larut karena yang dirugikan tidak
dan agama sebagai masalah alami hanya individu tetapi juga lembaga. Proses
(ketentuan Tuhan). Justru itu, perbedaan pembelajaran bisa terganggu dan kepuasan
tadi tidak boleh dijadikan ukuran kemuliaan anak didik jauh dari harapan. Manajer dan
dan harga diri, tapi ukuran manusia terbaik pemimpin pendidikan harus cepat membaca
adalah ketaqwaan dan kesalehan sosial yang potensi konflik, mengantisipasi konflik
dilakukannya. muncul ke permukaan atau melebar, dan
selalu menciptakan langkah-langkah

4s\Ρé&uρ 9x.sŒ ÏiΒ /ä3≈oΨø)n=yz $¯ΡÎ) â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ


seefektif mungkin. Penyelesaian konflik
harus segera mungkin dilakukan unuk

ö/ä3tΒtò2r& ¨βÎ) 4 (#þθèùu‘$yètGÏ9 Ÿ≅Í←!$t7s%uρ $\/θãèä© öΝä3≈oΨù=yèy_uρ


menjaga reputasi lembaga yang bisa
tercemar gara-gara konflik yang meruncing.
Pendekatan persuasif yang sesuai dengan
∩⊇⊂∪ ׎Î7yz îΛÎ=tã ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä39s)ø?r& «!$# y‰ΨÏã tradisi masyarakat sangat baik
dikedepankan untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi (Jamal Ma’mur Asmani, 2009:
Artinya: “Hai manusia, 119).
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu Dalam menyelesaikan konflik,
dari seorang laki-laki dan seorang terdapat lima langkah meraih kedamaian
perempuan dan menjadikan kamu dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya,
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya

81
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

lima langkah berikut ini mendasar dalam strategi dan terobosan alternatif dalam
mengatasi kesulitan: (a) Pengenalan; (b) menghadapi dan menyelesaikan konflik.
Diagnosis; (c) Menyepakati suatu solusi; (d) 5. Menumbuhkan sikap percaya diri. Hal
Pelaksanaan; dan (e) Evaluasi. ini perlu karena seseorang biasanya
Sejalan dengan lima sifat mendasar dalam menyelesaikan konflik dengan
dari sebuah penyelesaian konflik, maka menemukan jalan keluar sendiri dan
dalam manajemen konflik, dilakukan sebuah penyelesaian sendiri kadang-kadang
pendekatan dalam manajemen konflik tidak percaya diri, sehingga yang terjadi
adalah sesuai dengan konflik yang terjadi, adalah ketidakmaksimalan jalan keluar
yaitu konflik dalam intrapersonal, yang ditempuh oleh individu tersebut.
interpersonal, intragroup, intergroup, Strategi mengatasi konflik
intraorganisasi, maupun interorganisasi. interpersonal dan intergroup (Interpersonal
Strategi mengatasi konflik and Intergroup Conflict) adalah dengan:
intrapersonal dan intragrup (intrapersonal 1. Strategi Kalah-Kalah (Lose-lose Strategy);
and intragroup conflict) adalah dengan: berorientasi pada dua individu atau
1. Menciptakan kontak dan membina kelompok yang sama-sama kalah.
hubungan sahabat, pertemanan, dan Biasanya individu atau kelompok yang
jalinan hubungan yang erat untuk bertikai mengambil jalan tengah
menciptakan kontak bati yang baik pula. (berkompromi) atau membayar
Dengan menciptakan kontak tersebut, sekelompok orang yang terlibat dalam
maka setiap individu akan saling konflik atau menggunakan jasa orang
memahami dirinya sendiri dan satu atau kelompok ketiga sebagai penengah.
sama lain secara mendalam. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa
2. Menumbuhkan rasa percaya dan diselesaikan dengan cara melibatkan
penerimaan. Hal ini penting karena pihak ketiga bila perundingan
setiap orang butuh pengakuan dari mengalami jalan buntu. Maka pihak
orang lain serta apa yang dilakukannya, ketiga diundang untuk campur tangan
yang dikatakannya, dan disarankannya oleh pihak-pihak yang berselisih atau
butuh penerimaan dari orang lain barangkali bertindak atas kemauannya
sebagai tenggang rasa dan penghargaan sendiri. Hasil kalah-kalah biasanya
terhadap dirinya. terjadi apabila konflik dimanaje dengan
3. Menumbuhkan kekuatan dan sikap menghindari, akomodasi,
kemampuan diri sendiri. Hal ini juag meratakan dan atau melalui kompromi.
penting karena dengan menumbuhkan Ada dua tipe utama dalam campur
kekuatan diri berarti seseorang sudah tangan pihak ketiga yaitu: (a) Arbitrase
kokoh dan tangguh dalam mengahadapi (Arbitration); Arbitrasi merupakan
setiap cobaan dan ujian, dan dengan prosedur di mana pihak ketiga
menumbuhkan kemampuan diri sebagai mendengarkan kedua belah pihak yang
power dan bekal dalam menghadapi berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai
permasalahan. hakim dan penengah dalam menentukan
4. Mencari beberapa alternatif jalan penyelesaian konflik melalui suatu
terobosan. Sangat berguna sekali ketika perjanjian yang mengikat. (b) Mediasi
dalam diri masing-masing personal (Mediation); Mediasi dipergunakan oleh
sudah tidak mampu lagi menanggung Mediator untuk menyelesaikan konflik
konflik sesuai dengan kemampuan dan tidak seperti yang diselesaikan oleh
kekuatan dirinya, maka dibutuhkan arbriator, karena seorang mediator tidak
mempunyai wewenang secara langsung

82
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

terhadap pihak-pihak yang bertikai dan 3. Strategi Menang-Menang (Win-Win


rekomendasi yang diberikan tidak Strategy); Konflik menang-menang
mengikat. diatasi dengan jalan menguntungkan
2. Strategi Menang-Kalah (Win-Lose semua pihak yang terlibat dalam konflik
Strategy); Dalam strategi ini menekankan yang bersangkutan. Penyelesaian yang
adanya salah satu pihak yang sedang dipandang manusiawi, karena
konflik mengalami kekalahan tetapi menggunakan segala pengetahuan, sikap
yang lain memperoleh kemenangan. dan keterampilan menciptakan relasi
Beberapa cara yang digunakan untuk komunikasi dan interaksi yang dapat
menyelesaikan konflik dengan win-lose membuat pihak-pihak yang terlibat
strategy adalah sebagai berikut: (a) saling merasa aman dari ancaman,
Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian merasa dihargai, menciptakan suasana
konflik antara dua atau lebih pihak yang kondusif dan memperoleh kesempatan
menang dan kalah agar tidak terjadi lagi untuk mengembangkan potensi masing-
pertikaian, gunanya untuk meredam masing dalam upaya penyelesaian
agar konflik tidak terjadi lagi jika kedua konflik. Ada 2 cara didalam strategi ini
belah pihak masih saling bertemu dalam yang dapat dipergunakan sebagai
keadaan suasana yang memanas; (b) alternatif pemecahan konflik menang-
Taktik-taktik penghalusan dan damai, menang yaitu: (a) Pemecahan Masalah
yaitu dengan melakukan tindakan Terpadu (Integrative Problema Solving).
perdamaian dengan pihak lawan untuk Usaha untuk menyelesaikan secara
menghindari terjadinya konfrontasi mufakat atau memadukan kebutuhan-
terhadap perbedaan dan kekaburan kebutuhan kedua belah pihak; (b)
dalam batas-batas bidang kerja Konsultasi Proses antar Pihak (Inter-
(jurisdictioanal ambiguity); (c) Bujukan, Party Process Consultation) Dalam
yaitu dengan membujuk pihak lain penyelesaian melalui konsultasi proses,
untuk mengubah posisinya untuk biasanya ditangani oleh konsultan
mempertimbangkan informasi-informasi proses, dimana keduanya tidak
faktual yang relevan dengan konflik, mempunyai kewenangan untuk
karena adanya rintangan komunikasi menyelesaikan konflik dengan
(miss-communication) sehingga konflik kekuasaan atau menghakimi salah satu
tidak dapat terselesaikan; (d) Taktik atau kedua belah pihak yang terlibat
paksaan dan penekanan, yaitu konflik.
menggunakan kekuasaan formal dengan Strategi mengatasi konflik intra-
menunjukkan kekuatan (power) melalui organisasi dan interorganisasi
sikap otoriter karena dipengaruhi oleh (intraorganization and interorganization
sifat-sifat individu (individual traits); (e) conflict) adalah strategi untuk mengatasi
Taktik-taktik yang berorientasi pada konflik dalam organisasi dan antar
tawar-menawar dan pertukaran organisasi. Strategi konflik ini biasanya
persetujuan sehingga tercapai suatu menyatu dikarenakan tradisi yang sudah
kompromi yang dapat diterima oleh dua melekat pada hukum organisasi. Strategi
belah pihak, untuk menyelesaikan intraorganisasi dan interorganisasi adalaha
konflik yang berkaitan dengan dengan:
persaingan terhadap sumber-sumber 1) Pendekatan Birokratis (Bureaucratic
(competition for resources) secara optimal Approach). Pendekatan birokratis
bagi pihak-pihak yang berkepentingan. (bureaucratic approach) dalam organisasi
bertujuan mengantisipasi konflik

83
Moch. Khafidz Fuad Raya - Resolusi Konflik

vertikal (hirarkie) didekati dengan cara berbeda sehingga fungsi organisasi


menggunakan hirarki struktural menjadi kabur.
(structural hierarchical). Konflik muncul
karena adanya hubungan birokratis yang
terjadi secara vertikal dan untuk Kesimpulan
menghadapi konflik vertikal model ini,
manajer cenderung menggunakan Dalam kehidupan sehari-hari juga
struktur hirarki (hierarchical structure) manusia sebagai makluk sosial tidak akan
dalam hubungannya secara otokritas. lepas dengan yang namanya konflik. Konflik
Konflik terjadi karena pimpinan merupakan bagian penting dalam
berupaya mengontrol segala aktivitas kehidupan berorganisasi, konflik
dan tindakan yang dilakukan oleh merupakan sebuah wahana dalam
bawahannya. Strategi untuk pemecahan mewarnai kehidupan, tanpa adanya konflik
masalah konflik seperti ini biasanya kehidupan tak bermakna. Konflik dapat
dipergunakan sebagai pengganti dari menimbulkan efek negatif bagi organisasi
peraturan-peraturan birokratis untuk pendidikan Islam, namun konflik juga dapat
mengontrol pribadi bawahannya. berdampak positif bagi kelangsungan
2) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam kinerja organisasi. Dengan adanya konflik,
Konflik Lateral (Authoritative Intervention komunikasi yang dijalin mempunya
in Lateral Conflict). Bila terjadi konflik frekusensi yang lebih baik lagi jika konflik
lateral, biasanya akan diselesaikan dikelola dengan benar, dan dijadikan
sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat peluang untuk melakukan sebuah
konflik. Kemudian jika konflik tersebut perubahan. Namun disisi lain, konflik jika
ternyata tidak dapat diselesaikan secara tidak dikelola dengan benar, maka akan
konstruktif, biasanya manajer langsung berdampak pada resistensi komunikasi
melakukan intervensi secara otoratif dalam organisasi.
kedua belah pihak. Penanganan dan pengelolaan
3) Pendekatan Sistem (System Approach) disesuaikan dengan anatomi dan diagnosis
adalah mengkoordinasikan masalah- konflik yang ditimbulkan. Pertama, konflik
masalah konflik yang muncul dengan interpersonal dan intergroup diselesaikan
pendekatan sistem kinerja, sistem dengan Strategi Kalah-Kalah (Lose-lose
pemasaran, sistem pembelajaran, sistem Strategy), Strategi Menang-Kalah (Win-Lose
administrasi, dan lain-lain. Strategy), Strategi Menang-Menang (Win-
4) Reorganisasi Struktural (Structural Win Strategy); Kedua, konflik intrapersonal
Reorganization) adalah cara pendekatan dan intragrup diselesaikan dengan
dapat melalui mengubah sistem untuk menciptakan kontak dan membina
melihat kemungkinan terjadinya hubungan persahabatan, menumbuhkan
reorganisasi struktural guna meluruskan rasa percaya dan penerimaan,
perbedaan kepentingan dan tujuan yang menumbuhkan kekuatan dan kemampuan
hendak dicapai kedua belah pihak, diri sendiri, mencari beberapa alternatif jalan
seperti membentuk wadah baru dalam terobosan, menumbuhkan sikap percaya
organisasi non-formal untuk mengatasi diri. Ketiga, konflik interpersonal dan
konflik yang berlarut-larut sebagai intergroup diselesaikan dengan Strategi
akibat adanya saling ketergantungan Kalah-Kalah (Lose-lose Strategy) yang terdiri
tugas (task interdependence) dalam dari arbitrase dan mediasi, Strategi Menang-
mencapai kepentingan dan tujuan yang Kalah (Win-Lose Strategy) yang terdiri dari
penarikan diri, damai, bujukan, paksaan/

84
JPII Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016

penekanan, dan tawar menawar, dan Ruchyat. (2001). Makalah: manajemen konflik di
Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy) sekolah, Dinas Pendidikan Propinsi
dilakukan dengan pemecahan masalah Jawa Barat. Bandung.
terpadu dan konsultasi proses antar pihak. Sofiyati, P. dkk., (2011). Konflik dan stress;
Keempat, konflik intraorganisasi dan pengembangan dan perilaku organisasi.
interorganisasi diselesaikan dengan Malang: Universitas Brawijaya.
pendekatan birokratis, pendekatan Stoner, J. A. F. & Wankel, C. (1986).
intervensi otoritatif, pendekatan sistem dan Management 3-d. London: Prentice Hall
pendekatan struktural. International Inc.
Pengelolaan dan penanganan konflik Sunarta. (2011). Konflik dalam organisasi
hendaknya diselesaikan dan diatasi sesuai (merugikan sekaligus menguntungkan),
dengan problem yang ditimbulkan dari Artikel Berkala FISE Universitas
konflik tersebut, sehingga diagnosa konflik Negeri Yogyakarta.
dapat dideteksi sedini mungkin sehingga Winardi. (2004). Manajemen konflik (konflik
konflik bukanlah sebagai suatu yang perubahan dan pengembangan. Bandung:
berdampak negatif, melainkan konflik dapat CV Mandar Maju.
dijadikan peluang untuk melakukan Wirawan. (2010). Konflik dan manajemen
terobosan dalam pengembangan kinerja konflik. Jakarta: Salemba Humanika.
organisasi. Zunaidah. (2010). Kajian teoritis mengenai
manajemen konflik. Jurnal ILMIAH Fak.
Ekonomi Universitas Sriwijaya, Vol. 11
Daftar Pustaka No. 1.

Alisjahbana, S.T. (1986). Antropologi baru.


Jakarta: Penerbit PT Dian Rakyat.
Bodine, R. J. & Schrumpf, F. (1994). Creating
the peaceable school: a comprehensive
program forteaching conflict resolution.
Champaign, IL: Research Press. Inc.
Crawford, D. & Bodine, R. (1996). Conflict
resolution education: a guide to
implementing programs in schools, youth-
serving organizations, and community and
juvenile justice settings. Office of
Juvenile Justice and Delinquency
Prevention, and Office of Elementary
and Secondary Education. USA: U.S.
Department of Justice.
Departemen Agama RI. (2009). Al-Qur’an dan
terjemahannya. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Glasser, W. (1984). Control theory. New York,
NY: Harper & Row.
Luthans, F. (1985). Organizational behavior.
New York: McGraw-Hill Book
Company.

85

Anda mungkin juga menyukai