Di susun Oleh :
PENDAHULUAN
Pengertian Konflik
Konflik menurut istilah “conflict” di dalam bahasa aslinya berarti suatu “perkelahian,
peperangan, atau perjuangan. Bagi Pruitt dan Rubin, konflik berarti persepsi mengenai
perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest), atau suatu kepercayaan bahwa
aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.
b. Jenis-jenis Konflik
1.Konflik di dalam individu Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap
pekerjaan mana yang harus dilakukan, bila berbagai permintaan pekerjaan saling
bertentangan atau individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama Konflik ini timbul akibat tekanan yang
berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antara individu dan kelompok Konflik ini berhubungan dengan gara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka.Contoh, seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kolompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama adanya pertentangan kepentingan
antar kelompok
5. Konflik antar organisasi Akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam system
perekonomian suatu Negara. Konflik semacam ini sebagai sarana untuk mengembangkan
produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya
yang tersedia secara efisien. Selain itu, kategori konflik yang terjadi biasanya ada tiga yaitu :
konflik resiko kecil (pendirian rumah ibadah) yang tidak mengikuti peraturan pemerintah ,
konflik resiko menengah (perayaan hari raya) yang mengganggu ketertiban umum bagi
agama lain, dan konflik besar yaitu terjadi perkelahian dan pembunuhan antar umat
beragama.
2. TINJAUAN PUATAKA
Fungsi manajemen konflik untuk menyelesaikan suatu konflik dalam sebuah organisasi
memiliki beberapa manfaat seperti dibawah ini.
Meningkatkan kinerja dan keaktifan karyawan.
Mengembangkan kemampuan karyawan.
Melatih kemampuan menyelesaikan konflik.
Meningkatkan rasa saling menghormati.
a. Alo Liliweri Konflik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang berasal dari individu
ataupun kelompok karena mereka terlibat mempunyai perbedaan kepercayaan, sikap,
kebutuhan, dan nilai.
b. De Moor Dalam sebuah sistem sosial, bisa dikatakan ada konflik jika para penghuni
sistem tersebut membiarkan dirinya atau kelompoknya dibimbing oleh tujuan atau nilai yang
bertentangan dan hal tersebut terjadi secara besar-besaran.
c. Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin Istilah “conflict” dalam bahasa aslinya mempunyai
arti sebagai perkelahian, peperangan, dan perjuangan yang berbentuk konfrontasi fisik antara
beberapa pihak.
d. Lewis A. Coser Konflik merupakan suatu perjuangan tentang nilai atau tuntutan atas
status, kekuasaan, bertujuan untuk menetralkan, mencederai, dan melenyapkan lawan.
e. M.Z Lawang Konflik adalah suatu bentuk perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, dan
juga kekuasaan saat tujuan dari pihak yang berkonflik tak hanya memperoleh keuntungan,
namun juga menundukkan saingannya.
3.PEMBAHASAN
Definisi konflik yang diajukan berhubungan dengan tiga macam tipe konflik
dasar,yaitu:
a. Konflik tujuan ( goal conflict ), yang akan terjadi apabila keadaan akhir yang diinginkan
atau hasil – hasil yang dipreferensi ternyata tidak sesuai satu sama lainnya.
b. Konflik kognitif ( cognitive conflict ), yang timbul apabila para individu menyadari bahwa
ide – ide atau pemikiran mereka tidak konsisten satu sama lainnya.
c. Konflik afektif ( affective conflict ), yaitu konflik yang timbul apabila perasaan – perasaan
atau emosi – emosi tidak sesuai satu sama lainnya, maksudnya orang – orang mengamuk satu
sama lainnya.
Sedangkan Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi yang berbeda dengan kondisi semula10. Teori
ini didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas
dalam masyarakat. Jadi manajemen konflik ialah suatu alat pengelolaan konflik yang dapat
menetralisir adanya konflik dalam suatu organisasi atau lembaga yang dapat memberikan
dampak positif maupun negatif. atau kelompok lain,sehingga memengaruhi kinerja salah satu
individu atau kelompok yang berkonflik
Menurut Gottman dan Korkoff (Mardianto, 2000) menyebutkan bahwa secara garis
besar ada dua manajemen konflik, yaitu :
Dalam konflik destruktif, pihak-pihak yang terlibat konflik tidak fleksibel atau kaku,
karena tujuan konflik di definisikan secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain.
Interaksi konflik berlarut- larut, siklus konflik tidak terkontrol karena menghindari isu konflik
yang sesungguhnya. Interaksi pihak-pihak yang terlibat konflik membentuk spiral yang
panjang yang makin lama makin menjauhkan jarak pihak-pihak yang terlibat konflik. Pihak-
pihak yang terlibat konflik menggunakan teknik manajemen konflik kompetisi, ancaman,
konfrontasi, kekuatan, agresi, dan sedikit sekali menggunakan negoisasi untuk menciptakan
win & win solution. Konflik jenis ini merusak kehidupan dan menurunkan kesehatan
organisasi. Konflik destruktif sulit diselesaikan karena pihak-pihak yang terlibat konflik
berupaya saling menyelamatkan muka mereka. Upaya menyelamatkan muka membuat
konflik berlangsung lama,menghabiskan sumber-sumber pribadi dan organisasi,serta
menurunkan produktivitas pribadi dan organisasi.
4.PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Manajemen konflik individu dengan cara komunikasi yang baik dengan pasangan secara
intens agar tidak menimbulkan dugaan-dugaan konflik dan tetap berfikir secara positif, pada
subjek tersebut adalah sama-sama memiliki kurangnya pengalaman dalam manajemen
konflik dan juga memberikan pengaruh pikiran negatif yang berlebihan sehingga
menimbulkan perilaku-perilaku konflik. Terus cara-cara penyelesaian konflik yang amat
sangat minim sehingga kurangnya kreatifitas dalam menyelesaikan masalah konflik.
2. Konflik yang sering di alami oleh subjek ini hanya masalah komunikasi saja karena salah
paham dan dengan pertengkaran adu mulut saja tidak sampai menjurus kekerasaan.
3. Langkah-langkah yang baik digunakan untuk menagani konflik yaitu dengan cara
melakukan negosiasi sehingga terjadi satu tawar menawar yang menguntungkan serta tetap
mempertahankan interaksi sosialnya. Selain itu dapat pula menggunakan bentuk lain yang
disebut reasoning yaitu sudah dapat berpikir secara logis dalam penyelesaian masalah.
4.2. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca serta
pengendalian diri, pengetahuan yang luas dan dapat mengatasi segalah masalah atau konflik
dimana dan kapan pun dengan menggunakan metode teknik Manajemen Konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Wahid, “Pribumisasi Islam,” Muntaha Azhari dan Abdul Mun’im Saleh (ed.),
Islam Indonesia Menatap Masa Depan, Jakarta: P3M, 1989
AgusDwianto, MewujudkanGoog Governance MelaluiPelayanan Public, Yogyakarta,
University Press, 2008
Novri Susan, PengantarSosiologiKonflik Dan Isu-IsuKonflikKontemporer, Jakarta, Pt.
PajarInterpratama Offset,
Novri Susan,2010, pengantarsosiologikonflikdanisu-isukonflikkontemporer, Jakarta,
Pt.FajarInterpratama Offset
Nurhasim, Konflik Dan DinamikaPolitikLokal: KelasPemodal-Negara Versus Masyarakat,
Jakarta, PusatPenelitianPolitik-LIPI (P2P-LIPI), 2002
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002