Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang
memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya memperebutkan sebidang
tanah saja, namun juga sumber daya alam seperti air dan hutan yang
terkandung di dalamnya. Upreti (2006) menjelaskan bahwa pada umunya
orang berkompetisi untuk memperebutkan sumber daya alam karena empat
alasan utama. Pertama, karena sumber daya alam merupakan “interconnected
space” yang memungkinkan perilaku seseorang mampu mempengaruhi
perilaku orang lain. Sumber daya alam juga memiliki aspek “social space”
yang menghasilkan hubungan-hubungan tertentu diantara para pelaku. Selain
itu sumber daya alam bisa menjadi langka atau hilang sama sekali terkait
dengan perubahan lingkungan, permintaan pasar dan distribusi yang tidak
merata. Yang terakhir, sumber daya alam pada derajat tertentu juga menjadi
sebagai simbol bagi orang atau kelompok tertentu.
Konflik merupakan kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering
bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan,
berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya bisa diselesaikan tanpa
kekerasaan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian
besar atau semua pihak yang terlibat (Fisher, 2001).
Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara
individu dan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok
dengan pemerintah. Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi
dapat berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk
kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya.

1
.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep bencana sosial?
2. Bagaimana karakteristik bencana sosial?
3. Bagaimana dampak bencana sosial dan penyakit yang terjadi pada pasca
bencana?
4. Bagaimana standart operasional prosedur penanganan bencana sosial?
5. Bagaimana skill yang harus dimiliki dalam penanganan bencana sosial?

.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara konsep bencana sosial.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik bencana sosial.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana dampak bencana sosial dan
penyakit yang terjadi pada pasca bencana.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana standart operasional
prosedur penanganan bencana sosial.
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana skill yang harus dimiliki
dalam penanganan bencana sosial.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Bencana Sosial


.1.1 Definisi Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. Bencana
sosial merupakan bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (man made
disasters) antara lain karena kelalaian, ketidaktahuan, maupun sempitnya
wawasan dari sekelompok masyarakat. Bencana sosial dapat terjadi dalam
bentuk kebakaran, orang terlantar (dalam maupun luar negeri), kecelakaan
perahu, pelintas batas, repatrian, pencemaran lingkungan (polusi udara dan
limbah industri) dan kerusuhan/konflik sosial (Departemen Sosial, 2003).
Tetapi bencana sosial dapat muncul sebagai akibat bencana alam, baik
yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia dalam memandang
dan memanfaatkan sumberdaya alam (faktor antropgenik). Apapun
penyebabnya, bencana sosial akan memicu terjadinya konflik sosial, yang
dapat dipercepat oleh adanya berbagai kebutuhan dan kepentingan manusia.
Konflik tesebut dapat berupa konflik horizontal yang bernuansa suku, agama,
ras, golongan, maupun konflik vertikal  sebagai akibat ketidakpuasan
masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Akibat konflik tersebut dapat
memberikan dampak yang berupa kerusuhan, kemiskinan, krisis sumberdaya
alam, gangguan kesehatan dan krisis pendidikan,  hingga dekadensi moral.

.1.2 Klasifikasi bencana sosial


Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha mengklasifikasikan bentuk dan
jenis-jenis konflik tersebut. Menurutnya, konflik mempunyai beberapa bentuk
khusus, yaitu:
a. Konflik Pribadi
Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain.
Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain,

3
yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam. Perasaan
ini mendorong tersebut untuk memaki, menghina, bahkan memusnahkan
pihak lawan. Pada dasarnya konflik pribadi sering terjadi dalam
masyarakat.
b. Konflik Rasial
Konfilk rasial umumnya terjadi di suatu negara yang memiliki
keragaman suku dan ras. Lantas, apa yang dimaksud dengan ras? Ras
merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri biologisnya,
seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut.
Secara umum ras di dunia dikelompokkan menjadi lima ras, yaitu
Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Hal ini
berarti kehidupan dunia berpotensi munculnya konflik juga jika perbedaan
antarras dipertajam.
c. Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang
dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan. Kesemua itu
menjadi dasar penempatan seseorang dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas
sosial atas, menengah, dan bawah. Seseorang yang memiliki kekayaan dan
kekuasaan yang besar menempati posisi atas, sedangkan orang yang tidak
memiliki kekayaan dan kekuasaan berada pada posisi bawah. Dari setiap
kelas mengandung hak dan kewajiban serta kepentingan yang berbeda-
beda. Jika perbedaan ini tidak dapat terjembatani, maka situasi kondisi
tersebut mampu memicu munculnya konflik rasial.
d. Konflik Politik Antar golongan dalam Satu Masyarakat maupun antara
Negara-Negara yang Berdaulat
Dunia perpolitikan pun tidak lepas dari munculnya konflik sosial.
Politik adalah cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu
masalah. Konflik politik terjadi karena setiap golongan di masyarakat
melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah
yang sama. Karena perbedaan inilah, maka peluang terjadinya konflik
antargolongan terbuka lebar. Contoh rencana undang-undang pornoaksi
dan pornografi sedang diulas, masyarakat Indonesia terbelah menjadi dua

4
pemikiran, sehingga terjadi pertentangan antara kelompok masyarakat
yang setuju dengan kelompok yang tidak menyetujuinya.
e. Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaanperbedaan
kepentingan di mana menyangkut kedaulatan negara yang saling
berkonflik. Karena mencakup suatu negara, maka akibat konflik ini
dirasakan oleh seluruh rakyat dalam suatu negara. Apabila kita mau
merenungkan sejenak, pada umumnya konflik internasional selalu
berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan pada akhirnya
menimbulkan perang antarbangsa
Berkembangnya konflik sosial akan membawa beberapa akibat
sebagai berikut:
1. Yang Bersifat Konstruktif
a) Bertambahnya solidaritas dalam kelompok sendiri (in group
solidarity),artinya semakin besar permusuhan atau konflik terhadap
kelompok luar, maka akan se- makin besar pula integrasi atau
solidaritas intern kelompok.
b) Munculnya pribadi-pribadi yang kuat atau tahan uji menghadapi
berbagai situasi konflik.
c) Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam
kekuatan seimbang
2. Yang Bersifat Destruktif
a) Retaknya persatuan kelompok
b) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
c) Berubahnya sikap dan kepribadian individu, baik yang
mengarah ke hal yang posi- tif maupun ke hal yang negative
d) Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap
kelompok yang kalah.
.1.3 Faktor Penyebab Timbulnya Konflik Sosial
Adapula yang berpendapat bahwa konflik muncul karena adanya
ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat, terutama antara kelas atas dan
kelas bawah. Selain itu juga karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan,

5
kebutuhan, dan tujuan dari masing masing anggota masyarakat. Sementara
itu, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebab sebab terjadinya konflik
antara lain sebagai berikut.
1. Perbedaan antar perorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau
pendapat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu
penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah
pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan
dengan individu yang lain.
2. Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah
laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-
masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam
lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda.
3. Bentrokan kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan
sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.
4. Perubahan sosial
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan
perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan
membuat keguncangan proses-prosessosial di dalam masyarakat,
bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk
perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan
masyarakat yang telah ada.

6
.2 Karakteristik Bencana Sosial
Sebagai suatu proses yang bersifat disosiatif, konflik sosial memiliki beberapa
karakteristik, yaitu sebagai berikut:
a. Tidak Selamanya Berdampak Negatif
Konflik tidak selalu harus dihindari karena tidak selamanya
berdampak negatif. Berbagai konflik ringan dan terkendali dapat
berpengaruh positif bagi individu maupun kelompok yang terlibat di
dalamnya.
b. Bersifat Inheren
Konflik bersifat inheren atau merupakan bagian tak terpisahkan
dari keberadaan suatu masyarakat. Tidak ada satu masyarakat pun yang
bisa mencegah dan menghindari konflik sosial sepenuhnya. Itulah
sebabnya, yang terpenting adalah mengelola konflik Konflik harus
dikelola dengan baik karena konflik memiliki sejumlah aspek positif.
Dengan menerapkan strategi pengelolaan yang tepat, konflik mewujud
menjadi sumber energi perubahan dan inovasi positif.
c. Dilatarbelakangi oleh Perbedaan Ciri
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa oleh
individu dalam suatu interaksi sosial. Atau dengan perkataan lain, konflik
pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan masyarakat.
d. Bertentangan dengan Integrasi
Konflik bertentangan dengan integrasi (kesatupaduan). Konflik dan
integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang
terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
e. Dapat Menciptakan Perubahan
Konflik dapat memberikan kontribusi untuk menciptakan
perubahan dalam masyarakat. Konflik merupakan kekuatan demi
mencapai kemajuan. Konflik mampu mendorong perubahan dalam suatu
organisasi, sehingga pimpinan yang tidak cakap akan digantikan oleh
pimpinan baru yang lebih terampil.

7
f. Potensi
Perbedaan Dapat Dikurangi Konflik adalah suatu akibat yang tidak
mungkin dihindarkan dari interaksi sosial, tetapi dapat diatasi dengan
mengurangi potensi perbedaan.

.3 Dampak Bencana Sosial Dan Penyakit Yang Terjadi Pada Pasca Bencana
2.3.1 Dampak Bencana Sosial
Dampak konflik sosial dibagi menjadi dua yaitu positif dan negatif :
a. Dampak Positif Konflik Sosial. Berikut dampak positif yang ditimbulkan
konflik sosial meliputi :
Konflik dapat Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama
anggota kelompok (in group solidarity). Konflik dapat Menciptakan
integrasi yang harmonis, konflik dapat Memperkuat identitas pihak yang
berkonflik, konflik dapat menciptakan kelompok baru, konflik dapat
membuka wawasan, konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan
yang masih belum tuntas. Konflik dapat meningkatkan solidaritas diantara
angota kelompok. Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap
individu atau kelompok, konflik dapat memunculkan kompromi baru.
b. Dampak Negatif. Berikut dampak positif yang ditimbulkan konflik sosial
meliputi :
Rusaknya fasilitas umum, terjadi perubahan kepribadian,
menyebabkan dominasi kelompok pemenang, konflik dapat menimbulkan
keretakan hubungan antara individu dan kelompok, konflik menyebabkan
rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa, konflik
menyebabkan adanya perubahan kepribadian.

.3.2 Penyakit Yang Terjadi Pada Pasca Bencana


Pada umumnya masalah kesehatan pasca bencana sosial :
1. Penyakit Akut pasca bencana sosial
Penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi.
Misalnya Tragedi kerusuhan 1998 merupakan aksi bencana konflik

8
sosial yang sangat menggemparkan dan memakan banyak kerugian.
Penyakit yang berhubungan dengan bencana sosial adalah cedera
akibat demo yaitu cedera kepala dan patah tulang.
2. Penyakit pasca bencana sosial
a. Cidera
Sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang di
akibatkan oleh kericuhan yang terjadi.
b. Infeksi
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang
jaringan.yang terjadi akibat luka kotor tidak segera dilakukan
perawatan.
c. Tetanus
Kondisi yang menyebabkan tubuh menjadi kaku dan tegang akibat
infeksi bakteri. Tetanus seringkali terjadi karena bakteri masuk ke
tubuh melalui luka terbuka.
d. Infeksi saluran pernapasan (ISPA)
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang terjadi pada
rongga hidung, sinus, tenggorokan dan paru-paru. Penyakit ini
disebabkan karena menghirup asap gas air mata.
e. Fraktur
Perubahan tata letak tulang karena patahnya tulang. Yang
disebabkan oleh benturan.
f. Cemas
Perasaan dimana sesorang merasa ketakutan/kehilangan
kepercayaan diri. Yang disebabkan oleh trauma sehingga memicu
kecemasan.
g. Stress
Gangguan mental yang dihadapi sesorang akibat adanya tekanan.
Yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada pasca bencana
social

9
.4 Standar Operasional Prosedur Penanganan Bencana Sosial

.4.1 Beberapa SOP Saat Terjadi Bencana Sosial

1. Sebelum konflik
 Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan bencana)
 Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
 Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
 Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
 Periksa penggunaan listrik dan gas
 Catat nomor telepon penting
 Kenali jalure evakuasi
 Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana sosial
2. Ketika konflik
 Tetap tenang
 Hindari sesuatu yang kemungkinan dapat membahayakan diri.
 Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada serangan
mendadak.
 Hindari tempat yang ricuh.
1. Setelah konflik
 Segera tinggalkan tempat kejadian.
 Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan
pertama.
 Hindari kerusuhan.

2.4.2 Strategi mitigasi dan upaya pengurangan bencana sosial


1. Hindari kumpulan kelompok yang sedang melakukan kegiatan demo,
karena kegiatan tersebut akan memicu terjadinya kerusuhan.
2. Apabila melihat terjadinya kerusuhan sosial atau tindak kekerasan
antar kelompok segera hubungi pihak berwajib (kepolisian).

10
3. Saling menghargai antar demonstran dan aparat keamanan, agar
tercipta situasi yang kondusif dan menghindari terjadinya kerusuhan
sosial.
4. Selalu berhati-hati dimanapun Anda berada.
5. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya demo
dan cara penyelamatan diri.
6. Upaya preventif harus diupayakan agar kerusakan dan korban jiwa
dapat diminimalkan.
7. Mendorong peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka
memelihara stabilitas ketentraman dan ketertiban.
8. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran serta meningkatnya
perlindungan perhormatan dan penegakan HAM.
9. Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkan hukum
konsisten, berkeadilan dan kejujuran.

.4.3 Kegiatan Penanganan Siaga Bencana


Berikut ini beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh perawat dalam
situasi tanggap bencana sosial:
1. Pengobatan Dan Pemulihan Kesehatan Fisik.
Bencana alam yang menimpa suatu daerah, selalu akan memakan korban
dan kerusakan, baik itu korban meninggal, korban luka luka, kerusakan
fasilitas pribadi dan umum, yang mungkin akan menyebabkan isolasi
tempat, sehingga sulit dijangkau oleh para relawan. Hal ini yang paling
urgen dibutuhkan oleh korban saat itu adalah pengobatan dari tenaga
kesehatan. Perawat bisa turut andil dalam aksi ini, baik berkolaborasi
dengan tenaga perawat atau tenaga kesehtan profesional, ataupun juga
melakukan pengobatan bersama perawat lainya secara cepat, menyeluruh
dan merata ditempat bencana. Pengobatanpun yang dilakukan pun bisa
beragam, mulai dari pemeriksaan fisik, pengobatan luka, dan lainya.
2. Pemberian bantuan
Perawat dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana, dengan
menghimpun dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk, seperti

11
makanan, obat-obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya.
Pemberian bantuan tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat secara
langsung dilokasi bencana dengan mendirikan posko bantuan ditempat
bencana sesuai kebutuhan yang dibutuhkan oleh para korban saat itu,
sehingga tidak akan ada lagi para korban yang tidak mendapatakan
bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk ataupun tidak
tepat sasaran.
3. Pemulihan Kesehatan Mental
Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma psikologis
akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa berupa
kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat. Tidak sedikit
trauma ini menimpa wanita, ibu-ibudan anak-anak yang sedang masa
pertumbuhan. Sehingga apabila hal ini terus berkelanjutan maka akan
mengakibatkan stress berat dan gangguan mental bagi para korban
bencana. Hal yang dibutuhkan dalam penanganan situasi seperti ini
adalah pemulihan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh perawat.
Pada orang dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan
mendengarkan segala keluhan yang dihadapinya, selanjutnya diberikan
sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan
pada anak-anak, cara yang efektif adalah dengan mengembalikan
keceriaan mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah anak yang
berada pada masa bermain. Perawat dapat menderikan sebuah taman
bermain, dimana anak-anak tersebut akan mendapatkan permainan, cerita
lucu, dan lain sebagainya, sehingga kepercayaan diri mereka kan kembali
seperti sedia kala.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Kondisi masyarakat disekitar daerah yang terkena musibah pasca
bencana biasanya akan menjadi terkatung-katung tidak jelas akibat
memburuknya keadaan pasca bencana, akibat kehilangan harta benda
yang mereka miliki. Sehingga banyak diantara mereka yang patah arah
dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa menolong
membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan pemberdayaan

12
masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill yang
adapat menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan
pelatihan-pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi
dengan masyarakat disekitar daerah bencana akan mampu membangun
kehidupan kedepan lewat kemampuanyang ia miliki.

.5 Skill Yang harus Dimiliki Dalam Penanganan Bencana Sosial


 Pada tahap mitigasi
1. Mampu melakukan pengkajian resiko bencana di tingkat individu,
keluarga, komunitas
2. Mampu menggunakan data-data hasil pengkajian resiko bencana
ditingkat inddividu, keluarga, komunitas untuk merumuskan masalah
dan rencana keperawatan bencana
 Pada tahap Preparedness
1. Merancang program pendidikan kebencanaan pada individu, keluarga,
komunitas
2. Merancang kegiatan untuk menurunkan resiko bencana ditempat kerja,
rumah dan komunitas
3. Melakukan evaluasi kesiapan masyarakat menghadapi bencana
 Pada tahap respon
1. Mampu melakukan triase pada kondisi bencana
2. Mampu melindungi diri sendiri dan oranglain dari resiko infekso
3. Mampu melakukan penanganan trauma sampai pada level kuning triase
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada korban bencana meliputu aspek
fisik dan psikologis
 Pada tahap recovery
1. Mampu merancang perencanaan asuhan keperawatan terhadap individu
sebagai bagian dari pemberian asuhan keperawatan yang berkelanjutan
pada korban bencana yang mengalami trauma, sakit dan kecacatan
2. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang dilakukan

13
3. Mampu memberikan support psikologis dan memberikan pendidikan
kesehatan mental pada korban bencana

BAB III

PENUTUP

.1 Simpulan
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. Bencana
sosial merupakan bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (man made
disasters) antara lain karena kelalaian, ketidaktahuan, maupun sempitnya
wawasan dari sekelompok masyarakat. Bencana sosial dapat terjadi dalam
bentuk kebakaran, orang terlantar (dalam maupun luar negeri), kecelakaan
perahu, pelintas batas, repatrian, pencemaran lingkungan (polusi udara dan
limbah industri) dan kerusuhan/konflik sosial (Departemen Sosial, 2003).

.2 Saran
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gejala alam yang sering
terjadi di indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan
penyuluhan-penyuluhan serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka
mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan apabiloa
suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana sosial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rudito, Bambang Dan Melia Famiola.2013.Sosial Maping (Metode Pemetaan


Sosial, Teknik Memahami Suatu Masyarakat/Komuniti).Bandung:Reakayasa
Sains.

Fisher,Simon,Dkk.2001.Mengelola Konflik:Keterampilan & Strategi Untuk


Bertindak. The British Council.Jakarta

AdestyaAlfian.2015.http://googleweblight.com/i?
u=http://storycahsemarang.blogspot.com/2015/04/pendidikan-kebencanaan-
bencana-yang.html?m%3D1&hl=id-ID.Diakses Tanggal 28 Oktober 2019
Pukul 12:55

Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya


Di Indonesia. Jakarta Pusat: Direktorat Mitigasi Bakornas Penanggulangan
Bencana.

Soerjono Soekanti. 1982. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

15

Anda mungkin juga menyukai