Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan taufik serta hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Dinamika Kelompok Dalam Perilaku Organisasi
dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Wyati Saddewisasi, SE, M.Si dan Ibu Nyayu Nurkomalasari, S.Ap., M.M. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perilaku Keorganisasian
2. Teman-teman yang mengambil mata kuliah Perilaku Keorganisasian hari Selasa pukul
20:00 di Universitas Semarang
3. Serta seluruh orang yang telah ikut memberi semangat serta dukungan dalam proses
penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai dan menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya. Hal ini secara sadar atau tidak, membuat manusia
selalu bergantung dengan orang lain dan tidak mampu hidup sendiri. Dari sejak manusia lahir
sampai meninggal dunia, manusia akan selalu terlibat interaksi antarsesamanya untuk
mempermudah mencapai tujuannya.
Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, biasanya manusia akan menjadi lebih selektif
dalam memilih orang lain yang dianggap mampu mewujudkan tujuan bersama. Kesamaan
tujuan, harapan, aturan, dan norma yang disetujui menjadi salah satu dari sekian banyak alasan
manusia untuk “berkumpul”. Kumpulan manusia dengan berbagai kesamaan inilah yang
disebut dengan kelompok. Sedangkan dinamika kelompok merupakan suatu metode dan
proses yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama kelompok untuk menumbuhkan
dan membangun kelompok semula terdiri dari kumpulan individu yang belum saling
mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan kelompok dengan tujuan, satu norma, dan cara
penyampaian yang disepakati bersama.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
- Bagaimana teori pembentukan kelompok?
- Apa saja karakteristik dan fungsi dinamika kelompok?
- Apa saja jenis dinamika kelompok?
- Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan kelompok?
- Apa kelebihan dan kelemahan kelompok?

1.3 Tujuan
- Mengetahui definisi dinamika kelompok
- Mengetahui teori pembentukan kelompok
- Mengetahui karakteristik dan fungsi dinamika kelompok
- Mengetahui jenis-jenis dinamika kelompok
- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kelompok
- Mengetahui kelebihan dan kelemahan kelompok
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinamika Kelompok


Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika sendiri memiliki
arti tenaga/kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap setiap keadaan. Sedangkan kelompok merupakan kumpulan orang-orang
yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai
tujuan bersama.
Dengan demikian dinamika kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan
proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan yang selalu berubah-ubah. Selain itu dinamika kelompok dapat juga diartikan sebagai
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu, memiliki hubungan psikologi secara
jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama. Berdasarkan pernyataan diatas maka dinamika kelompok pada dasarnya
merupakan proses-proses kelompok yang menggambarkan semua hal yang terjadi dalam
kelompok akibat adanya interaksi individu-individu yang ada dalam kelompok itu.

2.2 Teori Pembentukan Kelompok


Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok.
yaitu:
a. Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya
afiliasi (perkenalan) di antara orang – orang tertentu.
b. Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi,
dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
c. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Salah satu teori yang agak menyeluruh. penjelasannya tentang pembentukan kelompok
ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah
di dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
d. Teori Pertukaran (Exchange Theory)
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity,
interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
2.3 Karakteristik dan Fungsi Dinamika Kelompok
a. Karakteristik Dinamika Kelompok
Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain sehingga dapat
menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama
- Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain
- Adanya pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari
peranan serta kedudukan masing-masing
- Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
- Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok
b. Fungsi Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
- Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, karena
bagaimanapun juga manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
- Memudahkan segala pekerjaan karena ada bantuan dari orang lain.
- Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar, dengan cara membagi pekerjaan sesuai dengan bagian dan
keahlian, sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
- Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat karena setiap individu bisa
memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat

2.4 Jenis-Jenis Dinamika Kelompok


Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut dinamika kelompok dapat dibagi menjadi beberapa, antara
lain:
1. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling
mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge
Homan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang
acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi
secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
2. Kelompok Sekunder
Interaksi sosial yang terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran
Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari
kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
4. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-
kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan
simpati.
Misalnya: kelompok arisan.

2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Dinamika Kelompok


a. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan
menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini memfokuskan
pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari awal pembentukan kelompok
hingga proyek selesai. Berikut tahap-tahapnya:
1. Pembentukan (Forming)
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
2. Keributan (Storming)
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus
mereka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Tahap storming
sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa saja
menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok
harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
3. Penormaan (Norming)
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan harmoni seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap
ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka
melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.
4. Pelaksanaan (Performing)
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar
dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting
justru banyak diambil oleh kelompok.
5. Peristirahatan (Adjourning and Transforming)
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami
perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada
perubahan anggota kelompok.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi
yang terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi
menjadi tiga tahap, antara lain:
- Tahap pra afiliasi. Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan
semua individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan
berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan
nilai masing-masing anggota.
- Tahap fungsional. Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang
lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada
akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
- Tahap disolusi. Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai
rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun
keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok
adalah sebagai berikut:
a. Adaptasi
Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:
- Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.
- Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan
dinamika kelompok tersebut.
- Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
b. Pencapaian Tujuan
Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk:
- menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
- membina dan memperluas pola.
- terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kelompok


Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun
memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam
kelompok tersebut.
a. Kelebihan Kelompok
- Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi &
pendapat anggota yang lain.
- Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya
dengan menekan kepentingan pribadi demi
- Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati
kelompok.
b. Kelemahan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau
jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas pertemuan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami
Kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Fungsi dari kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan segala pekerjaan
3. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
4. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian. Kelompok
sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan
interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara
lain:
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Formal
4. Kelompok Informal
DAFTAR PUSTAKA

 Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


 Ratna, S.,dkk. 2003. Dinamika Kelompok. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
 Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara
 Huraerah, Abu,dkk.2005. Dinamika Kelompok. Bandung: Rafika Aditama
 http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/08/definisi-dinamika-kelompok.html
 Huraerah, Abu,dkk.2005. Dinamika Kelompok. Bandung: Rafika Aditama
 Fallen, R,dkk.2009. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
 Tsaqif, Iday. (2010). Teori Pembentukan Kelompok. Tersedia: http://idaytsaqiff.blogsp
ot.com/2010/05/teori-pembentukan-kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai