Anda di halaman 1dari 16

 

MENGENAL KULTUR SUKU


BANGSA YANG DAMAI DAN
TOLERANSI

NAMA KELOMPOK :

1. ASTHY GITA PRATIWI (2017006039)


2. ARIF SULAIMAN (2017006040)
KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA
INDONESIA
 Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan
keragaman budaya, adat istiadat, serta suku bangsa.
Dari sabang sampai merauke kita mengenal berbagai
suku bangsa yang mendiami berbagai pulau. Menjaga
kekayaan budaya, adat istiadat, dan mengenal suku
bangsa di Indonesia adalah salat satu upaya
meningkatkan jiwa nasionalis, memperluas wawasan
Nusantara, serta mempersatukan bangsa Indonesia
sesuai dengan semboyan Bhinekka Tunggal Ika.
KEANEKARAGAMAN KULTUR/
BUDAYA BANGSA INDONESIA
1. Indonesia Sebagai Masyarakat Mejemuk

Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat suku bangsa oleh

sistem nasional yang biasanya dilakukan secara paksa ( by force ) menjadi sebuah

bangsa dalam wadah negara. Ditinjau dari aspek mana pun Indonesia merupakan

bangsa yang majemuk.

2. Keanekaragaman Kultur Indonesia

Mengenai keanekaragaman kultur ini, Bhikhu Parekh (1964) membedakannya menjadi

tiga, yaitu :

a. Keanekaragaman subcultural,

b. Keanekaragaman prespektif,

c. Keanekaragaman manual,
3. Persebaran Etnis di Indonesia
Melihat dari sebagian komposisi penduduk di beberapa
provinsi Indonesia, tampak wilayah domisili suatu etnis
dapat tersebar diluar daerah basis yang bersangkutan.
Indonesia memiliki tingkat keragaman kultural yang
sangat tinggi. Keragaman ini tidak lagi dibatasi oleh
wilayah asal basis etnis, upaya – upaya serius seputar
manajemen hubungan antarserius menjadi signifikan
dengan adanya realitas ini. Faktor yang turut menentukan
besaran komposisi etnis di Indonesia adalah natalitasnya.
4. Identitas Setiap Kelompok Suku Bangsa di Pulau Jawa Bagian Barat

a. Mengenal Suku Badui

 Keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sebuah identitas yang

harus dilindungi. Budaya bukan hanya tarian dan nyanyian, melainkan juga adat istiadat dari

warga atau komunitas.

 Badui merupakan sebuah desa adat yang berada di daerah Banten, tepatnya desa Kanekes,

Kabupaten Lebak. Desa Badui terbagi menjadi dua bagian, yaitu Badui Luar dan Badui

Dalam. Orang Kanekes atau orang Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat subtetnis

Sunda diwilayah Kabupaten Lebak, Banten.

 Sebutan “Badui” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok

masyarakat tersebut.

 Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda dialek Sunda Banten. Untuk berkomunikasi

dengan penduduk luar, mereka lancar menggunakan bahasa Indonesia, walaupun tidak

mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah.


 b. Memahami Suku Betawi
Suku Betawi adalah suku bangsa Indonesia yang pada
umumnya bertempat tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak
berpendapat bahwa suku Betawi berasal dari hasil
kawin – kawin antar etnis dan bangsa pada masa lalu.
Mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah
keturunan kaum berdarah campuran berbagai suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Orang atau suku Betawi sebenenarnya
pendatang baru di Jakarta.
 C. Mengenal Masyarakat Sunda
 Keunikan karakteristik suku Sunda tercermin dari kebudayaan,
agama, mata pencaharian, kesenian, dsb. Suku Sunda adalah
kelompok etnis yang berasal dari bagian barat Pulau Jawa Indonesia,
dari ujung Kulon diujung barat hingga sekitar Brebes ( mencakup
wilayah administrasi Provinsi Jabar, Banten, sebagian DKI Jakarta
dan sebagian Jateng).
 Sunda berasal dari kata Su = bagus/baik, segala sesuatu yang
mengandung unsur kebaikan. Orang Sunda diyakini memiliki
etos/watak dan karakter Sunda yang dimaksud adalah
Cageur(sehat),bageur(baik), singer (mawas diri), dan pinter
(pandai/cerdas) yang telah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara
sampai kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.
DAMAI DAN TOLERANSI
 Perdamaian dan toleransi beragama sulit dibangun karena telah terjadi
politik agama . Salah satu penjelasan yang dapat di terima bahwa
semua fenomena social dan politik , termasuk tindakan politik agama ,
bermula dari pikiran manusia. . Politik pada aras berkomunikasi terjadi
karena perasaan yang mendalam dan meluas di kalangan masyarakat .
Hal ini terutama dalam wujud relatif deprivation, yaitu ketidaksesuaian
antara value expectation masyarakat ( harapan akan barang – barang
atau kondisi hidup yang di yakini sebagai hak ) dan value capability
( barang –barang atau kondisi yang mungkin akan di peroleh atau
kemampuan system untuk memungkinkan orang memperolah barang –
barang dan kondisi yang di inginkan ).
 Hakikat Damai

 Setiap orang memiliki pandangan berbeda tentang devinisi damai, cara mencapai

kedamaian , dan kemungkinan perdamaian terjadi. Damai memiliki banyak arti dan

kedamaian sering berubah sesuai dengan hubunganya dengan kalimat . Damai

dapat juga berarti sebuah keadaan tenang , seperti yang umum di tempat – tempat

terpencil, mengizinkan untuk tidur dan meditasi . selain itu , damai dapat juga

menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti

kombinasi dari definisi – definisi di atas . Damai dapat terjadi secara suka rela ,

yaitu ketika pihak yang berperang memilih untuk tidak masuk dalam keributan ,

atau dapat di paksa dengan menekan pihak yang menyebabkan gangguan


 Keberadaan Keadilan
 Banyak yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya ketiadaan
dari kejadian social yang tragis . berdasarkan sudut pandang ini ,
perdamaian bukan hanya kekerasan ,
 Damai dalam diri
 Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri ; sebuah
keadaan pikiran , badan , dan jiwa , yang di katakana terjadi
dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan
damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak bergantung
pada waktu , orang , atau tempat , menekan bahwa setiap
individu dapat mengalami ketenagan dalam diri dalam suatu
peperangan.
Konsep Damai

Konsep damai membawa konotasi yang positif . hampir tidak ada orang yang
menentang perdamaian Perdamaian merupakan tujuan utama dasri
kemanusiaan . Oleh karena itu , Damai di definisikan sebagai ketiadasan
kekerasan ; tidak hanya ketiadaan perang , tetapi juga ketiadaan setan (evil).
 Modal Sosial
 Modal sosisal adalah sesuatau yang sangat penting dalam hidup
bermasyarakat. Kita dapat membangun perdsmaian dan toleransi salah
satunya karena modal social.
 Modal sosial merupakan kemampuan oerganisasi , jaringan dan
kelembagaan sosaial dan warga dari institusi dalam mengontrol dan
membentuk oertukarsan sosial , yaitu distribusi kekuasaan politik dan
sumber daya ekonomi antar individu atau kelompok dalam masyarakat.
 Pranata (institution)
 Pranata (institution) adalah system nirma khusus yang
menata rangkaian tindakan berpola mantap untuk
memenuhi keperluan khusus dari manusia dalam kehiduoan
masyarakat (Koenttjaraningrat, 2000:14). Toleransi
 Toleransi berarti membiarkan , menerima adanya perbedaan
baik untuk sementara maupun dalam waktu lama . Yang
memeberikan jaminan terwujudnya toleransi bukan lagi
orang per orang atau kelompok tertentu terhadap yang lain ,
melainkan institusi negara.
Strategi – Strategi yang dapat
menumbuhkan toleransi pada
Beberapa Situasi
 Proses mambangun kepercayaan dapat di lakukan dengan memperhatikan langkah –

langkah berikut :

1. Adanya kelompok inti antariman yang bertindak sebagai inisoator, pelobi , dan penghubung

2. Menentukan sejumlah tokoh agama yang mewakili semua dari agama yang ada serta

berpengaruh kuat, baik di dalam komunitasnya maupun dalam masyarakat.

3. Melakukan pendekatan kepada pribadi masing – masing tokoh oleh anggota kelompok

antariman dari agama yang sma .

 Mendengarkan keinginan / harapan atupun keberatan dari tiap-tiap tokoh dari agama yang

lain .

 Mencari titik temu dari hatapan – harapan tersebut dengan memperhatikan keberatan yang

ada.
Promosi Tolersansi di Derah Rawan Konflik

Untuk mempromosikan toleransi di daerah yang rawan konflik atau dalam


konteks konflik laten , di sarankan sebagai berikut :
 Membangun hubungan baik antara tokoh agama dan masyarakat .
 Menyosialisasikan wawasan pluralisme dan toleransi dalam bentuk
kegiatan , misalnya seminar , diskusi kelompok , dan bedah buku .
 Pengembangan kepekaan pluaralisme dalam tindakan toleransi, misalnya
lokakrya “ aksi tanpa kekerasan” . pelatihan , perkemahan pemuda lintas
iman dan etnis .
 Membudayakan toleransi dalam tindakan dan aksi sosial yang di
laksanakan secara bersama , misalnya aksi sosial, donor darah, pemberian
gizi balita , dan penanganan dan respons personal secara bersama .
 Promosi Toleransi dalam Konteks Konflik Terbuka

 Dalam situasi konflik terbuka seperti konflik di Kalimantan barat ,

progam – progam yang sebaiknya di lakukan secara garis besar

terbagi dua , yaitu program tanggap darurat dan progam pendidikan

dan penyadaran .

 Program Tanggap Darurat

 Dimensi secara cangkupan kegiatan tanggap darurat sangatlah luas

dan sangat bergantung pada kebutuhan situasi dan korban akan

tetapi, dalam montek upaya antar agama dan antar etnis progam

tanggap darurat dapat menjadi pintu masuk untuk mempromosikan

kembali pentingnya bekerja dan hidup bersama meskipun evektifitas

sulit di ukur karena situasi yang sangat rentan .


Program Pendidikan dan Penyadaran

 Pelatihan Trauma Konseling


 Rahabilitas mental
 Diskusi Nonformal Agama dalam satu
Wilayah tentang Pengelolaan Konflik
 Penerbitan Media Informasi dan
Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai