Anda di halaman 1dari 32

PEMBELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF DENGAN

MENERAPKAN MODEL INQWIRY DI SMK N 1 BANJIT

Dosen : Drs. Slamet Priyanto, M. Pd

Disusun oleh :

Nama : ARIF SULAIMAN

Nim : 2017006040

Kelas : PTM 2 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun

guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran. Penulis mencoba

memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca. Serta

mengembangkan minat untuk mempelajarinya

Penulis berharap, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi  mahasiswa/i

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa khususnya semester 2. Penulis menyadari

bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mohon maaf apabila

ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Yogyakarta, 12 april 2018

Arif Sulaiman
A. PENDAHULUAN

1. TUJUAN PENDIDIDKAN NASIONAL

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan asas UUD 1945 dan

Pancasila dengan nilai dasar agama serta keanekaragaman budaya yang ada di

Indonesia. Lalu, sistem pendidikan nasional merupakan sekumpulan komponen

terpadu yang saling berkaitan satu sama lain untuk merealisasika tujuan

pendidikan nasional.

Adapun tujuan dari pendidikan nasional antara lain adalah untuk

membangun karakter penerus bangsa, contohnya adalah ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, memperkaya ilmu pengetahuan, kreativitas,

keterampilan, kepercayaan diri, dan juga motivasi terhadap diri sendiri.

Pendidikan nasional yang ada di Indonesia ini memakai sistem

pendidikan yang diberikan dengan mengajarkan materi tertentu, dan pada

akhir materi akan diberikan unjian untuk mengukur kemampuan dari

peserta didik. Dengan adanya penilaian pada akhir kompetensi, maka

diharapkan para peserta didik sudah siap untuk menempuh pendidikan

selanjutnya.

Salah satu contoh ujian yang sering diadakan setiap tahunnya

adalah Ujian Nasional (UN). Namun, Ujian Nasional tidak bisa dijadikan

tolak ukur dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri seperti pemahaman

keagamaa, kreativitas dan kepribadian. Ujian Nasional hanya sebatas


penilaian yang berkaitan dengan materi selama masa pendidikan, bukan

karakter kepribadian, keagamaan, kreativitas dan lainnya.

Berikut ini adalah rumusan tujuan pendidikan nasional Negara

Indonesia. Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1954 Pasal 3 : Tujuan

pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap

dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang

kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Pasal 4 : Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas

yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945. dan atas

kebudayaan kebangsaan Indonesia dan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989

UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4

dikemukakan: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan , sehat jasmani dan

rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan “ Undang_undang No. 20 Tahun 2003

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3

dikemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.
Tap MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 3 dicantumkan: “

Tujuan Pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan

ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki Pembukaan danb Isi

Undang-Undang dasar 1945 “.

Tap MPR no. IV/MPR/1978 menyebutkan: “ Pendidikan Nasional berdasarkan

Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, Kecerdasan, dan ketrampilan , mempertinggi budi pekerti, memperkuat

kepribadian, dan memepertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan

manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-

sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa “.

Tap MPR No. II/MPR/1988 dikatakan: “ Pendidikan Nasional

bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuahn Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, berkepribadian , berdisiplin, bekerja keras, tangguh,

bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani dan

rohani “. (http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/ pukul

14:33)

Sedangkan Pendidikan Nasional menurut paham Taman Siswa adalah

pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (cultureel-

nationaal) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk)

yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja

bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia


diseluruh dunia. (Dewantara, 2013: 15). Dijelaskan pula dalam UU No.

20 Tahun 2003 bahwasannya Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sebagaimana yang telah diterangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003,

Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Peran pendidikan di suatu negara

amat sangat begitu penting, karena dengan adanya pendidikan negara akan

mencapai kemakmuran dan kedamaiannya.

Berdasarkan definisi pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang berupa tuntunan di

dalam hidup tumbuhnya anak dengan tujuan untuk memajukan tumbuhnya

budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang

yang ada dalam pendidikan di Indonesia. Sebagaimana dijelaskan dalam

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan

yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Peserta didik harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang

keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki

etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan

pekerjaannya, agar siswa dapat bekerja secara efektif dan efesien serta

dapat mengembangkan keahlian dan keterampilannya. Struktur kurikulum

pendidikan kejuruan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan

tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dalam menyelenggarakan

pendidikan di Indonesia terdapat standar nasional yang harus dipenuhi

sebagai syarat kelulusan peserta didik dan akreditasi penyelenggaraan

pendidikan. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 13 tahun 2015 bahwa

standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia diperlukan

kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar

kompetensi lulusan. Berdasarkan Permendikbud No. 20 tahun 2016


dijelaskan bahwasannya Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria

mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Dalam menyelenggarakan pendidikan

dibutuhkan pula kurikulum yang digunakan sebagai pedoman untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagaimana disebutkan dalam PP

No. 13 tahun 2015 yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sehubungan dengan standar kompetensi lulusan sekolah menengah

kejuruan, terdapat standar kompetensi mata pelajaran yang harus dimiliki

oleh peserta didik setelah menempuh mata pelajaran. Teknik listrik dasar

otomotif merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah

kejuruan yang harus ditempuh di kelas X.

Kompetensi dasar atau kemampuan yang harus diperoleh siswa

setelah menempuh mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif yaitu siswa

mampu memahami dasar listrik dengan cara mengamati mengenai

komponen kelistrikan. Selanjutnya siswa mampu menerapkan hal yang

telah dipelajari melalui pembelajaran dalam kehidupannya sehari-hari.

Setelah mampu menerapkan kemudian siswa mampu menerangkan hasil

belajarnya kepada orang lain, dan yang terakhir siswa mampu

menggunakan alat-alat dan komponen-komponen yang berkaitan dengan

kelistrikan sesuai dengan tata cara yang telah dipelajari. Selain daripada itu
siswa juga diharapkan mampu menunjukan sikap disiplin dan tanggung

jawab dalam melaksanakan langkah-langkah kerja sesuai dengan standar

kerja / SOP.

Sebagaimana kompetensi mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif

yang telah dijelaskan di atas, maka guru harus memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran tersebut, agar mampu

mencapai target kompetensi yang telah ditentukan. Untuk mencapai

standar kompetensi. mata pelajaran, strategi yang digunakan dalam mata

pelajaran teknik listrik dasar otomotif adalah Inqwiry, karena metode ini

menuntut peserta didik untuk berperan aktif dalam melaksanakan

pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mampu

mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupannya sehari-

hari.

2. TUJUAN SEKOLAH

SMK Negeri 1 Banjit adalah aspirasi dari masyarakat kecamatan

Banjit kabupaten Way Kanan, dari aspirasi tersebut ditanggapi oleh Bapak

Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Way Kanan selanjutnya keputusan

kepala dinas dan pemuda olahraga pada tanggal 23 April 2004 pertama

kali dibuka pendaftaran siswa baru dengan nama SMK kecil yaitu sekolah

menengah kejuruan yang menempati RKB milik SMP Negeri 2 Banjit.

SMK Negeri 1 Banjit mengampu pelajaran normative, adaptif dan

untuk pelajaran produktif diampu oleh para tenaga ahli mekanik mobil dari
bengkel sekitar sekolahTujuan sekolah ini sangat jelas, setiap sekolah

pastinya memiliki tujuan yang baik untuk di terapkan pada siswa – siswa

yang belajar di sekolah .

Adapun tujuan dari SMK N 1 BANJIT ialah menciptakan kriteria,

kemampuan , yang dapat bermanfaat bagi siswa dan juga tentunya dapat

membuat nama sekolah harum . Seiring berjalanya waktu dan kemajuan

teknologi SMK N 1 BANJIT meningkatkan mutu kualitas, dan kuantitas

untuk mengermbangkan kreatifitas siwa SMK N 1 BANJIT memenuhi

tenaga ahli yang professional dan ahli di bidang masing – masing .

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional (pasal 3 UU No 20 Sisdiknas

Tahun 2003 ) berisi tentang berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.membutuhkan

pengembangan dan peningkatan dalam Sikap Spiritual, Sikap Sosial,

Pengetahuan dan Ketrampilan dengan tujuan akhir. .

Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah

kurikulum yang baru yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan tuntutan zaman.

3. KOMPETENSI MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR


OTOMOTIF

Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah ia

mengikuti pembelajaran, merupakan kriteria yang harus dipenuhi untuk


mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Sebagaimana dijelaskan

dalam PP No. 13 tahun 2015 bahwa Kompetensi adalah seperangkat sikap,

pengetahuan, dan keterampilan, yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,

menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan

tertentu.

Untuk mewujudkan kompetensi tersebut diatas, terdapat capaian yang

harus dikuasai sebagaimana tertera dalam Peraturan Presiden No. 8 tahun

2012 tentang kerangka kualifikasi nasional Indonesia bahwa kualifikasi

adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya

dalam KKNI. Sedangkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI) menurut Peraturan Presiden tersebut adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,

menyaratkan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang

pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian

pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai

sektor.

Dalam menjalankan suatu pendidikan, Indonesia memilik standar

dalam menentukan capaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta

didik. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2016

bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan


utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian

pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar

Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta

didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa

belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah.

Sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL bahwa

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah

Kejuruan (SKL-SP SMK) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan

pendidikan, yakni: Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas

SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

SMK sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 adalah sebagai

berikut:

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja.

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri

serta memperbaiki kekurangannya.


3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,

perbuatan, dan pekerjaannya.

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi dalam lingkup globa.

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,

kreatif, dan inovatif.

7. Menunjukan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam

pengambilan keputusan.

8. Menunjukan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

9. Menunjukan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang

terbaik.

10. Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

11. Menunjukan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya.

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan

lingkungan
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat.

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis

dan estetis.

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara

dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk

memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi

sesuai dengan kejuruannya.

Standar Kompetensi mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif

merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah

menempuh mata pelajaran tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki oleh

peserta didik yaitu siswa mampu memahami dasar listrik dengan cara

mengamati mengenai komponen kelistrikan. Selanjutnya siswa mampu

menerapkan hal yang telah dipelajari melalui pembelajaran dalam

kehidupannya sehari-hari. Setelah mampu menerapkan kemudian siswa

mampu menerangkan hasil belajarnya kepada orang lain, dan yang terakhir

siswa mampu menggunakan alat-alat dan komponen-komponen yang

berkaitan dengan kelistrikan sesuai dengan tata cara yang telah dipelajari.

Selain daripada itu siswa juga diharapkan mampu menunjukan sikap


disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan langkah-langkah kerja

sesuai dengan standar kerja / SOP.

Teknik kelistirkan dasar adalah mata pelajaran produktif kususnya

pada jurusan Teknik Kendaraan ringan dan Teknik sepeda motor di SMK

N 1 BANJIT . Teknik ini adalah mata pelajaran yang sudah di terapkan

ketika SMK N 1 BANJIT masih menggunakan KTSP hingga kurikulum

2013 di terapakan teknik kelistrikan dasar tetap di terapakan di SMK N 1

BANJIT .

SKL / standar kelulusan pada mata pelajaran ini yaitu siswa

mampu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, daya berpikir ,

kepribadian , ahlak mulia serta ketrampilan untuk memahami . Dengan

kopetensi yang ada di sekolah tersebut dapat membuat siswa menguasai

berikut dengan menunjukan keterampilanya dalam mata pelajaran

kelistrikan dasar yang di ajarkan oleh pendidik kepada peserta didik .

Standar Kopetensinya yaitu memahami tentang jalur serta fungsi dari

kelistrikan yang terdapat pada kendaraan nantinya . siswa juga dapat

membuat ketrampilan dan penemuan tentang kelistrikan dengan

mengetahui dan memahami teknik kelistrikan dasar . Proses pembelajaran

ini dapat di terapkan menjadi 2, yaitu : pembelajaran melaluai teori yang di

sampaikan oleh pendidik yang tentunya sudah menguasai dalam

bidangnya , penerapan ke dua yaitu : penerapan dengan praktek yang di

damping oleh pendidik yang sudah menguasai dan mengerti standar

pengoprasian bengkel , keamanan , dan keselamatan .


Tujuan dari teori yaitu mengenalkan secara lisan kepada peserta

didik tentang kelistrikan dasar sesuai dengan jurusan yang di ambil ,

kemudian jika penerapan teori telah terlaksana untuk mendukung agar

siswa dapat cepat mengerti dan menguasai mata pelajaran ini dapat di

terpakan juga praktek karna dengan praktek siswa lebih dominan cepat ,

tanggap dan , memiliki kemauan untuk belajar .

Proses pembelajaran Kelistrikan Dasar siswa harus memiliki

pengetahuan tentang dasar dari mata pelajaran kelistrikan yang akan di

ajarkan, kemudian siswa harus bias memahami dan mengeausai teknik

dalam menentukan arus poditif dan negative untuk merangkai sebuah

rangkaian kelistrikan yang nantinya di kembangkan pada kendaaraan yang

sesuai dengan jurusanya motor/ mobil.

Siwa juga harus bias membedakan sikap dalam menanggapi materi

dan sikap dalam menanggapi bagai mana proses praktek di laksanakan.

Hal itu bertujuan menumbuhkan pikiran positif dan cepat memahami akan

pembelajaran kelistrikan dasar . dengan begitu dapat menumbuhkan

ketrampilan siswa dalam merangkai dan memahami jalur mengenai

rangkaian – rangkain kelistrikan mulai dari kelistrikan body, pengapian

dll.

4. PEMBELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Agar peserta didik memiliki kompetensi seperti diuraikan diatas, maka guru

harus merencanakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam memilih


metode pembelajaran yang akan digunakan, harus sesuai dengan pelajaran yang

akan diajarkan.

Teknik listrik dasar otomotif merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di

sekolah menengah kejuruan khususnya jurusan teknik kendaraan ringan yang

ditempuh di kelas X. Pembelajaran teknik listrik dasar otomotif bisa dilakukan

dengan cara teori terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan praktik.

Pada suatu kendaraan, komponen listrik berperan sangat penting untuk

mendukung kendaraan pada saat mulai bekerja. Bahkan listrik merupakan

komponen yang utama yang digunakan untuk menghidupkan kendaraan pada saat

kendaraan mulai distarter. Sumber listrik pada kendaraan adalah alternator

kemudian dilanjutkan untuk mengisi batrai (accu) lalu disebarkan ke setiap

komponen yang memerlukan aliran listrik.

Banyak pengertian yang mengemukakan mengenai pengertian pembelajaran

yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada pula perbedaan sesuai

dengan sudut pandangnya.

Menurut Majid (2013: 5) pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi

kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan,

serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan

indikatornya sebagai gambaran hasil belajar.

Kemudian dijelaskan pula oleh Rusman (2016: 1) pembelajaran merupakan

suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu

dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan

evaluasi. Sejalan dengan UU SPN No. 20 tahun 2003 Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut diatas dapat diambil

kesimpulan bahwasannya pembelajaran merupakan suatu konsep kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung dengan interaksi pendidik dan peserta didik serta

mempunyai suatu tujuan sebagai gambaran hasil belajar dan menjadikan

lingkungan belajar sebagai sumber belajarnya.

Menurut Dick dan Carrey (1985) dalam Hamzah B. Uno (2012)

menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat

dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat tersebut Rusman (2014:6) mengemukakan bahwa

tujuan pembelajaran merupakan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai

oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran teknik

listrik dasar otomotif yaitu agar siswa mampu mencapai kompetensi yang telah

ditentukan sehingga siswa mampu memahami materi tentang listrik dasar dan

mampu menerapkan pada kehidupannya sehari-hari. Dalam berlangsungnya suatu

pembelajaran di SMK, harus sesuai dengan proses pembelajaran agar dapat

tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang

standar proses. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Standar

proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar

dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Kemudian dijelaskan pula dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 bahwa

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Dalam proses pembelajaran tersebut, mata pelajaran teknik listrik dasar

otomotif diharapkan mampu dicapai oleh siswa sesuai standar kompetensi di

dalam kurikulum. Selanjutnya pembelajaran teknik listrik dasar otomotif mampu

diberjalan dengan inspiratif dan menyenangkan bagi siswa, supaya siswa mampu

mempunyai pengetahuan tentang teori dan praktik serta memahami dan mampu

menerapkan hasil pembelajaran teknik listrik dasar otomotif.

5. KOPETENSI YANG DI CAPAI DENGAN METODE INQWIRY

Suatu pembelajaran yang merangsang murid untuk berfikir,

menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya. Serta

membina kecakapan untuk melihat alasan-alasan yang tepat dari suatu

persoalan, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan bagaimana cara

penyelesaiannya dengan membina murid untuk dapat berfikir ilmiah, yaitu

cara berfikir yang mengikuti jenjang-jenjang tertentu di alam

penyelesaiannya.
Kemudian dengan pendekatan keterampilan yang dapat dicapai

dalam proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh individu siswa.

Dimyati dan Mudjiono (2002:138). dalam hal ini siswa terampil

dalam memahami dalam merangkai rangkaian arus listrik mulai dari

kelistrikan body sampai pengapian yang terdapat pada kendaraan. Selain

itu juga mengembangkan sikap-sikap dalam pembelajaran dan kemampuan

siswa untuk menemukan dan mengembangkan pikiran, kepribadian serta

kemampuan dalam bersaing pada era pendidikan saat ini.

Kompetensi pengetahuan siswa terdorong untuk memperoleh ilmu

pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu

pengetahuan tentang dasar kelistrikan. Pembelajaran ini akan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja tentang dasar kelistrikan. Dalam

pengetahuan pula siswa dapat memahami secara teori dan praktek dalam

bengkel maupun dalam kelas.


B. PEMBAHASAN
1. Analisis Metode Inquiry
Menurut Wina Sanjaya (2006: 196) Model pembelajaran inkuiri

adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Menurut Joice and Weil (1986) yang dikutip oleh Made Wena

(2008: 76), Model inkuiri tercipta melui konfrontasi intelektual, dimana

siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai

bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan ahir strategi ini

adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu

yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.

Menurut Abdul Majid (2013: 222) Setrategi pembelajaran inkuiry

merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir krisis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.


Menurut Nunuk Suryadi dan Leo Agung (2012: 119)

Menjelaskan bahwa pembelajan inkuiri merupakan pembelajaran yang

bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun

kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan

proses-proses berpikir reflektif.

Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, (2007:

31) Menjelaskan bahwa metode inkuiry (enkuiry learning) adalah metode

belajar dan menemukan sendiri. dalam sistem belajar ini guru menyajikan

bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi

peluang untuk mencari dan menemkannya sendiri dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah.

Menurut Jamli Suprihadiningrum (2012: 166) meyebutkan

bahwa pendekantan inquiry-discovery merupakan suatu kegian

penyelidikan ilmiah, yang mana guru melibatkan siswa untuk berpikir

reflrktif, kreatif, dan krisis dalam memecahkan persoalan secara sistematik

untuk menemukan suatu konsep ataupun perinsip.

Menurut Hamdani (2010: 182) menjelaskan bahwa inkuiri adalah

salah satu belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan

dengan cara kritis, analitis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-

langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena

didukung oleh data atau kenyataan.

Menurut Imas Kurniasi & Berlin Sani (2015: 113) menjelaskan

bahwa model pembelajaran iquiry merupakan pembelajaran dengan seni


merekayasa situasi-situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa biasa

berperan sebagai ilmuan.

Gulo (2002) menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian

kehiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan-

kemampuan untuk mencari atau menyelidiki secara

sistematis,kritis,logis,analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.sasaran utama kegiatan

pembelajaran inquiry yaitu :

a. Keterlibatkan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan

belajar.

b. Keterarahan dan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pembelajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya diri tentang apa yang ditemukan

dalam proses inquiry.

Inquiry berasal kata “TO INQUIRE” yang berarti ikut serta, atau

terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan

melakukan penyelidikan. Pembelajaran inquiry ini bertujuan untuk

memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan

intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir

reflektif. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran

inquiry.

a. Pertama, Strategi inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan


inquiry menempat siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran ,peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima

pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,tetapi mereka

berperan untuk mencari dan menemukan sendiri inti dari materi

pelajaran itu sendiri

b. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang di

pertanyakan,sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya

diri. Artinya dalam pendekatan inquiry menempatkan guru bukan

sebagai sumber belajar ,akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator

belajar siswa

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) menurut Prof.Dr.H. Wina

Sanjaya, M.pd adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan.proses berpikir itu

sendiri biasanya melalui tanya jawab antara guru dan siswa.strategi

pembelajaran ini sering di sebut strategi heuristic ,yang berasal dari bahasa

yunani,yaitu heuriskein yang berarti menemukan.

Langkah-langkah Menerapkan Strategi Pembelajaran Ikuiri

Wina Sanjaya (2006: 202-205) menyatakan bahwa pembelajaran ikuiri

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini

adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

untuk mencapai tujuan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan

dalam rangka memberikan motifasi belajar siswa.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mendukung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki

dalam rumusan masalah tentu ada jawabanya, dan siswa didorong untuk

mencari jawaban yang tepat.

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam

pembelajaran ikuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagi upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

a) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

dikaji. Sebagi jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. Salah

satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kempuan

menembak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan

berbagi pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan

jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagi perkiraan

kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

b) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalm mengembangkan intelektual.

c) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis dalalah menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Menguji hipotesis jugak jugak brarti mengambangkan

kemampuan fikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan

bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabakan.

d) Merumuskan Kesimpulan

Merumusakan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai


kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa

data mana yang relepan.

Sedangkan Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, (2007: 31)

menyatakan bahwa pembelajaran ikuiri mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

1. simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan, atau

menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat

permasalahan.

2. Promlem statment. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagi

permasalahan. Pemasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan , atau hipotesis, yakni pertanyaan sebagi jawaban

sementara atas pertanyaan yang diajukan.

3. Data collectoin. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan

berbagi informasi yang relevan, membaca litelatur, mengamati objek,

wacana dengan narasumber, meakukan uji coba sendiri.

4. Data propcesing. Semua informasi hasil bacaan, wacana, observasi,

semuuah diolah, acak diklasifikasikan, ditabulasi, serta ditafsirkan pada

tinkat kepercayaan tertentu.

5. Vericivation, atau atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan

tafsiran, atau informasi yang ada, pertanyaan atau hipotesis yang telah

dirumuskan terdahulu kemudian dicek kebenarannya.


6. Generalization. Berdasarkan hasil verifikasi maka anak didik dapat

belajar menarik kesimpulan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-

langkah untuk menerapkan pembelajaran ikuiri yaitu dengan meberikan

permasalahan kepada siswa kemudian siswa akan mencari sulusi atas

permasalahan yang dihadapai kemudian mendiskusikan dikelas tentang

solusi dari permasalahan yang dihadapi dan terhir guru akan meengoreksi

dan meluruskan.

C. Kesimpulan

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia berujuan untuk

mengembangkan kemampuan masyarakatnya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.. Setiap mata pelajaran dalam

pendidikan Indonesia mempunyai kompentensi atau kemampuan yang

harus didapat setelah seorang murid mengikuti pembelajaran. Untuk

mencapai kompetensi tersebut ada beberapa hal yang perlu ditempuh oleh

setiap guru, guna mendapatkan hasil belajar yang sesuai.

Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang dilakukan

dengan cara interaksi antara satu dengan yang lainnya. Ada banyak metode

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan mata

pelajaran yang dikuasainya. Salah satu metode tersebut yaitu Model


pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

tercipta melui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada

suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal

tersebut. Dikarenakan tujuan ahir strategi ini adalah pembentukan

pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang

memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.

DAFTAR PUSTAKA

(http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/ pukul 14:33)


Dewantara, Hadjar. 2013. Pendidikan. Yogyakarta : UST-press

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2016. Model-model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Yogyakarta : Kanisius Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karekter. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai