Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fajar fitriana

1.1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga
dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu:

1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahum


2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas

Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun mungkin
setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup
matang untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi. (Matt Jarvis, 2011:148). Semua
manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda, jadi mungkin saja
seorang anak yang berumur 6 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada
seorang anak yang berumur 8 tahun masih pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir.
Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat
sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya. (Ratna
Wilis, 2011:137)

Menurut piaget perkembangan pada masa dewasa awal berada pada tahap Operasional
Formal. Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat
menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks.
( Matt Jarvis, 2011:111). Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir
dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai kemampuan untuk berpikir
abstrak. Anak-anak sudah mampu memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh
sisi argumen oleh karena itu disebut operasional formal.

berpikir formal oprasional seperti usia remaja (11-15 tahun), yaitu cara berpikir yang
lebih logis, abstrak, dan idealistik, namun dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang
dewasa lebih besar dibandingkan remaja sehingga mereka berpikir lebih sistematis dan
terampil. Menurut para ahli perkembangan dealisme dalam berpikir formal oprasional
digantikan dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis karena menghadapi paksaan
realitas pekerjaan. Menurut Perry pemikiran di masa remaja yang absolut dan dualistik
berubah menjadi pemikiran yang reflektif dan relativistik karena pengaruh kompleksitas
budaya. Beberapa ahli mengusulkan adanya tahap kognitif kelima, pemikiran postformal.
Orang dewasa memiliki cara berpikir yang reflektif, realistis, pragmatis dan bervariasi dalam
memecahkan berbagai permasalahan.

Berikut ini Perkembangan kognitif remaja dan dewasa awal menurut beberapa tokoh
TOKOH REMAJA DEWASA AWAL
Piaget • Cara berpikir formal • Cara berpikir formal
oprasional oprasional
• Kuantitas jumlah • Kuantitas jumlah
pengetahuan pengetahuan lebih besar
• Mampu menyusun rencana • Lebih sistematis dan
dan hipotesis terampil
Ahli perkembangan Idealistik Idealisme digantikan realistis
(Labouvie-Vief) dan pragmatis
Perry Pemikiran absolut dan Pemikiran yang reflektif dan
dualistik relativistik
Ahli lainnya Tahap kognitif keempat, Tahap kognitif kelima,
formal oprasional pemikiran postformal

Fase-fase Kognitif Masa Dewasa (K. Warner Schaie, 1977)


1. Tahap mencari prestasi (achieving stage)
Terjadi pada masa dewasa awal, Berkaitan dengan perencanaan di masa depan (karir
dan perolehan pengetahuan)
2. Tahap tanggung jawab (responsibility stage)
Dimulai sejak masa dewasa awal, Terjadi ketika keluarga sudah terbentuk, pemenuhan
kebutuhan pasangan dan turunan
3. Tahap eksekutif (executive stage)
Terjadi pada masa dewasa madya , individu bertanggung jawab terhadap sistem di
lingkungannya terutama yang berkaitan dengan keorganisasian/lembaga
4. Tahap reintegratif (reintegrative stage)
Terjadi pada masa dewasa akhir , Individu memfokuskan pada kegiatan yang bermakna
bagi dirinya
Puncak kreativitas diraih di masa dewasa, seringkali di usia empat puluhan, setelah itu
menurun. Meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif tentang
hidup seseorang. Ada 3 hal untuk menilai kesimpulan mengenai usia dan hasil kreativitas,
yaitu (Simonton, 1996):
1. Besarnya tingkat penurunan
2. Perbandingan antara bidang-bidang kreatifitas
3. Perbedaan individual dalam hasil kreatifitas selama jangka waktu hidupnya
Csikszentmihalyi mengajukan bahwa langkah pertama yang perlu ditempuh agar berkembang
menuju kehidupan yang kreatif adalah melatih rasa ingin tahu dan minat Anda.

1.2. Perkembangan Moral

Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan


nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang
lain. Ketika dilahirkan, seseorang itu tidak memiliki moral (immoral). Tetapi dalam dirinya
terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya
berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara, dan teman sebaya), seorang anak
belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku
mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

Teori Perkembangan Moral Kohlberg

Perkembangan moral pada teori kohlbergterbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Preconventional morality (4-10 tahun)


1. Orientasi kepatuhan dan hukuman, pada tahap ini seseorang akan mematuhi
aturan dasar alasan eksternal yaitu untuk menghindari hukuman atau mendapatkan
hadiah.
2. Orientasi minat pribadi, berperilaku atas dasar kepentingan pribadinya seperti apa
keuntungan untuknya jika ia melakukan atau tidak melakukan hal itu.
b. Conventional Morality (setelah 10 tahun)
1. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas, pada tahap ini seseorang telah
menginternalisasi standard dari figure otoritas, ia peduli untuk menjadi seseorang
yang baik dan menyenangkan bagi orang lain.
2. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial, seseorang akan berusaha untuk
mempertahankan aturan sosial.
c. Postconventional Morality (dewasa awal 21-40 th)
1. Orientasi kontrak sosial
Aturan dianggap sebagai kontrak sosial bukan sebagai keputusan yang kaku,
dimana bila ada aturan yang dapat memunculkan ketidaksejahteraan aturan
tersebut harus diubah melalui pendapat mayoritas dan kompromi.
2. Prinsip etika universal
Pada tahap ini keputusan mengenai perilaku-perilaku sosial berdasrkan atas
prinsip-prinsip moral, pribadi yang bersumber dari hukum universal yang selaras
dengan kebaikan umum dan kepentingan orang lain, keyakinan terhadap moral
pribadi dan nilai-nilai tetap melekat meskipun sewaktu-waktu berlawanan dengan
hukum yang dibuat untuk menetapkan aturan sosial.
1.3. Penalaran Moral

Interaksi dengan lingkungan fisik digunakan individu untuk mengabstrakkan berbagai


sifat fisik benda-benda. Bila seorang individu menjatuhkan sebuah benda dan menemukan
bahwa benda itu pecah atau bila ia menempatkan benda itu dalam air, kemudian ia melihat
bahwa benda itu terapung ia sudah terlibat dalam proses abstraksi sederhana atau abstraksi
empiris. Pengalaman ini disebut pengalaman fisik untuk membedakannya dengan
pengalaman logika-matematika, tetapi secara paradoks pengalaman fisik ini selalu melibatkan
asimilasi pada struktur-struktur logika-matematika. Pengalaman fisk ini meningkatkan
kecepatan perkembangan individu sebab observasi benda-benda serta sifat-sifat benda itu
menolong timbulnya pikiran yang lebih kompleks. ( Matt Jarvis, 2011:141)

DAFTAR PUSTAKA

Azizherwit.(2013) “Perkembangan Moral Pada Masa Dewasa Madya”


http://azizherwitselalu.blogspot.com/2013/02/perkembangan-moral-pada-masa-dewasa.html

Ibda.Fatimah. (2015). Jurnal pdf “ Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget”

Anda mungkin juga menyukai