Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Pengembangan : Pengembangan adalah suatu proses pembentukan dan perwujudan

seorang individu memperluas kapasitas pembelajaran dalam dirinya dan menunjukkan perkembangan
dalam segi kemampuan dan pengetahuan. Perkembangan tersebut berdasarkan pada pengalaman dan
juga dari sisi psikologis, sosial dan intektual.

Contoh yang tidak memerlukan pengalaman : seorang anak tentang nama-nama planet dan sistem tata
surya, anak tersebut mungkin tidak butuh banyak waktu tanpa melibatkan pengalaman.

Teori pengembangan siswa : Seperangkat teori beragam yang mencoba menjelaskan cara siswa
mengembangkan, tumbuh dan dewasa selama tahun-tahun mereka terdaftar di lembaga pendidikan
tinggi.

Teori psikososial(erik erikson): Salah satu unsur utama teori peringkat psikososial Erikson ialah
perkembangan identiti ego. Identiti ego rasa sadar diri kita berkembang melalui interaksi sosial.
Menurut Erikson, identiti ego kita sentiasa berubah – ubah disebabkan oleh pengalaman baru dan
maklumat yang kita peroleh dalam interaksi harian kita dengan orang lain. Di samping identiti ego,
Erikson percaya bahwa rasa kecakapan juga mendorong tingkah laku dan tindakan. Jika diuruskan
dengan buruk, orang itu akan merasai perasaan yang tidak mencukupi.

Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget


Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan
kognitif dari lahir sampai dewasa. Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan
intelektual baru di mana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks.

Tahap-Tahap Umur Kemampuan


Sensori-motorik 0-2 tahun Menunjuk pada konsep permanensi objek,
yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa
suatu objek masih tetap ada. Meskipun pada
waktu itu tidak tampak oleh kita dan tidak
bersangkutan dengan aktivitas pada waktu itu.
Tetapi, pada stadium ini permanen objek
belum sempurna.
Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan
simbol-simbol yang menggambarkan objek
yang ada di sekitarnya. Berpikir masih
egosentris dan berpusat.
Operasional 7-11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu konkret
memperhatikan lebih dari satu dimensi
sekaligus dan juga dapat menghubungkan
dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris.
Belum bisa berpikir abstrak.
Operasional 11tahun- Mampu berpikir abstrak dan dapat
formal dewasa menganalisis masalah secara ilmiah dan
kemudian menyelesaikan masalah.

Teori pengembangan moral : Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral


berdasar teori Piaget, yaitu dengan pendekatan organismik (melalui tahap-tahap perkem-
bangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal). Selain itu Kohlberg juga
menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral (moral
behavior).Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan
oleh Lawrence Kohlberg. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan
dasar dari perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi.
Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula
diteliti Piaget,yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-
tahapan konstruktif. Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa
proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan
perkembangannya berlanjut selama kehidupan,walaupun ada dialog yang mempertanyakan
implikasi filosofis dari penelitiannya. Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema
moral dalam penelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi
tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama.

Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur
preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan.[1] MBTI
dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940.[2] Psikotes ini dirancang untuk
mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang.[2] MBTI merupakan
instrumen yang paling banyak digunakan.[3] Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat
selama lebih dari tujuh puluh tahun.[3] MBTI didasari pada jenis dan preferensi kepribadian
dari Carl Gustav Jung, yang menulis Psychological Types pada tahun 1921.[3] Tujuan dari
MBTI adalah membuat teori tipe psikologis dijelaskan oleh Carl Jung dapat dimengerti dan
berguna dalam kehidupan manusia.[2][4] Sampai saat ini tes MBTI adalah tes kepribadian yang
paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram.[5] Tes ini juga dipakai untuk mengetahui
karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang
membuat potensi karyawan tersebut optimal.[5]

John holland , 6 tipe yang menyangkut dunia karier :


1.    Lingkungan Realistik (Realistik Environment)
Lingkungan kerja tipe realistik menuntut kegunaan fisik pada individu. Tipe Realistik yang
preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau
sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak
menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Preferensi-preferensi
membawa kepada pengembangan kompetensi-kompetensi dalam bekerja dengan benda-
benda, binatang-binatang, alat-alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensi-
kompetensi sosial dan pendidikan.
2.        Lingkungan Investigasi (Investigatif Environment)
Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya mencari solusi dari persoalan
yang berkenaan dengan keterampilan dan minat keilmuan. Dalam beberapa situasi orang
dengan tipe ini menggunakan pemikiran kompleks dan abstrak untuk memecahkan masalah
secara kreatif, Dalam beberapa lingkungan ini ketelitian dan berpikir kritis sangatlah bernilai.
Orang dengan tipe investigasi sering menggunakan logika dan pemikiran metodikal yang
sangat teliti untuk mencari solusi masalah dalam pekerjaannya. Pekerjaan tersebut
mensyaratkan orang untuk menggunakan kemampuan intelektualnya secara bebas untuk
memecahkan masalah-masalah. Pekerjaan tersebut tidak mensyaratkan atau mengharuskan
kemampuan hubungan manusia untuk memecahkan masalah, tidak perlu juga menggunakan
mesin.
3.    Lingkungan Artistik (Artistic Environment)
Lingkungan artistik adalah lingkungan bebas dan terbuka yang mendukung kreativitas dan
ekspresi personal. Lingkungan ini menawarkan kebebasan yang cukup banyak dalam
pengembangan produk dan jawaban. Beberapa seting membolehkan individu untuk
berdekatan seperti apa yang mereka suka. Lingkungan pekerjaan ini mendukung personal dan
ekspresi emosi dibandingkan ekspresi logika.
4.    Lingkungan Sosial (Social Environment)
Lingkungan tipe sosial mendukung orang yang fleksibel dan memahami satu sama lain,
dimana orang dapat bekerja dengan orang lain dengan cara membantu memecahkan masalah
pribadi, masalah karir, mengajar orang lain mempengaruhi spiritualitas orang lain dan
bertanggung jawab secara sosial. Lingkungan tipe sosial menitikberatkan nilai-nilai manusia
seperti idealistis, baik, bersahabat dan baik hati. Hal ini secara ideal lebih banyak muncul
dalam pendidikan, layanan sosial, dan profesi kesehatan mental.
5.    Lingkungan Enterprising (Enterprising Environment)
Lingkungan orang dengan tipe enterprising adalah dimana orang mengatur dan membujuk
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau personal. Lingkungan ini merupakan situasi
dimana isu finansial dan isu ekonomi memiliki peran utama yang sangat penting dan resiko
mungkin di ambil untuk menerima reward. Dalam beberapa lingkungan orang diharuskan
untuk memiliki kepercayaan diri sosiabilitas dan asertif. Semua lingkungan ini menyediakan
peluang dalam kekuatan status dan kekayaan.
6.    Lingkungan Konvensional (Conventional Environment)
Pengorganisasian dan perencanaan merupakan gambaran yang terbaik untuk lingkungan
konvensional. Lingkungan konvensional kebanyakan merupakan lingkungan perkantoran,
dimana individu diharuskan menjaga catatan, kertas-kertas file, material copy dan
mengorganisasikan laporan. Dalam hal material tulisan lingkungan konvensional terdapat di
dalamnya material matematika seperti menjaga buku dan menghitung catatan, mengolah data,
menghitung dan mesin fotocopy merupakan tipe alat yang digunakan lingkungan
konvensional. Keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik dalam lingkungan
konvensional adalah kemampuan klarikal, kemampuan untuk mengorganisasi, dapat
dipercaya dan mampu untuk mengikuti arahan

Teori pengembangan identitas


Dalam teori identitas sosial, seorang individu tidaklah dianggap sebagai individu secara mutlak satu
dalam kehidupannya. Individu merupakan bagian dari kelompok tertentu baik disadari maupun tidak
disadari. Konsep identitas sosial adalah bagaimana seseorang itu secara sosial dapat didefinisikan
(Verkuyten, 2005).

Dalam hal identitas, Identitas ituadayang terberi, tetapi adajugayang memang berasal dariproses
pencarian. Identitas yang terberi cantohnya saja dalam hal identitas laki-laki dan perempuan. Identitas
andi sebagai laki-laki adalah identitas yang sudah terberi sejak lahir, mau tidak mau dia harus
menerima itu. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi yangada, identitas yang terberipun bisa
diganti dengan identitas yang kita inginkan, misalnya saja yang tadinya andi memiliki identitas laki-
laki, namun dia memutuskan untuk merubah alat kelaminnya menjadi perempuan, sehingga identitas
andi sekarang adalah perempuan. Penjelasan tersebut sekedar memberikan contoh saja kalau
terkadang kitapun tak berhak memilih identitas kita sendiri. Karena manusia sebagai individu tidak
bisa melepas keberadaannya dalam masyarakatmaka status identitas kita pun bisa saja datang
darioranglain. Ini bisa timbul karena ketika identitas terlahir, lahir pulalah perbedaan yangjuga
berupaya memberi identitas kepada orangdi luar dirinya.

Selain beruasaha untuk mengenal identitas sendiri, manusia pun berusaha untuk memberikan identitas
pada oranglain. Terkadang malah seorang individu tidak memiliki keberhakan memilih identitas yang
dirasa lebih dekat dengannya. jika adaoranglainyang mengklaim dirinya berasal dari kelompok kita,
tetapi sifat yangada padanya berbeda, maka orangitu kita tafsirkan bukan berasal dari kelompok kita
tetapi berasal dari kelompok lainyang sesuai dengan kategorinya.

Konsep identitas sosial sebenarnya berangkat dari asumsi umum:

1.Setiap individu selalu berusaha untuk merawat ataumeninggikan self-esteemnya: mereka berusaha
untuk membentuk konsep diri yangpositif.
2.Kelompok atau kategori sosial dan anggota dari mereka berasosiasi terhadap konotasi nilai positif
atau negatif. Karenanya, identitas sosial mungkin positif atau negatif tergantungevaluasi (yang
mengacu pada konsensus sosial, bahkan pada lintas kelompok) kelompok tersebut yang memberikan
kontribusi pada identitas sosial individu.

3.Evaluasi dari salah satu kelompok adalah berusaha mengdeterminasikan danjuga sebagai bahan
acuan pada kelompok lain secara spesifik melalui perbandingan sosial dalam bentuk nilai atribut atau
karakteristik (Tajfel, 1974, dalam Hogg & Abrams, 2000)

Dari asumsi di atas tersebut, beberapa relasi prinsip teori dapat menghasilkan:

1.Individu berusaha untuk mencapai atau merawat identitas sosial yang positif

2.Identitas sosial yang positif ada berdasarkan pada besarnya tingkat perbandingan favorit in-group-
out-group; in-group pasti mempersepsikan dirinya secara positif berbeda dari out-group

3.ketika identitas sosial tidak memuaskan, individu akan berusaha keluar dari kelompok, lalu
bergabung pada kelompok yang lebih posisitif atau membuat kelompok mereka lebih bersifat positif
(Tajfel, ibid) .

Anda mungkin juga menyukai