Teori Pengembangan Mahasiswa
Teori Pengembangan Mahasiswa
seorang individu memperluas kapasitas pembelajaran dalam dirinya dan menunjukkan perkembangan
dalam segi kemampuan dan pengetahuan. Perkembangan tersebut berdasarkan pada pengalaman dan
juga dari sisi psikologis, sosial dan intektual.
Contoh yang tidak memerlukan pengalaman : seorang anak tentang nama-nama planet dan sistem tata
surya, anak tersebut mungkin tidak butuh banyak waktu tanpa melibatkan pengalaman.
Teori pengembangan siswa : Seperangkat teori beragam yang mencoba menjelaskan cara siswa
mengembangkan, tumbuh dan dewasa selama tahun-tahun mereka terdaftar di lembaga pendidikan
tinggi.
Teori psikososial(erik erikson): Salah satu unsur utama teori peringkat psikososial Erikson ialah
perkembangan identiti ego. Identiti ego rasa sadar diri kita berkembang melalui interaksi sosial.
Menurut Erikson, identiti ego kita sentiasa berubah – ubah disebabkan oleh pengalaman baru dan
maklumat yang kita peroleh dalam interaksi harian kita dengan orang lain. Di samping identiti ego,
Erikson percaya bahwa rasa kecakapan juga mendorong tingkah laku dan tindakan. Jika diuruskan
dengan buruk, orang itu akan merasai perasaan yang tidak mencukupi.
Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur
preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan.[1] MBTI
dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940.[2] Psikotes ini dirancang untuk
mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang.[2] MBTI merupakan
instrumen yang paling banyak digunakan.[3] Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat
selama lebih dari tujuh puluh tahun.[3] MBTI didasari pada jenis dan preferensi kepribadian
dari Carl Gustav Jung, yang menulis Psychological Types pada tahun 1921.[3] Tujuan dari
MBTI adalah membuat teori tipe psikologis dijelaskan oleh Carl Jung dapat dimengerti dan
berguna dalam kehidupan manusia.[2][4] Sampai saat ini tes MBTI adalah tes kepribadian yang
paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram.[5] Tes ini juga dipakai untuk mengetahui
karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang
membuat potensi karyawan tersebut optimal.[5]
Dalam hal identitas, Identitas ituadayang terberi, tetapi adajugayang memang berasal dariproses
pencarian. Identitas yang terberi cantohnya saja dalam hal identitas laki-laki dan perempuan. Identitas
andi sebagai laki-laki adalah identitas yang sudah terberi sejak lahir, mau tidak mau dia harus
menerima itu. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi yangada, identitas yang terberipun bisa
diganti dengan identitas yang kita inginkan, misalnya saja yang tadinya andi memiliki identitas laki-
laki, namun dia memutuskan untuk merubah alat kelaminnya menjadi perempuan, sehingga identitas
andi sekarang adalah perempuan. Penjelasan tersebut sekedar memberikan contoh saja kalau
terkadang kitapun tak berhak memilih identitas kita sendiri. Karena manusia sebagai individu tidak
bisa melepas keberadaannya dalam masyarakatmaka status identitas kita pun bisa saja datang
darioranglain. Ini bisa timbul karena ketika identitas terlahir, lahir pulalah perbedaan yangjuga
berupaya memberi identitas kepada orangdi luar dirinya.
Selain beruasaha untuk mengenal identitas sendiri, manusia pun berusaha untuk memberikan identitas
pada oranglain. Terkadang malah seorang individu tidak memiliki keberhakan memilih identitas yang
dirasa lebih dekat dengannya. jika adaoranglainyang mengklaim dirinya berasal dari kelompok kita,
tetapi sifat yangada padanya berbeda, maka orangitu kita tafsirkan bukan berasal dari kelompok kita
tetapi berasal dari kelompok lainyang sesuai dengan kategorinya.
1.Setiap individu selalu berusaha untuk merawat ataumeninggikan self-esteemnya: mereka berusaha
untuk membentuk konsep diri yangpositif.
2.Kelompok atau kategori sosial dan anggota dari mereka berasosiasi terhadap konotasi nilai positif
atau negatif. Karenanya, identitas sosial mungkin positif atau negatif tergantungevaluasi (yang
mengacu pada konsensus sosial, bahkan pada lintas kelompok) kelompok tersebut yang memberikan
kontribusi pada identitas sosial individu.
3.Evaluasi dari salah satu kelompok adalah berusaha mengdeterminasikan danjuga sebagai bahan
acuan pada kelompok lain secara spesifik melalui perbandingan sosial dalam bentuk nilai atribut atau
karakteristik (Tajfel, 1974, dalam Hogg & Abrams, 2000)
Dari asumsi di atas tersebut, beberapa relasi prinsip teori dapat menghasilkan:
1.Individu berusaha untuk mencapai atau merawat identitas sosial yang positif
2.Identitas sosial yang positif ada berdasarkan pada besarnya tingkat perbandingan favorit in-group-
out-group; in-group pasti mempersepsikan dirinya secara positif berbeda dari out-group
3.ketika identitas sosial tidak memuaskan, individu akan berusaha keluar dari kelompok, lalu
bergabung pada kelompok yang lebih posisitif atau membuat kelompok mereka lebih bersifat positif
(Tajfel, ibid) .