Anda di halaman 1dari 20

Perkembangan Intelektual dan

Moral Dewasa Madya


Kelompok 10:
Cindy Azzahra (1710321008)
Adiratna Rahmah Ade(1710321012)
Kania Lathifah Rusyda (1710323022)

1
Perkembangan
Intelektual
Mengukur Kemampuan Kognitif pada
Dewasa Madya
1. Schaie: The Seattle Longitudinal Study
Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kemampuan
memuncak selama usia paruh baya, dan makna verbal meningkat
hingga usia tua. Hanya 13 hingga 17 persen dari subjek penelitian yang
mengalami penurunan dalam kemampuan numerik, ingatan kembali,
atau kefasihan verbal antara usia 39 dan 53.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gaya hidup
sehat, dan pengaruh lingkungan positif lainnya.

3
Mengukur Kemampuan Kognitif pada
Dewasa Madya
2. Horn & Cattell: Fluid and Crystallized Intelligence
Penelitian ini telah membedakan antara dua aspek kecerdasan: fluid
intelligence dan crystallized intelligence.
﹡ Fluid intelligence adalah kemampuan untuk memecahkan masalah
baru yang membutuhkan sedikit atau tidak sama sekali pengetahuan
sebelumnya, seperti menemukan pola dalam urutan angka.
﹡ Crystallized intelligence adalah kemampuan untuk mengingat dan
menggunakan informasi yang diperoleh seumur hidup, seperti
menemukan sinonim kata.

4
Kekhasan Kognisi Dewasa Madya
1. Peran Keahlian
Orang dewasa yang sudah matang dapat menunjukkan peningkatan
kompetensi dalam memecahkan masalah di bidang yang mereka kuasai
dibandingkan dengan orang yang masih muda. Hal ini dikarenakan mereka
memiliki pengetahuan khusus, atau keahlian (suatu bentuk crystallized
intelligence).
Dengan pengalaman, pemrosesan informasi dan fluid abilities menjadi
terbungkus (encapsulated), atau didedikasikan untuk jenis pengetahuan
tertentu, membuat pengetahuan itu lebih mudah untuk diakses, ditambahkan,
dan digunakan.
Kemampuan pemecahan masalah seseorang yang ahli tergantung pada
kebiasaannya dengan cara melakukan sesuatu.

5
Kekhasan Kognisi Dewasa Madya
2. Pemikiran Integratif
Orang dewasa madya mengintegrasikan logika dengan intuisi
dan emosi. Mereka mengintegrasikan fakta dan ide yang saling
bertentangan, serta mereka mengintegrasikan informasi baru
dengan apa yang sudah mereka ketahui.
Alih-alih menerima sesuatu dengan nilai nominal (nilai yang
terlihat), mereka menyaringnya melalui pengalaman hidup dan
pembelajaran sebelumnya.

6
Kreativitas
1. Karakteristik Creative Archivers
Kreatifitas dimulai dengan talenta, namun talenta saja tidak cukup. Pada
orang dewasa yang ditunjukkan adalah creative performance, yaitu apa dan
seberapa banyak bisa memproduksi pikiran kreatif.
Intelegensi umum, atau IQ, mempunyai sedikit hubungan dengan creative
performance . Orang yang sangat kreatif memulai dari dirinya sendiri dan suka
mengambil risiko. Mereka cenderung bebas, tidak sesuai, tidak konvensional,
dan fleksibel, dan mereka terbuka dengan ide dan pengalaman baru. Mereka
memperhatikan masalah lebih dalam daripada yang orang lain lakukan dan
membawa solusi yang tidak menimbulkan masalah bagi orang lain.

7
Kreativitas
2. Kreatifitas dan Usia
Orang yang berada pada dekade terakhir dari karir kreatif biasanya
hanya memproduksi sekitar setengah dari usia 30-an akhir dan awal 40-an,
meski agak lebih banyak dari usia 20-an.
Namun, hal ini juga tergantung pada bidang keahliannya.

8
Pekerjaan dan Pendidikan
1. Bekerja vs. Pensiun Dini
Sebelum pensiun total, orang dewasa bisa mengurangi jam atau hari
kerja mereka, sedikit demi sedikit hingga menjelang waktu pensiun setiap
tahunnya (phased retirement.) Orang-orang dapat melanjutkan pekerjaan
mereka untuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental, serta peran
individu dan sosial mereka.
Alasan lain orang dewasa tidak pensiun dini adalah masalah finansial.
Banyak dari orang dewasa madya saat ini yang mengikuti program pensiun
dini tidak memiliki tabungan atau pensiun yang memadai atau butuh
melanjutkan insuransi kesehatan.

9
Pekerjaan dan Pendidikan
2. Bekerja dan Perkembangan Kognitif
Orang yang sangat terikat dengan pekerjaan yang rumit
cenderung menunjukkan kinerja kognitif yang lebih kuat daripada
teman sebayanya seiring bertambahnya usia.
Jadi, orang dewasa dapat secara aktif memengaruhi pengembangan
kongnitif masa depan mereka dengan pilihan pekerjaan yang
mereka buat.

10
Pekerjaan dan Pendidikan
3. The Mature Learner
Pendidikan memudahkan orang dewasa untuk mengembangkan
potensi kognitif mereka, meningkatkan kepercayaan diri mereka,
membantu PR anak mereka, atau mengikuti perubahan dunia
pekerjaan.
a. Program Kuliah. Minoritas kecil (5%) orang dewasa
mengambil kuliah saat kerja sampingan untuk meraih gelar
lanjutannya.

11
Pekerjaan dan Pendidikan
3. The Mature Learner
b. Pendidikan Dewasa dan Kemampuan Bekerja. Kemampuan teknologi
meningkatkan kesuksesan pada dunia modern dan merupakan komponen besar
dalam pendidikan pekerjaan orang dewasa. Dengan pengalaman, orang
middle-aged dapat menunjukkan tugas berbasis komputer sebagaimana orang
dewasa awal.
c. Literacy Training. Orang dewasa madya cenderung memiliki level literacy
yang lebih rendah daripada orang dewasa yang lebih muda. Pelatihan literasi
dewasa madya bisa menggunakan informasi tertulis agar berguna di
masyarakat, mencapai tujuan mereka, dan mengembangkan pengetahuan dan
potensi mereka.

12
Perkembangan
Moral
Perkembangan Moral
Moral pada umumnya didefinisikan oleh sebagai sikap dan keyakinan yang
dimiliki oleh seseorang yang membantu orang tersebut untuk memutuskan apa yang
benar dan salah (Hook, 1999). Dua orang ahli yang berpengaruh dalam teori
perkembangan moral adalah Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.
Piaget merupakan peletak dasar teori perkembangan moral dengan pendekatan
kognitif. Piaget menolak pandangan bahwa moralitas adalah sesuatu yang
diturunkan, serta pandangan teori belajar sosial yang menyatakan bahwa moralitas
didapatkan dari orang lain. Kemudian pandangan Piaget dikembangkan oleh
Kohlberg, membuktikan bahwa pertumbuhan dalam penalaran moral adalah proses
perkembangan moral yang merupakan suatu proses pembentukan struktur kognitif
(Duska dan Whelan, 1984).

14
Tahap Perkembangan Moral
Teori Perkembangan Moral L. Kohlberg
Menurut Kohlberg, tingkat penalaran moral akan meningkat seiring dengan
usia seseorang dan kematangan kognitifnya. Konflik sosio kognitif mempengaruhi
penalaran moral individu. Konflik sosio kognitif ini akan terjadi ketika individu
berhadapan dengan pandangan yang berbeda. Diantara keragaman pandangan ini
dalam diri individu juga terjadi dialog intern individu. Apabila individu mampu
memahaminya dan mendudukkan pandangan-pandangan tersebut dalam suatu
struktur berpikir tertentu, maka individu mungkin akan bisa segera mengadakan
penyelesaian masalah, dan sebaliknya.

15
Tahap Perkembangan Moral
Tingkat III: Pasca konvensional.
Tingkat pasca konvensional ialah tingkat yang dicapai oleh sejumlah minoritas
orang dewasa dan biasanya dicapai setelah usia 24 tahun. Tingkat ketiga ini bisa
juga disebut sebagai moralitas prinsio-prinsip yang diterima sendiri. Individu
berusaha untuk memperoleh nilai-nilai moral yang lebih sahih yang diakui oleh
masyarakat luas yang bersifat universal dan menjadi hak milik pribadinya.
Tingkat pasca konvensional ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap lima dan tahap
enam.

16
Tahap Perkembangan Moral
Tahap 5: Moralitas Kontrak sosial dan hak-hak individu.
﹡ Dalam tahap ini kebenaran diperoleh individu melalui pertimbangan hak-hak individu
yang umum dan telah dikaji oleh masyarakat secara kritis.
﹡ Pada tahap ini individu menyadari bahwa hukum dan kewajiban harus berdasarkan
perhitungan rasional dari kegunaannya secara keseluruhan.
﹡ Di dalam bertindak individu melakukan yang paling baik untuk mendapatkan yang
paling baik.
﹡ Individu menyadari bahwa terdapat perbedaan nilai dan pendapat diantara individu-
individu.
﹡ Dalam hal ini individu tidak memihak, akan tetapi lebih berorientasi pada kontrak
sosial. Beberapa nilai dan hak seperti hak hidup dan kebebasan harus tetap dijunjung
tinggi walaupun tidak mendapatkan dukungan mayoritas.

17
Tahap Perkembangan Moral
Tahap 6: Moralitas prinsip-prinsip individu dan conscience.
﹡ Dalam tahap keenam ini kebenaran didasari oleh kata hati sendiri yang mengandung
konsistensi, pemahaman yang logis dan prinsip universal seperti keadilan, persamaan hak-hak
asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat manusia.
﹡ Individu memiliki persektif bahwa setiap manusia yang rasional menyadari sifat moralitas atau
fakta bahwa orang adalah pribadi tersendiri dan harus diperlakukan demikian.
﹡ Pada tahap ini orang menyesuaikan dengan standar sosial dan cita-cita internal terutama untuk
menghindari rasa tidak puas dengan diri sendiri dan bukan untuk mengindari kecaman sosial.
Tahap ini merupakan moralitas yang lebih banyak berlandaskan penghargaan terhadap orang
lain daripada keinginan pribadi.
﹡ Tahap keenam merupakan tahap yang jarang sekali dapat dicapai. Kohlberg menyebutkan
contoh tokoh yang mencapai penalaran moral tahap keenam, yaitu Gandhi, Martin Luther King
dan Galileo.

18
Kaitan Perkembangan Intelektual dan
Moral
Perkembangan intelektual sangat berkaitan tingkat penalaran moral. Hal ini dapat terlihat
dari:
a. Perkembangan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral dikembangkan secara langsung
dengan belajar dan dengan identifikasi masalah.
b. Kapasitas intelektual seseorang mempengaruhi dalam merespon standar moral
kelompoknya. Perilaku moral seseorang, selanjutnya erat berhubungan dengan
penyesuaian ke dalam kehidupan, penilaian orang lain pada dirinya, dan penilaian
terhadap diri sendiri.
c. Pengembangan suatu kode moral untuk membimbing perilaku bukanlah
pembelajaran yang sederhana, karena berhubungan dengan terjadinya konflik dalam
kode moral yang dihadapi seseorang sebagai suatu pandangan sosial yang luas.

19
Thank You!
Any questions?

20

Anda mungkin juga menyukai