Anda di halaman 1dari 3

RESUME KESEHATAN PEREMPUAN DAN REPRODUKSI

KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

A. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIMPANGAN GENDER


1. Subordinas
Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan
oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Perempuan dianggap bertanggung jawab
dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan
public atau produksi.

2. Ketidakadilan Gender
Perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal
dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan
sepanjang perbedaan tersebut tidak mengakibatkan diskriminasi atau ketidakadilan.

3. Sterotype
Stereotype itu sendiri berarti pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau
kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.
Contoh:
 Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.
 Perempuan tidak rasional, emosional.
 Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting.
 Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan.
 Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.

4. Kekerasan Kekerasan (violence)


artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis
kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin
lainnya.
Contoh:
 Kekerasan fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya di
dalam rumah tangga.
 Pemukulan, penyiksaan dan perkosaan yang mengakibatkan perasaan tersiksa dan
tertekan.
 Pelecehan seksual.
 Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.

5. Beban ganda (double burden)


Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis
kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan
seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan
jumlah perempuan yang bekerja diwilayah public, namun tidak diiringi dengan berkurangnya
beban mereka di wilayah domestic.

6. Marjinalisasi
Marjinalisasi artinya : suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarjinalkan
seseorang atau kelompok. Contoh:
 Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga dinilai
sebagai pekerja rendah, sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima.
6
 Masih banyaknya pekerja perempuan dipabrik yang rentan terhadap PHK
dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal dari perusahaan tempat bekerja karena
alasan-alasan gender, seperti sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan dan
juga alasan factor reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan
menyusui.
 Perubahan dari sistem pertanian tradisional kepada sistem pertanian modern dengan
menggunakan mesin-mesin traktor telah memarjinalkan pekerja perempuan.

B. KAITAN GENDER DENGAN SEKSUALITAS


Kaitan peran gender pada seksualitas misalnya yang terlihat sebagian besar pada wanita,
misalnya pada seksualitas wanita lah yang mengandung, melahirkan serta menyusui anak sebab
itu pada masyarakat perempuan lebih banyak berperan di domestik atau urusan rumah tangga
seperti merawat anak. Padahal urusan merawat, menjaga serta mendidik anak harusnya tidak
dibebankan hanya kepada perempuan saja, tetapi laki-laki juga karena secara biologis anak adalah
hasil perkawinan wanita dan laki-laki tersebut.

C. PENGARUSUTAMAAN GENDER
PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program
yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-
laki untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki mulai dari tahap perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dari seluruh kebijakan, program, kegiatan di berbagai bidang
kehidupan pembangunan nasional dan daerah.

D. IMPLEMENTASI RESPONSIVE GENDER DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Contoh implementasi bidan dalam menghadapi kesetaraan gender salah satunya yaitu
Bidan berperan aktif dalam mewujudkan kesetaraan gender terkait pelayanan KB melalui
berbagai cara sosialisasi alat kontrasepsi beserta efek samping, promosi dan KIE kepada keluarga
akan kesetaraan gender dalam pelayanan KB, melibatkan suami berperan aktif dalam kesertaan
dan persetujuan menggunakan alat kontrasepsi.
Bidan menjelaskan melalui konseling tentang alat-alat kontrasepsi, bidan tidak
memaksakan klien untuk menggunakan kontrasepsi A atau kontrasepsi B. Bidan menghargai
segala keputusan klien mengenai penggunaan alat kontrasepsi. Selain itu memberikan pelayanan
yang optimal juga merupakan salah satu implementasi responsive gender guna menurunkan AKI
dan AKB di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai