Anda di halaman 1dari 4

RESUME

ASUHAN KEBIDANAN

ANALISIS TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DOSEN PENGAMPU : YUNIA RENNY ANDIKATIA,SST.,MPH

DISUSUN OLEH :

NOVITA LINA KURNIASARI (SB19038)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PRODI SARJANA DAN PROGRAM PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction)
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan
yang berkembang dalam masyarakat (Helen Tierney (ed), Women’s Studies Encyclopedia, Vol
1, New York: Green Wood Press, h.153)

1. Program pemberdaya perempuan dalam multidimesional dan lintas sektoral

Program pemberdayaan perempuan yaitu dengan salah satu strategi Pengarusutamaan


Gender (PUG). Strategi PUG diperlukan untuk memastikan masyarakat bisa terlibat dalam
proses pembangunan, sehingga diharapkan pembangunan yang dilaksanakan bisa bermanfaat
untuk semua. Manfaatnya yaitu:

1. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender, dapat di identifikasi apakah perempuan


dan laki-laki

2. Memperoleh akses yang sama kepada sumber daya pembangunan

3. Berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, termasuk pengambilan keputusan

4. Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan

5. Memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan

Targetnya yaitu:

a. Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak

b. Akhiri perdagangan manusia

c. Akhiri kesenjangan ekonomi

d. Akhiri ketertinggalan perempuan dalam politik

2. Kajian gender dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat fisik, mental, dan sosial budaya yang
utuh dalam segala aspek yang berhubunagn dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Isu gender dalam kesehatan reproduksi yaitu pada kesehatan ibu dan bayi, dimana angka
kematian ibu dan bayi yang masih tinggi di Indonesia. Selain itu ketidak mampuan dalam
berperilaku berkeluarga yang cenderung mengutamakan laki-laki.

Dalam masyarakat, perempuan dan laki-laki berbeda karena tugas dan aktivitasnya, ruang
fisik yang mereka tempati dan orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Namun,
perempuan memiliki akses ked an control yang kurang atas sumber daya daripada laki-laki,
khususnya akses ke pendidikan dan fasilitas pelatihan yang terbatas.

Konsep analisis gender penting sekali di bidang kesehatan karena perbedaan berbasis
gender daalam peran dan tanggung jawab, pembagian pekerjaan, akses ked an control atas
sumber daya, dalam kekuasaan dan keputusan mempunyai konsekuensi maskulinitas dan
feminitas yang berbeda berdasarkan budaya, suku dan kelas social. Sangat penting memilikin
pemahaman yang baik tentang konsep dan mengetahui karakteristik kelompok perempuan dan
laki-laki yang berhubungan dengan proses pembangunan.

Pada status kesehatan perempuan dan laki-laki. Konsekuensi boleh jadi meliputi: “risiko
yang berbeda dan kerawanan terhadap infeksi dan kondisi kesehatan,” mebuat banyaknya
pendapat tentang kebutuhan kesehatan tindakan yang tepat, akses yang berbeda ke layanan
kesehatan, yang diakibatkan oleh penyakit dan konsekuensi social yang berbeda dari penyakit
dan kesehatan. Ini sangat berkaitan sekali dengantugas dan peran fungsi bidan dalam pelayanan
kebidanan untuk masyarakat terutama pada wanita.

3. Dampak ketidaksetaraan sosial pada kesehatan perempuan

Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki.
Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran dan
keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan
dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Contoh
ketidaksetaraan social pada kesehatan perempuan yaitu :

1. Melecehkan atau menganggap rendah permasalahan

2. Diskriminasi

3. Intimidasi atau mengancam agar menuruti keinginan laki-laki

4. Pelabelan gender, yaitu salah satu indikator wanita dan pria mempunyai posisi yang
asimetris

5. Beban ganda, maksudnya beban pekerjaan yang di terima perempuan lebih banyak
dibanding beban laki-laki.contohnya : memasak, bekerja, mengurus rumah, mengurus anak
dan lain sebagainya.

6. Subordinasi gender, yaitu suatu anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu
jenis kelamin lebih rendah dari yang lain

7. Marjinalisasi gender, yaitu pemiskinan perempuan. Hal ini banyak terjadi di dalam
bidang ekonomi
8. Kekerasan, berbagai kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan peran
muncul dalam berbagai bentuk. Kekerasan dilakukan melalui kekerasan fisik, pemerkosaan,
pemukulan, dan penyiksaan.Apalagi di era modern ini hal seperti ini di Indonesia sudah
banyak terjadi perlakuan kekerasan seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai