Anda di halaman 1dari 15

Upaya penyelesaian masalah

gender dalam keberagaman


masyarakat indonesia
PPKN.Kelas 9H kelompok 6
Anggota Kelompok
01 02 03
Agabil Ibnu Bila Lia Siti
.Shifa .Munandar .Yulianti

04 05 06
Raihan Afdal Surya Darma Windi
.Zaelani .Ramdani .Rahmawati
Table Of Contents

1. 2.
Gender 3.
Kesenjangan Upaya penyelesaian
Gender Masalah Gender
01.
Gender
Pengertian Gender
GENDER merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat
dari nilai dan tingkah laku. Gender itu berasal dari bahasa latin “GENUS” yang berarti jenis
atau tipe. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan
yang dibentuk secara sosial maupun budaya.
Perlu diketahui, pengertian gender berbeda dengan pengertian jenis kelamin. Gender dapat
didefinisikan sebagai keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki
dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan
perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh
nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang bersangkutan. Lebih singkatnya,
gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atas seks, menjadi peran dan
perilaku sosial. Menurut Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri adalah perilaku
atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau
dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula.
Peran Gender
Peran gender adalah peran yang dilakukan perempuan
dan laki-laki sesuai
dengan status, lingkungan, budaya dan struktur
masyarakatnya. Peran tersebut
diajarkan kepada setiap anggota masyarakat,
komunitas dan kelompok sosial
tertentu yang dipersepsikan sebagai peran perempuan
dan laki-laki. Peran
laki-laki dan perempuan dibedakan atas peran
produktif, reproduktif dan sosial.
Perbedaan Seks dan Gender

Perbedaan Seks dan Gender


Menurut kementerian Peranan Wanita dalam Nasution
(2015) Istilah sex (jenis
kelamin) konsentrasi pada aspek biologis seseorang,
meliputi perbedaan komposisi
kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi
dan karakteristik biologi
lainnya. Sementara, gender lebih menekankan pada
aspek sosial, budaya, psikologi,
dan aspek nonbioloogis lainnya.
02.
Kesenjangan Gender
Pengertian Kesenjangan Gender

Kesenjangan Gender adalah kondisi dimana


terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam kehidupan keluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di berbagai sektor kehidupan banyak indikator
menunjukkan perempuan tertinggal dibandingkan
laki-laki dalam hal memperoleh kesempatan,
peluang serta hasil-hasil pembangunan.
Faktor penyebab Kesenjangan Gender
Faktor Penyebab
Pelabelan sifat-sifat tertentu (stereotipe)
Perempuan cenderung mendapat stereotipe yang merendahkan seperti: perempuan adalah mahkluk
yang lemah, emosional, cengeng, tidak tahan banting.
Pemiskinan ekonomi terhadap perempuan.
Pemiskinan ekonomi banyak dialami oleh perempuan desa yang berprofesi sebagai petani, hal ini
berawal dari asumsi bahwa petani identik dengan profesi laki-laki. Di luar pekerjaan petani, pekerjaan
perempuan dianggap lebih rendah, sehingga berimbas pada perbedaan gaji yang diterima
perempuan dan laki-laki
Subordinasi pada salah satu jenis kelamin yaitu perlakuan menomorduakan perempuan. Pemimpin
masyarakat hanya pantas dipegang oleh lelaki, perempuan hanya dapat menjadi pemimpin hanya
sebatas pada kaumnya (sesama perempuan).
Tindak kekerasan (violence) terhadap perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah secara fisik sehingga seringkali mengalami
kekerasan dalam bentuk: pemukulan, pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Budaya patriarkhi yang berkembang di masyarakat.
Budaya patriarkhi menganggap kaum laki-laki secara kodrati memiliki superioritas atas kaum
perempuan dalam kehidupan pribadi, keluarga,masyarakat dan bernegara.
03
.
Upaya penyelesaian
permasalahan Gender
Upaya Pencegahan Permasalahan Gender

1. Memberikan Kesempatan kepada Perempuan


Memberikan peluang dan kesempatan kepada perempuan dalam mengaktulisasikan dirinya dalam berbagai bidang
yang ada di masyarakat.
Dengan demikian tidak ada lagi pengecualian, dan tidak ada lagi memandang seseorang melalui sifat atau jenis
kelaminnya.
Tetapi melihat bagaimana peran, dan jabatan atau kedudukan itu diberikan maupun diperoleh melalui penilaian
kompetensi, skill atau keterampilan dan keahlian yang dimiliki

2. Melakukan upaya pencegahan pernikahan dini yang kerap terjadi pada perempuan
Sebagian masyarakat masih membiarkan anak perempuannya menikah dini, bahkan diusia yang belum cukup umur
untuk melangsungkan pernikahan, dan menjalin bahtera keluarga.
Upaya pencegahan dengan memberikan sosialisasi pentingnya pencegahan pernikaha dini harus terus dilakukan
pemerintah kepada masyarakat.
Serta membuka ruang kepada perempuan dalam keterlibatannya pada aspek aspek penting di masyarakat, sehingga
orang tua melihat perempuan juga akan punya kemampuan.
Dengan demikian pernikahan dini bisa saja tidak terjadi lebih cepat karena perempuan aktif dalam berbagai kegiatan.
3. Mendukung dan meningkatkan kesetaraan gender di dalam masyarakat
Melibatkan perempuan dalam berbagai hal penting di masyarakat, telah
mendukung dan meningkatkan pencapaian dalam kesetaraan gender tersebut.

4. Meningkatkan Perlindungan kepada Perempuan


Mempersiapkan dan memberikan perlindungan kepada perempuan dari
ancaman dan kekerasan fisik maupun non fisik yang dialami perempuan.
Misalnya tindakan kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan juga dalam upaya
melakukan pencegahan serta menanggulangi permasalahan tersebut.

5. Melakukan Peningkatan pada Kualitas Hidup Perempuan


Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
gender yaitu melalui aksi afirmasi di masyarakat diberikan kepada perempuan.
Sesi Pertanyaan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai