Anda di halaman 1dari 14

KONSEP GENDER DALAM

K E S E H ATA N R E P R O D U K S I
PEREMPUAN

Kelompok 3:

novia dwi lestari dan syadza fadilah habie


DEFINISI GENDER
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan
tanggung jawab antara perempuan dan atau laki–laki yang merupakan hasil
konstruksi sosial budaya dan dapat berubah dan atau diubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Gender (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis
kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan
psikologis, tetapi lebih memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan
wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial
budaya masyarakat yang bersangkutan.
K E S E TA R A A N D A N K E A D I L A N G E N D E R
D A L A M K E S E H ATA N R E P R O D U K S I

Kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laki dan


perempuan dalam hak secara hukum dan kondisi atau kualitas hidupnya sama.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi setiap manusia. Gender
itulah yang pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat
Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidak
adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Keadilan gender
adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki.
Keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda,
subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-
laki. Di sisi lain Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi yang
sama, tanpa ada perbedaan
Namun yang perlu digarisbawahi adalah kodrat sebagai perempuan dan
laki-laki. Islam memandang kesetaraan gender sebagai keadilan antara
lakilaki dan perempuan, bukan kesetaraan laki-laki dan perempuan. Konsep
kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip keadilan, karena adil adalah
menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan hak kepada yang
berhak menerimanya. Sementara kesamaan adalah menyetarakan antara 2
hal tanpa adanya perbedaan (Joana:2013).
PERAN GENDER

Dalam masyarakat, laki-laki dan perempuan diharapkan untuk berprilaku sesuai dengan
norma dan peran maskulin dan feminism. Mereka harus berpakaian dengan cara yang
berbeda, tertarik kepada isu atau topic yang berbeda, dan memiliki respon yang tidak
sama dengan dalam segala situasi. Ada persepsi yang disepakati bersama bahwa apa yang
dilakukan oleh laki-laki dan lebih bernilai dari pada yang dilakukan perempuan. Dampak
dari peran gender yang dibentuk secara sosial. Perempuan diharapkan membuat diri
mereka menarik dari laki-laki, tetapi bersikap agak pasif, menjaga keperawanan, tidak
pernah memulai aktivitas seksual dan melindungi diri dari hasrat seksual laki-laki yang
tidak terkendali. Dalam masyarakat tertentu, hal ini terjadi karena perempuan dianggap
memiliki dorongan seksual yang lebih rendah
K A I TA N G E N D E R D E N G A N
K E S E H ATA N

Dalam masyarakat, perempuan dan laki-laki berbeda karena


tugas dan aktivitasnya, ruang fisik yang mereka tempati dan orang-
orang yang berhubungan dengan mereka. Namun, perempuan
memiliki akses keadaan control yang kurang atas sumber daya laki-
laki, khususnya akses ke pendidikan dan fasilitas pelatihan yang
terbatas
Konsep analisis gender penting sekali di bidang kesehatan karena
perbedaan berbasis gender dalam peran dan tanggung jawab, pembagian
pekerjaan, akses keadaan control atas sumber daya, dalam kekuasaan dan
keputusan mempunyai konsekuensi maskulinitas dan feminitas yang
berbeda berdasarkan budaya, suku dan kelas sosial. Sangat penting
memiliki pemahaman yang baik tentang konsep dan mengetahui
karakteristik kelompok perempuan dan laki-laki yang berhubungan dengan
proses pembangunan.
WHO (2001) telah membuat daftar cara bagaimana dampak gender terhadap status
kesehatan:
 Pembongkaran, risiko atau kerawanan
Sifat dasar, kekerasan dan frekuensi masalah kesehatan yang gejalanya dapat
dirasakan.
Perilaku mencari kesehatan.
Akses ke layanan kesehatan
Konsekuensi social jangka panjang dan konsekuensi kesehatan.
I S U G E N D E R D A L A M R U A N G L I N G K U P K E S E H ATA N
REPRODUKSI

Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan.Baik


laki-laki maupun perempuan sama-sama terkena dampak dan gender steriotipi
masingmasing. Misalnya sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan sebagai laki-laki,
maka lakilaki dianggap tidak pantas memperlihatkan rasa sakit atau mempertunjukkan
kelemahan kelemahan serta keluhannya.
Perempuan yang diharapkan memiliki toleransi yang tinggi, berdampak terhadap cara
mereka menunda-nunda pencarian pengobatan, terutama dalam situasi social ekonomi
yang kurang dan harus memilih prioritas, maka biasanya perempuan dianggap wajar
untuk berkorban
Keadaan ini juga dapat berpengaruh terhadap konsekuensi kesehatan yang
dihadapi laki-laki dan perempuan.Empat isu gender dalam berbagai siklus
kehidupan yaitu:
Isu Gender di Masa Kanak-Kanak, misalnya: pada beberapa suku
tertentu, kelahiran bayi laki-laki sangat diharapkan dengan alas an, misalnya
laki-laki adalah penerus atau pewaris nama keluarga; laki-laki sebagai
pencari nafkah keluarga yang handal; laki-laki sebagai penyanggah orang
tuanya di hari tua
Isu Gender Pada Anak Perempuan, Secara biologis bayi
perempuan lebih tahan daripada bayi laki-laki terhadap penyakit
infeksi di tahun-tahun pertama kehidupannya. Sebab itu jika data
memperlihatkan kematian bayi perempuan lebih tinggi dan bayi
laki-laki, patut dicurigai sebagai dampak dari isu gender. Di masa
balita, kematian karena kecelakaan lebih tinggi dialami oleh balita
laki-laki, karena sifatnya yang agresif dan lebih banyak gerak.
Isu Gender di Masa Remaja, Isu gender yang berkaitan dengan remaja
perempuan, antara lain: kawin muda, kehamilan remaja, umumnya remaja
puteri kekurangan nutrisi, seperti zat besi, anemia. Menginjak remaja,
gangguan anemia merupakan gejala umum dikalangan remaja putri.
Gerakan serta interaksi sosial remaja puteri seringkali terbatasi dengan
datangnya menarche. Perkawinan dini pada remaja puteri dapat member
tanggung jawab dan beban melampaui usianya. Belum lagi jika remaja
puteri mengalami kehamilan, menempatkan mereka pada resiko tinggi
terhadap kematian. Remaja putreri juga berisiko terhadap pelecehan dan
kekerasan seksual
Isu Gender di Masa Dewasa, Pada tahap dewasa, baik laki-laki
maupun perempuan mengalami masalah-masalah kesehatan yang
berbeda, yang disebabkan karena faktor biologis maupun karena
perbedaan gender. Perempuan menghadapi masalah kesehatan yang
berkaitan dengan fungsi alat reproduksinya serta ketidaksetaraan
gender
Isu Gender di Masa Tua, Di usia tua baik laki-laki maupun
perempuan keadaan biologis semakin menurun. Mereka merasa
terabaikan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan mereka
secara psikologis dianggap semakin meningkat. Secara umum,
umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Namun umur panjang perempuan berisiko ringkih, terutama dalam
situasi soaial-ekonomi kurang

Anda mungkin juga menyukai