Anda di halaman 1dari 14

Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga

KONSEP KESEHATAN
REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPUH : LUSI ANDRIANI,SST.M.KES
Welcome,
KELOMPOK 1

LOVA LUVITA SARI


ULI PASARI
YEVI MONIKA
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan
alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan
reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman
dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.
PADA TAHUN 1994 DI KAIRO MESIR DALAM KONFERENSI
INTERNASIONAL TENTANG KEPENDUDUKAN DAN
PEMBANGUNAN, DISEPAKATINYA PERUBAHAN
PARADIGMA DALAM PENGELOLAAN MASALAH
KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DARI PENDEKATAN
PENGENDALIAN POPULASI DAN PENURUNAN FERTILITAS
MENJADI PENDEKATAN YANG TERFOKUS PADA
KESEHATAN REPRODUKSI SERTA UPAYA PEMENUHAN
HAK-HAK REPRODUKSI

Sejarah
PARADIGMA TSB BERPENGARUH BESAR
Kesehatan TERHADAP HAK DAN PERAN PEREMPUAN
SEBAGAI SUBYEK DALAM BER-KB
Reproduksi
PERUBAHAN PENDEKATAN JUGA TERJADI DALAM
PENANGANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK,
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA, PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
TERMASUK HIV/AIDS, SERTA KESEHATAN REPRODUKSI
USIA LANJUT, YANG DIBAHAS DALAM
KONTEKS KESEHATAN DAN HAK REPRODUKSI
Tujuan Kesehatan Reproduksi
TUJUAN UTAMA TUJUAN KHUSUS
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi Meningkatkan kemandirian wanita, khususnya
komprehensif kepada wanita termasuk kehidupan dalam peranan dan fungsi reproduksi.
seksualnya dan hak-hak reproduksi wanita sehingga Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial
dapat meningkatkan kemandirian wanita dalam wanita dalam konteks : kapan ingin hamil,
mengatur fungsi dan proses reproduksi yang pada berapa jumlah anak yang diinginkan dan jarak
akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas antar kehamilan.
kehidupannya. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial
laki-laki.
Menciptakan dukungan pria dalam membuat
keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang
memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.
Sasaran Kesehatan reproduksi
SASARAN UTAMA SASARAN ANTARA
Laki-laki dan perempuan usia subur , remaja putra petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum,
dan putri yang belum menikah. Kelompok resiko : Bidan, perawat, dan pemberi layanan berbasis
pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga masyarakat
prasejahtera.
Komponen kesehatan reproduksi Remaja.
Seksualitas
beresiko/menderita HIV/AIDS
Beresiko dan pengguna NAPZA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

Faktor sosial ekonomi dan demografi


Faktor budaya dan lingkungan
Faktor psikologis
Faktor biologis
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Dalam Siklus Kehidupan
TERCANTUN DALAM KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA (2005) MELIPUTI:
KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
KELUARGA BERENCANA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI (ISR) TERMASUK IMS-HIV/AIDS
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KOMPLIKASI
ABORSI
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN INFERTILITAS
PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
PADA USIA LANJUT SEPERTI KANKER, OSTEOPOROSIS,
DEMENTIA DAN LAIN-LAIN.
pendekatan siklus kehidupan kesehatan reproduksi

dikenal lima tahap yaitu : konsepsi, bayi dan anak,


remaja, usia subur dan lanjut

Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kekhususan


kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan
tersebut. Dengan demikian , masalah kesehatan reproduksi
pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila
tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat
buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Hak-Hak Reproduksi

Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap


orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang
perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan
masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta
penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak
reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi
manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002).
Kebijakan Pemerintah
tentang kesehatan Reproduksi
PAKET PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI PAKET PELAYANAN KESEHATAN
ESENSIAL (PKRE) MELIPUTI REPRODUKSI KOMPREHENSIF (PKRK)
kesehatan ibu dan bayi baru lahir pelayanan kesehatan primer di tingkat kecamatan terdiri dari
keluarga berencana kb atau pengaturan kesuburan
kesehatan reproduksi remaja pelayanan kesehatan yang aman untuk perempuan selama masa
pencegahan dan penanggulangan ISR termasuk PMS,HIV hamil bersalin dan menyusui
atau AIDS Pelayanan penanganan ISR dan IMS termasuk HIV AIDS
Pelayanan remaja yang dapat diakses remaja perempuan dan laki-
laki
pelayanan kesehatan sekunder di tingkat kabupaten terdiri dari
Diagnosis dan penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan
diagnosis dan penanganan komplikasi sister atau PMS termasuk HIV
atau AIDS
diagnosis dan penanganan kemandulan
diagnosis dan penanganan kanker sistem reproduksi dan Payudara
KESEHATAN REPRODUKSI BELUM MENYENTUH SEBAGIAN BESAR PENDUDUK
SEHINGGA STATUS KESEHATAN REPRODUKSI RENDAH DISEBABKAN OLEH

pengetahuan rendah
masih banyak dijumpai perilaku seksual berisiko
tinggi
pelayanan kesehatan reproduksi kurang merata
sikap merugikan perempuan
kurang berdayanya perempuan
kesadaran hak-hak reproduksi kurang dominan
Derajat kesehatan reproduksi

derajat kesehatan reproduksi masyarakat yang saat ini masih sangat rendah ditentukan
oleh keadaan kelompok rawan, yaitu perempuan.
ada beberapa hal yang dapat berpengaruh buruk terhadap belajar kesehatan reproduksi
perorangan antara lain
1. kemiskinan
2. kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
3. akses fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang belum
memadai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai