Anda di halaman 1dari 18

Sex & Gender

dan
Penindasan Struktural Gender
Tertentu
Apa itu SEX?

 Mengacu pada jenis kelamin, yakni pada perbedaan biologis


antara laki-laki dan perempuan.

 Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat


dari organ reproduksi,

Laki-laki : memiliki penis, memiliki jakun, memproduksi


sperma.

Perempuan : memiliki alat reproduksi seperti Rahim,


vagina, payudara, sel telur
Artinya, secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa
dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada
manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak
pernah berubah dan merupakan ketentuan biologi. Atau
sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat
Gender
Suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
ataupun perempuan yang dikonstruksi melalui
sosial maupun kultural,
Misal :
o perempuan : memiliki sifat lemah
lembut, cantik, emosional, feminim
o Laki-laki : kuat, rasional, jantan, perkasa,
maskulin
Konstruksi Sosial Gender

Misal, konstruksi sosial gender. Laki-laki harus


bersifat kuat dan agresif maka kaum laki-laki akan
menuju ke sifat gender yang ditentukan oleh suatu
masyarakat.

Pun sebaliknya, perempuan harus lemah lembut.


Tugas perempuan yang sudah menikah pun harus
mendidik anak, mengurus rumah, urusan domestik
sering dianggap “kodrat wanita”
Perbedaan Sex dan Gender
dalam Tabel
Karakteristik Sex Gender

Sumber Pembeda Tuhan Manusia/masyarajat

Unsur pembeda Biologis (alat reproduksi) Tingkah laku (kebudayaan)

Kodrati, tertentu, tidak Harkat, martabat, dapat


Sifat dapat dipertukarkan dipertukarkan

Terjadi nilai-nilai: Tercipta norma-norma:


kenikmatan, kedamaian, ketentuan tentang
Dampak keadilan, saling pantas/tidak pantas, sering
menuntungkan merugikan satu pihak

Sepanjang masa, di mana Dapat berubah dlm masa,


Ke-berlaku-an saja, tidak mengenal kelas- musiman, dan berbeda
ras-etnis-kebangsaan antarkelas-ras-etnis-bangsa
Padahal, Kodrat Perempuan

Pengalaman Biologis
Perempuan

Menstruasi

Hamil Nifas

Melahirkan Menyusui
Pengalaman sosial
perempuan

 Stigmatisasi : penilaian negative

 Marginalisasi : peminggiran atau pembatasan akibat perbedaan jenis


kelamin yang mengakibatkan kemiskinan

 Subordinasi : anggapan atau penilaian bahwa suatu peran yang dilakukan


salah satu jenis kelamin lebih rendah daripada yang lain.

 Kekerasan

 Beban ganda
Terbentuknya perbedaan gender
 Sejarah perbebedaan gender (gender different) antara manusia laki-laki
dengan manusia perempuan telah mengalami proses yang panjang.

 Maka dari itu terbentuknya perbedaan gender dikarenakan banyak hal,


antara lain :

 Dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikosntruksikan


secara sosial maupun kultural, melalui ajaran agama maupun
negara.
 Akhirnya dianggap menjadi ketentuan Tuhan seolah-olah bersifat
biologis tidak bisa diubah lagi, sehingga perbedaan gender
dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan perempuan.
Perbedaan Gender Melahirkan Ketidakadilan

 Perbedaan gender tidak masalah jika tidak


melahirkan ketidakadilan gender (gender
inequalities)
 Ketidakadilan gender (gender inequalities) merupakan
sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki dan
perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Ketidakadilan gender termanifestasikan dlm berbagai bentuk dan
ketidakadilan sbb:
 Marginalisasi atau peminggiran hak-hak

 Subordinasi atau perendahan posisi-status dan peran- dalam


keputusan yang bersifat politis

 Stereotip atau pelabelan negative

 Tindak kekerasanBeban kerja lebih banyak (multiple burden)


dan lebih panjang waktunya
Penindasan perempuan itu spesifik

Bersifat spesifik karena hanya perempuan yang


mengalaminya, atau mengalaminya lebih banyak dari
laki-laki.
Sejak lama tubuh perempuan telah dikonstruksikan
untuk sekadar berperan sebagai: alat reproduksi, alat
pemuas, hingga alat tukar atas dasar relasi pemilikan yang
berpusat pada laki-laki.

Dengan kata lain tubuh perempuan dijadikan sasaran


tindakan, kontrol, dan objek pemilikan.
Bentuk-bentuk
penindasan

 Tubuh sebagai alat reproduksi (semata)

 Tubuh sebagai alat pemuas atau objek seksual

 Penomerduaan (subordinasi) yang menyebabkan diskriminasi dan marginalisasi

 Sunat perempuan; kontrasepsi paksa; pemaksaan jumlah anak; pelarangan


kontrasepsi; kontrol perilaku perempuan dan caranya berpakaian, pemaksaan atau
pelarangan aborsi, pelecehan seksual; heteroseksual sebagai satu-satunya
orientasi seksual yang diperbolehkan; perempuan hamil di PHK; perempuan tidak
boleh menikah selama kerja.
 Komodifikasi tubuh perempuan menjadi lebih masif di
era industrialisasi kapitalis. Tubuh perempuan
didayagunakan sebagai sumber profit industri. Industri
kecantikan, bentuk tubuh, fashion, pornografi,
periklanan.

 Pelabelan negatif (stereotip)

 Beban ganda
Mengapa perempuan yang mengalaminya?

Ada relasi kuasa oleh laki-laki terhadap perempuan yang lahir


bukan atas dasar keinginan laki-laki, namun karena konstruksi
(bangunan/sistem) masyarakat berkelas yang mempertahankan
penindasan perempuan dan mereproduksi sistemnya berbasis
penindasan itu.
Apakah laki-laki mengalaminya?

● Dalam skala dan posisi yang berbeda, laki-laki juga menderita kerugian
di dalam penindasan gender. Kita tidak bisa mengkategorikan laki-laki
juga tertindas di dalam situasi ini, karena secara umum laki-laki
diuntungkan (mendapat keistimewaan) secara sosial di dalam
masyarakat patriarkal.
 Kerugian yang diderita laki-laki lebih banyak dalam hal peran-
peran sosial dan ekspresi gender yang direkatkan padanya,
padahal ia tak bisa memenuhinya.

 Contohnya, laki-laki diharuskan menjadi kepala keluarga dan


pencari nafkah, ketika ia tak bisa dan istrinya yang melakukanya,
maka ada stereotip yang dicitrakan masyarakat pada dirinya
sebagai laki-laki yang tak bertanggung jawab; laki-laki yang
senang melakukan pekerjaan domestik dianggap aneh oleh
masyarakat, tak jarang malah ia dianggap tidak macho dan tak
layak menjadi laki-laki.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai