Anda di halaman 1dari 35

SEX, GENDER dan

KONSTRUKSI SOSIAL,
BUDAYA, AGAMA
APA ITU JENIS KELAMIN ?

JENIS KELAMIN (SEKS) mengacu pada


perbedaan fisik, terutama perbedaan fungsi
reproduksi antara laki-laki dan perempuan:
• Laki-laki memiliki penis, menghasilkan sperma,
memiliki jakala
• Perempuan menstruasi, hamil, melahirkan,
menyusui, memiliki vagina, menghasilkan ovum.

Jenis kelamin ini membedakan laki-laki dan


perempuan dengan karakter fisik tertentu yang
antara keduanya tidak dapat dipertukarkan,
bersifat permanen  DIVINE CREATION
(KODRAT)
APA PULA GENDER ?
GENDER adalah sifat yang dilekatkan kepada laki-laki
dan perempuan, dan merupakan hasil konstruksi sosial
dan kultural (interpretasi sosial-kultural atas jenis
kelamin)  SOCIAL CONSTRUCTION

Gender membagi atribut dan pekerjaan menjadi


maskulin dan feminin. Sifat tersebut dapat saling
dipertukarkan, berubah dari waktu ke waktu, berbeda
dari satu tempat ke tempat lainnya, dan berbeda dari
satu kelas ke kelas lainnya. Gender tidak bersifat
universal – meskipun ada generalitas pan-kultural:
bahwa posisi perempuan (hampir) selalu tersubordinasi,
bahwa gender tidak identik dengan jenis kelamin, dan
bahwa gender merupakan dasar pembagian kerja
secara seksual di semua masyarakat
Perbedaan antara seks
dan gender
N o K a r a k t e r i s t ik Seks G ender
1 Su mber T u han M a n u s ia (m a s ya r a k a t )
pembeda
2 V is i d a n m is i K eset araan K e b ia s a a n
3 U nsu r pe mbe d a B io lo g is (a la t K e b u d a ya a n (t in g k a h
r e p r o d u k s i) la k u )
4 S if a t K od rat , t et ap, t d k d pt H arkat , mart abat ,
d ip e r t u k a r k a n d a p a t d ip e r t u k a r k a n
5 D ampak T e r c ip t a n ya n ila i-n ila i T e r c ip t a n ya n ya n o r m a
ke se m pu rn aan , /ket e nt u an t t g pant as
k e n ik m a t a n , k e d a m a ia n , a t a u t id a k p a n t a s yg
m e n gu n t u n gk a n k e d u a d ila k u k a n la k i2 a t a u
p ih a k p e r e m p u a n , m e r u g ik a n
s a la h s a t u p ih a k
6 K e b e r la k u a n S e p a n j a n g m a s a , t id a k D ap at be ru b ah ,
m e n ge n a l p e r b e d a a n m u s im a n , b e r b e d a
k e la s , u n iv e r s a l a n t a r k e la s
GENDER BELIEF
SYSTEM

Gender dapat beroperasi dalam masyarakat


dalam waktu lama karena didukung sistem
kepercayaam gender (gender belief system),
yakni serangkaian kepercayaan dan pendapat
tentang laki-laki dan perempuan, dan tentang
kualitas maskulinitas dan feminitas. Sistem
kepercayaan gender ini mencakup elemen
deskriptif dan preskriptif, yakni kepercayaan
tentang bagaimana sebenarnya dan bagaimana
seharusnya laki-laki dan perempuan (DEAUX
dan KITE)
Perdebatan perbedaan gender sebagai
perbedaan yang alamiah (nature) atau
hasil konstruksi sosial (nurture)
melahirkan studi gender dalam berbagai
perspektif. Klaim sosiologi, GENDER
MERUPAKAN HASIL SOSIALISASI
Konstruksi Gender

• Konstruksi gender membawa dampak yang


berbeda bagi laki-laki dan perempuan,
sehingga melahirkan perbedaan gender
(gender differences)
• Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi
masalah sepanjang tidak melahirkan
ketidakadilan gender (gender inequalities).
Namun perbedaan gender sering melahirkan
ketidakadilan gender
• Dibandingkan laki-laki, bentuk dan kualitas
ketidakadilan gender yang dialami perempuan
jauh lebih banyak.
Pembagian Kerja Secara Seksual

Laki-laki dibebani peran sebagai pencari


nafkah (breadwinner), sementara perempuan
sebagai pengurus rumah tangga atau tugas-
tugas domestik (housekeeper)  pembagian
kerja secara seksual
 pembagian kerja secara seksual ini sudah
berlangsung sangat lama dan masyarakat
menerimanya sebagai hal yang alamiah 
membentuk satu stereotip yang melekat kuat
pada masyarakat mengenai karakter laki-laki
dan perempuan (gender stereotype)
Gender Stereotype

GENDER STEREOTYPE
No Masculine traits Feminine traits
1 Athletic, strong Weak, non-athelic
2 Worry less about appearance and Worry about appreareance and
aging aging
3 Breadwinner Domestic
4 Sexually experienced Virginal
5 Unemotional Scatterbrained
6 Leader, dominating Follower, subservient
7 Unemotional, stoic Scatterbrained, inconsistent, intuitive
8 Independent, free Dependent, overprotective
9 Agressive Passive
10 Success oriented, ambitious Easily intimidated, shy
Sumber: Smelser, 1981
DIKOTOMI PERAN
GENDER

LAKI-LAKI PEREMPUAN
Breadwinner Housekeeper
Instrumental Ekspresif
Publik Domestik
Upah Non-upah
Ekonomi pasar Subsisten
Produksi Reproduksi
Apa Itu Ketidakadilan Gender ?

KETIDAKADILAN GENDER adalah


setiap pembedaan atau pembatasan
yang dibuat atas dasar jenis kelamin
yang berpengaruh atau bertujuan untuk
mengurangi atau menghapus
pengakuan, penikmatan, atau
penggunaan HAM di segala bidang
MARGINALIZATION

MARGINALIZATION (peminggiran
ekonomi/pemiskinan): adalah proses
peminggiran ekonomi yang menyebabkan
kemiskinan bagi salah satu jenis kelamin.
Sumbernya interpretasi agama, tradisi,
UU, kebijakan pemerintah, bahkan asumsi
ilmu pengetahuan
CONTOH: hukum waris, UU Perkawinan,
Revolusi Hijau,…
SUBORDINATION

SUBORDINATION (penomorduaan/
anggapan tidak penting): adalah sikap dan
tindakan masyarakat yang menempatkan
perempuan pada posisi lebih rendah
dibanding laki-laki
CONTOH: perempuan sulit menjadi
pemimpin, konsep “kanca wingking,”
STEREOTYPE

STEREOTYPE (pelabelan negatif): adalah


sikap negatif masyarakat terhadap
perempuan sehingga perempuan selalu
dalam posisi dirugikan

CONTOH: perempuan tukang gosip,


penggoda, janda kembang, …
DOUBLE BURDEN

DOUBLE BURDEN (beban ganda): adalah


pembagian tugas dan tanggung jawab yang
memberatkan perempuan (ketika
perempuan berkiprah di sektor publik,
beban kerja di sektor domestik masih
menjadi tanggung jawabnya)

CONTOH: rata-rata jam kerja perempuan


lebih panjang daripada laki-laki (12-16 jam
per hari)
VIOLENCE

VIOLENCE (kekerasan terhadap perempuan):


adalah segala bentuk kekerasan berdasarkan
gender yang akibatnya berupa atau dapat
berupa kerusakan atau penderitaan fisik,
seksual, psikologis pada perempuan, termasuk
di dalamnya ancaman-ancaman dari perbuatan
semacam itu, seperti paksaan atau perampasan
yang semena-mena atas kemerdekaan, baik
yang terjadi di tempat umum atau di dalam
kehidupan pribadi seseorang. Bentuknya bisa
kekerasan fisik, seksual, psikologis, maupun
ekonomi.
VIOLENCE

CONTOH: perkosaan (termasuk marital rape


dan dating rape), kekerasan dalam rumah
tangga (domestic violence), sunat perempuan
(genital mutilation), pornografi, pelacuran,
pemaksaan sterilisasi KB (enforced
sterilization), menyentuh bagian tubuh
perempuan tanpa kerelaan yang
bersangkutan (molestation), pelecehan
seksual (sexual harassment), trafficking, dsb
APA AKIBATNYA ?

Perempuan sendiri menganggap kondisi


dan posisi perempuan sebagai sesuatu
yang normal dan kodrati, karena
perempuan disosialisasi dengan posisi,
citra, ”kodrat” yang demikian  PROSES
PENJINAKAN (cooptation)

Salah satu sumbernya adalah BUDAYA


PATRIARKHI (BUDAYA KELAKIAN)
APA ITU
BUDAYA PATRIARKHI ?

• BUDAYA PATRIARKHI adalah budaya


yang memosisikan laki-laki sebagai
superior/ superordinat, sementara
perempuan diposisikan sebagai
subordinat. Budaya patriarkhi ini
mendominasi ideologi gender. Ini
tercermin pada kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, dan bernegara
SIAPA PELAKU KETIDAKADILAN
GENDER ?

• NEGARA: kebijakan negara yang bias gender


• MEDIA (buku, majalah, koran, film, televisi,
dsb)
• MASYARAKAT (interpretasi agama,
dongeng, mitos, keyakinan gender)
• KELUARGA (orangtua, suami, istri,...)
• INDIVIDU (laki-laki maupun perempuan)
PEMERINTAH/ NEGARA
MAJALAH FILM
KEYAKINAN
GENDER

BUKU/PENGETHN
INTERPRETASI
AGAMA

KETIDAKADILAN GENDER ADAT

ISTIADAT

MASY/ORG.

TEMAN/SDR GURU

RUMAH TEMPAT
TANGGA KERJA

DONGENG/MITOS
ORANGTUA
• “Agama” sering dijadikan alasan untuk
menolak ide emansipasi dan kesetaraan
gender  sehingga tercipta male-dominated
society
• Para teolog memiliki peran cukup penting,
karena penafsiran mereka terhadap teks
kitab suci seringkali merujuk dan
membenarkan konstruksi budaya yang hidup
dalam masyarakat
BAGAIMANA BERBAGAI
PERADABAN DAN AGAMA
MEMANDANG PEREMPUAN ?
• PERADABAN YUNANI
Pada puncak peradaban Yunani, perempuan
adalah alat pemenuhan naluri seks laki-laki

• PERADABAN ROMAWI
Peradaban Romawi menjadikan anak
perempuan sepenuhnya berada di bawah
kekuasaan ayahnya; setelah menikah istri di
bawah kekuasaan suaminya  laki-laki berhak
menjual, mengusir, menganiaya, bahkan
membunuh perempuan
LANJUTAN…

• ZAMAN KAISAR KONSTANTIN


Pada masa ini perempuan memiliki hak
pemilikan terbatas, namun semua transaksi
harus disetujui keluarga (ayah/suami)
• PERADABAN HINDU DAN CHINA
Hak hidup istri harus berakhir pada saat
kematian suaminya
• PANDANGAN YAHUDI
Yahudi memandang martabat perempuan
sama dengan pembantu; perempuan adalah
sumber laknat karena dialah (Hawwa) yang
menyebabkan Adam terusir dari surga
LANJUTAN…

• PANDANGAN KRISTEN (DULU)


Pandangan Kristen hampir sama dengan
pandangan Yahudi. Bahkan sampai dengan tahun
1805 undang-undang Inggris mengakui hak suami
untuk menjual istrinya, dan hingga tahun 1882
perempuan Inggris belum memiliki hak pemilikan
harta.
• PANDANGAN ISLAM
Dalam level ajaran, kedudukan dan hubungan
antara laki-laki dan perempuan setara. Namun
dalam tataran realitas sosial, laki-laki lebih
dominan dibanding perempuan
THE SECOND SEX

• Dalam hampir semua peradaban dan


hampir semua praktik agama, perempuan
senantiasa diposisikan sebagai the second
sex (jenis kelamin kedua). Kesadaran
agama yang bias gender lama-kelamaan
mengendap dalam alam bawah sadar
masyarakat, sehingga keunggulan laki-laki
atas perempuan dipahami sebagai divine
creation (kodrat), bukan social construction
ASAL-USUL KEJADIAN
PEREMPUAN

• Dalam literatur Yahudi, HAWWA (EVA)


adalah pasangan kedua ADAM. Yang
pertama adalah LILLITHS yang tercipta
bersamaan ADAM, namun meninggalkan
ADAM karena menolak menjadi
pelayannya. Lalu Tuhan menciptakan
HAWWA dari tulang rusuk ADAM
sebagai pelayan baru (the new helper)
LANJUTAN…

• Di dalam Bibel ditegaskan, bahwa HAWWA


diciptakan dari tulang rusuk ADAM. Hal ini
tersurat dalam Kitab Kejadian (1: 26-27; 2: 18-24),
Tradisi Imamat (2:7; 5: 1-2), Tradisi Yahwis (2: 18-
24)
• Berbeda dari ajaran Yahudi dan Bibel, Al Quran
tidak pernah menyebut perempuan diciptakan dari
tulang rusuk ADAM. Bahkan Al Quran dengan
tegas menyebut perempuan dan laki-laki
diciptakan dari sumber yang sama
LANJUTAN…

• Konsep teologi yang menganggap HAWWA


berasal dari tulang rusuk ADAM membawa
implikasi psikologis, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik. Pemahaman yang keliru tentang
asal-usul kejadian ini juga dapat melahirkan
ambivalensi di kalangan perempuan: di satu sisi
perempuan dituntut berprestasi agar tidak
menjadi beban laki-laki, di sisi lain ketika
perempuan mencapai puncak karir
dipertanyakan “kesalehannya.”
FUNGSI LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN
• Dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil dikatakan
bahwa HAWWA diciptakan sebagai pelayan
yang tepat untuk Adam (Genesis/2: 18-19).
Dalam Midrash (salah sumber penting dalam
agama Yahudi) dijelaskan bahwa ada
perbedaan substansial dalam penciptaan laki-
laki dan perempuan:
– Laki-laki diciptakan dengan kognitif intelektual
(cognition by intellect)
– Perempuan diciptakan dengan kognitif insting
(cognition by instinct)
PERSEPSI YAHUDI
TERHADAP PEREMPUAN

• Dalam Hallakah (hukum Yahudi) disebutkan:


perempuan disamakan dengan budak dan anak-anak 
tidak dapat menjadi saksi, tidak boleh belajar Taurat,
dipisahkan/ dilarang ke sinagog)
• Dalam Talmud (hukum yang dibuat para rabbi)
disebutkan: laki-laki tanpa perempuan tidak lengkap,
namun perempuan merupakan sumber godaan, rakus,
suka bergosip.
• Dalam Didache, laki-laki Yahudi mengucapkan doa
syukur: ”Terberkatilah Engkau ya Tuhan, karena tidak
menjadikan aku seorang perempuan.”
PERSEPSI ALKITAB

Persepsi Alkitab atas Tiga Hal Pokok tentang


Perempuan
• Tujuan penciptaan perempuan (HAWWA) adalah
untuk melengkapi kebutuhan laki-laki (ADAM) di surga
 mengesankan perempuan sekadar pelengkap dan
pelayan laki-laki
• Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki 
mengesankan perempuan subordinat laki-laki
• Perempuan sebagai penyebab jatuhnya manusia dari
Surga ke Bumi  mengesankan perempuan sebagai
penyebab dosa warisan
 membentuk persepsi bahwa perempuan seolah tidak
pantas disejajarkan dengan laki-laki
PEREMPUAN DALAM
ISLAM
• Dalam Al Quran terdapat prinsip-prinsip
kesetaraan gender, antara lain persamaan
kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai
hamba Tuhan dan sebagai wakil Tuhan di
Bumi, laki-laki dan perempuan diciptakan dari
unsur yang sama, (ADAM – HAWWA) sama-
sama bersalah menyebabkan mereka jatuh
ke Bumi, dan sama-sama berpotensi meraih
prestasi di Bumi dan mencapai ridla Tuhan.
LANJUTAN…

• WIEBKE WALTHER menemukan bukti, bahwa di


zaman Nabi, perempuan mendapat kemerdekaan
yang sangat berbeda dari sebelumnya. Namun
sepeninggal Nabi, ketika wilayah Islam meluas
dan bersentuhan dengan kultur lain (khususnya
faham asketisme Kristen dan misoginisme
Yahudi), kedudukan perempuan dalam Islam
mundur. Pendapat yang sama juga dikemukakan
oleh FATIMA MERNISI, DA. SPELLBERG, dan
YY. HADDAD.
POLA RELASI GENDER

Ketimpangan pola relasi gender (gender


relation) diperkokoh pola relasi kuasa (power
relations) masyarakat modern kapitalis yang
menilai seseorang berdasarkan produktivitas
(fungsi reproduksi dan produktivitas perempuan
diparadoksikan: karena fungsi reproduksi, maka
produktivitas perempuan dianggap tidak
semaksimal laki-laki. So, perempuan lebih tepat
di sektor domestik, laki-laki lebih tepat di sektor
publik)

Anda mungkin juga menyukai