Anda di halaman 1dari 56

HAM dan GENDER dalam KELUARGA

BERENCANA
Makna dari KB sebagai Hak Asasi Manusia adalah bahwa
setiap orang tua mempunyai hak dasar untuk
menentukan dengan bebas dan bertanggungjawab
tentang jumlah anak, dan jarak antara anak yang satu
dengan lainnya. Bebas dan bertanggungjawab dalam
hal ini artinya orang tua menilai sendiri apakah dirinya
mampu ber-KB dengan tidak mengganggu hak orang
lain, serta tidak mengganggu kesehatan ibu dan anak
itu sendiri.
Tugas Pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan agar setiap
keluarga, tanpa membedakan latar belakang, dapat memperoleh akses yang
sama. Pemberian akses secara sukarela (tanpa paksaan) akan KB
memungkinkan para ibu dapat menjarangkan kelahiran, yang berdampak pada
peningkatan kesehatan ibu dan juga anak.
Keluarga Berencana juga sangat berperan untuk mengurangi kemiskinan,
karena kemiskinan akan bertambah ketika keluarga tidak memiliki pilihan
tentang jumlah anaknya. Ketika ibu ber-KB, maka mereka memiliki resiko
kelahiran yang lebih kecil, kehamilan yang lebih sehat, dan melahirkan lebih
aman, serta mengurangi resiko kematian ibu, dan meningkatkan kesehatan
secara keseluruhan.
Bayi-bayimereka biasanya dilahirkan dengan sehat dan aman dan anak-anak
mereka juga sehat sejak kehidupan awal.  Peningkatan kesehatan ini dapat
meningkatkan ekonomi keluarga, meningkatkan investasi pendidikan,
meningkatkan produktivitas, meningkatkan partisipasi angkatan kerja, dan
akhirnya meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi dan akumulasi aset.
 FENOMENA childfree atau keinginan untuk tidak mempunyai anak sedang
berkembang di Indonesia. Fenomena ini mulai ramai diperbincangkan saat
salah satu "Youtuber" Gita Savitri membawa fenomena ini ketengah
masyarakat umum. Hal ini menimbulkan banyak Pro-Kontra di masyarakat
terkait kebebasan untuk mempunyai anak.

Jika melihat data yang dikeluarkan world bank tren angka kelahiran di


Indonesia terus mengalami penurunan, bahkan pada 2019 angka kelahiran
kasar per 1000 penduduk di Indonesia berada pada angka 17,75. Data ini
didukung oleh hasil sensus penduduk yang dikeluarkan BPS dimana ada
penurunan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk pada
2010-2020 menunjukan angka 1,25% menurun dari periode sebelumnya
pada 2000-2010 menunjukan angka 1,49%.

Apabila melihat data tersebut sudah terjadi penurunan kelahiran di


Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya fenomena childfree,
banyak hal yang membuat seseorang memilih chidfree, yaitu terkait
masalah psikologis, ekonomi dan faktor lingkungan, bahkan beberapa
orang memilih childfree karena takut melahirkan anak di dunia yang penuh
kekerasan. Namun, memilih untuk childfree bukan berarti tanpa resiko,
ditengah konservatifnya masyarakat Indonesia menjadi childfree akan
mendapatkan stigma negatif dari....
PENGERTIAN PENTING

Gender:
Perbedaan fungsi,peran dan tanggung jawab Laki laki
dan perempuan sebagai hasil kontruksi sosial yang
dapat berubah/diubah sesuai perubahan zaman.

Seks:
Perbedaan organ biologis antara laki-laki dan
perempuan terutama pada bagian-bagian reproduksi.

Bias Gender:
Perbedaan pemberian
atribut,perlakuan,peranan,fungsi dan kesempatan
kepada laki-laki dan perempuan dalam kehidupan
berkeluarga,bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
PENGERTIAN PENTING
KKG:
Kondisi dan posisi yang adil dan setara antara lak-laki dan perempuan.
PUG:
Strategi mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam
pembangunan mulai dari tahap perencanaan,perumusan
kebijaksanaan,pelaksanaan,evaluasi dan pemantauan.
PENGERTIAN PENTING

Androgini:
Pola pendidikan anak dan pengasuhan anak tanpa membedakan antara
anak laki-laki dan perempuan.

Stereotype :
Citra baku peran,fungsi dan tanggung jawab perempuan dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat.
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER

JENIS KELAMIN (SEX) GENDER


Perbedaan organ biologis Perbedaan peran, fungsi,
laki-laki dan perempuan dan tanggungjawab
khususnya pada laki-laki dan perempuan
bagian reproduksi. hasil konstruksi sosial

Ciptaan Tuhan  Buatan manusia


 Bersifat kodrat  Tidak bersifat kodrat
 Tidak dapat berubah  Dapat berubah
 Tidak dapat ditukar  Dapat ditukar
 Berlaku sepanjang zaman &  Tergantung waktu dan
di mana saja budaya setempat
Perempuan : Menstruasi, Hamil, Melahirkan & Menyusui.
Laki-laki : Membuahi (spermatozoa)
PEMBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG
DAN PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIFAT Maskulin Feminim

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG Publik Domestik


LINGKUP

TANGGUNG Nafkah utama Nafkah tambahan


JAWAB
PERUBAHAN KAWASAN BELAJAR
( kognitif, afektif dan psikomotorik )

BUTA GENDER SENSITIF GENDER

BIAS NETRAL RESPONSIF


GENDER GENDER GENDER
BUTA GENDER

KONDISI / KEADAAN SESEORANG


YANG TIDAK MEMAHAMI
TENTANG PENGERTIAN ATAU
KONSEP GENDER
( Ada perbedaan kepentingan
Laki-laki dan perempuan )
BIAS GENDER

KEBIJAKAN / PROGRAM / KEGIATAN


ATAU KONDISI YANG MEMIHAK
PADA SALAH SATU JENIS KELAMIN
NETRAL GENDER

KEBIJAKAN / PROGRAM / KEGIATAN


ATAU KONDISI YANG TIDAK MEMIHAK
PADA SALAH SATU JENIS KELAMIN
SENSITIF GENDER

KEMAMPUAN DAN KEPEKAAN SESEORANG


DALAM MELIHAT DAN MENILAI HASIL
PEMBANGUNAN DAN ASPEK KEHIDUPAN
LAINNYA DARI PERSPEKTIF GENDER
( disesuaikan dengan kepentingan yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan )
RESPONSIF GENDER

KEBIJAKAN / PROGRAM / KEGIATAN ATAU


KONDISI YANG SUDAH MEMPERHITUNGKAN
KEPENTINGAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI
Beda
Biologis MASKULIN STRUKTURAL
& PEREMPUAN FUNGSIONAL
Naluri FEMININ

TEORI
NATURE

Falsafah MASYARAKAT STRATA &


Plato & BAGI TUGAS
Sosiologi KELUARGA
TERTINDAS
PERBEDAAN HASIL SOSIAL
KONSTRUKSI SOSIAL DIALEKTIK KONFLIK
MENINDAS

TEORI
NURTURE

SETIAP MENGEJAR
MANUSIA KESAMAAN
PUNYA HAK 50 : 50
SAMA
KELUARGA

KONSTEKTUAL MASYARAKAT
RITUAL AGAMA
KESEIMBANGAN

EQUILIBRIUM

BUDAYA LOKAL
Equality
SITUASIONAL EKON- SOSIAL
in
Diversity ADAT ISTIADAT
BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI
GENDER MELIPUTI 5 BENTUK :

1. Stereotipe/Citra baku

2. Subordinasi/Penomorduaan

3. Marginalisasi/Peminggiran

4. Double Bourdon/Beban Ganda

5. Violance/Kekerasan
STEREOTYPE

 Pelabelan atau citra baku terhadap salah satu

jenis kelamin.

 Citra baku ini melekat pada peran, fungsi dan


tanggung jawab yang membedakan laki-laki dan
perempuan dalam keluarga dan masyarakat,
yang seringkali bersifat negatif dan pada
umumnya melakukan ketidakadilan.
SUBORDINASI

Adanya anggapan bahwa


salah satu jenis kelamin dianggap
lebih rendah atau dinomorduakan
dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya
DOUBLE BURDEN

Adanya perlakuan terhadap satu jenis


kelamin dimana pihak yang bersangkutan
bekerja jauh lebih banyak (berganda)
dibandingkan pihak yang lain
MARGINALISASI

Kondisi atau proses peminggiran


terhadap salah satu jenis kelamin dari
arus/pekerjaan utama yang
mengakibatkan kemiskinan
STRTEGI PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN

1. Pengarusutamaan Gender
2. Penyadaran Gender di masyarakat
3. Pembaharuan dan Pengembangan Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan yang memberikan perlindungan
terhadap perempuan
4. Advokasi, Fasilitasi dan Mediasi
5. Pengembangan Kemitra sejajaran harmonis
6. Sistem Informasi Gender
7. Pengembangan Sistem Penghargaan
PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI
INDONESIA

VISI

TEWUJUDNYA KESETARAAN DAN


KEADILAN GENDER DALAM
KEHIDUPAN BERKELUARGA,
BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

 PENINGKATAN KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER


 PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
 PERKUATAN PRANATA DAN KELEMBAGAAN
INPRES NOMOR 9 TAHUN 2000
TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PRESIDEN RI MENGINTRUKSIKAN KEPADA :

1. MENTERI
2. KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN ;
3. PIMPINAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA TERTINGGI/TINGGI
NEGARA ;
4. PANGLIMA TNTARA NASIONAL INDONESIA ;
5. KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA ;
6. JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA ;
7. GUBERNUR
8. BUPATI/WALIKOTA
UNTUK

PERTAMA :

MELAKSANAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER GUNA TERSELENGGARANYA


PERENCANAAN PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI
ATAS KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL YANG BERSPEKTIF
GENDER SESUAI DENGAN BIDANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA KEWENANGAN
MASING-MASING

KEDUA :

MEMPERHATIKAN SECARA SUNGGU-SUNGGUH PEDOMAN


PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
SEBAGAIMANA TERLAMPIR DALAM INPRES INI SEBAGAI ACUAN DALAM
MELAKSANAKAN PENGARUSUTAMAAN
KETIGA

KHUSUS UNTUK MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN .


1.MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA INSTANSI DAN LEMBAGA PEMERINTAH
DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN PENGARUS
UTAMAAN GENDER.
2. MELAPORKAN HASIL PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
KEPADA PRESIDEN

KEEMPAT

SECARA BERSAMA-SAMA ATAU SENDIRI-SENDIRI SESUAI DENGAN


BIDANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA KEWNANGAN MASING-MASING
MENETAPKAN KETENTUAN LEBIH LANJUT YANG DIPERLUKAN BAGI
PELAKSANAAN INPRES INI.

KELIMA

INPRES INI MULAI BERLAKU PADA DIKELUARKAN


PELAKSANAAN PUG.

 APA PENGARUSUTAMAAN GENDER ITU ?


PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) MERUPAKAN
SUATU STRATEGI UNTUK MENCAPAI KESETARAAN
DAN KEADILAN GENDER MELALUI KEBIJAKAN DAN
PROGRAM YANG MEMPERHATIKAN
PENGALAMAN,ASPIRASI,KEBUTUHAN DAN
PERMASALAHAN PERMPUAN DAN LAKI-LAKI DALAM
PERNCANAAN PELAKSANAAN,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI DARI SELURUH
KEBIJAKAN DAN PROGRAM DI BERBAGAI BIDANG
KEHIDUPAN DAN PEMBANGUNAN.
MENGAPA PUG DIPERLUKAN
 Pemerintah dapat bekerja lebih efisien & efektif
dalam memproduksi kebijakan publik yang adil &
responsif gender kepada rakyatnya,perempuan dan
laki-laki.

 Kebijakan & pelayanan publik serta program dan


perundang-undangan yang adil dan responsif
gender akan membuahkan manfaat yang adil bagi
semua rakyat perempuan maupun laki-laki.

 PUG merupakan upaya untuk menegakan hak-hak


perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang
sama,pengakuan yang sama dan penghargaan yang
sama di masyarakat.
MENGAPA PUG DIPERLUKAN

 PUG mengantar kepada pencapaian kesetaraan gender


dan karenanya PUG meningkatkan akuntabilitas
pemerintah terhadap rakyatnya.

 Keberhasilan pelaksanaan PUG memperkuat kehidupan


sosial politik dan ekonomi suatu bangsa.
APA KEUNTUNGAN
MENYELENGGARAKAN PUG ?

Dapat diidentifikasi apakah laki-laki dan perempuan:


 Memperoleh akses yang sama kepada sumber daya
pembangunan.
 Berpartisipasi yang sama dalam pembangunan,
termasuk proses pengambilan keputusan
 Memilki kontrol yang sama atas sumber daya
pembangunan.
 Memperoleh manfaat yang sama dari hasil
pembangunan.
Program KB menurut ICPD 1994 adalah
suatu program untuk :
 Membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai
tujuan reproduksi mereka,mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan & mengurangi insiden kehamilan yang beresiko
tinggi,kesakitan dan kehamilan.

 Menyediakan pelayanan yang bermutu,terjangkau,diterima dan


mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan.

 Meningkatkan komunikasi,informasi,edukasi,KIP/konseling
dan pelayanan.

 Meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab laki-laki,


ASI eksklisif selama 6 bulan sebagai MAL dan dilanjutkan selama
2 tahun untuk pengaturan kehamilan selain pemakaian
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ibu atau bapak.
KB menurut UU No 10/1992 adalah:

 Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta


masyarakat melakukan:
- pendewasaan usia perkawinan
- pengaturan kelahiran
- pembinaan ketahanan lingkungan
- peningkatan kesejahteraan keluarga
Untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan
Sekahtera.
Kesehatan Reproduksi adalah

Suatu kesehatan fisik,mental dan sosial


budaya yang utuh( bukan hanya bebas
dari penyakit atau cacat saja ) dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem,fungsi dan proses reproduksi.
Hak-hak reproduksi adalah:
Merupakan hak yang dimiliki setiap dan merupakan bagian
dari hak-hak azasi manusia untuk terwujudnya kesehatan
individu secara utuh,baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan norma hidup sehat melputi:

a. Hak memperoleh informasi dan pendidikan kespro.


b. Hak memperoleh pelayanan dan perlindungan kespro.
c. Hak untuk kebebasan berfikir dan membuat keputusan
d, Hak untukmemutuskan jumlah & jarak kelahiran anak.
e. Hak untuk hidup & terbebas dari resiko kematian karena
kehamilan,kelahiran atau masalah gender.
f. Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan Kespro.
g. Hak untuk bebas dari penganiayaan & perlakuan buruk yang
menyangkut Kespro.
h. Hak mendapatkan manfaat dan hasil kemajuan pengetahuaan dibidang
Kespro.
Hak-hak Reproduksi:

i. Hak atas keberhasilan pribadi dalam menjalankan


kehidupan Reproduksi.
j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dlm
politik yang bernuansa Kespro.
l. Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi
dlm
Kespro.
Pelayanan KB – KR yang responsif
gender adalah:

Pelayanan KB dan Kespro yang diselenggarakan dengan memperhatikan


kepentingan dalam memenuhi kebutuhan suami/laki-laki dan
istri/perempuan.
GAMBARAN PELAYANAN KB/KR SAAT INI
 Unmet Need masih berkisar 8 – 10 %
 Kualitas pelayanan belum memuaskan yang
berdampak pada cukup tingginya kegagalan dan
komplikasi.
 Perkawinan dibawah umur ( 5,8 juta perempuan
berumur dibawah16 tahun ) 26% dari mereka kawin
dibawah umur 14 tahun.
 Laki-laki pemakai kontrasepsi sangat rendah s/d Th
2005 baru mencapai 2,2% ( MOP =0,6 % , KONDOM 1,6
%)
 Laki-laki lebih dominan dalam menentukan aspek-
aspek yang berkaitan dengan KB/KR (jml anak,plihan
kontrasepsi,pilihan pelayanan)
GAMBARAN PELAYANAN KB/KR SAAT
INI
16 %wanita kawin (15-29 ) tidak pakai
kontrasepsi karena suami tidak setuju
 Aborsi yang tinggi akibat unwanted pregnancy
(2,3 juta ) setiap tahun
 Laki-lakiyang pakai kondom sewaktu
berhubungan seks dengan PSK berkisar antara
6,5 – 14,5 %
 Adanya budaya dan tradisi yang membedakan
nilai anak laki-laki dan perempuan
GAMBARAN PELAYANAN KB/KR SAAT
INI
 Kekerasan terhadap perempuan masih tinggi
 Perlakuan diskriminatif dalam pemberian makanan bergizi
 Masih banyak remaja yang belum memahami Kesehatan Reproduksi
secara benar
 Penyelengaraan Program KB cenderung mencerminkan pemenuhan
target
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR PENYEBABNYA

 Kesenjangan dalam pemakaian kontrasepsi ( kesertaan ber


KB pria masih sangat kecil/rendah )

Faktor penyebabnya antara lain:


 Rendahnya pengetahuan pria tentang KB
 Terbatasnya informasi KB bagi pria
 Terbatasnya tempat pelayanan KB bagi pria
 Lingkungan sosial,budaya yang menganggap KB bukan
urusan pria/suami
 Titik berat KIE pada perempuan
 Terbatasnya jenis alkon pria
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR
PENYEBABNYA
 Kesenjangandalam unmet need

# 16% suami tidak setuju istrinya ber KB & suami tidak mau ber
KB

Faktor penyebabnya antara lain :


 Suami dominan dalam pengambilan keputusan
berbagai masalah, termasuk KB
 Terbatasnya pengetahuan suami tentang KB
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR PENYEBABNYA

 Kesenjangan Dalam Kasus Efek Samping Dan Komplikasi


Faktor penyebabnya antara lain:
 Perhatian suami yang kurang terhadap kesehatan istrinya,seperti
untuk kontrol ulang
 KB bukan urusan suami sehingga tidak merasa perlu untuk mencari
informasi berkenaan kontrasepsi yang digunakan istrinya

 Kesenjangan dalam kasus kematian,kesakitan ibu


hamil,melahirkan dan nifas
Faktor penyebabnyaantara lain:
 Diskriminasi gender dalam masyarakat sejak perempuan masih
kecil,remaja hingga hamil dan saat melahirkan
 Faktor sosial budaya yang membedakan nilai anak laki-laki dan
perempuan,termasuk dalam hal pemberian gizi.
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR PENYEBABNYA

 Infeksi saluran reproduksi,PMS HIV/AIDS


Faktor penybabnya
# Perilaku seksual yang tidak sehat yang dilakukan oleh
kebanyakan kaum pria, akibat buruknya ditanggung perempuan
# Rasa superioritas laki-laki terhadap perempuan

 Pernikahan usia muda


Faktor penybabnya
# Faktor sosial budaya yang membedakan nilai anak laki-laki dan
perempuan terutama dalam bidang pendidikan & peranan dalam
sektor publik
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR PENYEBABNYA

 Kesenjangan dalam aborsi/keguguran

Faktor penyebabnya
* Kurangnya pengetahuan suami tentang hak-hak reproduksi yang
dimiliki pria/suami maupun perempuan/istri yang berakibat buruk
terhadap kaum perempuan

* Dominasi suami dalam pengambilan keputusan perencanaan


jumlah dan jarak kelahiran anak
KESENJANGAN GENDER DAN FAKTOR PENYEBABNYA

 Kekerasan terhadap perempuan


Faktor penyebabnya
# Faktor sosial budaya yang beranggapan bahwa perilaku dan tindak
kekerasan suami dianggap wajar,karena juga istri dianggap milik
suami sehingga istri harus patuh
# Dominasi suami dalam pengambilan keputusan di rumah tangga

 Kesenjangan dalam keluarga infertil


Faktor penyebanya antara lain
# Kedudukan suami dipandang kebih tinggi dibanding istri oleh
masyarakat
# Masalah infertilitas adalah masalah perempuan
Cara mewujudkan KKG dalam KB - KR

Keluarga
Suami - istri

Bersama
- Berperan
- Bertanggung jawab
- Seimbang
- Setara

Keluarga Hamil Keluarga melahirkan


Keluarga baru Pola Asuh
(12 seimbang & (8 seimbang+ setara
(9 peran + t j (7 seimbang &
Setara yg harus Yg dimiliki bersama setara yg dimiliki
bersama
Dimiliki bersama bersama
Sembilan Peran Dalam Keluarga Baru
 Suami istri perlu:
1. Mendapat informasi tentang hak-hak reproduksi
2. Merencanakan waktu,jumlah & jarak punya anak
ideal
3. Merencanakan waktu mendapatkan pelayanan kespro
yang baik
4. Saling memberi kesempatan untuk pengambilan
keputusan (keputusan bersama)
5. Bersama dalam memilih alat kontrasepsi
6. Mempunyai hak & peluang yang sama untuk memakai
kontrasepsi
7. Suami membantu istrinya dlm pemenuhan gizi
seimbang
8. Secara bersama bertanggung jawab menghindari
IMS,HIV/AIDS
9. Bersama memeriksakan diri dlm kasus infertil.
12 peran suami istri dalam keluarga
hamil
 Suami istri perlu :
1. Mengerti apa yang dimaksud dengan kesehatan maternal
2. Mengetahui usia terbaik untuk melahirkan
3. Mengetahui yang dimaksud kehamilan beresiko
4. Mengetahui proses terjadinya serta tanda-tanda kehamilan & nifas
5. Suami perlu memberikan perhatian pada istri saat hamil dan paska
persalinan
6. Mengetahui yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin
7. Mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan yang dapat
membahayakan
ibu dan anak
12 Seimbang & Setara Dalam
Keluarga Hamil
8. Mengetahui waktu & cara perawatan payudara
9. Mengetahui manfaat makan makanan bergizi
10. Mengetahui yang dimaksud dengan 4 Terlalu
11. Mengetahui yang dimaksud dengan 3 Terlambat
12. Mengetahui yang dimaksud dengan 5 T
# Timbang badan & ukur tinggi badan
# Ukur Tekanan darah
# Tinggi puncak rahim
# Tablet tambah darah
# Immunisasi TT
Dalam Keluarga Melahirkan
Suami Istri Perlu:
1. Mengetahuiyang dimaksud dengan persalinan
2. Mengetahui tanda-tanda menjelang persalinan
3. Mengetahui kelainan yang mungkin terjadi yang
membahayakan ibu dan janinnya
4. Mengetahui kondisi istri harus melahirkan
dimana
5. Mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif
selama enam bulan Klostrum ASI
7 Seimbang & Setara Dalam Pola Asuh
 Suami Istri :
1. Mengetahui tumbuh kembang balita
2. Mengetahui tentang masa akil baliq anak-anaknya
3. Mengetahui perubahan jasmani & kejiwaan anaknya
4. Memberikan infornasi kepada anaknya tentang alat
reproduksi anaknya
5. Menjadi sumber informasi bagi anak remajanya,
perilaku seksual yang beresiko dan akibatnya
6. Menjadi nara sumber informasi tentang pencegahan
kehamilan,metode kontrasepsi dan kapan,oleh siapa
kontrasepsi tsb dipergunakan
7. Menjadi sumber informasi tentang IMS dan HIV/AIDS.
Jenis pelayanan Kespro
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Pemeriksaan Kesehatan bayi dan anak
3. Pemeriksaan Kespro
4. Imunisasi
5. Menopause
6. Andropause
7. Infertilitas
8. Disfungsi ereksi
9. Infeksi saluran reproduksi& infeksi menular seksual
10. Gizi dan anemia
11. Kekerasan terhadap perempuan
12. Deteksi Dini Kanker Alat Reproduksi
Keluarga dibangun atas dasar cinta & kasih sayang untuk membina
suasana kerja sama, kemitraan dan saling melengkapi serta saling
bagi suka & duka agar tumbuh menjadi komitmen
komitmen ,saling rela berkorban dipupuk melalui komunikasi
efektif dlm kesetaraan & keadilan guna mencapai kebahagiaan &
kesejahteraan bersama.

Apabila ada cinta dalam perkawinan


maka akan timbul suasana harmonis dalam keluarga.
Apabila ada keharmonisan dalam rumah tangga,
maka akan tercipta kedamaian dalam masyarakat.
Apabila ada kedamaian dalam masyarakat
Maka akan terwujud kemakmuran dalam negara.
Apabila ada kemakmuran dalam negara
maka akan tercapai kedamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai