Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
Latar belakang. Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan
kehamilan. Anemia pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar haemoglobin <10,50 sampai dengan 11,00
gr/dl.
Tujuan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran anemia pada
ibu-ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Tujuan
seterusnya adalah untuk mengetahui umur ibu hamil, usia kehamilan, paritas, Hb,
dan status pendidikan ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji
Adam Malik.
Metode.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian
retrospektif.Pengambilan data dilakukan dari tahun 2014 dan 2015. Subjek
penelitian berjumlah 74 orang dan sampel diperoleh secara total sampling.
Hasil.Dari hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi tertinggi anemia pada ibu
hamil berdasarkan usia adalah pada pasien dengan umur 25-34 tahun dengan
frekunsi 32 orang (43,2%), berdasarkan status pendidikan adalah pada pendidikan
menengah sebanyak 51 pasien (68,9%). Usia kehamilan 27-40 minggu mengalami
anemia dengan frekuensi yang paling tinggiyaitu 37 orang (50,0%),jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia dengan paritas 0-2 yaitu 57 orang (77,0%), Hb
pasien dengan anemia ringan yaitu sebanyak 38 orang (51,4%),
Kesimpulan.Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang datang pada
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik sering mengalami anemia.
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas karuniaNya penulis boleh menyelesaikan hasil penelitian skripsi dengan yang
berjudul “Gambaran Anemia Pada Ibu-ibu Hamil Yang Datang Pada Rumah
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2014-2015”.
Tujuan penelitian ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkangelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya tujukan
kepada:
1. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran USU.
2. dr. Makmur Sitepu, M.Ked (OG), SpOG(K)dan dr. Nindia Sugih Arto,
M.Ked (Clin-Path), Sp.PK selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. dr. Cut Meliza Zainumi, M. Ked (An), SpAn selaku Ketua Penguji
dandr. Yuke Sarastri, M. Ked (Cardio) selaku Anggota Penguji yang
telah memberikan kritikan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Sri Lestari selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dalam menempuh pendidikan.
5. Orang tua penulis terkasih Sellayah Muthusamy dan Kamala Devi
Periasamydan saudara/i penulis, kakak Latha Sellayah, Nanthini
Sellayah dan Shanthini Sellayahyang telah membesarkan dengan
penuh cinta kasih dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
dan pendidikan.
5. Sahabat penulis Pragaathy, Thilagawathy, Monessha, Mahesh, Batma
yang senantiasa memberikan dukungannya.
Penulis,
……………………………..
NIM : 130100325
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN….................................................................... i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................... iii
KATA PENGHANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Anemia adalah keadaan dimana kadar haemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal. Sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan penting yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi
tersebut.Prevalensi anemia menurut WHO pada tahun 2006 adalah 33,1%.
Prevalensi anemia di Indonesia menurut Herman (2006) adalah sebesar 57,1%
diderita oleh remaja putri.2
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7% dengan proposi 20,6% di kota dan 22,8% di desa. Menurut jenis kelamin,
prevalensi anemia lebih besar didapati pada perempuan daripada laki-laki sebesar
23,9%. Prevelansi pada laki-laki sebesar 18,4%. Berdasarkan kelompok umum,
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada
kelompok umur 15-24.3
Menurut WHO diperkirakan sebanyak 56% wanita yang tinggal di negara yang
berkembang maju mengalami anemia. Di India National Family Health Survey - 2
pada tahun 1998-1999 menunjukan bahwa 54,0% wanita di kawasan pedalaman
dan 46,0% wanita di kota mengalami anemia. Kadar Hb dibawah 11gr/dl pada ibu
hamil akan menyebabkan anemia selanjutnya kadar Hb 7gr/dl menyebabkan
anemia berat. Menurut Center For Deases Control and Prevention 1990
menyebutkan anemia adalah apabila kadar Hb kurang dari 11gr/gl pada trimester
pertama dan ketiga dan kurang dari 10.5gm/dl pada trimester kedua.1
Menurut WHO 2005, di dunia 34,0% ibu hamil dengan anemia dimana 75,0%
berada di negara sedang berkembang. Di Indonesia, 63,5% ibu hamil dengan
anemia, di Bali 46,2% ibu hamil dengan anemia dan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar 25,6% ibu hamil aterm dengan anemia. Ibu hamil dengan anemia
sebagian besar sekitar 62,3% berupa anemia defisiensi besi.4
Dengan banyaknya kasus anemia pada ibu-ibu hamil maka, saya tertarik untuk
mengetahui gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit
Umum Haji Adam Malik Medanpada tahun 2014-2015.
Bagaimana gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014-2015?
Untuk mengetahui gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014-2015.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi
Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.Batas
normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut :
Sebagian besar anemi disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel
darah merah.5
2.1.2 Klasifikasi
a) Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling kerap dijumpai dalam
wanita hamil. Hal ini disebabkan karena kekurangan suplai zat besi dalam tubuh.
b) Anemia megaloblastik
Kekurangan asam folik yang disebabkan kekurangan masuknya makanan kedalam
tubuh menyebabkan anemia megaloblastik.
c) Anemia hipoplastik
2.2.1 Definisi
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering pada kehamilan.Hal
ini terjadi disebabkan penurunan pada kapasitas oksigen yang dibawa oleh sel
darah merah, yang terbaik dikatakan sebagai reduksi pada konsentrasi
hemaglobin. Anemia pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar haemoglobin <10,5 gr/dL sampai
dengan 11,0 gr/dL.7
2.2.2 Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
haemoglobin dijumpai disebabkan oleh karena, dalam kehamilan keperluan zat
makanan bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan dalam darah.
Penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa
haemoglobin dan volume sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.Namun bertambahnya
sel-sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah.Di mana pertambahan tersebut adalah sebagai
berikut: plasma 30,0%, sel darah 18,0%, dan haemoglobin 19,0%. Pengenceran
darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini meringankan beban
jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hipervolemia tersebut, cardiac output juga meningkat. Kerja jantung ini lebih
ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga
tekanan darah tidak naik.8
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat
mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1
jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makan yaitu karbohidrat, protein
hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti
kopi dan kalsium. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir.11,12
1. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun
dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia < 20
tahun secara biologis belum optimal emosinya dan cenderung labil, mentalnya
belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Jarak kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian
anemia.11
2.2.4 Patofisiologi
Perubahan hematologik sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan
sirkulasi yang semakin naik terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum
terjadi pada bulan ke-9.Selama kehamilan kebutuhan terhadap zat besi meningkat
sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan peningkatan sel darah merah.
Sel darah merah membutuhkan 300-400mg zat besi dan sampai puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg.11
Absorbsi zat besi dan gangguan percernaan boleh menyebabkan seseorang
mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun zat besi di dalam tubuh mencukupi
dan zat besi yang adekuat tetapi apabila pasien mengalami gangguan pencernaan
maka zat besi tersebut tidak boleh diabsorbsi dan dipergunakan oleh tubuh.10,11
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang berkaitan dengan
ketidak normalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut
dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi
yang berkurang di bawah kadar normal namun besi di dalam sel darah merah dari
jaringan tetap masih dalam kadar normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang
besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau hampir
habis tetapi besi di dalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang.
Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi di dalam sel
darah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang.Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu
besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali.9, 11
2.2.6 Diagnosis
Pengambilan anamnesis yang baik dan pemeriksaan yang baik adalah penting
untuk identifikasi sebab anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus
diobati dengan segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk
menentukan penyebab anemia sebelum memulai pengobatan.
a) Anamnesis
Pengambilan anamnesis yang baik termasuk diet, ginekologi, kebidanan, obat dan
latar belakang sosial harus diambil.Anemia gizi adalah umum di negara
berkembang, penyelidikan yang rinci ke orang tersebut dan diet dan kebiasaan
makan harus dilakukan. Pengetahuan tentang kebiasaan makan dan makanan akan
diperlukan untuk merencanakan cara untuk mencegah terjadinya kembali anemia
kembali setelah orang yang bertanggungjawab untuk menjaga kondisi pasien
tersebut. Hal ini juga penting untuk menanyakan secara rinci tentang durasi dan
gejala anemia (jika ada), gejala dekompensasi dan kemungkinan faktor
predisposisi. Gejala spesifik lain seperti lidah yang menyakitkan, perubahan pada
warna kuku dan parasthesias juga boleh dijumpai. Riwayat perdarahan
postpartum, aborsi, dan konsumsi obat harus dicari.18
Seringkali, durasi anemia dapat dibentuk dengan mendapatkan riwayat
pemeriksaan darah sebelumnya dan, jika perlu menayakan catatan dan rekodnya.
Demikian pula, penolakan sebagai donor darah atau resep sebelumnya hematinik
memberikan petunjuk bahawa anemia telah terdeteksi sebelum ini.19
b) Pemeriksaan
Pemeriksaan fundus optik dengan berhati-hati tetapi tidak dengan melepaskan
konjungtiva dan sklera, yang menunjukkan pucat, ikterus, perdarahan sempalan
dan petechiae.Tanda-tanda koma di pembuluh konjungtiva, atau telangiectasia
yang dapat membantu dalam pemeriksaan selanjutnya.Melakukan pemeriksaan
sistematis untuk pembesaran teraba kelenjar getah bening untuk bukti infeksi atau
neoplasia.Edema bilateral berguna dalam mengungkapkan jantung yang
mendasarinya, ginjal atau penyakit hati, sedangkan edema unilateral mungkin
menandakan obstruksi limfatif akibat keganasan yang tidak dapat diamati atau
teraba.Secara hati-hati mencari hepatomegali dan splenomegali, tidaknya mereka
adalah penting seperti ukuran, kelembutan, ketegasan dan kehadiran atau tidak
adanya nodul.Pada pasien dengan gangguan kronis organ-organ ini tegas, tidak
nyeri tekan, dan nonnodular.Pada pasien dengan karsinoma, mereka mungkin sulit
dan nodular.Pasien dengan infeksi akut biasanya memiliki organ lembut dengan
jelas lebih lembut. Pemeriksaan dubur dan panggul tidak dapat diabaikan, karena
tumor atau infeksi organ-organ ini dapat menjadi penyebab anemia.19 Pemeriksaan
neurologis harus meliputi tes sensasi posisi dan rasa getaran, pemeriksaan saraf
kranial, dan pengujian untuk reflex tendon. Jantung tidak boleh diabaikan, karena
pembesaran dapat memberikan bukti durasi dan tingkat keparahan anemia, dan
murmur mungkin bukti pertama dari endocarditis bakteri yang boleh menjelaskan
sebab anemia.Investigasi untuk anemia yang umum dan khusus. Sebuah
penghitungan darah lengkap diperlukan sebagai bagian dari penyelidikan umum
dan termasuk kadar hemoglobin, volume sel yang dipadat, sel darah putih dan
trombosit. Indeks sel darah merah termasuk rata-rata volume corpuscular (MCV),
corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin corpuscular
(MCHC). Indeks ini akan mengklasifikasikan anemia dalam mikrosik (MCV
<80fL), makrostik (MCV > 100fL) dan normositik (MCV80-100fL), hipokromik
atau normokromik (MCH dan MCHC). Pap darah perifer dan jumlah retikulosit
memberikan informasi tentang morfologi sel merah, variasi, ukuran, bentuk, dan
jumlah retikulosit memberikan informasi tentang respon sumsum. Di hadapan
anemia retikulosit yang menghitung kurang dari 2-3
kali yang normal menunjukkan tidak memadai respon sumsum tulang. Jumlah
neutrophil tinggi dapat menyarankan infeksi pap perifer dan yang
mengungkapkan pansitopenia adalah sugestif dari kegagalan sumsum.Kotoran
juga harus diperiksa untuk warna, konsistensi, darah samar, ova dan parasite. Test
spesefik biasanya dilakukan oleh pasien yang disuspek anemia. Biasanya di
tropika biasanya dijumpai malaria dan juga merupakan penyebab anemia pada
kehamilan.18
2.2.7 Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan anemia pada kehamilan adalah untuk mempertahankan
kesejahteraan, mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab yang mendasari
anemia pada waktu yang sesingkat mungkin. Justeru itu, hal ini dapat
meningkatakan kualitas hidup pasien dan kelangsungan hidup. Hal ini sangat
penting untuk menentukan anemia yang sangat parah dan kehilangan darah akut
membutuhkan segera transfus sel darah merah secepat mungkin apabila sampel
darah yang diperlukan telah dikumpulkan.20
Pada umumnya, pengelolaan anemia pada wanita hamil tergantung pada durasi
kehamilan, keparahan anemia dan komplikasi (obsetri, medis atau
keduanya).Pasien anemia ringan dan sedang pada kehamilan akibat daripada
kekurangan zat besi harus hati-hati dinilai untuk penyebab dan pasien ditempatkan
pada terapi besi selain pengobatan etiloginya.Besi oral lebih baik diberikan
berbanding besi parenteral sebagai lawan besi oral. Ferrous sulfat (200mg per
tablet mengandung 67mg besi elemental) adalah cara termurah dan terbaik diserap
dalam bentuk besi. Glutamat besi (300mg per tablet mengandung 37mg besi
elemental) dan fumarate juga dapat digunakan dimana besi sulfat tidak
ditoleransi.Dosis optimal 120-200mg sehari unsur besi dalam dosis terbagi besi
oral harus diberikan cukup lama untuk memperbaiki anemia dan untuk mengisi
besi dalam badan, yang biasanya berarti minimal 6 bulan.Kadar hemaglobin harus
naik pada tingkat sekitar 2gr / dl setiap minggu. Efek samping dari besi oral
termasuk gejala gastrointestinal seperti diare, mual, sembelit dan sakit perut.21
Besi parenteral dapat diindikasikan dalam kasus-kasus efek samping yang buruk
dan malabsorpsi zat besi oral.Dalam situasi besi parenteral seperti dekstran besi
atau sorbitol dapat diberikan melalui intravena atau intramuskular. Response
hematologik besi parenteral tidak lebih cepat dari dosis cukup zat besi oral tetapi
penyetoran di badan diisi ulang lebih cepat. Ferri hidroksida- sukrose adalah
bentuk paling aman dan dikelola oleh injeksi intravena lambat atau infus biasanya
200mg di setiap infus. Iron dekstran dapat diberikan sebagai injeksi lambat atau
infus dalam dosis kecil atau sebagai infus total diberikan dalam satu hari.22
Total infus intravena besi dengan dekstran besi pada kehamilan (50mg zat besi per
ml). Dosis (mL) = 0,0442 (Hb diinginkan – Hb diamati) x Bersandar berat badan
(45,5 kg + 2,3 kg untuk setiap inci dari ketinggian pasien lebih dari 5 kaki) +
(0,26 x BBLR ) + 1g. Total dosis dekstran besi ditambahkan ke 500 ml saline
normal dan diresapi selama 4 jam. Kelemahan utama dari besi parenteral adalah
anafilaksis yang dapat terjadi dalam waktu 30 menit dari mulai infus dan mungkin
terbukti fatal. Terapi besi intramuscular dapat diberikan sebagai sorbitol besi.
Suntikan harus diberikan jauh ke dalam otot gluteal. Kekurangan zat besi
2.2.8 Pencegahan
Sekitar 1g besi diperlukan selama kehamilan normal. Hingga 600mg besi
diperlukan untuk peningkatan massa sel darah merah ibu, dan 300mg lebih lanjut
untuk janin. Persyaratan ini melebihi cadangan besi dari kebanyakan wanita muda
dan sering tidak dapat dipenuhi oleh diet.Oleh karena itu, beberapa wanita
menghindari menipisnya cadangan zat besi pada akhir kehamilan. Kebutuhan folat
meningkat sekitar dua kali lipat pada kehamilan (800ug/ hari vs 400ug/hari karena
transfer folat untuk pertumbuhan janin dan jika diet tidak cukup, dapat melebihi
penyetoran folat di tubuh (5-10mg).18
Untuk mencegah anemia pada kehamilan adalah skrining rutin untuk anemia pada
remaja. Pendidikan tentang gizi makanan yang kaya dengan zat besi seperti
daging, hati, sayuran daun hijau, kacang-kacangan dan folat seperti hati, telur
kuning dan sayur- sayuran. Di daerah yang endemisitas malaria tinggi, terapi
profilaksis intermiten dengan pyrimethaminesulphodoxine untuk malari juga
harus diberikan pada 16-17 minggu dan 4 minggu kemudian dosis ketiga
diberikan untuk infeksi HIV.18
2.2.9 Komplikasi
Anemia defisiensi besipada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian
ibu. Anemia pada wanita hamil patut berjaga-jaga. Komplikasi yang dialami
wanita yang sedang hamil boleh berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya.
Anemia pada wanita hamil boleh mengakibatkan pertumbuhan bayi yang
terhambat, kelahiran bayi secara prematur, bayi menjadi lebih senang terserang
infeksi sewaktu lahir dan bayi boleh mati dalam kandungan jika anemianya
parah.23
2.2.10 Prognosis
Prognosis anemia kekurangan besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu
dan anak jika persalinan berlaku seperti normal tanpa banyak perdarahan atau
komplikasi lain. Morbiditas dan mortalitas wanita hamil meningkat dalam anemia
berat. Penampakan anemia infantum pada beberapa bulan kemudian berlaku
dengan cadangan besi kurang, walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang
menderita anemia defisiensi besi tidak mempaparkan haemoglobin (Hb) yang
rendah.23
BAB 3
Etiologi
Faktor Resiko Penatalaksanaan
- Kurang gizi
- Umur - Pola makanan - Besi oral
- Paritas - Besi parenteral
- Jarak kelahiran
- Konsumsi tablet Fe Anemia pada ibu-ibu
hamil = kadar
haemoglobin <
11gr/dl Komplikasi
Gejala klinis
- Kelahiran
- Muka Pucat
Prematur
- Mudah Pingsan
- Kematian Bayi
- Kehilangan
Nafsu Makan
- Letih
Faktor internal
(karakteristik ibu)
Anemia pada ibu hamil
- Umur ibu
- Umur kehamilan
- Paritas
- Status pendidikan
- Hb
BAB 4
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Maret 2016 sampai bulan
Desember 2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang menderita anemia
di Rumah Sakit Umum Haji Adam, Medan.
a) Kriteria inklusi
Semua data rekam medis ibu-ibu hamil dalam lingkungan usia 15-45 tahun
yang menderita anemia di RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun
2014-2015.
b) Kriteria ekslusi
Pasien yang tidak memiliki data lengkap dalam rekam medis di RSUP H.
Adam Malik, Medan.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi sampel anemia pada ibu hamil
berdasarkan usia pasien.
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi sampel anemia pada ibu hamil
berdasarkan status pendidikan.
5.3.3 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Usia
Kehamilan
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil
berdasarkan usia kehamilan pasien.
Tabel 5.5 menunjukkan distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil berdasarkan
Hb.
5.4 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil yang dirawat di
RSUP Haji Adam Malikpada tahun 2014-2015 mengalami anemia pada umur 25-
34 tahundengan frekuensi umur tertinggi sebanyak 32 orang (43,2%). Hal ini telah
dibuktikan dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Melisa Amelia pada
tahun 2013 bahwa anemia pada umur 20-35 tahun dengan frekuensi tertinggiyaitu
54 orang. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu hamil yang mengalami anemia yang
paling banyak mengunjungi RSUP H. Adam Malik berada dalam lingkungan
umur 20-35tahun.
Ibu hamil yang mengalami anemia dengan frekuensi tertinggi adalah
pendidikan menengah sebanyak 51 pasien (68,9%). Data ini setara dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Faridah Husnawati pada tahun 2015
mengatakan bahwa ibu hamil dengan status pendidikan menengah mempunyai
frekuensi tertinggi yaitu 19 orang (79,2%). Hal ini disebabkan karena ibu-ibu
hamil yang mengalami anemia yang paling banyak mengunjungi RSUP H. Adam
Malik berada dalam lingkungan berpendidikan menengah. Tabel 5.3 menunjukkan
bahwa usia kehamilan 27-40 minggu mengalami anemia dengan frekuensi yang
paling tinggiyaitu 37 orang (50,0%).Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cucu Herawati pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa
frekuensi tertinggi pasien yang mengalami anemia adalah pada minggu 27-40
minggu yaitu trimester III (24 orang) karena hemodelusi.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
dengan paritas 0-2 lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu hamil yang
mengalami anemia dengan paritas 3-5 yaitu 57 orang (77,0%). Data ini setara
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmah Dyah Nurhidayati pada tahun
2013 yang mengatakan bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada paritas 0-2
sebanyak 79 orang (97,5%). Hal ini mungkin disebabkan karena ibu-ibu hamil
yang mengalami anemia dengan paritas 0-2 mempunyai pengetahuan tentang
anemia pada kehamilan yang kurang.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi pasien
anemia ibu hamil adalah pasien dengan umur 25-34 tahun yaitu
sebanyak 32 orang (43,2%).
2. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi adalah
pendidikan menegah sebanyak 51 pasien (68,9%).
3. Angka kejadian anemia pada ibu hamil paling tinggi dijumpai dalam
kelompok umur 27-40 mggyaitu sebanyak 37 orang (50,0%).
4. Angka kejadian anemia pada ibu hamil jumlah pasien dengan paritas
0-2 sebanyak 57 orang (77,0%) lebih banyak jika dibandingkan
dengan pasien paritas 3-5.
5. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi pasien
anemia pada ibu hamil berdasarkan hb adalah pasien dengan anemia
ringan yaitu sebanyak 38 orang (51,4%).
6.2 Saran
1. Informasi tentang gambaran anemia pada ibu hamil perlu
disosialisasikan kepada seluruh masyarakat untuk menambah
pengetahuan masyarakat dan mencegah terjadinya anemia pada ibu
hamil.
2. Perlu dilakukan penyuluhan atau program untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui Dinas Kesehatan tentang faktor risiko
ataupun kebiasaan yang bisa menyebabkan seseorang ibu hamil
menderita anemia.
3. Diharapkan agar data-data di rekam medis RSUP Haji Adam Malik
Medan dapat dilengkapkan dengan data yang semaksimal mungkin agar
tidak timbul masalah di saat pengambilan data yang disebabkan oleh
rekam medis yang tidak lengkap.
4. Berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
3) Tarwoto NS, Wasnidar D. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep
dan Penatalaksananaan. Jakarta: Penerbit Trans Info Media; 2007.
10) Supandiman I. Hematologi Klinik. 2nd ed. Bandung: Penerbit P.T Alumni;
1997.
11) Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4th ed. Jakarta; EGC. 2005
12) Sin – sin. Masa Kehamilan dan Persalinan, Jakarta: PT Alex Media
Komputindo. 2008
16) Novita N, Sukaisih N, Awalia N. Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. 1-6
Curriculum Vitae
Agama : Hindu
Email : harinpocoyo@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pelatihan :
Riwayat Kepanitiaan :
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15-24thn 24 32.4 32.4 32.4
25-34thn 32 43.2 43.2 75.7
35-44thn 18 24.3 24.3 100.0
Total 74 100.0 100.0
Statuspendidikan
Hb
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid anemia ringan 38 51.4 51.4 51.4
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-2 57 77.0 77.0 77.0
3-5 17 23.0 23.0 100.0
Total 74 100.0 100.0