Anda di halaman 1dari 48

SKRIPSI

GAMBARAN ANEMIA PADA IBU-IBU HAMIL YANG


DATANG PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK
MEDAN PADA TAHUN 2014-2015

Oleh :

HARINTHARAN A/L SELLAYAH


130100325

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN ANEMIA PADA IBU-IBU HAMIL YANG
DATANG PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK
MEDAN PADA TAHUN 2014-2015

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

HARINTHARAN A/L SELLAYAH


130100325

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRAK

Latar belakang. Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan
kehamilan. Anemia pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar haemoglobin <10,50 sampai dengan 11,00
gr/dl.
Tujuan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran anemia pada
ibu-ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Tujuan
seterusnya adalah untuk mengetahui umur ibu hamil, usia kehamilan, paritas, Hb,
dan status pendidikan ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji
Adam Malik.
Metode.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian
retrospektif.Pengambilan data dilakukan dari tahun 2014 dan 2015. Subjek
penelitian berjumlah 74 orang dan sampel diperoleh secara total sampling.
Hasil.Dari hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi tertinggi anemia pada ibu
hamil berdasarkan usia adalah pada pasien dengan umur 25-34 tahun dengan
frekunsi 32 orang (43,2%), berdasarkan status pendidikan adalah pada pendidikan
menengah sebanyak 51 pasien (68,9%). Usia kehamilan 27-40 minggu mengalami
anemia dengan frekuensi yang paling tinggiyaitu 37 orang (50,0%),jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia dengan paritas 0-2 yaitu 57 orang (77,0%), Hb
pasien dengan anemia ringan yaitu sebanyak 38 orang (51,4%),
Kesimpulan.Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang datang pada
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik sering mengalami anemia.

Kata kunci : Anemia, ibu hamil, hb

Universitas Sumatera Utara


iii

ABSTRACT

Background.Anemia is a condition in hemoglobin (Hb) in the blood is less than


normal, by age group, sex and pregnancy. Anemia in pregnancy causes
hemaglobin levels below 11 g% in the I trimester and III or hemoglobin <10.50
up to 11.00 g / dl.
Purpose.The purpose of this study is to describe anemia in pregnant mothers who
come to the General Hospital Haji Adam Malik. The purpose is to determine the
age onwards pregnant women, gestational age, parity, Hb, and educational status
of pregnant women who came to the General Hospital Haji Adam Malik.
Object and Methods.This research is descriptive and the study design is
retrospective. Data were collected from 2014 and 2015. Subjects numbered 74
people and a sample is obtained by total sampling.
Results.From the results of the study showed that the highest frequency of anemia
in pregnant women by age was in patients aged 25-34 years with a frequency of
32 people (43.2%), based on the status of education is in secondary education
were 51 patients (68.9%). 27-40 weeks gestational age are anemic with the
highest frequency is 37 people (50.0%), the number of pregnant women have
anemia with parity 0-2 57 people (77.0%), hemoglobin of patients with mild
anemia that is as many as 38 people (51.4%).
Conclusion.From the results of the study showed that pregnant women who came
to the General Hospital Haji Adam Malik often experience anemia.

Keywords: Anemia, pregnant women, hb

Universitas Sumatera Utara


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas karuniaNya penulis boleh menyelesaikan hasil penelitian skripsi dengan yang
berjudul “Gambaran Anemia Pada Ibu-ibu Hamil Yang Datang Pada Rumah
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2014-2015”.
Tujuan penelitian ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkangelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya tujukan
kepada:
1. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran USU.
2. dr. Makmur Sitepu, M.Ked (OG), SpOG(K)dan dr. Nindia Sugih Arto,
M.Ked (Clin-Path), Sp.PK selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. dr. Cut Meliza Zainumi, M. Ked (An), SpAn selaku Ketua Penguji
dandr. Yuke Sarastri, M. Ked (Cardio) selaku Anggota Penguji yang
telah memberikan kritikan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Sri Lestari selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dalam menempuh pendidikan.
5. Orang tua penulis terkasih Sellayah Muthusamy dan Kamala Devi
Periasamydan saudara/i penulis, kakak Latha Sellayah, Nanthini
Sellayah dan Shanthini Sellayahyang telah membesarkan dengan
penuh cinta kasih dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
dan pendidikan.
5. Sahabat penulis Pragaathy, Thilagawathy, Monessha, Mahesh, Batma
yang senantiasa memberikan dukungannya.

Universitas Sumatera Utara


v

6. Staf bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan yang


memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data
penelitian di Instalasi Rekam Medik.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Dalam penulisan skripsi ini, pastilah terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran,
informasi dan manfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Medan, 08 Januari 2017

Penulis,

……………………………..

(HARINTHARAN A/L SELLAYAH)

NIM : 130100325

Universitas Sumatera Utara


vi

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN….................................................................... i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................... iii
KATA PENGHANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 4


2.1 Anemia.............................................................................. 4
2.1.1 Definisi ............................................................... 4
2.1.2 Klasifikasi ........................................................... 4
2.2 Anemia Dalam Kehamilan .............................................. 5
2.2.1 Definisi ............................................................... 5
2.2.2 Etiologi ............................................................... 5
2.2.3 Faktor Risiko ....................................................... 6
2.2.4 Patofisiologi ........................................................ 8
2.2.5 Gejala Klinis ....................................................... 9
2.2.6 Diagnosis ............................................................ 9

Universitas Sumatera Utara


vii

2.2.7 Penatalaksanaan .................................................. 13


2.3.8 Pencegahan ......................................................... 14
2.3.9 Komplikasi .......................................................... 15
2.3.10 Prognosis ............................................................. 15

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP ........... 16


3.1 Kerangka Teori ............................................................... 16
3.2 Kerangka Konsep ............................................................ 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................... 17


4.1 Jenis Penelitian ............................................................... 17
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 17
4.2.1 Waktu Penelitian ................................................... 17
4.2.2 Tempat Penelitian.................................................. 17
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 17
4.3.1 Populasi Penelitian ................................................ 17
4.3.2 Sampel Penelitian .................................................. 17
4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 18
4.5 Metode Analisis Data ...................................................... 18
4.6 Definisi Operasional ....................................................... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 20


5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................. 20
5.2 Karakteristik Sampel Penelitian ...................................... 20
5.3 Hasil Analisis Data ......................................................... 20
5.3.1 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil
BerdasarkanUsia...................................................... 20
5.3.2 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan StatusPendidikan ............................... 21
5.3.3 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan Usia Kehamilan................................. 21

Universitas Sumatera Utara


viii

5.3.4 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil


Berdasarkan Paritas ............................................... 22
5.3.5 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan Hb ..................................................... 22
5.4 Pembahasan .......................................................................22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 24


6.1 Kesimpulan ..................................................................... 24
5.2 Saran.................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 26

Universitas Sumatera Utara


ix

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hb Menurut Unsur dan


Jenis Kelamin ................................................................................. 4
Tabel 2.2 Pemeriksaan Terperinci untuk Penyebab Umum
Anemia .................................................................................................. 12
Tabel 4.1 Definisi Operasional ................................................. 19
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia ......... 20
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Status
Pendidikan ................................................................ 21
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia
Kehamilan................................................................. 21
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Paritas ...... 22
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kadar Hb.. 22

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Teori ....................................................... .. 16


Gambar 3.2 Kerangka Konsep......................................................... 16

Universitas Sumatera Utara


xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Ethical Clearance

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan

Lampiran 4 : Data Output SPSS

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alami atau fisiologis yang terjadi setelah


bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di uterus selama 240 hari
sampai dengan 270 hari atau 32 minggu sampai 40 minggu.1

Anemia adalah keadaan dimana kadar haemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal. Sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan penting yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi
tersebut.Prevalensi anemia menurut WHO pada tahun 2006 adalah 33,1%.
Prevalensi anemia di Indonesia menurut Herman (2006) adalah sebesar 57,1%
diderita oleh remaja putri.2

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7% dengan proposi 20,6% di kota dan 22,8% di desa. Menurut jenis kelamin,
prevalensi anemia lebih besar didapati pada perempuan daripada laki-laki sebesar
23,9%. Prevelansi pada laki-laki sebesar 18,4%. Berdasarkan kelompok umum,
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada
kelompok umur 15-24.3

Menurut WHO diperkirakan sebanyak 56% wanita yang tinggal di negara yang
berkembang maju mengalami anemia. Di India National Family Health Survey - 2
pada tahun 1998-1999 menunjukan bahwa 54,0% wanita di kawasan pedalaman
dan 46,0% wanita di kota mengalami anemia. Kadar Hb dibawah 11gr/dl pada ibu
hamil akan menyebabkan anemia selanjutnya kadar Hb 7gr/dl menyebabkan
anemia berat. Menurut Center For Deases Control and Prevention 1990
menyebutkan anemia adalah apabila kadar Hb kurang dari 11gr/gl pada trimester
pertama dan ketiga dan kurang dari 10.5gm/dl pada trimester kedua.1

Universitas Sumatera Utara


2

Anemia umumnya terdapat pada ibu hamil. Anemia tersebut dinamakan


anemia defisiensi besi. Anemia ini disebabkan oleh kekurangan zat besi,
kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah. Anemia dalam kehamilan akan
berpengaruh buruk terutama pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas. Secara
normalnya calon ibu mengalami deplesi besi dan hanya memberi sedikit zat besi
kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya
mereka menjadi anemia dan Hb ibu turun dibawah 11gr% selama trimester III. 3

Menurut WHO 2005, di dunia 34,0% ibu hamil dengan anemia dimana 75,0%
berada di negara sedang berkembang. Di Indonesia, 63,5% ibu hamil dengan
anemia, di Bali 46,2% ibu hamil dengan anemia dan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar 25,6% ibu hamil aterm dengan anemia. Ibu hamil dengan anemia
sebagian besar sekitar 62,3% berupa anemia defisiensi besi.4

Dengan banyaknya kasus anemia pada ibu-ibu hamil maka, saya tertarik untuk
mengetahui gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit
Umum Haji Adam Malik Medanpada tahun 2014-2015.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014-2015.

Universitas Sumatera Utara


3

1.3.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran umur pada ibu-ibu hamil yang mengalami
anemia yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan
pada tahun 2014-2015.
2. Mengetahui gambaran paritas pada ibu-ibu hamil yang mengalami
anemia yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan
pada tahun 2014-2015.
3. Mengetahui gambaran usia kehamilan pada ibu-ibu hamil yang
mengalami anemia yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2014-2015.
4. Mengetahui gambaran status pendidikan pada ibu-ibu hamil yang
mengalami anemia yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2014-2015.
5. Mengetahui gambaran Hb pada ibu-ibu hamil yang mengalami anemia
yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada
tahun 2014-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi para dokter dapat digunakan sebagai pengetahuan tentang anemia


pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik.
2. Bagi pemerintah informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan data untuk program-program
pemerintah serta penelitian- penelitian berikutnya.
3. Bagi masyarakat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai anemia pada ibu-ibu hamil yang datang pada Rumah Sakit
Umum Haji Adam Malik.
4. Bagi peneliti muda dapat digunakan sebagai wadah untuk
mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis Skripsi serta daya
analisa peneliti.

Universitas Sumatera Utara


4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

2.1.1 Definisi

Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.Batas
normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1Batas normal kadar Hb menurut unsur dan jenis kelamin.5


Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dL)
6 – 59 bulan 11,0
Anak-anak 5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0

Wanita > 15 tahun 12,0


Dewasa Wanita hamil 11,0
Laki – laki > 15 tahun 13,0

Sebagian besar anemi disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel
darah merah.5

2.1.2 Klasifikasi
a) Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling kerap dijumpai dalam
wanita hamil. Hal ini disebabkan karena kekurangan suplai zat besi dalam tubuh.
b) Anemia megaloblastik
Kekurangan asam folik yang disebabkan kekurangan masuknya makanan kedalam
tubuh menyebabkan anemia megaloblastik.
c) Anemia hipoplastik

Universitas Sumatera Utara


5

Sum-sum tulang yang kurang memproduksi sel-sel darah baru menyebabkan


anemia ini.Penyebab anemia hipoplastik pada kehamilan sampai sekarang kurang
diketahui dengan betul, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentegen,
racun atau obat-obat.
d) Anemia hemolitik
Penghancuran sel darah merah yang berlaku secara cepat berbanding daripada
produksinya menyebabkan anemia hemolitik. Wanita yang menderita anemia
hemolitik susah menjadi hamil, jika wanita tersebut menjadi hamil hal ini
menyebabkan kurang suplai darah ke janin dan menyebabkan anemianya kronik.6

2.2 Anemia dalam Kehamilan

2.2.1 Definisi

Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering pada kehamilan.Hal
ini terjadi disebabkan penurunan pada kapasitas oksigen yang dibawa oleh sel
darah merah, yang terbaik dikatakan sebagai reduksi pada konsentrasi
hemaglobin. Anemia pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar haemoglobin <10,5 gr/dL sampai
dengan 11,0 gr/dL.7

2.2.2 Etiologi

Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
haemoglobin dijumpai disebabkan oleh karena, dalam kehamilan keperluan zat
makanan bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan dalam darah.
Penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa
haemoglobin dan volume sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.Namun bertambahnya
sel-sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah.Di mana pertambahan tersebut adalah sebagai
berikut: plasma 30,0%, sel darah 18,0%, dan haemoglobin 19,0%. Pengenceran

Universitas Sumatera Utara


6

darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini meringankan beban
jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hipervolemia tersebut, cardiac output juga meningkat. Kerja jantung ini lebih
ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga
tekanan darah tidak naik.8

Selama hamil volume darah meningkat 50,0 % dari 4 ke 6 L, volume plasma


meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan
volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan
eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua. 9,10

Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat
mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1
jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makan yaitu karbohidrat, protein
hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti
kopi dan kalsium. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir.11,12

2.2.3 Faktor Risiko

1. Faktor umur

Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun
dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia < 20
tahun secara biologis belum optimal emosinya dan cenderung labil, mentalnya
belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara


7

kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama


kehamilannya. Sedangkan pada usia> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa pada
usia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat
berpengaruh terhadap kajadian anemia. 13,14
2. Konsumsi tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko
2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi
tablet Fe. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet
yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi
perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
penting dalam mencegah dan mengulangi anemia, khususnya anemia kekurangan
besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang
dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan
asam folat.14Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan
kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil untuk
patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan yang kurang
sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui tingkat
pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu
bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual dan konstipasi.11, 13
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati.Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
untuk janin yang dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil,
ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1,454 kali lebih besar untuk
mengalami anemia dibanding yang paritas rendah. 15, 16

Universitas Sumatera Utara


8

4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Jarak kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian
anemia.11

2.2.4 Patofisiologi
Perubahan hematologik sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan
sirkulasi yang semakin naik terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum
terjadi pada bulan ke-9.Selama kehamilan kebutuhan terhadap zat besi meningkat
sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan peningkatan sel darah merah.
Sel darah merah membutuhkan 300-400mg zat besi dan sampai puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg.11
Absorbsi zat besi dan gangguan percernaan boleh menyebabkan seseorang
mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun zat besi di dalam tubuh mencukupi
dan zat besi yang adekuat tetapi apabila pasien mengalami gangguan pencernaan
maka zat besi tersebut tidak boleh diabsorbsi dan dipergunakan oleh tubuh.10,11
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang berkaitan dengan
ketidak normalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut
dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi
yang berkurang di bawah kadar normal namun besi di dalam sel darah merah dari
jaringan tetap masih dalam kadar normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang
besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau hampir
habis tetapi besi di dalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang.
Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi di dalam sel
darah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang.Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu
besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali.9, 11

Universitas Sumatera Utara


9

2.2.5 Gejala Klinis


Keluhan biasa yang dialami oleh ibu hamil pada waktu kehamilan adalah badan
terasa lemah, muka pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas
normal, perlu dicurigai anemia defesiensi besi. Apabila terjadi anemia kerja
jantung akan menjadi lebih cepat untuk menyampaikan oksigen ke semua organ
tubuh, akibatnya penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah. Gejala lain
yang dapat dilihat adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang- kunang dan
kuku kelihatan pucat. Penderita juga boleh mengalami gangguan pencernaan dan
kehilangan nafsu makan. Palpitasi, dispnea, pusing, dan pada kasus yang berat
juga boleh menyebabkan gagal jantung kongestif.2, 10, 12

2.2.6 Diagnosis
Pengambilan anamnesis yang baik dan pemeriksaan yang baik adalah penting
untuk identifikasi sebab anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus
diobati dengan segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk
menentukan penyebab anemia sebelum memulai pengobatan.
a) Anamnesis
Pengambilan anamnesis yang baik termasuk diet, ginekologi, kebidanan, obat dan
latar belakang sosial harus diambil.Anemia gizi adalah umum di negara
berkembang, penyelidikan yang rinci ke orang tersebut dan diet dan kebiasaan
makan harus dilakukan. Pengetahuan tentang kebiasaan makan dan makanan akan
diperlukan untuk merencanakan cara untuk mencegah terjadinya kembali anemia
kembali setelah orang yang bertanggungjawab untuk menjaga kondisi pasien
tersebut. Hal ini juga penting untuk menanyakan secara rinci tentang durasi dan
gejala anemia (jika ada), gejala dekompensasi dan kemungkinan faktor
predisposisi. Gejala spesifik lain seperti lidah yang menyakitkan, perubahan pada
warna kuku dan parasthesias juga boleh dijumpai. Riwayat perdarahan
postpartum, aborsi, dan konsumsi obat harus dicari.18
Seringkali, durasi anemia dapat dibentuk dengan mendapatkan riwayat
pemeriksaan darah sebelumnya dan, jika perlu menayakan catatan dan rekodnya.
Demikian pula, penolakan sebagai donor darah atau resep sebelumnya hematinik
memberikan petunjuk bahawa anemia telah terdeteksi sebelum ini.19

Universitas Sumatera Utara


10

Mendapatkan riwayat keluarga pasien tidak hanya untuk penyakit anemia


tetapi juga untuk choleithiasis, ikterus, spenektomi, gangguan perdarahan dan Hb
yang abnormal. Mendokumentasikan pekerjaan pasien, hobi, perawatan medis
sebelum, obat dan pendedahan kepada agent yang berpotensi bahaya di rumah.
Pasien juga perlu ditanya riwayat kehilangan darah seperti aborsi dan kehilangan
menstruasi. Perkiraan kehilangan menstruasi tidak akurat jika permintaan rutin
tidak dibuat. Perubahan kebiasaan buang air besar dapat berguna dalam
mengungkap neoplasma usus besar, menyulitkan penghitungan kehilangan darah
hemoroid. Mengambil latar belakang tentang GI yang mungkin menyarankan
gastritis, tukang lambung, hernia hiatus atau diverticula. Warna urin
yang abnormal dapat terjadi pada penyakit ginjal dan hati pada anemia
hemolitik.19
Sebuah riwayat diet menyeluruh penting untuk pasien yang mengalami
anemia.Sebuah deskripsi makanan setiap sajian sepanjang hari. Anggota keluarga
dekat harus berpatisipasi kerana pasien tidak akanberkata benar pada dokter
karena malu mengenai keanehan diet atau pembatasan keuangnya. Pasien dengan
defisiensi besi sering mengunyah atau menghisap es (pagophagia) akan mengeluh
disfagia, kuku rapuh, impotensi relatif, kelelahan, dan kram di betis sewaktu
menaiki tangga.19
Kekurangan vitamin B-12 menyebabkan rambut beruban cepat, sensasi terbakar di
lidah, proprioception yang umum.Parasthesia atau sensasi yang abnormal yang
digambarkan sebagai nyeri juga terjadi pada anemia pernisiosa.Jika terdapat
riwayat demam, karena infeksi, neoplasma dan penyakit pembuluh darah kolagen
dapat menyebabkan anemia. Demikian pula, terjadinya purpura, ekimosis dan
petechiae menyarankan terjadinya baik trombositopenia atau gangguan
perdarahan lain. Ini mungkin merupakan indikasi baik bahwa lebih dari satu
tulang sum-sum sulalat terlibat atau yang koagulopati merupakan penyebab
anemia karena perdarahan.Mencari ada atau tidak adanya gejala yang
menunjukkan penyakit yang mendasari seperti jantung, hati dan penyakit ginjal.
Secara ringkas anamnesis harus merangkum dari semua aspek yang mungkin
menjadi penyebab anemia dan komplikasinya.19

Universitas Sumatera Utara


11

b) Pemeriksaan
Pemeriksaan fundus optik dengan berhati-hati tetapi tidak dengan melepaskan
konjungtiva dan sklera, yang menunjukkan pucat, ikterus, perdarahan sempalan
dan petechiae.Tanda-tanda koma di pembuluh konjungtiva, atau telangiectasia
yang dapat membantu dalam pemeriksaan selanjutnya.Melakukan pemeriksaan
sistematis untuk pembesaran teraba kelenjar getah bening untuk bukti infeksi atau
neoplasia.Edema bilateral berguna dalam mengungkapkan jantung yang
mendasarinya, ginjal atau penyakit hati, sedangkan edema unilateral mungkin
menandakan obstruksi limfatif akibat keganasan yang tidak dapat diamati atau
teraba.Secara hati-hati mencari hepatomegali dan splenomegali, tidaknya mereka
adalah penting seperti ukuran, kelembutan, ketegasan dan kehadiran atau tidak
adanya nodul.Pada pasien dengan gangguan kronis organ-organ ini tegas, tidak
nyeri tekan, dan nonnodular.Pada pasien dengan karsinoma, mereka mungkin sulit
dan nodular.Pasien dengan infeksi akut biasanya memiliki organ lembut dengan
jelas lebih lembut. Pemeriksaan dubur dan panggul tidak dapat diabaikan, karena
tumor atau infeksi organ-organ ini dapat menjadi penyebab anemia.19 Pemeriksaan
neurologis harus meliputi tes sensasi posisi dan rasa getaran, pemeriksaan saraf
kranial, dan pengujian untuk reflex tendon. Jantung tidak boleh diabaikan, karena
pembesaran dapat memberikan bukti durasi dan tingkat keparahan anemia, dan
murmur mungkin bukti pertama dari endocarditis bakteri yang boleh menjelaskan
sebab anemia.Investigasi untuk anemia yang umum dan khusus. Sebuah
penghitungan darah lengkap diperlukan sebagai bagian dari penyelidikan umum
dan termasuk kadar hemoglobin, volume sel yang dipadat, sel darah putih dan
trombosit. Indeks sel darah merah termasuk rata-rata volume corpuscular (MCV),
corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin corpuscular
(MCHC). Indeks ini akan mengklasifikasikan anemia dalam mikrosik (MCV
<80fL), makrostik (MCV > 100fL) dan normositik (MCV80-100fL), hipokromik
atau normokromik (MCH dan MCHC). Pap darah perifer dan jumlah retikulosit
memberikan informasi tentang morfologi sel merah, variasi, ukuran, bentuk, dan
jumlah retikulosit memberikan informasi tentang respon sumsum. Di hadapan
anemia retikulosit yang menghitung kurang dari 2-3

Universitas Sumatera Utara


12

kali yang normal menunjukkan tidak memadai respon sumsum tulang. Jumlah
neutrophil tinggi dapat menyarankan infeksi pap perifer dan yang
mengungkapkan pansitopenia adalah sugestif dari kegagalan sumsum.Kotoran
juga harus diperiksa untuk warna, konsistensi, darah samar, ova dan parasite. Test
spesefik biasanya dilakukan oleh pasien yang disuspek anemia. Biasanya di
tropika biasanya dijumpai malaria dan juga merupakan penyebab anemia pada
kehamilan.18

Tabel 2.2 Pemeriksaan terperinci untuk penyebab umum anemia18


Defisiensi Fe a) Serum ferritin c) Saturasi
Transferrin
b) Jumlah kapasitas pengikatan besi d) Noda besi
sumsum
Haemoglobinopathies a) Hb elektroporesis
Infeksi HIV a) Deteksi antibody terhadap HIV dengan
menggunakan ELISA atau tes Western blot.
Gangguan medis yang a) Tes fungsi hepar.
kronik b) Serum elektrolit, urea dan kreatinin
c) Skrining untuk penyakit autoimun
Perdarahan a) Ultrasonografi
antepartum

2.2.7 Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan anemia pada kehamilan adalah untuk mempertahankan
kesejahteraan, mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab yang mendasari
anemia pada waktu yang sesingkat mungkin. Justeru itu, hal ini dapat
meningkatakan kualitas hidup pasien dan kelangsungan hidup. Hal ini sangat
penting untuk menentukan anemia yang sangat parah dan kehilangan darah akut
membutuhkan segera transfus sel darah merah secepat mungkin apabila sampel
darah yang diperlukan telah dikumpulkan.20

Universitas Sumatera Utara


13

Pada umumnya, pengelolaan anemia pada wanita hamil tergantung pada durasi
kehamilan, keparahan anemia dan komplikasi (obsetri, medis atau
keduanya).Pasien anemia ringan dan sedang pada kehamilan akibat daripada
kekurangan zat besi harus hati-hati dinilai untuk penyebab dan pasien ditempatkan
pada terapi besi selain pengobatan etiloginya.Besi oral lebih baik diberikan
berbanding besi parenteral sebagai lawan besi oral. Ferrous sulfat (200mg per
tablet mengandung 67mg besi elemental) adalah cara termurah dan terbaik diserap
dalam bentuk besi. Glutamat besi (300mg per tablet mengandung 37mg besi
elemental) dan fumarate juga dapat digunakan dimana besi sulfat tidak
ditoleransi.Dosis optimal 120-200mg sehari unsur besi dalam dosis terbagi besi
oral harus diberikan cukup lama untuk memperbaiki anemia dan untuk mengisi
besi dalam badan, yang biasanya berarti minimal 6 bulan.Kadar hemaglobin harus
naik pada tingkat sekitar 2gr / dl setiap minggu. Efek samping dari besi oral
termasuk gejala gastrointestinal seperti diare, mual, sembelit dan sakit perut.21
Besi parenteral dapat diindikasikan dalam kasus-kasus efek samping yang buruk
dan malabsorpsi zat besi oral.Dalam situasi besi parenteral seperti dekstran besi
atau sorbitol dapat diberikan melalui intravena atau intramuskular. Response
hematologik besi parenteral tidak lebih cepat dari dosis cukup zat besi oral tetapi
penyetoran di badan diisi ulang lebih cepat. Ferri hidroksida- sukrose adalah
bentuk paling aman dan dikelola oleh injeksi intravena lambat atau infus biasanya
200mg di setiap infus. Iron dekstran dapat diberikan sebagai injeksi lambat atau
infus dalam dosis kecil atau sebagai infus total diberikan dalam satu hari.22
Total infus intravena besi dengan dekstran besi pada kehamilan (50mg zat besi per
ml). Dosis (mL) = 0,0442 (Hb diinginkan – Hb diamati) x Bersandar berat badan
(45,5 kg + 2,3 kg untuk setiap inci dari ketinggian pasien lebih dari 5 kaki) +
(0,26 x BBLR ) + 1g. Total dosis dekstran besi ditambahkan ke 500 ml saline
normal dan diresapi selama 4 jam. Kelemahan utama dari besi parenteral adalah
anafilaksis yang dapat terjadi dalam waktu 30 menit dari mulai infus dan mungkin
terbukti fatal. Terapi besi intramuscular dapat diberikan sebagai sorbitol besi.
Suntikan harus diberikan jauh ke dalam otot gluteal. Kekurangan zat besi

Universitas Sumatera Utara


14

intramuscular termasuk rasa sakit dan pewarnaan kulit di tempat suntikan,


myalgia, arthralgia dan injeksi abses.18
Anemia berat atau sangat parah memerlukan rawat inap segera dan manajemen
gagal jantung dan tranfusi sel harus dikemas.Setelah darurat berjaya dihindari,
penggantian besi seperti dalam ringan sampai anemia sedang. Pengobatan anemia
defesiensi folat adalah dengan 5mg asam folat setiap hari selama 4 bulan dan
biasnya diberikan selam waktu kehamilan. Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi
pada kehamilan dan diperlakukan dengan suntikan intramuscular
hydroxocobalmin 1000ug. Dosis awal adalah 6 suntikan lebih 2-3 minggu 100UG
setiap 3 bulan. Erythropoietin yang bermanfaat pada pasien dengan penekanan
sumsum. 100-200U/Kg sebanyak 3 kali seminggu sampai normalisasi sel merah
dan kemudian sekali seminggu untuk mempertahankan haemoglobin sekitar
12gr/dl. 19

2.2.8 Pencegahan
Sekitar 1g besi diperlukan selama kehamilan normal. Hingga 600mg besi
diperlukan untuk peningkatan massa sel darah merah ibu, dan 300mg lebih lanjut
untuk janin. Persyaratan ini melebihi cadangan besi dari kebanyakan wanita muda
dan sering tidak dapat dipenuhi oleh diet.Oleh karena itu, beberapa wanita
menghindari menipisnya cadangan zat besi pada akhir kehamilan. Kebutuhan folat
meningkat sekitar dua kali lipat pada kehamilan (800ug/ hari vs 400ug/hari karena
transfer folat untuk pertumbuhan janin dan jika diet tidak cukup, dapat melebihi
penyetoran folat di tubuh (5-10mg).18
Untuk mencegah anemia pada kehamilan adalah skrining rutin untuk anemia pada
remaja. Pendidikan tentang gizi makanan yang kaya dengan zat besi seperti
daging, hati, sayuran daun hijau, kacang-kacangan dan folat seperti hati, telur
kuning dan sayur- sayuran. Di daerah yang endemisitas malaria tinggi, terapi
profilaksis intermiten dengan pyrimethaminesulphodoxine untuk malari juga
harus diberikan pada 16-17 minggu dan 4 minggu kemudian dosis ketiga
diberikan untuk infeksi HIV.18

Universitas Sumatera Utara


15

2.2.9 Komplikasi
Anemia defisiensi besipada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian
ibu. Anemia pada wanita hamil patut berjaga-jaga. Komplikasi yang dialami
wanita yang sedang hamil boleh berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya.
Anemia pada wanita hamil boleh mengakibatkan pertumbuhan bayi yang
terhambat, kelahiran bayi secara prematur, bayi menjadi lebih senang terserang
infeksi sewaktu lahir dan bayi boleh mati dalam kandungan jika anemianya
parah.23

2.2.10 Prognosis
Prognosis anemia kekurangan besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu
dan anak jika persalinan berlaku seperti normal tanpa banyak perdarahan atau
komplikasi lain. Morbiditas dan mortalitas wanita hamil meningkat dalam anemia
berat. Penampakan anemia infantum pada beberapa bulan kemudian berlaku
dengan cadangan besi kurang, walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang
menderita anemia defisiensi besi tidak mempaparkan haemoglobin (Hb) yang
rendah.23

Universitas Sumatera Utara


16

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Etiologi
Faktor Resiko Penatalaksanaan
- Kurang gizi
- Umur - Pola makanan - Besi oral
- Paritas - Besi parenteral
- Jarak kelahiran
- Konsumsi tablet Fe Anemia pada ibu-ibu
hamil = kadar
haemoglobin <
11gr/dl Komplikasi
Gejala klinis
- Kelahiran
- Muka Pucat
Prematur
- Mudah Pingsan
- Kematian Bayi
- Kehilangan
Nafsu Makan
- Letih

Gambar 3.1 Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

VariabelIndependen Variabel Dependen

Faktor internal
(karakteristik ibu)
Anemia pada ibu hamil
- Umur ibu
- Umur kehamilan
- Paritas
- Status pendidikan
- Hb

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara


17

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian


retrospektif.Deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau
frekuensi serta distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang,
tempat, dan waktu.Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat Profil Anemia
Pada Ibu - Ibu Hamil yang datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun
2014-2015.

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Maret 2016 sampai bulan
Desember 2016.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik, Rumah Sakit Umum


Haji Adam Malik, Medan.

4.3. Populasi dan sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang menderita anemia
di Rumah Sakit Umum Haji Adam, Medan.

4.3.2. Sampel Penelitian

Universitas Sumatera Utara


18

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan seluruh ibu-


ibu hamil yang menderita anemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan periode
2014 -2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

a) Kriteria inklusi
Semua data rekam medis ibu-ibu hamil dalam lingkungan usia 15-45 tahun
yang menderita anemia di RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun
2014-2015.
b) Kriteria ekslusi
Pasien yang tidak memiliki data lengkap dalam rekam medis di RSUP H.
Adam Malik, Medan.

4.4.Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data akan dilakukan setelah mendapat


rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan dan Komisi
Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Data diperoleh melalui
data sekunder yaitu rekam medis pasien. Awal pengumpulan data dilakukan di
Instalasi Rekam Medis untuk mencatat nomor registrasi, usia , jenis kelamin, dan
keterangan ibu-ibu hamil yang menderita anemia. Setelah rekam medis
didapatkan ,dilakukan pencatatan variabel yang dibutuhkan yaitu umur, jenis
kelamin, pekerjaan, keluhan utama, penatalaksanaan dan komplikasi.

4.5. Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan


statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0.Jenis analisis statistik
yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan distribusi
frekuensi.

Universitas Sumatera Utara


19

4.6 Definisi Operasional


Penelitian ini menampilkan dua variabel. Variabel pertama ialah variabel
dependen, yang terpilih adalah anemia pada ibu hamil. Variabel kedua ialah
variabel independen, yang terpilih adalah umur, umur kehamilan dan paritas.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka kedua
variabel tersebut diterjemahkan dalam definisi operasional dengan maksud
memberikan batasan pada variabel sehingga dapat diukur sesuai dengan parameter
yang dapat dipakai dan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Umur Tanggal Mencatat Data Hasil Interval
ulang tahun data rekam dikelompokkan
terakhir. rekam medis menurut
medis kelompok usia
yang berbeda
= 15-24thn
= 25-34thn
= 35-44thn
Status Suatu kondisi Mencatat Data = pendidikan Nominal
pendidikan jenjang data rekam dasar
pendidikan rekam medis = pendidikan
formal medis menengah
= pendidikan
tinggi
Usiakehami Usia Mencatat Data = 0-13mgg Nominal
lan kehamilan data rekam (trimester
yang dihitung rekam medis pertama)
mulai hari medis = 14-26mgg
pertama haid (trimester
terakhir. kedua)
= 27-40mgg
(trimester
ketiga)
Hb Metaloprotein Mencatat Data = anemia Nominal
di dalam sel data rekam ringan (8-11gr/
darah merah rekam medis dL)
medis = anemia berat
(<8gr/dL)
Paritas Jumlah anak Mencatat Data = 0-2 Interval
yang pernah data rekam = 3-5
dilahirkan rekam medis
medis

Universitas Sumatera Utara


20

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik,
Medan.RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan,
terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. RSUP H. Adam
Malik ini letak di daerah pedalaman yaitu berjarak +- 1 Km dari jalan Djamin
Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi.

5.2Karakteristik Sampel Penelitian


Jenis sampel untuk penelitian ini adalah data rekam medis pasien yang menderita
anemia pada ibu hamil yang dirawat inapdi RSUP Haji Adam Malik, Medan
dalam masa waktu 2014-2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian
dipilih dengan menggunakan teknik total sampling dimana seluruh kasus yang
didiagnosa dengan Anemia Pada Ibu Hamil pada tahun 2014-2015 diambil
sebagai subjek penelitian.

5.3 Hasil Analisis Data


5.3.1Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu HamilBerdasarkan Usia

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia


Usia n(sampel) %
15-24 tahun 24 32,4
25-34 tahun 32 43,2
35-44 tahun 18 24,3
Jumlah 74 100,0

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi sampel anemia pada ibu hamil
berdasarkan usia pasien.

Universitas Sumatera Utara


21

5.3.2Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu HamilBerdasarkan


Status Pendidikan.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi SampelBerdasarkan Status Pendidikan


Status Pendidikan n(sampel) %
Pendidikan dasar 11 14,9
Pendidikan menengah 51 68,9
Pendidikan tinggi 12 16,2
Jumlah 74 100,0

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi sampel anemia pada ibu hamil
berdasarkan status pendidikan.

5.3.3 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Usia
Kehamilan

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia Kehamilan


Usia Kehamilan n(sampel) %
0-13 mgg 18 24,3
14-26 mgg 19 25,7
27-40 mgg 37 50,0
Jumlah 74 100,0

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil
berdasarkan usia kehamilan pasien.

Universitas Sumatera Utara


22

5.3.4 Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu HamilBerdasarkan


Paritas

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Paritas


Paritas n(sampel) %
0-2 57 77,0
3-5 17 23,0
Jumlah 74 100,0

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil


berdasarkan paritas pasien.

5.3.5Distribusi Frekuensi Sampel Anemia Pada Ibu HamilBerdasarkan Hb

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kadar Hb


Hb n(sampel) %
Anemia ringan 38 51,4
Anemia berat 36 48,6
Jumlah 193 100,00

Tabel 5.5 menunjukkan distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil berdasarkan
Hb.

Universitas Sumatera Utara


23

5.4 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil yang dirawat di
RSUP Haji Adam Malikpada tahun 2014-2015 mengalami anemia pada umur 25-
34 tahundengan frekuensi umur tertinggi sebanyak 32 orang (43,2%). Hal ini telah
dibuktikan dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Melisa Amelia pada
tahun 2013 bahwa anemia pada umur 20-35 tahun dengan frekuensi tertinggiyaitu
54 orang. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu hamil yang mengalami anemia yang
paling banyak mengunjungi RSUP H. Adam Malik berada dalam lingkungan
umur 20-35tahun.
Ibu hamil yang mengalami anemia dengan frekuensi tertinggi adalah
pendidikan menengah sebanyak 51 pasien (68,9%). Data ini setara dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Faridah Husnawati pada tahun 2015
mengatakan bahwa ibu hamil dengan status pendidikan menengah mempunyai
frekuensi tertinggi yaitu 19 orang (79,2%). Hal ini disebabkan karena ibu-ibu
hamil yang mengalami anemia yang paling banyak mengunjungi RSUP H. Adam
Malik berada dalam lingkungan berpendidikan menengah. Tabel 5.3 menunjukkan
bahwa usia kehamilan 27-40 minggu mengalami anemia dengan frekuensi yang
paling tinggiyaitu 37 orang (50,0%).Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cucu Herawati pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa
frekuensi tertinggi pasien yang mengalami anemia adalah pada minggu 27-40
minggu yaitu trimester III (24 orang) karena hemodelusi.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
dengan paritas 0-2 lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu hamil yang
mengalami anemia dengan paritas 3-5 yaitu 57 orang (77,0%). Data ini setara
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmah Dyah Nurhidayati pada tahun
2013 yang mengatakan bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada paritas 0-2
sebanyak 79 orang (97,5%). Hal ini mungkin disebabkan karena ibu-ibu hamil
yang mengalami anemia dengan paritas 0-2 mempunyai pengetahuan tentang
anemia pada kehamilan yang kurang.

Universitas Sumatera Utara


24

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa ibu hamil dengan anemia


ringan mempunyai frekuensi tertinggi yaitu sebanyak 38 orang (51,4%) dan ibu
hamil dengan anemia berat mempunyai frekuensi terendah yaitu sebanyak 36
pasien (48,6%).Hal ini mungkin disebabkan karena ibu-ibu hamil yang
mengalami anemia ringan lebihmengkonsumsi makanan yang berzat besi
dibanding dengan ibu-ibu hamil yang mengalami anemia berat.

Universitas Sumatera Utara


25

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi pasien
anemia ibu hamil adalah pasien dengan umur 25-34 tahun yaitu
sebanyak 32 orang (43,2%).
2. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi adalah
pendidikan menegah sebanyak 51 pasien (68,9%).
3. Angka kejadian anemia pada ibu hamil paling tinggi dijumpai dalam
kelompok umur 27-40 mggyaitu sebanyak 37 orang (50,0%).
4. Angka kejadian anemia pada ibu hamil jumlah pasien dengan paritas
0-2 sebanyak 57 orang (77,0%) lebih banyak jika dibandingkan
dengan pasien paritas 3-5.
5. Angka kejadian anemia pada ibu hamil frekuensi tertinggi pasien
anemia pada ibu hamil berdasarkan hb adalah pasien dengan anemia
ringan yaitu sebanyak 38 orang (51,4%).

Universitas Sumatera Utara


26

6.2 Saran
1. Informasi tentang gambaran anemia pada ibu hamil perlu
disosialisasikan kepada seluruh masyarakat untuk menambah
pengetahuan masyarakat dan mencegah terjadinya anemia pada ibu
hamil.
2. Perlu dilakukan penyuluhan atau program untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui Dinas Kesehatan tentang faktor risiko
ataupun kebiasaan yang bisa menyebabkan seseorang ibu hamil
menderita anemia.
3. Diharapkan agar data-data di rekam medis RSUP Haji Adam Malik
Medan dapat dilengkapkan dengan data yang semaksimal mungkin agar
tidak timbul masalah di saat pengambilan data yang disebabkan oleh
rekam medis yang tidak lengkap.
4. Berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel
lainnya.

Universitas Sumatera Utara


27

DAFTAR PUSTAKA

1) Sharma JB, Shankar M. Anemia in Pregnancy. JIMSA .2010 Oct-Dec:


23(4): 253-260

2) Nwachi EO, Odekunle A, Jacinto S, Burnett M et.al. Anaemia in


Pregnancy: Associations With Parity, Abortions and Child Spacing in
Primary Healthcare Clinic Attendees in Trinidad and Tobago. African
Health Sciences. 2010 March; 10(1)

3) Tarwoto NS, Wasnidar D. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep
dan Penatalaksananaan. Jakarta: Penerbit Trans Info Media; 2007.

4) Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,2013

5) Tarwoto NS, Wartonah D. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem


Hematologi. Jakarta: Penerbit Trans Info Media; 2008.

6) Hoffbrand A, Pettit J. Haematolog (Essential Haematology). 5th ed.


Jakarta: ECG; 1996.

7) Pavord S, Myers B, Robinson S, Allard S, Strong J, Oppenheimer C. UK


Guidelines on the Management of Iron Deficiency in Pregnancy. British
Journal of Haematology. 2011;156(5): 588-600.

8) Mochtar. Sinopsis Obstetri Jakarta: EGC. 2004

9) R Smith J, Christine C. Management of The Third Stage of Labor:


Overview, Clinical Presentation, Management [Internet].
Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 27 May 2016]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/275304-overview

10) Supandiman I. Hematologi Klinik. 2nd ed. Bandung: Penerbit P.T Alumni;
1997.

11) Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4th ed. Jakarta; EGC. 2005

12) Sin – sin. Masa Kehamilan dan Persalinan, Jakarta: PT Alex Media
Komputindo. 2008

Universitas Sumatera Utara


28

13) Amiruddin R, Wahyuddin. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis


Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung Maros
Tahun 2004. J Med Nus. 2004; 25:71-75

14) Kinerja Dua Tahun Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2011. Jakarta.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011

15) Kautshar N, Suriah, Jafa N. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengomsumsi


Tablet Zat Besi (Fe) Di Puskesmas Bara-Baraya Tahun 2013. 1-15

16) Novita N, Sukaisih N, Awalia N. Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. 1-6

17) Oliver E, Olufunto K. Management of Anaemia in Pregnancy. In:


Silverberg D. Anemia. China: INTECH Open Access Publisher; 2012.
233-246

18) Maakaron J, Besa E. Anemia Clinical Presentation: History, Physical


Examination [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 29 May
2016]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/198475-
clinical

19) Breymann C. Iron Deficiency and Anaemia in Pregnancy: Modern Aspects


of Diagnosis and Therapy. - PubMed - NCBI [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov.
2016 [cited 30 May 2016]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12547241

20) Saddang W, Manoe M, Sunarno I, Bahar B, Benyamin F. Pengaruh


Pemberian Besi Secara Parenteral (Besi Dextran) dan Oral (Kompleks
Polimaltosa Hidroksidasi Besi (iii)) Terhadap Respon Eritropoiesis pada
Pasien Pasca Salin dengan Anemia Defisiensi Besi. 1-13

21) Susiloningtyas I. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. 1-27

22) Sabina S, Iftequar S, Zaheer Z, Khan M, Khan S. An Overview of Anemia


in Pregnancy. JIPBS. 2015; 2(2): 144-151.

23) Maakaron J, Besa E. Anemia: Background, Pathophysiology, Etiology


[Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 1 June 2016]. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview#a7

24) Melisa, A. D. Fitri, A. Djauhari. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. 2013

Universitas Sumatera Utara


29

25) Husnawati F,Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Anemia pada


Ibu HamilAnemia di Puskesmas Sentolo II Kulon Progo. 2015

26) Herawati C, Astuti S. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia


Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Jalaksana Kuningan Tahun 2010.
Jurnal Kesehatan Kartika. pg 51-58.

27) Nurhidayati R D. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia padaIbu


Hamil di wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo.2013.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Nama Lengkap : Harintharan A/L Sellayah

Jenis Kelamin : Lelaki

Tempat/Tanggal Lahir : Selangor/17 Oktober 1995

Warga Negara : Malaysia

Status : Belum Menikah

Agama : Hindu

Alamat : Jln. Abadi No. 9 Tanjong Rejo, Medan

Nomor Handphone : 087769059633

Email : harinpocoyo@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Tadika Joyland (2001)


2. Sekolah Kebangsaan Methodist (ACS) Klang (2002-2007)
3. Sekolah Menengah Kebangsaan Methodist (ACS) Klang (2008-2012)
4. Geomatika International Collage (2013)

Universitas Sumatera Utara


5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2013-Sekarang)

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2013


2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2013
3. Peserta Seminar dan Workshop Basic Surgical Skills TBM FK USU 2013
4. Peserta Seminar dan Workshop Basic Life Support TBM FK USU 2014

Riwayat Kepanitiaan :

1. Anggota PKPMI 2013


2. Exco Logistics KKIM 2014
3. Anggota Konsumsi Medical Humanity Day FK USU 2014
4. Anggota Tim Medis Bakti Sosial MIND FK USU 2015
5. Anggota Porseni FK USU 2015

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Statistics
statuspendid usiakehamil
umur ikan an hb paritas
N Valid 74 74 74 74 74
Missing 0 0 0 0 0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15-24thn 24 32.4 32.4 32.4
25-34thn 32 43.2 43.2 75.7
35-44thn 18 24.3 24.3 100.0
Total 74 100.0 100.0

Statuspendidikan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent
Valid pendidkan dasar 11 14.9 14.9 14.9

pendidkan 51 68.9 68.9 83.8


menengah
pendidikan tinggi 12 16.2 16.2 100.0
Total 74 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Usiakehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-13 18 24.3 24.3 24.3
14-26 19 25.7 25.7 50.0
27-40 37 50.0 50.0 100.0
Total 74 100.0 100.0

Hb
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid anemia ringan 38 51.4 51.4 51.4

anemia berat 36 48.6 48.6 100.0


Total 74 100.0 100.0

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-2 57 77.0 77.0 77.0
3-5 17 23.0 23.0 100.0
Total 74 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai