Anda di halaman 1dari 32

IMG.KK02.006.

01

Mengoperasikan Sound Level


Meter
Mengukur Tingkat Kebisingan

Sound Level Meter adalah suatu


perangkat alat uji untuk mengukur
tingkat kebisingan suara.

Hal tersebut sangat di perlukan


terutama untuk lingkungan industri,
contoh pada industri penerbangan
dimana lingkungan sekitar harus diuji
tingkat kebisingan suara atau tekanan
suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar.
Standard ANSI SI.4-1984.
“Specification for Sound Level Meters “
Pelindung Mikropon (Windscreen)

• Pelindung mikropon dari adanya efek turbulensi


angin yang melewati mikropon sehingga
menimbulkan suara.
Mengukur Tingkat Kebisingan

Cara menggunakan sound level meter :


1. Pertama-tama aktifkan alat ukur sound level meter yang akan
digunakan untuk mengukur
2. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue
atau berkelanjutan atau selektor pada posisi slow untuk jenis
kebisingan impulsive atau yang terputus-putus
3. Pilih selektor range intensitas kebisingan
4. Kemudian, tentukan area yang akan diukur
Mengukur Tingkat Kebisingan

5. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2


menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan
6. Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada
monitor
7. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingannya,
maka akan diketahui hasil pengukuran dari kebisingan tersebut
Noise Survey / Monitoring

• Tujuan :
1.Untuk Mengetahui Tingkat Bising (Sound Pressure
Level, SPL) Ditempat Kerja Yang Bersumber Dari
(Mesin, Peralatan, Dan Lingkungan Kerja)
2.Untuk Mengetahui Tingkat Paparan Bising Yang
Diterima Telinga Pekerja

6
Survey / Monitoring Strategy

1. Lakukan Walk Through Survey


2. Pahami Site Plant, Alur Proses, Dan Area Kerja
3. Identifikasi Sumber Bising (Mesin, Peralatan, Proses)
4. Identifikasi Mobilitas Pekerja Di Plant (Lama Dan
Lokasi Kerja)
5. Identifikasi Shift Kerja (Lama Dan Waktu Kerja)
6. Identifikasi Musim, Arah Dan Kecepatan Angin,
Temperatur. 7
Survey / Monitoring Strategy

7. Persiapan Alat Pengukur Bising Sound Level Meter


(SLM), Noise Dose Meter, Dll.
8. Persiapkan Lokasi ( Tentukan Titik Yang Akan Diukur )
9. Tentukan/Pilih Pekerja Yang Akan Diukur Dosis Bising
10. Siapkan Dokumen Pencatatan Bising (Noise
Measurement Dan Noise Dose Data Sheet).
11. Tentukan Jadwal Pengukuran

8
Pembobotan waktu yang terdapat pada SLM
meliputi :

• “FAST”, DIMANA RESPON PENCUPLIKAN DATA ADALAH 125


MS.
• “SLOW”, DIMANA RESPON PENCUPLIKAN DATA NYA ADALAH
1S
• “IMPULS”, DIMANA RESPON PENCUPLIKAN DATA ADALAH 35
MS

• A WEIGHTING: FREKUENSI YANG DI DENGAR OLEH MANUSIA


• C WEIGHTING: FREKUENSI ALAT

9
TEKNIK PENGUKURAN
A. Alat Ukur .
Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan sound level
meter yang memenuhi standar IEC 179 dan ANSI S1.4 1983 type
S2A.
Pembobotan frekuensi digunakan pembobotan
A (A-weighting) dengan respon pembobotan waktu pada
“Slow”.
Pengukuran dilakukan pada tempat yang terjadi gangguan
kebisingan memakai pembobotan A dan respon waktu “slow”.
B. Pelaksana : dilakukan oleh personel terlatih dalam penggunaan
alat/pengukuran (bila mungkin bersertifikat).
C. KONDISI PADA SAAT PENGUKURAN

Ketinggian mikropon 1.2 -1.5 meter dari atas permukaan tanah.


Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan lainnya yang
dapat memantulkan suara minimal 3.5 meter.

Pada kondisi tertentu, pengukuran dapat dilakukan pada


ketinggian tertentu dan jarak lebih dekat dengan dinding. (0.5
meter dengan kondisi jendela terbuka).
LANJUTAN…..

Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya


digunakan windscreen, terutama jika pengukuran dilakukan di
daerah terbuka.
Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
Hindari medan elektromagnetik yang besar, terutama pada daerah
dibawah kabel listrik tegangan tinggi.
D. PENGUKURAN DALAM RUANG

Jarak mikropon terhadap dinding paling sedikit 1


meter.
Ketinggian mikropon 1.2 meter sampai dengan 1.5
meter dari atas lantai.
Jarak dari jendela kurang lebih 1.5 meter.
LANJUTAN…..

Pengukuran umumnya harus dilakukan dengan jendela


ertutup.
Hasil pengukuran harus dirata-ratakan diantara paling sedikit
3 titik ukur (jarak  0.5 meter).
METODE PENGUKURAN
PERMENKES

Bila sifat kebisingan konstan, maka waktu pengukuran


adalah :
satu jam siang hari jam 06.00 - 19.00
satu jam petang hari jam 19.00 - 22.00
satu jam pada malam hari 22.00 - 06.00
PENGUKURAN BISINGAN DI
LINGKUNGAN
KEP MENLH NO. 48 TAHUN 1996

Jumlah pengukuran diusahakan selama 24 jam.


Dimungkinkan jumlah minimal data 7 data, yaitu :
4 data di ukur siang hari
3 data pada malam hari
Tabel Waktu Pengukuran Berdasarkan Kep
Men LH No.48/MENLH/11/1996

Data Waktu Pengukuran Mewakili


(jam) (jam)
L1 07 06.00 – 09.00
L2 10 09.00 – 11.00
L3 15 14.00 – 17.00
L4 20 17.00 – 22.00
L5 23 22.00 – 24.00
L6 01 24.00 – 03.00
L7 04 03.00 – 06.00
NOISE MAP AND CONTOUR

Noise Map :
Peta situasi yang menggambarkan tata letak sumber
bising, peralatan kerja dan area para pekerja
melaksanakan aktivitas kerjanya.

Noise Contour :
Garis yang menggambarkan area yang mempunyai
tingkat kebisingan yang sama di tempat kerja
TITIK PENGUKURAN BISING
LEGENDA
• • • • SPL 94
dB
• • • • • • • •

85 82 Lokasi :
• • • 91 • • • • •
88
Tanggal :
• • • • • • • • • • Arah Angin :
85

• • • • • • • • • • • • Kec.Angin ke :
85
• • • • • • • • Temperatur :
• • • SP
L
85 88 Kelembaban :
82 dB
• • • • 88 • • • • •
Sumber Bising :

• • • SPL • • • •
91 dB

85
• • • • •
•85

• 82
• • • • • • • • • • •

• • • • • • • • • • • •

85
• • • • • • • • • • • •
NOISE MAP
Color And Signal Words
Noise Map
LEGENDA

Lokasi:

Arah Angin:

Kec.Angin:

Temperatur:

Kelembaban:
103 dBA Dianjurkan
Sumber Bising:
Enginering + Personal
Control

>85 dBA
Lokasi wajib
pakai APT

(82-85) dBA
Dianjurkan pemeriksaan
Audiometrik

(80-82) dBA
Lokasi tdk wajib pakai APT
Noise Map and Contour
Metode Mengukur Tingkat Kebisingan

Nilai Ambang Batas Tingkat Kebisingan


Nilai ambang Batas Kebisingan adalah dalam level 85 dB yang
dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8
jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk
kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu
terus-menerus tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam
seminggunya. Waktu maksimum bekerja dengan tingkat
kebisingan maksimal digambarkan pada tabel berikut :
Tingkat Kebisingan

No. TINGKAT KEBISINGAN PEMAPARAN


(dBA) HARIAN
1. 85 8 jam

2. 88 4 jam

3. 91 2 jam

4. 94 1 jam

5. 97 30 menit

6. 100 15 menit
Tingkat Kebisingan

Zona Kebisingan
Kebisingan lingkungan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
sesuai dengan tingkat kebisingan yang dihasilkan seperti dibawah
ini :

Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi


tempat penelitian, Rumah Sakit, tempat perawatan
kesehatan/sosial & sejenisnya.

Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi


perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi.
Tingkat Kebisingan

Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi


perkantoran, Perdagangan dan pasar.

Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi


industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.
Tingkat Kebisingan

Zona Kebisingan menurut IATA (International Air


Transportation Association)

Zona A : intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus


dihindari
Zona B : intensitas 135-150 dB → individu yang terpapar perlu
memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug)
Zona C : 115-135 dB → perlu memakai earmuff
Zona D : 100-115 dB → perlu memakai earplug
Noise Safety Sign and Labels
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai