Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dalam suatu industri sangatlah penting, mengingat bahwa


dalam suatu industri memerlukan operator yang berkualitas dan menjalankan
tugasnya dengan efektif dan efisien. Tetapi keselamatan dari operator juga
amatlah penting karena dengan rasa aman seorang operator dapat bekerja dengan
baik.

Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus


makanan dan cenderung dianggap sebagai “pelindung” makanan. Sebetulnya tidak
tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.Sebaiknya mulai sekarang Anda
cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi
kesehatan, pengawetan,kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi. Ada
begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan,
yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan.Tetapi tidak semua
bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.Jaman dahuluwadah dan
pembungkus makanan tidak lepas dari bahan-bahan yang bersumber dari alam
khususnya daun-daunan seperti daun pisang, daun jagung, hingga wadah yang
dianyam dari bambu, seperti besek misalnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup, wadah dan


pembungkus makanan alami tersebut mulai ditinggalkan masyarakat dan
diidentikan dengan kumuh, tidak higienis, tidak praktis. Sehingga perlahan
berganti dengan pembungkus/wadah buatan manusia yang kini biasa kita gunakan
seperti kertas, pastik, kaleng dan styrofoam. Selama ini, wadah dan pembungkus
makanan buatan yang modern itu memang menciptakan kesan praktis, simple dan
bersih. Bagaimana dengan sisi negatifnya? seberapa aman wadah dan
pembungkus buatan bagi kesehatan?

1|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) industri
kimia?
2. Bahan-bahan kimia apa saja yang menyebabkan penyakit dalam industri
plastik?
3. Bagaimana teknik pengolahan limbah dari industri plastik ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya pengetahauan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja ( k.3 ) agar kegiatan industri dapat berjalan lancar dan
aman.
2. Mengetahui bahan-bahan apa saja yang dapat menimbulkan penyakit yang
disebabkan dari industri pengolahan plastik.
3. Mengetahui cara/prosedur pengolahan limbah yang baik.

D. Manfaat

Dengan adanya keselamatan kesehatan kerja, maka dapat mengurangi


resiko adanya kecelakaan dalam pelaksanaan suatu industri. Dengan demikian
keselamatan pekerja dalam industri dapat lebih terjamin sehingga kegiatan
industri dapat berjalan seperti yang diinginkan.

BAB II

2|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


PEMBAHASAN

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat
dipisahkan dari permasalahan dari dunia industri, karena keselamatan dan
kesehatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan produksi dan
produktivitas.Dewasa ini umumnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam
industri dikaitkan dengan masalah lingkungan.Tetapi posisi keselamatan dan
kesehatan pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO
14000.Seharusnya secara otomatis perancang-perancang ISO memasukkan
keselamatan dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan.Alasan
yang mungkin mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari
masalah lingkungan karena otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja
berada di bawah Departemen Tenaga Kerja.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa.
Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya
adalah penerapan teknologi, terutamateknologi yang sudah maju dan mutakhir.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.Keselamatan kerja
adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat
pada umumnya (Su’mamur, 1981).
Kesehatan ketenagakerjaan dan kesehatan perusahaan atau lingkungan
industri pada awalnya diatur secara terpisah. Akan tetapi dengan mengingat
kepentingan peraturan yang menyengkut (1) keselamatan kerja dalam menghadapi
resiko-resiko pekerjaan yang mengandung bahaya bagi kesehatan, (2) tenaga kerja
untuk memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan jika menderita sakit, dan (3)
pemeriharaan prevensi kesehatan lingkungan perusahaan tempat karyawan
bekerja, maka secara praktis menurut hukum kesehatan dikembangkan peraturan

3|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


hukum tentang “occupational health and industrial hygiene” yang mengandung
tiga sasaran kepentingan kesehatan (Poernomo, 1999).
Pengontrolan terhadap bahaya-bahaya potensial atau resiko di tempat kerja
merupakan program kesehatan dan keselamatan kerja yang berkesinambungan
serta mendidik agar pekerja dapat memelihara kesehatan sebaik-baiknya.
Program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikelompokkan
dalam dua pokok pelaksanaan, yaitu :
1. Pelayanan terhadap manusianya
2. Pelayanan terhadap lingkungan kerjanya.
Dalam pemusatan perhatian terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain mengenal, mencegah adanya
gangguan kesehatan, mendiagnosis, mengobati penyakit yang ada, dan
merehabilitasi.Dari sisi lingkungan kerja, disamping penerapan ergonomi
dilakukan pengontrolan, membandingkan dengan standar, pemantauan, evaluasi
dan koreksi (Maurits, 1999).

Rehabilitation Standard
Monitoring
Occupational & work
illness Control environment

Prevention Diagnosis & Evaluation


Treatment

Gambar Program Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

ISO (International Organization for Standardization) yang berkedudukan


di Jenewa adalah sebuah badan federasi internasional dari badan-badan
standarisasi yang ada di sembilan puluh negara.ISO adalah organisasi non
pemerintah yang didirikan pada tahun 1974.Dengan adanya organisasi ini tukar-
menukar informasi dapat dilakukan dengan mudah.Anggota dapat mengusulkan
sesuatu standar. Usul ini akan dibahas, dievaluasi, diubah ataupun tidak, diterima

4|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


ataupun ditolak. Hasil utama dari ISO adalah persetujuan internasional yang
diterbitkan sebagai standar internasional.Setiap anggotanya memberikan
dukungan finansial untuk pusat operasi ISO melalui uang pembayaran
keanggotaan.ISO adalah standar konsensus.
Semua pengembangan standar yang penting dari ISO dilakukan oleh TC
atau Technical Committee (panitia teknis), misal TC 207. Setiap standar baru
menjadi tanggung jawab dari salah satu badan standar yang menjadi
anggotanya. Sebagaicontoh, Standard Council of Canada (CSA) adalah badan
anggota yang memegang kesekretariatan TC 207, yaitu panitia yang mengatur
bagian dari panitia yang menyusun ISO 14000 dan mengatur standar lingkungan.
Standar manajemen mutu dan lingkungan (ISO 9000 dan ISO 14000) yang
diciptakan oleh Brirish Standard Institute (BSI) seperti dalam BS 5750 dan BS
7750 adalah sisitem standar yang pertama di dunia. Pada perusahaan yang
menerapkan ISO 9000 dan ISO 14000 produk dan proses yang dilakukan harus
telah sesuai dengan standar bagi produk tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah
perusahaan pembuat beton tidaklah berguna untuk memiliki standar manajemen
mutu jika beton tersebut tidak dibuat sesuai dengan standar untuk beton.
Sebuah kelemahan dari kedua standar ini adalah setidaknya dalam ISO
9000 dan draft awal dari ISO 14000, walaupun mengatur kesehatan dan
keselamatan pekerja, standar di atas tidak menuntut agar kesehatan dan
keselamatan pekerja dikelola sesuai standar. Alasan untuk tidak menyatukan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah bahwa Departemen Tenaga Kerja
mempunyai kekuatan hukum atas aturan tersebut dan berhak untuk
memeriksanya, sedangkan badan standar nasional berhubungan dengan
Departemen Perisdustrian. Sebenarnya perusahaan yang berminat menangani isu
kesehatan dan keselamatan pekerja di bawah standar ISO 9000 dan ISO 14000
bukan berarti penanganan mereka terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja
jelek, setidak-tidaknya bagi perusahaan kimia yang memang peka terhadap
masalah ini.
Banyak orang / perusahaan dikejutkan oleh kurangnya perhatian baik BS
7750 maupun versi awal ISO 14000 terhadap masalah kesehatan dan keselamatan

5|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


pekerja, yaitu dengan menetapkannya sebagai hal yang bersifat sukarela, dan juga
dalam beberapa hal memberikan prioritas rendah pada proses dan keselamatan
masyarakat, dan pada keamanan produk serta pembuangannya. Tampaknya hanya
industri kimia yang memperhatikan secara penuh kebutuhan mempertimbangkan
pada kesehatan dan keamanan proses dan masyarakat.
Industri kimia memiliki pedoman praktik yang sangat baik yang dapat
digunakn oleh seluruh perusahaan pemrosesan sebagai pedoman atau kebijakan
tingkat atas. Pedoman praktik tersebut adalah Program Kepedulian yang
Bertanggungjawab atau Responsible Care Programme (RCP). Federasi asosiasi
industri kimia Eropa, CEFIC, dan badan anggotanya dari Inggris, CIA (Chemical
Industry Association), telah menggunakan ISO 9000 maupun BS 7750 guna
mengelola RCP di Eropa. Program ini nampaknya benar-benar program dari
CIA.Industri kimia dari Eropa, dan terutama di Inggris, juga telah berhasil dalam
penggunaan ISO 9000 guna menjangkau mutu, lingkungan serta kesehatan dan
keselamatan.
Meskipun industri kimia, dengan usaha sangat keras, telah
mengembangkan suatu perluasan dari ISO 9000 (tepatnya ISO 9001) yang
mencakup mutu, perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja
serta keamanan proses dan produk, namun saat ini nampaknya pendekatan ini
tidak akan digunakan. Ada beberapa alasan utuk hal ini, yang paling utama adalah
kemunculan ISO 14000 dan penerbitan aturan-aturan baru untuk akreditasi agen-
agen sertifikasi dalam hal standar lingkungan oleh badan-badan seperti National
Accreditation Council for Certification Bodies (NACCB) di Inggris.

B. Bahan Industri Plastik yang menyebabkan Penyakit

Bahanindustri yang dapat menyebabkan penyakit dapat berupa berupa zat


padat, cair maupun gas. Dan zat tersebut bisa berada di dalam bahan baku, bahan
tambahan ,bahanyangmembantu proses(katalisator,pelarut,oksidator,dll),
buanganproses(Gasbuang,hasilsamping) dan produk sisa prosesindustri (limbah).

6|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


Jenis plastik sendiri beraneka ragam, ada Polyethylene, Polypropylen,
Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Secara umum plastik
tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang
disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat
tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan
kanker. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat
berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang
mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak
larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun
feses (kotoran).
Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh
dapat memicu munculnya kanker. Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan,
polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf
pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan
dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker
karena sifatnya yang sangat beracun.Masing-masing jenis plastik mempunyai
tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik dan bahan kimia
penyusunnya. Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu
oleh beberapa hal, yaitu panas, asam dan lemak. Jadi, sebaiknya sayur bersantan,
susu dan buah-buahan yang mengandung asam organik tidak dibungkus plastik
dalam keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu
lama.Penggunaan plastik boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam
keadaan dingin.

Namun demikian memang ada plastik khusus yang bertuliskan tahan


lemak dan tahan dingin. Akan tetapi tetap saja Plastik jenis ini hanya boleh
dipakai selama bahan yang dimasukkan tidak panas. Semakin tinggi suhu
makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan
ini. Apalagi bila makanan berbentuk cair seperti bakso, mie ayam, sup, sayuran
berkuah dan sebagainya. Saat makanan panas ini dimasukkan ke dalam plastik,

7|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan tipis. Inilah tanda terputusnya ikatan-
ikatan monomer.

Yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan adalah Polyethylene


yang tampak bening, dan Polypropylen yang lebih lembut dan agak tebal. Poly
Vinyl Chlorida (PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus permen, pelapis kertas
nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan. Sedangkan Vinylidene
Chloride Resin dan Poly Vinyl Chlorida (PVC) bila digunakan mengemas bahan
yang panas akan tercemar dioksin, suatu racun yang sangat berbahaya bagi
manusia.Dioksin ini bersifat larut dalam lemak, maka terakumulasi dalam pangan
yang relatif tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar (97,5%) ke dalam
produk pangan secara berurutan konsentrasinya yaitu daging, produk susu, susu,
unggas, daging babi, daging ikan dan telur. Oleh karena itu penggunaan plastik ini
sering digunakan sebagai pembungkus permen, pelapis kertas nasi dan bahan
penutup karena amat tipis dan transparan.

C. Pengolahan Limbah Industri Plastik

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta


aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan.
Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering
disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan
lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan
makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak
terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga
menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke
lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah ), yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang

8|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi
pengolahan limbah

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang
keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai.
Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini
tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi
limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini
dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang
ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan
baku yang baru.

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan
kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yakni :

1. Plastik yang bersifat thermoplastic


Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses
menjadi bentuk lain. thermoplastic adalah Plastik yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
2. Plastik yang bersifat thermoset.
Thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus


meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan
plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar
136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam
kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai
konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut
Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap
rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata

9|keselamatan kerja dalam pengolahan industri plastik.


setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah
tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara
lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air,
maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi
lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-
bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini
sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik
itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara
sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak
bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa
menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita
temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita
mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse)
kantung plastik yang disimpan di rumah.

Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah


plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan
lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih
berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga
kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung
plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia
melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik
yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu
dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah
yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk
Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk
informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan
membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan
dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

10 | k e s e l a m a t a n k e r j a d a l a m p e n g o l a h a n i n d u s t r i p l a s t i k .
Selain itu pengelolaan limbah plastik juga menggunakan metode recycle
(daur ulang). Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan
plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse ) maupun daur ulang (recycle ). Di
Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya
adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya
tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek
pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan
untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar
(Syafitrie, 2001). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya
dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu
limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam
bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus
homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk
mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui
tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan
zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al. ,1995).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di


Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan
secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat
dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga
pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan
biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang
plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang


plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat
diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran
dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie,
2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku

11 | k e s e l a m a t a n k e r j a d a l a m p e n g o l a h a n i n d u s t r i p l a s t i k .
di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE),
polipropilena (PP), dan asoi.

12 | k e s e l a m a t a n k e r j a d a l a m p e n g o l a h a n i n d u s t r i p l a s t i k .
BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa.
Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya
adalah penerapan teknologi, terutamateknologi yang sudah maju dan mutakhir.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.Keselamatan kerja
adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat
pada umumnya (Su’mamur, 1981).
Bahanindustri yang dapat menyebabkan penyakit dapat berupa berupa zat
padat, cair maupun gas. Dan zat tersebut bisa berada di dalam bahan baku, bahan
tambahan ,bahanyangmembantu proses(katalisator,pelarut,oksidator,dll),
buanganproses(Gasbuang,hasilsamping) dan produk sisa proses industri (limbah)
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan
plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse ) maupun daur ulang (recycle ).

B. Saran

Industri plastik merupakan salah satu industri yang dalam prosesnya


menghasilkan limbah yang masih sering dipermasalahkan, dan mempunyai
konsekuensi dapat mencemari lingkungan yang ada disekitarnya baik melalui air,
tanah dan udara. Oleh karena itu, dalam industri plastik selain memperhitungkan
keuntunganya, perlu juga diperhitungkan kerugian yang dapat ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA

13 | k e s e l a m a t a n k e r j a d a l a m p e n g o l a h a n i n d u s t r i p l a s t i k .
Maurits, L. S., 1999, Manajemen Penerapan Hiperkes di Perusahaan dan Rumah
Sakit, Naskah Seminar Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan
Kesehatan Kerja dan Menyongsong Akreditasi Rumah Sakit.
Rohery, B., 1985, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, PT Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.
Soegiarto, _, Diktat Kuliah Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan,
Suma’mur, 1981, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT Toko
Gunung Agung, Jakarta.

14 | k e s e l a m a t a n k e r j a d a l a m p e n g o l a h a n i n d u s t r i p l a s t i k .

Anda mungkin juga menyukai