Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HIGIENE INDUSTRI

“KONSEP HIGIENE INDUSTRI”

Disusun oleh :
Kelompok 3

Atikah Qurratul Aini 2011211027


Asha Firnandia 2011212030
Muhammad David Ewaldo 2011212018
Silvia Maharani Wineti 2011212041

Dosen Pengampu :
Fitriyani, SKM., MKKK.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2023
Kata Pengantar

Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Konsep Higiene Industri” denganbaik.

Kelompok sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada
dosen mata kuliah Higiene Industri yakni Ibu Fitriyani, SKM., MKKK yang
bersedia mengampu kelompok dalam penyusunan makalah ini. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Konsep Higiene Industri”.

Kelompok menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah Kami buat di masa yang
akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapa
pun yang membacanya. Sebelumnya Kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatian Ibu Kamiucapkan terima
kasih.

Padang, 30 April 2023

Kelompok 3

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i


BAB I Pendahuluan ................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Higiene Industri .............................................................................................. 4
2.2 Antisipasi.......................................................................................................................... 4
2.3 Rekognisi.......................................................................................................................... 5
2.4 Evaluasi ............................................................................................................................ 6
2.5 Pengendalian .................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 10

1
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Konsep higiene industri berasal dari kebutuhan untuk memastikan kebersihan


dan keamanan di lingkungan kerja yang berpotensi mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan karyawan serta masyarakat yang terlibat dalam produksi dan
penggunaan produk industri. Seiring dengan perkembangan industri dan teknologi,
semakin banyak bahan kimia dan zat berbahaya yang digunakan dalam proses
produksi, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan kesehatan dan
lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa lingkungan kerja
diindustri aman dan bersih, sehingga karyawan dan masyarakat sekitar tidak
terkena dampak negatif dari kegiatan industri.

Konsep higiene industri mencakup berbagai hal, seperti pengelolaan limbah dan
bahan kimia, pengendalian infeksi, kebersihan dan sanitasi, penggunaan alat
pelindung diri, serta pengendalian lingkungan dan suhu. Semua hal ini bertujuan
untuk memastikan keamanan dan kesehatan karyawan dan masyarakat serta
menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Potensi bahaya terdapat hampir di setiap tempat dimana dilakukan suatu


aktivitas baik di rumah, di jalan maupun di tempat kerja. Apabila potensi bahaya
tersebut tidak dilakukan dengan tepat akan menyebabkan kelelahan, kesakitan,
cedera atau bahkan kecelakaan yang serius. Dalam Undang-Undang (UU) No.1
Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pengurus perusahaan
mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat kerja yang memenuhi syarat
keselamatan dan kesehatan yang ditetapkan baginya. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi biaya-biaya perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan sakit,
meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan moral dan hubungan atau relasi
perusahaan/industry yang lebih baik.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Higiene Industri?

2. Apa pengertian dari Antisipasi pada konsep higiene industri?

3. Apa pengertian dari Rekognisi pada konsep higiene industri?

4. Apa pengertian dari Evaluasi pada konsep higiene industri?

5. Apa pengertian dari Pengendalian pada konsep higiene industri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari konsep Higiene Industri

2. Untuk mengetahui dan memahami langkah Antisipasi pada konsep higiene industri

3. Untuk mengetahui dan memahami langkah Rekognisi pada konsep higiene industri

4. Untuk mengetahui dan memahami langkah Evaluasi pada konsep higiene industri

5. Untuk mengetahui dan memahami langkah Pengendalian pada konsep higiene industri

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Higiene Industri


Higiene industri adalah praktik dan kebijakan yang bertujuan untuk memastikan
kebersihan, keamanan, dan kesehatan di lingkungan kerja industri. Tujuan utama dari
higiene industri adalah untuk melindungi karyawan dan masyarakat dari risiko dan bahaya
yang terkait dengan kegiatan industri dan untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan aman dan berkualitas. Higiene industri mencakup berbagai hal, seperti
pengelolaan limbah dan bahan kimia, pengendalian infeksi, kebersihan dan sanitasi,
penggunaan alat pelindung diri, serta pengendalian lingkungan dan suhu. Semua hal ini
bertujuan untuk memastikan keamanan dan kesehatan karyawan dan masyarakat serta
menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Dengan menerapkan praktik higiene industri yang baik, perusahaan dapat
meminimalkan risiko terhadap karyawan dan masyarakat serta memastikan keberlanjutan
produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini juga dapat membantu
perusahaan untuk memenuhi standar dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan
badan pengawas terkait.

2.2 Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat
kerja yang dilakukan pada tahap awal higiene industri di tempat kerja. Tujuan antisipasi
adalah untuk mengetahui potensi bahaya dan risiko, mempersiapkan tindakan yang
perlu dilakukan sebelum memasuki area kerja dan memulai proses produksi, dan
memperkecil kemungkinan risiko yang terjadi pada saat memasuki area pekerjaan atau
suatu proses dijalankan. Hal yang penting dari antisipasi adalah informasi, contohnya
informasi terkait bangunan tempat kerja, mesin yang digunakan, proses kerja dari mesin
dan alat produksi, bahan baku produksi yang digunakan, dan lain-lain. Fokus dari
semua informasi ini adalah diketahuinya potensi bahaya serta risiko baik untuk
kesehatan ataupun keselamatan kerja.
Pengetahuan dan pengertian tentang potensi bahaya, stres kerja dan riwayat
kejadian sebelumnya di tempat kerja dapat dijadikan sebagai dasar antisipasi di tempat
kerja. Selain itu hasil penelitian, dokumen perusahaan dan survei lapangan adalah

4
informasi awal yang dapat dikumpulkan dalam langkah antisipasi. Informasi yang
diperoleh selanjutnya akan dianalisis serta didiskusikan dengan pihak terkait dan dari
kegiatan tersebut. Hasil antisipasi yaitu berupa daftar potensi bahaya dan risiko yang
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis potensi bahaya, lokasi atau unit, kelompok
pekerja atau berdasarkan pada tahapan proses produksi.
Tahapan melakukan antisipasi terdiri dari 3 langkah. Langkah pertama
merupakan pengumpulan informasi melalui studi literatur, penelitian terkait, dokumen
perusahaan, survei lapangan, legislasi yang berlaku, ataupun pengalaman-pengalaman
pada masa lalu. Langkah selanjutnya adalah analisis dan diskusi dengan pihak yang
terkait yang berkompeten. Tahap terakhir yaitu pembuatan hasil dari antisipasi.
Adapun cara-cara melakukan antisipasi kemungkinan-kemungkinan potensi
bahaya kerja antara lain :
1. Menentukan lingkup masalah K3 yang akan dibahas :
a. Area atau wilayah kerja
b. Jenis-jenis bahaya kerja yang akan timbul
c. Pekerja yang akan terkena bahaya
2. Mengumpulkan data potensi bahaya berdasarkan atas :
a. Data primer : hasil-hasil observasi, hasil sampling dan pengujiannya, hasil
analisis kuesioner yang telah disebar sebelumnya.
b. Data sekunder : hasil riset yang relevan dengan konteks K3, studi literatur,
kajian terhadap berbagai laporan penelitian lainnya.
3. Membuat laporan tertulis yang berisi antara lain :
a. Berupa daftar seluruh potensi bahaya
b. Hasil analisa data berupa matriks yang menghubungkan antara faktor
lingkungan kerja dengan bahaya atau tidak ada bahaya.

2.3 Rekognisi
Rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih
detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis
sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Pada
tahap rekognisi, kita biasanya melakukan pengukuran untuk mendapatkan informasi
tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur serta sifat.
Tujuan rekognisi adalah untuk mengetahui karakteristik suatu bahaya secara

5
menyeluruh, mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko, mengetahui proses
kerja yang berisiko, dan mengetahui berapa pekerja yang terpapar risiko bahaya.
Apabila di tahapan antisipasi kita hanya memprediksi bahaya maka di tahap rekognisi
ini kita sudah harus mengetahui detail terkait dengan bahaya serta risiko yang ada.
Pengenalan dilakukan dengan mempelajari setiap proses yang meliputi bahan-
bahan baku, bahan pembantu, produk antara, bahan buangan, hasil produksi, hasil
samping, sisa-sisa produksi, dan keadaan produksi serta peralatan bantu. Pengenalan
potensi bahaya di tempat kerja dapat dilihat dengan menggunakan flow cart
diagram/diagram alir proses produksi. Flow cart diagram proses dan operasi produksi
berisi :
1. Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, sisa-sisa produksi, bahan buangan,
hasil samping, dan hasil produksi.
2. Kondisi operasi seperti suhu dan tekanan.
3. Jumlah tenaga kerja.
4. Teknologi pengendalian yang telah diterapkan dan alat pelindung diri yang
tersedia.

Bila semua informasi tersedia, menggunakan flow cart diagram dilakukan


“walk through survey” atau “industrial hygiene survey” dengan cara berjalan melintasi
tahap proses produksi, dimulai sejak bahan baku masuk sampai produk akhir
dihasilkan, dikemas dan masuk gudang. Walk through survey merupakan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi paparan bahaya potensial yang ada di tempat kerja
secara langsung, biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali oleh safety officer,
perwakilan manajemen, perwakilan pekerja dan security.

2.4 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan metode
yang lebih spesifik. Evaluasi faktor bahaya lingkungan menilai secara kuantitatif
tingkat faktor bahaya lingkungan dengan cara pengukuran, pengambilan contoh uji,
pengujian dan analisis laboratorium yang dilakukan dengan peralatan, metode dan
prosedur standar yang hasilnya dapat mencerminkan tingkat keterpaparan dan
permasalahan teknis yang diuji. Manfaat evaluasi diantaranya adalah:

6
a. Mengetahui tingkat keterpaparan dari tenaga kerja dan adanya tenaga kerja yang
terpapar pada sesuatu faktor bahaya yang melampaui nilai ambang batas (NAB).
b. Mengetahui adanya potensi kecelakaan pada sesuatu alat produksi tanpa pengaman.
c. Mengetahui efektivitas alat penanggulangan.
d. Membantu diagnosis penyakit akibat kerja.
Tujuan evaluasi diantaranya adalah:
a. Engineering Surveilance
Sebagai monitor keefektifan alat-alat penanggulangan untuk mengetahui
kemampuan alat produksi dalam mengurangi faktor bahaya lingkungan.
b. Legal Surveilance
Sebagai inspeksi kondisi lingkungan untuk melihat penerapan undang-undang
tentang higiene perusahaan.
c. Epidemiologi dan penelitian medis
Digunakan untuk mengetahui kadar representatif kondisi lingkungan dimana tenaga
kerja melakukan pekerjaan. Contoh : mengukur kebisingan dengan sound level
meter, pengukuran kadar debu/partikel dengan menggunakan digital dust indikator,
melakukan pengukuran pencahayaan dengan menggunakan Lux Meter dan
sebagainya, hasil dari pengukuran ini dibandingkan dengan peraturan-peraturan
pemerintah yang berlaku, apakah melebihi nilai ambang batas atau tidak.

2.5 Pengendalian
Pengendalian dilakukan jika hasil evaluasi terdapat pengukuran yang melebihi nilai
ambang batas. Pengendalian dapat menggunakan metode hierarki pengendalian yaitu :
a. Eliminasi
Eliminasi merupakan pengendalian adanya bahaya di tempat kerja dengan
menghilangkan salah satu material, proses agar produk yang dihasilkan baik.
b. Substitusi
Substitusi atau penggantian merupakan cara terbaik untuk mengatasi pajanan
bahaya kerja yang ada yaitu penggantian bahan, alat atau cara kerja yang bahaya
dengan kurang berbahaya, misal produk roda giling yang mengandung silika diganti
dengan cara melapisinya dengan bahan aluminium oksida, alat penyemprot manual
diganti dengan penyemprot listrik atau vakum untuk mengurangi kuantitas uap
penyemprotan yang berlebihan.

7
c. Rekayasa teknik
Rekayasa teknik merupakan suatu langkah memodifikasi bahaya, baik modifikasi
pada lingkungan kerja, ataupun alat-alat kerja.
d. Administrasi
Pengendalian administratif yaitu dengan memanfaatkan interaksi antara si pekerja
dengan alat- alat yang digunakan maupun lingkungan kerja, contohnya mengatur
shift kerja, memberikan pelatihan kepada pekerja dan sebagainya.
e. APD (Alat Pelindung Diri)
Jika pengendalian bahaya kerja pada sumbernya atau pada jalur penyebarannya
tidak memungkinkan atau sangat dibutuhkan perlindungan tambahan yang lebih
ketat, maka alat pelindung diri yang digunakan secara individual merupakan solusi
yang tepat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep higiene industri sangat penting dalam lingkungan kerja industri untuk memastikan
keamanan dan kesehatan karyawan serta masyarakat yang terlibat dalam produksi dan
penggunaan produk industri. Dalam konsep higiene industri terdapat empat langkah utama,
yaitu antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian, yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dan bahaya di lingkungan kerja.

Praktik higiene industri yang baik mencakup berbagai hal, seperti pengelolaan limbah dan
bahan kimia, pengendalian infeksi, kebersihan dan sanitasi, penggunaan alat pelindung diri,
serta pengendalian lingkungan dan suhu. Semua hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan
dan kesehatan karyawan dan masyarakat serta menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Dengan menerapkan praktik higiene industri yang baik, perusahaan dapat memastikan
keberlanjutan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, memenuhi standar dan
regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan badan pengawas terkait, serta memberikan
dampak positif pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sangat penting bagi
perusahaan untuk memperhatikan konsep hygiene industri dan menerapkannya secara
konsisten dan terus-menerus.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Keterbatasannya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis ini banyak berharap para pembaca yang Budiman untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan selanjutnya.

9
Daftar Pustaka
Setyaningsih, Yuliani. (2018). Buku Ajar Higiene Industri. Semarang : FKM Undip Press.
Diakses melalui
http://eprints.undip.ac.id/79167/1/buku_ajar_higiene_industri__revisi1_yuliani_fkm_2.pdf
pada 29 April 2023 pukul 12.52 WIB.

Rizal, Reda. (2015). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Industri. Jakarta :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta.

Yuliani Setyaningsih. 2018. Higiene Lingkungan Industri. Semarang : FKM Undip Press.
Melalui
http://eprints.undip.ac.id/79167/1/buku_ajar_higiene_industri__revisi1_yuliani_fkm_2.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai