Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMEDIK 1

Disusun Oleh :

RATRI ZAHRA NURCAHYANI

NIM : 20210301113

Dosen Pembimbing :

SEPRIANTO, S.Pi, M.Si

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BEKASI

2022

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….4


1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum………………………………………………………...4

BAB II PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM…………………………………....5

2.1 Tujuan Alat-alat Praktikum…………………………………………………………….5

2.2 Prinsip Alat-alat Praktikum…………………………………………………………….5

2.3 Alat-Alat Praktikum……………………………………………………………………5

2.4 Pembahasan…………………………………………………………………………….8

BAB III PEMBUATAN MEDIA…………………………………………………………..11

3.1 Penjelasan Pembuatan Media…………………………………………………………11

3.2 Metode Percobaan…………………………………………………………………….11

3.3 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………...13

BAB IV PENANAMAN BAKTERI PADA MEDIA CAIR……………………………...15

4.1 Penjelasan Penanaman Bakteri Pada Media Cair……………………………………..15

4.2 Metode Percobaan…………………………………………………………………….16

4.3 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………...17

BAB V PEWARNAAN GRAM…………………………………………………………….18

5.1 Penjelasan Pewarnaan Gram………………………………………………………….18

5.2 Metode Percobaan…………………………………………………………………….19

5.3 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………...20

BAB VI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN DENGAN CAKRAM……………………21

6.1 Penjelasan Penghambat Pertumbuhan Dengan Cakram………………………………21

6.2 Metode Percobaan…………………………………………………………………….21

2
6.3 Hasil dan Pembahasan…………………………………………………...……………23

BAB VII PENGAMATAN STRUKTUR JAMUR DAN PARASIT………….………….25

7.1 Penjelasan Penghambat Pertumbuhan Dengan Cakram…………………….………...26

7.2 Metode Percobaan…………………………………………………………….………26

7.3 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………….….….27

BAB VIII PROTOZOA PARASIT……………………………………………………...…28

8.1 Penjelasan Protozoa Parasit………………………………………………………...…28

8.2 Metode Percobaan………………………………………………………………...…..28

8.3 Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………...29

BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………………30

9.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………....30

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….32

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan ini berisi penjelasan secara mendetail proses pembuatan media,
inokulasi, pengujian biokima serta analisis identifikasi mikroba di laboratorium.
Teknik dasar laboratorium mikrobiologi dapat memberikan keterampilan kepada
mahasiswa dalam hands on menggunakan alat – alat untuk praktikum dan penelitian.
Pembahasan bagaimana cara penanganan sampel lingkungan untuk uji mikrobiologi
yang baik dan benar mulai dari pengambilan sampel dari lapangan sampai tiba di
laboratorium, sebagai tindakan meminimalkan populasi mikroba yang terdapat dalam
sampel yang akan dianalisis. Sampel yang dinalisis di laboratorium juga melalui
serangkain persiapan mulai dari prekultur, pengenceran sampel sebelum diinokulasi
ke media tumbuh serta peremajaan koloni dan masuk ketahapan pengujian biokimia
untuk melihat karakteristik mikroba yang terdapat dalam sampel. Hal ini yang
digunakan oleh para peneliti untuk melakukan identifikasi secara manual mikroba
yang diperoleh dengan melihat metabolisme sel, akan tetapi saat ini sudah
berkembangkan ketahapan molekuler.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum


Tujuan dari praktikum adalah mengenal alat-alat laboratorium beserta
fungsinya dan mengetahui cara menggunakan alat-alat leboratorium dalam praktikum
Mikrobiologi. Dan dari praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
melaksanakan praktikum-praktikum selanjutnya maupun penelitian

4
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM

2.1 Tujuan:
1. Mengenalkan kepada mahasiswa alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
2. Menjelaskan prinsip kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum

2.2 Prinsip:

Laboratorium Mikrobiologi harus mempunyai sejumlah alat yang dapat


menunjang proses praktikum dan penelitian di dalamnya. Di antara alat-alat
tersebut, ada alat-alat yang khusus digunakan di dalam Laboratorium
Mikrobiologi dan ada juga yang tidak. Alat-alat tersebut antara lain autoklaf,
oven, incubator statis, shaker incubator atau incubator kocok, waterbath shaker,
vorteks, desikator, transfer box, anaerobic jar, sentrifugator, dan spektofotometer.
Beberapa alat yang digunakan dalam proses praktikum mirkobiologi. Mahasiswa
diwajibkan untuk mengetahui jenis-jenis alat dan prinsip kerjanya yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi.

2.3 Alat-alat:

Beberapa alat-alat yang digunakan selama praktikum Biomedik 1

1. Penjelasan mengenai beberapa alat dan prinsip kerjanya


No. Nama Alat Gambar Kegunaan
1. Jarum Untuk melakukan inokulasi
ose/sengkelit/loop

2. Jarun enten Untuk menanam mikroba

3. Objek glass dan Untuk menempakan objek


cover glass dibawah mikroskop

5
4. Spreader/batang Untuk menanam mikroba
bengkok/batang dengan cara sebar
Drigalsky
5. Bunsen Untuk pemanasan, sterilisasi,
pembakaran

6. Cawan Petri Untuk membiakan sel

7. Tabung reaksi Untuk menampung reaksi


kimia dalam skala medium

8. Tabung Erlenmayer Untuk wadah pencampuran


larutan

9. Mikropipet Untuk memindahkan cairan


dalam jumlah kecil

10 Shaker incubator Untuk mengocok suatu


campuran bahan kimia yang
memerlukan temperature dan
kecepatan
11. Incubator Untuk menginkubasi
mirkoba pada suhu yang
terkontrol
12. Mikroskop Untuk mengamati objek
yang ukurannya sangat kecil

6
13. Autoklaf Untuk mensterilkan suatu
alat dengan uap bersuhu

14. Timbangan Untuk menimbang massa


berat benda

15. Pemanas atau Untuk mencairkan media


Microwave

16. Waterbath Untuk memanaskan cairan


dengan di rendam di airu

17. Laminar Air Flow Untuk menjaga kesterilan


(LAF) alat dan media

18. Oven Untuk memanaskan cairan


dengan di rendam di air

19. Spektrofotmeter Untuk mengukur absorbansi


dengan melewatkan cahaya

20. Vorteks Untuk menghomogenkan


larutan

21. Sentrifugator Untuk memisahkan


campuran yang tidak saling
larut

7
22. Serological pipet Untuk
mentransfer/memindahkan
larutan dalam jumlah banyak

23. Buld Untuk menyedot larutan


yang dipasang di pipet ukur

24. Timbangan analitik Untuk mengukur massa kecil


dalam rentang sub miligram

2.4 Pembahasan

Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakan laboratorium ini adalah agar
setiap praktikum mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta
perbedaan berbagai alat yang ada di laboratorium.

Jarum ose, alat berupa kawat baja berujung membulat yang digunakan untuk
mengambil mikroba yang diinkubasi, diisolasi atau di transfer ke media kultur
lain. Prinsip kerjanya Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikroba kemudian
menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati. Selain jarum ose, terdapat juga
jarum enten yang berfungsi untuk memindahkan bakteri dari media ke media
tegak.

Objek glass dan cover glass berfungsi untuk pengamatan sel bakteri dibawah
mikroskop. Selanjutnya spreader atau bias juga disebut batang bengkok sebagai
alat yang dapat meratakan bakteri di media padat.

Lampu Bunsen, adalah lampu berbahan bakar spiritus yang digunakan untuk
sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan
transfer mikroba. Lampu Bunsen ini berfungsi untuk pemijaran serta
mensterilisasikan mikroba dan mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium.

Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata.
Cawanini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.

8
Prinsip kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup
denganmenggunakan penutup cawan.

Tabung raeksi berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua
DM setelah itu lap denganlap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan
direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil


dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan
memanaskan suatu koloni. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi,
lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi,
kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate
hasil penyaringan, dan menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses
filtrasi. Selain itu juga labuerlenmeyer juga memiliki fungsi untuk menyimpan
koloni pada saat pengamatan.

Jika praktikan ingin memindahkan larutan, anda dapat menggunakan


Mikropipetatau Serological pipet. Perbedaan pada dua alat ini, Mikropipet
digunakan untuk memindahkan larutan dalam jumlah sedikit sedangkan
serological pipet untuk memindahkan larutan dalam jummlah banyak.

Kemudian incubator, incubator sebagai tempat pertumbuhan bakteri pada


suhutertentu. Terdapat juga shaker incubator yang berfungsi memperbanyak sel
dalammedia cair.

Mikroskop berfungsi untuk memperbesar objek 4 hingga 24 kali sehingga


akanmempermudah pengamatan pada objek dengan ukuran sangat kecil yang
tidak dapatdilihat oleh mata telanjang.

Autoklaf, adalah pemanasan tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertegangan tinggi. Alat kni terdiri
dari benjana tekanan tinggi yang dilengkapi monometer dan klep bahaya.
Biasanya diatur pada suhu 121 derajat celcius dan dilakukan sterilisasi alat
selama 15 menit.

9
Timbangan pada laboratorium terdapat dua jenis, timbangan biasa yang
digunakan untuk mengukur massa suatu objek menggunakan kertas timbang serta
timbangan analitik dengan fungsi untuk menimbang sebuah bahan kimia yang
akan digunakan dengan ketelitian angka hingga 4digit dan mempunyai penutup
yang terbuat dari kaca.

Adapun pemanas atau dikenal dengan sebutan microwave berfungsi untuk


memanaskan dan mencairkan media padat. Dan oven yang berfungsi untuk
memanaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek lainnya.

Waterbath digunakan untuk menghomogenkan suspense bahan terlarut dan


pelarut serta untuk menumbuhkan mikroba dan media cair dengan suhu tertentu.

Laminar Air Flow (LAF) merupakan filter khusus yang membuat ruang kerja
tetap steril dengan mengambil udara dari luar laminar untuk disaring sehingga
udara dari luar tidak dapat mengkontaminasi ruang kerja yang ada di laminar air
flow.

Alat-alat lainnya, spektrofotmeter berfungsi untuk mengukur sebuah partikel,


sentrifugator untuk memutar sample pada kecepatan tinggi, serta vortexs yang
berfungsi untuk mengaduk larutan. Jika vortexs mengaduk cairan secara otomatis,
ada juga lumping alu yang berfungsi mengaduk serta menghaluskan media secara
alami dengan sebuah tempat berbentuk mangkuk dan pengaduk sebagai
pelengkap.

Buld adalah alat yang berfungsi untuk memompa dan menghisap larutan,
biasanya dibantu dengan menyambungkan bold dengan pipet Panjang. Terakhir,
jika kalian sudah mendapatkan sample bakteri makan anda bisa mencoba
menghitung berapa banyak macam bakteri yang sudah didapatkan dengan
bantuan koloni enter, alat tersebut akan mengeluarkan cahaya yang dapat
membantu kita dalam menghitung banyaknya macam bakteri.

10
BAB III

PEMBUATAN MEDIA

3.1 Penjelasan Pembuatan Media (Na dan Nb)


Tujuan:
Mahasiswa dapat memahami dan mengerjakan cara-cara mempersiapkan alat,
membuat media dan larutan pengencer yang akan digunakan dalam pengerjaan
mikrobiologi, serta dapat melakukan sterilisasi terhadap alat, media dan larutan
pengencer tersebut.
Kompetensi Dasar:
Melakukan secara langsung proses pembuatan media biakan mikroba, baik
berbentuk padat maupun cair (broth) dan mengetahui cara-cara sterilisasi baik cara
Fisik maupun cara Kimia.
Teori Umum:
Pembuatan Media
Media pertumbuhan merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam pertumbuhannya. Di dalam media pertumbuhan terkandung
berbagai komponen nutrisi sepertigula, amilum, protein, mineral dll. Komponen
tersebut ada yang makro elemen dan mikroelemen. Makro elemen adalah komponen
yang banyak dibutuhkan mikroorganisme sedangmikro elemen adalah komponen
yang sedikit dibutuhkan mikroorganisme tapi mempunyai peran penting dalam
pertumbuhan mikroba. Media pertumbuhan bisa berbentuk padat karena dicampur
dengan serbuk Agar disebut Nutrien Agar (NA), dan ada yang berbentuk cair disebut
Nutrient Broth (NB). Media pertumbuhan dan larutan pengencer dapat dibuat dengan
cara menimbang sesuai dengan prosedur kemudian memanaskannya sambil diaduk
hingga larut atau larutan hampir mendidih.

3.2 Metode Percobaan

3.2.1 Waktu dan tempat


Percobaan menanam pertumbuhan bakteri ini dilaksanakan pada tanggal 6 Desember
2021 di kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.

11
3.2.2 Alat dan Bahan:
Pembuatan Media
Alat:
a. Erlenmeyer 100 ml,250 ml.
b. Gelas ukur 100 ml
c. Timbangan dan kertas timbang
d. Hotplate dan Stirrer Bar
e. Spatula
f. Kaca Arloji
g. Tabung Reaksi
h. Cawan Petri
i. Labu ukur
j. Aluminium foil, kapas berlemak, tali kasur, kertas label dan gunting
k. Kaki tiga, kassa asbes, lampu spiritus, lap tangan.
l. Timbangan listrik.

Bahan:
1. Media biakan padat (NA = Nutrient Agar, PDA=Potato Dextro Agar, NaCl atau
lainnya)
2. Media biakan broth (Sukrosa broth atau lainnya)
3. Akuades
4. Aluminium Foil
5. Kapas
6. Kain Kassa
3.2.3 Prosedur kerja:
Membuat medium umum untuk bakteri (Nutrient Agar/NA dan Nutrien
Broth/NB)
1.) Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada takaran
yang tertera pada kemasan)
2.) Larutkan 20 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam 1000 ml akuades
3.) Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga mendidih
(larutan terlihat jernih)
4.) Dinginkan dan dituang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta disterilisasi
dengan autoklaf
12
3.3 Hasil dan Pembahasan
3.3.1 Hasil Percobaan

Nutrient Agar (Na) Nutrient Broth (Nb)

3.3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media. Media/medium ini


digunakan sebagai tempat untuk mengembangbiakkan bakteri dan fungi, medium ini
harus dalam keadaan steril dan mengandung semua unsur hara dan senyawa organic
seperti air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor electron sumber mineral,
factor pertumbuhan, dan nitrogen.

Media yang dibuat dalam praktikum ini adalah media umum, yaitu media NA
(Nutrient Agar) yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri, media NA
merupakan campuran ekstrak daging dan pepton.

Dalam pembuatan media NA (Nutrient Agar), ditimbang serbuk NA sebanyak


6,9679, kemudian dilarutkan dengan batang pengaduk menggunakan aquadest sampai
250 Ml sesuai dengan garis yang ada di erlenmayer, dalam pelarutannya harus dibantu
dengan elemen panas yang dalam praktikum ini digunakan microwave, hal ini
dilakukan karena jika dilarutkan hanya dengan menggunakan batang pengaduk maka
serbuk NA sulit untuk larut sempurna sehingga terdapat gumpalan-gumpalan kecil.
Setelah dipanaskan dapat terlihat media NA berwarna kuning jernih, kemudian
dituangkan ke dalam tabung reaksi sebanyak kurang lebih 5 Ml, kemudian tabung
reaksi dan erlenmayer di tutup dengan penutup ini harus tepat, setelah itu mulut
erlenmayer dan tabung reaksi yang sudah di tutup dengan penutup, dilapisi dengan
alumunium foil, hal ini berguna agar saat sterilisasi, uap air di dalam autoclave tidak

13
menetes pada media dan mencegah terjadinya kontaminasi media oleh mikroba lain
setelah di sterilisasi.

Selanjutnya media NA yang tersisa dalam erlenmayer beserta dengan yang ada
dalam tabung reaksi di masukkan kedalam autoclave kemudian di sterilisasi selama
15 menit pada suhu 121℃ dengan tekanan 1 atm, sebelum disterilisasi semua media
di beri label indicator sebagai penanda bahwa alat tersebut sudah steril kemudian
dimasukkan kedalam kantong tahan panas.

Media NA dalam erlenmayer yang sudah di sterilisasi di biarkan mendingin


dan memadat kemudian di miringkan lalu dibiarkan memadat dan dingin. Setelah
semua media memadat, selanjutnya media-media tersebut di inkubasi. Media-media
tersebut siap dipakai, sebelum digunakan harus di panaskan terlebih dahulu agar encer
Kembali dan mudah dikeluarkan.

14
BAB IV

PENANAMAN BAKTERI PADA MEDIA CAIR

4.1 Penjelasan penanaman bakteri media cair

Tujuan:

Mahasiswa dapat melakukan teknik kerja secara aseptik dan dapat melakukan
inokulasi dengan baik, secara goresan maupun tusukan, pada media padat.

Prinsip:

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan mikroorganisme, baik


kapang, khamir maupun bakteri. Mikroorganisme itu ada yang patogen (penyebab
penyakit) maupun tidak patogen. Untuk memudahkan mempelajari maupun mendiagnosa
mikroorganisme tersebut, kita harus melakukan isolasi mikroorganisme dari habitatnya.
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tersebut dari
lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lainnya.
Untuk mengisolasi mikroorganisme, maka ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu : 1)
menuang media padat (agar) pada cawan petri, dan 2) inokulasi sampel/bahan pada
media padat/agar.

Baru kemudian mikroorganisme dapat diisolasi. Inokulasi adalah menanam inokula


secara aseptik ke dalam media steril. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba
atau biakan mikroba, baik dalam keadaan cair maupun padat. Inokulasi pada media padat
dapat dilakukan dengan cara penggoresan (streak plate) atau tusukan dan secara
penuangan (pour plate). Semua pengerjaan mikrobiologi (seperti: pengambilan sampel,
inokulasi, isolasi, pengenceran dll), harus dilakukan secara aseptik, untuk menghindari
segala kemungkinan kontaminasi. Udara ruangan tempat bekerja, tangan, rambut, dan
pakaian dari praktikan, merupakan sumber kontaminasi. Sehingga dianjurkan untuk
mencuci tangan dengan cairan desinfektan sebelum bekerja dan tidak berbicara selama
melakukan inokulasi. Bekerjalah di sekitar nyala api biru dari pembakar Bunsen yang
memberikan daerah “steril” dalam radius 20 cm. Bila suatu pengerjaan aseptik telah
selesai, perkecil api bunsen dan matikan. Sebelum meninggalkan laboratorium, cucilah
tangan memakai cairan desinfektan dan sabun, lalu bilas dengan air ledeng.

15
4.2 Metode Percobaan

4.2.1 Waktu dan tempat

Percobaan menanam pertumbuhan bakteri ini dilaksanakan pada tanggal 6 Desember


2021 di kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.

4.2.2 Alat dan Bahan:

Bahan-bahan

1. Biakan murni Escherichia coli

2. Medium LB agar tegak, miring

3. Medium LB cair

4. Sampel Tanah

Alat-alat

1. Jarum ose/sengkelit/loop
2. Tabung reaksi
3. Shaker incubator

4.2.3 Prosedur Kerja

`Inokulasi Bakteri dari Alam dengan pengenceran bertingkat

1. Siapkan 5 gr bahan sampel, tumbuk menggunakan mortar sampai halus, masukkan ke


dalam larutan pengencer aquades 5 ml yang sebelumnya telah disiapkan, godok/kocok
sampai merata selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1

2. Pipet 1 ml dari 10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan
pengencer, selanjutnya disebut pengencerna ke dua 10-2 lakukan sampai pengenceran
terakhir yaitu 10-5

3. Ambil 0,1 ml pada pengenceran 10-5 , 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri
yang telah berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan Batang L yang telah
disterilkan atau dengan cara mengoyangkan ke seluruh permukaan media, dan diinkubasi
selama 2 hari (Metode tuang / spread).

4. Lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni

16
4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Hasil Pengamatan

Inokulasi bakteri pengenceran bertingkat Media padat metode tuang/spread

No Kode Sample Bentuk Koloni Warna Koloni Jumlah Koloni


1. NA Bundar dengan tepian Putih 26
menyebar

4.3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang pengenceran bertingkat dan Teknik
inokulasi pada bakteri. Setelah proses pengenceran selesai lalu masuk ke proses
penanaman bakteri. Dimulai dari pengenceran 10^-5. Ambil 1 ml dari 10^-5 masukkan
ke cawan petri secara duplo, pada cawan petri 10^-5 yang pertama masukkan 1 ml tadi
kemudian putar dengan membentuk angka delapan, lalu kelilingi mulut cawan petri
dengan plastic wrap sampai rapat. Proses inokulasi penanaman bakteri dilakukan 1x24
jam.

17
BAB V

PEWARNAAN GRAM

5.1 Penjelasan Pewarnaan Gram

Tujuan:

Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan gram pada bakteri untuk memisahkan


bakteri gram negatif dan positif.

Prinsip:

Untuk mengetahui nama jenis atau spesies suatu mikroorganisme perlu


dilakukan identifikasi. Salah satu tahap untuk identifikasi adalah pengecatan sel. Sel
bakteri tidak berwarna, sehingga sukar untuk diamati secara langsung. Untuk
mempermudah pengamatan morfologi, struktur, sifat-sifat bakteri diperlukan
pewarnaan atau pengecatan untuk membantu identifikasinya.

Pengecatan kuman bakteri ada beberapa macam, yaitu :

1. Pengecatan negatif
Pengecatan dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat dan sel bakteri itu
sendiri tidak terwarnai. Pewarnaan ini memakai zat warna negrosin /tinta bak.
2. Pengecatan sederhana
Pengecatan dilakukan dengan memakai satu macam larutan cat ( zat warna biru
metilen/Kristal violet) Sel bakteri akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang
dipakai.
3. Pengecatan diferensial Pengecatan ini dilakukan memakai beberapa larutan zat
warna/cat, dengan pengecatan ini bakteri dapat dikelompokkan dalam suatu
kelompok tertentu. Misal pengecatan Gram, pengecatan tahan asam.
4. Pengecatan khusus. Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel
bakteri yang tidak bisa diwarnai dengan pewarnaan biasa.
Contoh: pewarnaan spora. Preparat yang diwarnai kristal violet akan
menyebabkan semua bakteri menjadi ungu (zat warna akan diserap dinding sel
dan protoplasma). Pemberian lugol menyebabkan terbentuknya kompleks ungu-
kristal iodium yang berwarna ungu tengguli. Pencucian dengan alcohol

18
menyebabkan diferensiasi dari 2 macam bakteri, bakteri yang tetap berwarna
ungu dan bakteri yang tidak berwarna (sebab zat warna dilarutkan oleh alkohol
dan keluar dari sel bakteri). Fukhsin sebagai pewarna kontras akan mewarnai
bakteri Petunjuk yang tidak berwarna menjadi merah
5.2 Metode Percobaan
5.2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan pewarnaan gram ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021 di
kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.
5.2.2 Alat dan Bahan:
Bahan:

1. Biakan bakteri gram positif dan negatif


2. Crystal violet (Gram A)
3. Larutan Iodin (Gram B)
4. Alkohol 96% (Gram C)
5. Safranin (Gram D)
6. Akuades
7. Minyak immersi
Alat :
1. Mikroskop cahaya
2. Bunsen
3. Kaca obyek
4. Pipet tetes
5.3.3 Prosedur kerja:
1. Ambil biakan murni bakteri dengan jarum ose secara aseptis
2. Letakkan bakteri pada kaca obyek yang sebelumnya diberi tetesan aquadest steril,
ratakan .
3. Fiksasi bakteri dengan melewatkan kaca obyek pada Bunsen beberapa kali.
4. Teteskan crystal violet pada bakteri, diamkan selama 30-60 detik.
5. Buang sisa pewarna dan cuci preparat dengan air mengalir
6. Teteskan larutan iodin, diamkan 1-2 menit.
7. Cuci kembali dengan air mengalir
8. Lakukan decolorisasi dengan menambahkan alkohol pada preparat dan diamkan
selama 20 detik.

19
9. Cuci kembali dengan air mengalir
10. Tambahkan safranin, dan diamkan selama 10-20 detik.
11. Cuci dengan air mengalir.
12. Kering anginkan preparat hingga kering
13. Amati preparat pada mikroskop dengan perbesaran 1.000X. Pengamatan dengan
perbesaran ini harus menggunakan minyak immersi.
14. Catat hasil pengamatan.
5.3 Hasil dan Pembahasan
5.3.1 Hasil Percobaan

Bakteri Gram Negatif (Basil) Bakteri Gram Positif (Coccus)

5.3.2 Pembahasan

Mikroorganisme dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa diwarnai. Namun,


pengamatan yang demikian (tanpa pewarnaan) lebih sulit dan tidak dapat dipakai
untuk melihat bagian - bagian sel secara jelas. Mikroorganisme yang tidak diwarnai
akan tampak transparan bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa. Kontras
antara sel dan latar belakangnya dapat diperjelas dengan cara mewarnai sel mikroba
tersebut dengan zat warna. Pewarnaan gram merupakan suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni bakteri gram
positif dan gram negatif. Pada hasil pengamatan mikroskopis menggunakan dua
preparat kontrol yaitu preparat kontrol gram positif (Coccus) berwarna ungu
berbentuk coccus/bulat dan kontrol gram negatif (Basil) berwarna merah berbentuk
basil/batang untuk pewarnaan gram positif (Coccus) dan didapatkan hasil
pengamatan mikroskopis berupa bakteri gram positif (Coccus) berwarna merah
berbentuk coccus/bulat.

20
BAB VI

PENGHAMBAT PERTUMBUHAN DENGAN CAKRAM

6.1 Penjelasan Penghambat Pertumbuhan Mikroba dengan Cakram Antibiotik

Tujuan:

Untuk mengetahui peran antibiotik dalam menghambat pertumbuhan

Prinsip:

Antibiotik sebagai bahan antibakteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri


seperti ampicilin, tetrasiklin, kanamicin, penicilin dan lain lain. Pengujian kepekaan
terhadap antibiotik ditujukan untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan in vivo
terapi antibiotik. Pengujian ini dilakukan in vitro, dan menentukan respons
pertumbuhan dari patogen yang sudah diisolasi terhadap antibiotik tertentu. Bila
mikroba peka terhadap antibiotik yang digunakan maka antibiotik tersebut akan
membunuh patogen atau menghalangi pertumbuhannya. Sementara, bila mikroba
resisten terhadap antibiotik maka antibiotik tersebut tidak akan membunuh mikroba
atau menghalangi pertumbuhannya. Hasil pengujian harus digunakan untuk
mengarahkan pemilihan antibiotik. Hasil pengujian kepekaan antimikroba harus
dikombinasikan dengan informasi klinik dan pengalaman dalam pemilihan antibiotik
yang paling sesuai untuk pasien.

6.2 Metode Percobaan

6.2.1 Waktu dan Tempat

Percobaan penghambat pertumbuhan bakteri dengan cakram antibiotik ini


dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021 di kampus Universitas Esa Unggul
Kebon Jeruk, Jakarta.
6.2.2 Alat dan Bahan:
Bahan:

1. Biakan bakteri

2. Cakram antibiotik : penisilin, tetrasiklin

3. Medium agar pertumbuhan bakteri


21
4. Akuades steril

5. Alkohol

Alat:

1. Cawan petri

2. Spreader

3. Mikropipet

4. Bunsen

5. Pinset

6. Inkubator

7. Jangka sorong

6.2.3 Prosedur Kerja:

1. Tanam bakteri pada medium agar secara aseptis dengan metode sebar.

2. Ambil cakram kertas dengan pinset dan celupkan ke dalam akuades steril,

3. Letakkan cakram kertas pada kultur bakteri. Cakram kertas ini digunakan sebagai
kontrol Petunjuk Praktikum Biomedik 1 23

4. Ambil cakram bakteri dengan menggunakan pinset dan letakkan pada kultur bakteri

5. Inkubasikan kultur bakteri pada inkubator dengan posisi terbalik

6. Setelah 2 x 24 jam, amati pertumbuhan bakteri, apakah terbentuk halo (Zona


Bening) di sekitar cakram antibiotik.

7. Ukur diameter halo (Zona Bening /Hambat) dengan jangka sorong.

8. Bandingkan dengan diameter cakram control

22
6.3 Hasil dan Pembahasan

6.3.1 Hasil Pengamatan

Penghambat Pertumbuhan Mikroba dengan Cakram Antibiotik

Antibiotik Tetrasiklin dengan kadar ----------ppm

1. Kode E Zona Hambat 8-5 cm = 3 cm

2. Kode T Zona Hambat 7-5 cm = 2 cm

3. Kode (-) Zona Hambat 0 cm

4. Kode C Zona Hambat 5-5 cm = 0 cm

6.3.2 Pembahasan

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa


antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan
permeabilitas membrane sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan
kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Antibakteri dikenal
juga antibiotic yaitu suatu substansi (zat-zat). Kimia yang diperoleh dari atau dibentuk
dan dihasilkan oleh mikroorganisme, zat-zat tersebut dalam jumlah sedikit
mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme lain.

Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat


pertumbuhan mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau
merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba

23
bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri,
mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain

Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berkaitan dengan


subunit ribosom, 16S-30S dan mencegah pengikatan aminosil – t RNA dari situs A
pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein.
Antibiotik tetracycline bersifat bakteriostatik pada bakteri gram positif maupun gram
negatif.

Prinsip dari percobaan ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan


mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar
daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan
bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya
dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri
tersebut semakin sensitif.

24
BAB VII

PENGAMATAN STRUKTUR JAMUR DAN PARASIT

7.1 Penjelasan Jamur dan Parasit

Tujuan:

Mengetahui jamur yang menginfeksi manusia khususnya mikosis superfisal dan siklus
hidupnya.

Prinsip:

Kharakteristik jamur adalah:

- Merupakan sel Eukariotik

- Berkembang biak dengan spora secara asexual maupun sexual

- Tidak berklorofil

- Tubuh berfilamen

- Dinding sel terdiri dari khitin, glukan, manan dan selulosa

- Bersifat sebagai Saprofit dan Parasit

- Mencerna makanan di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya

Peranan Jamur, Menguntungkan dan Merugikan

1. Yang menguntungkan diantaranya adalah :

- Fermentasi alkohol, pembuatan tempe, menghasilkan antibiotik (Penicillium notatum). -


Jamur yang bisa dimakan edible Mushrom (Volvariella volvacea, Pleurotus ostreatus) dll
- Sebagai sumber obat-obatan

- Sebagai pengurai bahan organic

- Sebagai pengendali penyakit secara hayati

2. Yang merugikan diantaranya :

- Yang bersifat pathogen pada manusia, hewan dan Tumbuhan

25
- Merusak perabot, penyakit tumbuhan

Berdasarkan bentuknya, Jamur terbagi 3 yaitu: Yeast, Mold, Dimorfik

7.2 Metode Percobaan


7.2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan pengamatan parasit ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021 di
kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.
7.2.2 Alat dan Bahan:
• Jamur pada makanan yang telah mati
• Kutu kucing
• Spatula
• Larutan KOH 10%
• Mikroskop lengkap
• Gelas preparat dan gelas penutup
• Pipet tetes
7.2.3 Prosedur Kerja
Pengamatan Jamur Parasit
1. Jamur makanan diambil dengan spatula,
2. Amati di bawah mikroskop, maka akan tampak spora berkelompok dan hifa pendek
yang juga berkelompok.
Pengamatan pada Serangga Parasit
1. Ambil kutu pada bulu kucing dengan pinset
2. Kemudian letakkan di atas objek glass dan amati di bawah mikroskop

7.3 Hasil dan Pembahasan


7.3.1 Hasil Percobaan

Kutu Kucing Perbesaran 1000x Jamur Makanan Perbesaran 1000x

26
7.3.2 Pembahasan
Kutu Kucing

Secara umum kutu berbentuk pipih bilateral, berukuran 1.54 mm, berwarna
kuning Terang hingga coklat tua, tidak bersayap namun memiliki tiga pasang tungkai
yang Panjang dan berkembang dengan baik dan digunakan untuk lari dan melompat.
Baik tungkai maupun tubuhnya tertutup rambut-rambut halus. Kepalanya kecil,
dengan sepasang antena dan yang berada pada lekuk antenna dibelakang mata. Alat
mulut mengarah ke bawah. Bagian toraks terdiri dari tiga ruas, protoraks,
mesotoraks, dan metatoraks. Baik kutu jantan maupun kutu betina memiliki lempeng
cembung dengan duri-duri sensori yang disebut pigidium.
Jantan ukuran tubuh lebih kecil, tidak memiliki spermateka, ujung posterior
mengarah ke atas, antenna lebih Panjang.
Betina ukuran tubuh lebih besar dan bulat, memiliki spermateka, ujung posterior
mengarah ke bawah, antena lebih pendek.
Perbedaan kutu jantan dan betina dapat dilihat melalui alat reproduksinya. Kutu
jantan memiliki alat genital berbentuk setengah lingkaran yang tampak tembus
pandang pada pertengahan abdomen. Sedangkan kutu betina memiliki kantung
sperma atau spermateka yang berbentuk koma. Spermateka berfungsi untuk
menampung sperma saat proses perkawinan.
Kutu dapat mengganggu kehidupan manusia dan hewan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung biasanya berupa reaksi gatal pada kulit dan
bentuk-bentuk kelainan pada kulit lainnya. Kucing sebagai inang asidental dapat
menjadi sasaran gigitan kutu. Dari beberapa kasus yang sering ditemui, gigitan kutu
terhadap kucing diakibatkan karena kucing tidak terawat dan menjadi sarang kutu
beranak.

Jamur makanan
Sel jamur terdiri dari dua bentuk hifa (pseudo hypa) merupakan banyak bentuk
negatif dan bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup
dimana kondisi di sekitarnya sangat buruk untuk berkembang biak. Hifa ada yang
bersepta dan ada yang tidak bersepta bergantung dengan spesies daripada jamur.
Kumpulan daripada hifa disebut miselium.
Jamur pada manusia hidup pada lapisan tanduk. Jamur kemudian melepaskan
toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi merah dan gatal. Infeksinya
bisa berupa bercak-bercak berwarna putih, merah, dan hitam dikulit dengan bentuk
simetris. Adapula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit.
Tergantung dengan jenis jamur yang menyerang.

27
BAB VIII
PROTOZOA PARASIT

8.1 Penjelasan protozoa parasit


Tujuan:
Mengetahui Protozoa parasit pada tubuh manusia dan yang hidup di lingkungan.
Prinsip:
“Protozoa” berarti “first animal”, suatu bentuk sederhana kehidupan hewan.Dapat
hidup bebas di laut, air tawar, atau tanah, atau bersimbiosis , atau hidup di dalam
organisme lain. Hidup protozoa bergantung pada nutrisi, suhu, pH dan beberapa protozoa
bergantung pula kepada cahaya. Sebagian besar protozoa bersifat parasit dan memiliki
dua bentuk .Dalam keadaan yang sesuai bentuknya adalah Tropozoit, jika dalam keadaan
ekstrim berbentuk Kista (cyst). Beberapa protozoa dikelompokkan sama dengan algae,
atau fungi. Misalnya Euglena, slime mold.
8.2 Metode Percobaan
8.2.1 Waktu dan tempat
Percobaan pengamatan protozoa parasit ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021
di kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.

8.2.2 Bahan dan Alat:


– Cacing Darah
– Mikroskop lengkap
– Gelas preparat datar dan cekung
– Gelas penutup preparat
– Pipet tetes
8.2.3 Prosedur Kerja
1. Cacing darah diletakkan pada gelas preparat dan pratakan
2. Gelas preparat ditutup dengan gelas penutup dan dilihat dibawah mikroskop

28
8.3 Hasil dan Pembahasan
8.3.1 Hasil Percobaan

Cacing Darah

8.3.2 Pembahasan
Adaptasi ektoparasit yang menempel pada permukaan tubuh inang. Bentuk tubuh parasit
yang menempel pada permukaan tubuh inang biasanya memiliki bentuk:
• Tubuh yang pipih (clypeate)
• Rata pada bagian perut
• Pada salah satu sisi dan convex (cembung) pada sisi lainnya
• Cekung pada sisi pelekat
• Memiliki cakram penghisap
• Parasit-parasit ini sulit dihilangkan atau dibersihkan dengan air, namun bisa
dilepaskan dengan cara abrasi

29
BAB IX
PENUTUP

9.1 Kesimpulan

9.1.1 Pengenalan Alat Praktikum

Dari hasil pembahasan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa, masing-


masing alat yang berada di laboratorium memiliki fungsi dan kegunaannya masing-
masing, juga memiliki aturan sendiri, seperti memakai pipet dengan rubber bulb,
tekan atas untuk membuang angin yang ada di pipet, lalu menekan bagian tengah
untuk mengisi cairan. Kita juga dapat mengetahui nama-nama dari alat-alat yang
berada di laboratorium tersebut.

9.1.2 Pembuatan Media


Dari percobaan pembuatan media dapat disimpulkan bahwa:
a. dalam pembuatan media perlu diperhatikan tekanan osmosis, derajat, keasaman/pH
dan temperature.
b. Dalam pembuatan media harus dilakukan dengan teliti, tepat dan cepat sera harus
penuh dengan kehati-hatian.
c. Media NA dan NB yang dihasilkan sudah dalam keadaan steril
d. Media yang dibuat merupakan media yang sudah dalam keadaan steril serta
mengandung semua unsur hara didalamnya yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan mikroba

9.1.3 Penanaman Bakteri Media Cair

a. Pada proses pengenceran pun harus dengan keadaan steril

b. Dalam prosedur kerja pengenceran berseri memiliki tingkat kesulitan seperti


ketelitian dalam pengambilan cairan

c. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah


pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat di
dapat hanya satu mikroba pada satu tabung

d. Pengenceran merupakan mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan


cara menambahkan pelarut agar di peroleh volume akhir yang lebih besar.

30
9.1.4 Pewarnaan Gram
Bakteri gram positif adalah bakteri yang menyerap zat warna pertama (gentian
violet), tidak dapat dilunturkan dengan zat peluntur (alcohol 96%/70%) dan tidak
terwarnai dengan zat warna terakhir (fuchsin), sehingga bakteri berwarna ungu
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang menyerap zat warna pertama (gentian violet),
dan Ketika di lunturkan dengan zat peluntur (alcohol 96%/70%) akan luntur, dan
menyerap zat warna terakhir (fuchsin), sehingga bakteri berwarna merah.

9.1.5 Penghambat Pertumbuhan Mikroba dengan Cakram Antibiotik


Uji antibiotik mikroba adalah pengujian suatu antibiotik terhadap pertumbuhan
mikroba. Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintesis
yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh
mikrooragnisme lainnya.
Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga
dapat menghambat pertumbuhan khamir secara luas. Luas zona hambat juga
menentukan tingkat sensitivitas bakteri terhadap zat antibiotik, semakin luas zona
hambatnya maka semakin tinggi tingkat sensitivitas bakteri tersebut terhadap zat
antibiotik.
9.1.5 Pengamatan Parasit
Perbedaan morfologi kutu jantan dan betina adalah jika kutu jantan bentuk
badan lebih ramping sedangkan kutu betina lebih bulat, kutu jantan tidak memiliki
spermateka sedangkan kutu betina memiliki spermateka, kutu jantan ujung posterior
mengarah ke atas sedangkan kutu betina jung posterior mengarah ke bawah dan kutu
jantan memiliki antena lebih Panjang sedangkan kutu betina antenanya lebih pendek

9.1.6 Protozoa Parasit

Pada umumnya parasit tidak berparasit pada berbagai jenis hewan, artinya
hanya membutuhkan inang spesifik. Hidup parasitik itu bukanlah hidup sembarangan
melainkan hidup berpreferensi. Dengan kata lain, parasit itu umumnya mempunyai
inang pilihan atau inang spesifik. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian yang disertai
dengan perubahan atau modifikasi dari salah satu atau beberapa, bahkan semua bagian-
bagian alat tubuh itu menjadi tertentu baik bentuk maupun sifanya atau fungsinya.
Modifikasi itu terjadi agar supaya parasit memperoleh kemampuan untuk dapat
mengikuti segala persyaratan untuk hidup dalam tubuh inang.

31
DAFTAR PUSTAKA

Internet

https://fahutan.unmul.ac.id/assets_dsn/upload/buku/Esti-Handayani_hardi-
Parasit_Biota_Akuatik.pdf

https://www.scribd.com/document/438397684/Pengenceran-Bertingkat-HALIM

https://www.scribd.com/document/487789428/LAPORAN-PARASITOLOGI-II-
MORFOLOGI-KUTU-KEL-4-3-docx

https://www.scribd.com/document/432499061/Laporan-Praktikum-Mikrobiologi-
Pembuatan-Media-dan-Sterilisasi

https://www.scribd.com/document/517837116/Laporan-Praktikum-Biomedik

https://www.scribd.com/document/328967555/Laporan-Praktikum-Mikrobiologi-
Identifikasi-Jamur-Trop-TravMed-2016

Modul

file:///C:/Users/Anto/Downloads/Modul%20%20Praktikum%20BIomedik%201%20(4)
.pdf

https://elearning.esaunggul.ac.id/pluginfile.php/1075852/mod_resource/content/0/Mod
ul%20Biomedik%201%20Pertemuan%208.pdf

32
33

Anda mungkin juga menyukai