BIOMEDIK 1
Disusun Oleh :
NIM : 20210301113
Dosen Pembimbing :
BEKASI
2022
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4
2.4 Pembahasan…………………………………………………………………………….8
2
6.3 Hasil dan Pembahasan…………………………………………………...……………23
BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………………30
9.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………....30
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….32
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
2.1 Tujuan:
1. Mengenalkan kepada mahasiswa alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
2. Menjelaskan prinsip kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum
2.2 Prinsip:
2.3 Alat-alat:
5
4. Spreader/batang Untuk menanam mikroba
bengkok/batang dengan cara sebar
Drigalsky
5. Bunsen Untuk pemanasan, sterilisasi,
pembakaran
6
13. Autoklaf Untuk mensterilkan suatu
alat dengan uap bersuhu
7
22. Serological pipet Untuk
mentransfer/memindahkan
larutan dalam jumlah banyak
2.4 Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakan laboratorium ini adalah agar
setiap praktikum mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta
perbedaan berbagai alat yang ada di laboratorium.
Jarum ose, alat berupa kawat baja berujung membulat yang digunakan untuk
mengambil mikroba yang diinkubasi, diisolasi atau di transfer ke media kultur
lain. Prinsip kerjanya Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikroba kemudian
menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati. Selain jarum ose, terdapat juga
jarum enten yang berfungsi untuk memindahkan bakteri dari media ke media
tegak.
Objek glass dan cover glass berfungsi untuk pengamatan sel bakteri dibawah
mikroskop. Selanjutnya spreader atau bias juga disebut batang bengkok sebagai
alat yang dapat meratakan bakteri di media padat.
Lampu Bunsen, adalah lampu berbahan bakar spiritus yang digunakan untuk
sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan
transfer mikroba. Lampu Bunsen ini berfungsi untuk pemijaran serta
mensterilisasikan mikroba dan mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium.
Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata.
Cawanini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.
8
Prinsip kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup
denganmenggunakan penutup cawan.
Tabung raeksi berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua
DM setelah itu lap denganlap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan
direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
9
Timbangan pada laboratorium terdapat dua jenis, timbangan biasa yang
digunakan untuk mengukur massa suatu objek menggunakan kertas timbang serta
timbangan analitik dengan fungsi untuk menimbang sebuah bahan kimia yang
akan digunakan dengan ketelitian angka hingga 4digit dan mempunyai penutup
yang terbuat dari kaca.
Laminar Air Flow (LAF) merupakan filter khusus yang membuat ruang kerja
tetap steril dengan mengambil udara dari luar laminar untuk disaring sehingga
udara dari luar tidak dapat mengkontaminasi ruang kerja yang ada di laminar air
flow.
Buld adalah alat yang berfungsi untuk memompa dan menghisap larutan,
biasanya dibantu dengan menyambungkan bold dengan pipet Panjang. Terakhir,
jika kalian sudah mendapatkan sample bakteri makan anda bisa mencoba
menghitung berapa banyak macam bakteri yang sudah didapatkan dengan
bantuan koloni enter, alat tersebut akan mengeluarkan cahaya yang dapat
membantu kita dalam menghitung banyaknya macam bakteri.
10
BAB III
PEMBUATAN MEDIA
11
3.2.2 Alat dan Bahan:
Pembuatan Media
Alat:
a. Erlenmeyer 100 ml,250 ml.
b. Gelas ukur 100 ml
c. Timbangan dan kertas timbang
d. Hotplate dan Stirrer Bar
e. Spatula
f. Kaca Arloji
g. Tabung Reaksi
h. Cawan Petri
i. Labu ukur
j. Aluminium foil, kapas berlemak, tali kasur, kertas label dan gunting
k. Kaki tiga, kassa asbes, lampu spiritus, lap tangan.
l. Timbangan listrik.
Bahan:
1. Media biakan padat (NA = Nutrient Agar, PDA=Potato Dextro Agar, NaCl atau
lainnya)
2. Media biakan broth (Sukrosa broth atau lainnya)
3. Akuades
4. Aluminium Foil
5. Kapas
6. Kain Kassa
3.2.3 Prosedur kerja:
Membuat medium umum untuk bakteri (Nutrient Agar/NA dan Nutrien
Broth/NB)
1.) Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada takaran
yang tertera pada kemasan)
2.) Larutkan 20 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam 1000 ml akuades
3.) Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga mendidih
(larutan terlihat jernih)
4.) Dinginkan dan dituang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta disterilisasi
dengan autoklaf
12
3.3 Hasil dan Pembahasan
3.3.1 Hasil Percobaan
3.3.2 Pembahasan
Media yang dibuat dalam praktikum ini adalah media umum, yaitu media NA
(Nutrient Agar) yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri, media NA
merupakan campuran ekstrak daging dan pepton.
13
menetes pada media dan mencegah terjadinya kontaminasi media oleh mikroba lain
setelah di sterilisasi.
Selanjutnya media NA yang tersisa dalam erlenmayer beserta dengan yang ada
dalam tabung reaksi di masukkan kedalam autoclave kemudian di sterilisasi selama
15 menit pada suhu 121℃ dengan tekanan 1 atm, sebelum disterilisasi semua media
di beri label indicator sebagai penanda bahwa alat tersebut sudah steril kemudian
dimasukkan kedalam kantong tahan panas.
14
BAB IV
Tujuan:
Mahasiswa dapat melakukan teknik kerja secara aseptik dan dapat melakukan
inokulasi dengan baik, secara goresan maupun tusukan, pada media padat.
Prinsip:
15
4.2 Metode Percobaan
Bahan-bahan
3. Medium LB cair
4. Sampel Tanah
Alat-alat
1. Jarum ose/sengkelit/loop
2. Tabung reaksi
3. Shaker incubator
2. Pipet 1 ml dari 10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan
pengencer, selanjutnya disebut pengencerna ke dua 10-2 lakukan sampai pengenceran
terakhir yaitu 10-5
3. Ambil 0,1 ml pada pengenceran 10-5 , 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri
yang telah berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan Batang L yang telah
disterilkan atau dengan cara mengoyangkan ke seluruh permukaan media, dan diinkubasi
selama 2 hari (Metode tuang / spread).
16
4.3 Hasil dan Pembahasan
4.3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengenceran bertingkat dan Teknik
inokulasi pada bakteri. Setelah proses pengenceran selesai lalu masuk ke proses
penanaman bakteri. Dimulai dari pengenceran 10^-5. Ambil 1 ml dari 10^-5 masukkan
ke cawan petri secara duplo, pada cawan petri 10^-5 yang pertama masukkan 1 ml tadi
kemudian putar dengan membentuk angka delapan, lalu kelilingi mulut cawan petri
dengan plastic wrap sampai rapat. Proses inokulasi penanaman bakteri dilakukan 1x24
jam.
17
BAB V
PEWARNAAN GRAM
Tujuan:
Prinsip:
1. Pengecatan negatif
Pengecatan dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat dan sel bakteri itu
sendiri tidak terwarnai. Pewarnaan ini memakai zat warna negrosin /tinta bak.
2. Pengecatan sederhana
Pengecatan dilakukan dengan memakai satu macam larutan cat ( zat warna biru
metilen/Kristal violet) Sel bakteri akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang
dipakai.
3. Pengecatan diferensial Pengecatan ini dilakukan memakai beberapa larutan zat
warna/cat, dengan pengecatan ini bakteri dapat dikelompokkan dalam suatu
kelompok tertentu. Misal pengecatan Gram, pengecatan tahan asam.
4. Pengecatan khusus. Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel
bakteri yang tidak bisa diwarnai dengan pewarnaan biasa.
Contoh: pewarnaan spora. Preparat yang diwarnai kristal violet akan
menyebabkan semua bakteri menjadi ungu (zat warna akan diserap dinding sel
dan protoplasma). Pemberian lugol menyebabkan terbentuknya kompleks ungu-
kristal iodium yang berwarna ungu tengguli. Pencucian dengan alcohol
18
menyebabkan diferensiasi dari 2 macam bakteri, bakteri yang tetap berwarna
ungu dan bakteri yang tidak berwarna (sebab zat warna dilarutkan oleh alkohol
dan keluar dari sel bakteri). Fukhsin sebagai pewarna kontras akan mewarnai
bakteri Petunjuk yang tidak berwarna menjadi merah
5.2 Metode Percobaan
5.2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan pewarnaan gram ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021 di
kampus Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk, Jakarta.
5.2.2 Alat dan Bahan:
Bahan:
19
9. Cuci kembali dengan air mengalir
10. Tambahkan safranin, dan diamkan selama 10-20 detik.
11. Cuci dengan air mengalir.
12. Kering anginkan preparat hingga kering
13. Amati preparat pada mikroskop dengan perbesaran 1.000X. Pengamatan dengan
perbesaran ini harus menggunakan minyak immersi.
14. Catat hasil pengamatan.
5.3 Hasil dan Pembahasan
5.3.1 Hasil Percobaan
5.3.2 Pembahasan
20
BAB VI
Tujuan:
Prinsip:
1. Biakan bakteri
5. Alkohol
Alat:
1. Cawan petri
2. Spreader
3. Mikropipet
4. Bunsen
5. Pinset
6. Inkubator
7. Jangka sorong
1. Tanam bakteri pada medium agar secara aseptis dengan metode sebar.
2. Ambil cakram kertas dengan pinset dan celupkan ke dalam akuades steril,
3. Letakkan cakram kertas pada kultur bakteri. Cakram kertas ini digunakan sebagai
kontrol Petunjuk Praktikum Biomedik 1 23
4. Ambil cakram bakteri dengan menggunakan pinset dan letakkan pada kultur bakteri
22
6.3 Hasil dan Pembahasan
6.3.2 Pembahasan
23
bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri,
mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain
24
BAB VII
Tujuan:
Mengetahui jamur yang menginfeksi manusia khususnya mikosis superfisal dan siklus
hidupnya.
Prinsip:
- Tidak berklorofil
- Tubuh berfilamen
- Mencerna makanan di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya
25
- Merusak perabot, penyakit tumbuhan
26
7.3.2 Pembahasan
Kutu Kucing
Secara umum kutu berbentuk pipih bilateral, berukuran 1.54 mm, berwarna
kuning Terang hingga coklat tua, tidak bersayap namun memiliki tiga pasang tungkai
yang Panjang dan berkembang dengan baik dan digunakan untuk lari dan melompat.
Baik tungkai maupun tubuhnya tertutup rambut-rambut halus. Kepalanya kecil,
dengan sepasang antena dan yang berada pada lekuk antenna dibelakang mata. Alat
mulut mengarah ke bawah. Bagian toraks terdiri dari tiga ruas, protoraks,
mesotoraks, dan metatoraks. Baik kutu jantan maupun kutu betina memiliki lempeng
cembung dengan duri-duri sensori yang disebut pigidium.
Jantan ukuran tubuh lebih kecil, tidak memiliki spermateka, ujung posterior
mengarah ke atas, antenna lebih Panjang.
Betina ukuran tubuh lebih besar dan bulat, memiliki spermateka, ujung posterior
mengarah ke bawah, antena lebih pendek.
Perbedaan kutu jantan dan betina dapat dilihat melalui alat reproduksinya. Kutu
jantan memiliki alat genital berbentuk setengah lingkaran yang tampak tembus
pandang pada pertengahan abdomen. Sedangkan kutu betina memiliki kantung
sperma atau spermateka yang berbentuk koma. Spermateka berfungsi untuk
menampung sperma saat proses perkawinan.
Kutu dapat mengganggu kehidupan manusia dan hewan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung biasanya berupa reaksi gatal pada kulit dan
bentuk-bentuk kelainan pada kulit lainnya. Kucing sebagai inang asidental dapat
menjadi sasaran gigitan kutu. Dari beberapa kasus yang sering ditemui, gigitan kutu
terhadap kucing diakibatkan karena kucing tidak terawat dan menjadi sarang kutu
beranak.
Jamur makanan
Sel jamur terdiri dari dua bentuk hifa (pseudo hypa) merupakan banyak bentuk
negatif dan bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup
dimana kondisi di sekitarnya sangat buruk untuk berkembang biak. Hifa ada yang
bersepta dan ada yang tidak bersepta bergantung dengan spesies daripada jamur.
Kumpulan daripada hifa disebut miselium.
Jamur pada manusia hidup pada lapisan tanduk. Jamur kemudian melepaskan
toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi merah dan gatal. Infeksinya
bisa berupa bercak-bercak berwarna putih, merah, dan hitam dikulit dengan bentuk
simetris. Adapula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit.
Tergantung dengan jenis jamur yang menyerang.
27
BAB VIII
PROTOZOA PARASIT
28
8.3 Hasil dan Pembahasan
8.3.1 Hasil Percobaan
Cacing Darah
8.3.2 Pembahasan
Adaptasi ektoparasit yang menempel pada permukaan tubuh inang. Bentuk tubuh parasit
yang menempel pada permukaan tubuh inang biasanya memiliki bentuk:
• Tubuh yang pipih (clypeate)
• Rata pada bagian perut
• Pada salah satu sisi dan convex (cembung) pada sisi lainnya
• Cekung pada sisi pelekat
• Memiliki cakram penghisap
• Parasit-parasit ini sulit dihilangkan atau dibersihkan dengan air, namun bisa
dilepaskan dengan cara abrasi
29
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
30
9.1.4 Pewarnaan Gram
Bakteri gram positif adalah bakteri yang menyerap zat warna pertama (gentian
violet), tidak dapat dilunturkan dengan zat peluntur (alcohol 96%/70%) dan tidak
terwarnai dengan zat warna terakhir (fuchsin), sehingga bakteri berwarna ungu
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang menyerap zat warna pertama (gentian violet),
dan Ketika di lunturkan dengan zat peluntur (alcohol 96%/70%) akan luntur, dan
menyerap zat warna terakhir (fuchsin), sehingga bakteri berwarna merah.
Pada umumnya parasit tidak berparasit pada berbagai jenis hewan, artinya
hanya membutuhkan inang spesifik. Hidup parasitik itu bukanlah hidup sembarangan
melainkan hidup berpreferensi. Dengan kata lain, parasit itu umumnya mempunyai
inang pilihan atau inang spesifik. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian yang disertai
dengan perubahan atau modifikasi dari salah satu atau beberapa, bahkan semua bagian-
bagian alat tubuh itu menjadi tertentu baik bentuk maupun sifanya atau fungsinya.
Modifikasi itu terjadi agar supaya parasit memperoleh kemampuan untuk dapat
mengikuti segala persyaratan untuk hidup dalam tubuh inang.
31
DAFTAR PUSTAKA
Internet
https://fahutan.unmul.ac.id/assets_dsn/upload/buku/Esti-Handayani_hardi-
Parasit_Biota_Akuatik.pdf
https://www.scribd.com/document/438397684/Pengenceran-Bertingkat-HALIM
https://www.scribd.com/document/487789428/LAPORAN-PARASITOLOGI-II-
MORFOLOGI-KUTU-KEL-4-3-docx
https://www.scribd.com/document/432499061/Laporan-Praktikum-Mikrobiologi-
Pembuatan-Media-dan-Sterilisasi
https://www.scribd.com/document/517837116/Laporan-Praktikum-Biomedik
https://www.scribd.com/document/328967555/Laporan-Praktikum-Mikrobiologi-
Identifikasi-Jamur-Trop-TravMed-2016
Modul
file:///C:/Users/Anto/Downloads/Modul%20%20Praktikum%20BIomedik%201%20(4)
.pdf
https://elearning.esaunggul.ac.id/pluginfile.php/1075852/mod_resource/content/0/Mod
ul%20Biomedik%201%20Pertemuan%208.pdf
32
33