Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Pengendalian Vektor & Binatang Pengganggu-A

MACAM-MACAM VEKTOR

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

Dea Desmareza (P2.31.33.1.16.006)

Imam Rahmanto (P2.31.33.1.16.015)

Manna Vittauly (P2.31.33.1.16.020)

Mentari Nurfaya J (P2.31.33.1.16.023)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-IV TINGKAT II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120

Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769

2018
A. DEFINISI VEKTOR

Vektor adalah parasit arthropoda dan siput air yang berfungsi sebagai

penular penyakit baik pada manusia maupun hewan. Ada beberapa jenis vektor

dilihat dari cara kerjanya sebagai penular penyakit. Keberadaan vektor ini sangat

penting karena kalau tidak ada vektor maka penyakit tersebut juga tidak akan

menyebar (Soulsby dalam Beriajaya). Penyakit yang disebabkan arthropoda

dikenal sebagai arthropod-borne disease atau vector-borne disease merupakan

arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan

penyakit pada manusia.

B. SISTEM VEKTOR PENYAKIT

Arthropoda sebagai vektor yang mampu menularkan penyakit dapat

berperan sebagai vektor penular dan sebagai intermediate host (Slamet, 2011).

a. Arthropoda sebagai Vektor Penular

Arthropoda sebagai penular berarti arthropoda sebagai media yang

membawa agent penyakit dan menularkannya kepada inang (host). Vektor

dikategorikan atas 2 yaitu :

1. Vektor Mekanik

Merupakan vektor yang membawa agent penyakit dan menularkannya

kepada inang melalui kaki-kakinya ataupun seluruh bagian luar tubuhnya

di mana agent penyakitnya tidak mengalami perubahan bentuk maupun

jumlah dalam tubuh vektor. Contoh arthropoda sebagai vektor mekanik

antara lain kecoa dan lalat.

1
2. Vektor Biologi

Vektor biologi merupakan vektor yang membawa agent penyakit

di mana agent penyakitnya mengalami perubahan bentuk dan jumlah

dalam tubuh vektor. Vektor Biologi terbagi atas 3 berdasarkan perubahan

agent dalam tubuh vektor, yaitu :

1) Cyclo Propagative

yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan bentuk dan

pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh host.

Misalnya, plasmodium dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.

2) Cyclo Development

yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan bentuk namun

tidak terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam

tubuh host. Misalnya, microfilaria dalam tubuh manusia

3) Propagative

yaitu dimana infeksius agent tidak mengalami perubahan bentuk

namun terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam

tubuh host. Misalnya, Pasteurella pestis dalam tubuh Xenopsila

cheopis.

b. Arthopoda sebagai Intermediate Host

Arthropoda sebagai intermediate host artinya arthropoda berperan hanya

sebagai tuan rumah ataupun tempat perantara agent infeksius tanpa

2
memindahkan ataupun menularkan agent infeksius tersebut ke tubuh inang

(host).

Apabila terjadi siklus seksual dalam tubuh vektor atau manusia maka

vektor atau manusia tersebut disebut sebagai host definitif, sedangkan apabila

terjadi siklus aseksual maka disebut sebagai host intermediet. Contohnya

parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk dan siklus

aseksual dalam tubuh manusia, maka nyamuk Anopheles adalah host definitif

dan manusia adalah host intermediet (Chandra, 2006).

C. JENIS-JENIS VEKTOR PENYAKIT

Arthropoda [ arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri

dari organ yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai

bersatu, dan termasuk di dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas

Crustacea, yang kebanyakan spesiesnya penting secara medis, sebagai parasit,

atau vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada manusia.

Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai

ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar

jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang. Berikut

jenis dan klasifikasi vektor yang dapat menularkan penyakit :

a. Kelas Insecta

1. Ordo Dipthera : nyamuk & lalat

 Nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria

 Nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah

3
 Nyamuk Culex sebagai vektor penyakit filariasis

 Lalat Tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

 Lalat Hitam (genus Simulium) sebagai vektor penyakit oncheocerciasis

 Lalat Pasir (genus Phlebotomus) sebagai vektor penyakit leishmaniasis,

demam papataci dan bartinellosisi, Leishmania donovani

2. Ordo Siphonaptera : pinjal

 Pinjal tikus sebagai vektor penyakit PES

3. Ordo Anophera : kutu kepala

 Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus

exantyematicus

4
b. Kelas Arachanida

1. Sengkenit (Tick) sebagai vektor penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)

D. PERANAN VEKTOR

Vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular

penyakit. Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa

serangga dikenal sebagai arthropod-borne disease atau disebut sebagai vector-

borne disease. Ada 3 jenis cara transmisi arthropod-bome diseases, yaitu

(Chandra, 2006):

A. Kontak Langsung

Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu

orang ke orang lain melalui kontak langsung. Contohnya adalah scabies dan

pediculus (Chandra, 2006).

B. Transmisi Secara Mekanik

Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda, seperti penularan

penyakit diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat. Secara

karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari

manusia berupa tinja, darah, ulkus superfisial, atau eksudat. Kontaminasi bisa

5
hanya pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dicerna dan kemudian

dimuntahkan atau dikeluarkan melalui ekskreta (Chandra, 2006).

Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda

adalah enteric bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah

Salmonella typhosa, species lain dari salmonella, Escherichia coli, dan

Shigella dysentryyang paling sering ditemui dan paling penting. Lalat rumah

dapat merupakan vektor dari agen penyakit tuberculosis, anthrax, tularemia,

dan brucellosis (Chandra, 2006).

C. Transmisi Secara Biologi

Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa penularan

perkembangan dengan atau tanpa multiflikasi di dalam tubuh arthropoda, ini

desebut transmisi biologis dikenal ada tiga cara, yaitu:

a) Propagative

Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di

dalam tubuh vektor. Contohnya Plague bacilli pada rat fleas.

b) Cyclo-propagative

Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam

tubuh arthropoda. Contohnya parasit malaria pada nyamuk Anopheles.

c) Cyclo-developmental

6
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak

mengalami multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contohnya parasit filaria

pada nyamuk Culex dan cacing pita pada cyclops.

Beberapa istilah dalam proses transmisi atrhropod-borne disease

sebagai berikut (Chandra, 2006):

1. Inokulasi (inoculation)

Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda

kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada

membrana mucosa disebut sebagai inokulasi (Chandra, 2006).

2. Infestasi (infestation)

Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian

berkembang biak disebut sebagai infestasi, contohnya scabies (Chandra,

2006).

3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period

Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam

tubuh vektor disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sedangkan waktu yang

diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh manusia disebut

sebagai masa inkubasi intrinsik. Contohnya parasit malaria dalam tubuh

nyamuk anopheles berkisar antara 10-14 hari tergantung dengan temperatur

lingkungan. Masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12-

30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria (Chandra, 2006).

7
4. Definitive Host dan Intermediate Host

Apabila terjadi siklus seksual dalam tubuh vektor atau manusia maka

vektor atau manusia tersebut disebut sebagai host definitif, sedangkan apabila

terjadi siklus aseksual maka disebut sebagai host intermediet. Contohnya

parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk dan siklus

aseksual dalam tubuh manusia, maka nyamuk Anopheles adalah host definitif

dan manusia adalah host intermediet (Chandra, 2006).

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45132/4/Chapter%20II.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2614-2854-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai