Anda di halaman 1dari 19

Sejarah Nusantara &

Relevansi Kearifan
Lokal
Kelompok 16
01 Sekar Suci Maharani 03 Michael Jhonatan Silaen
(15000119120030) (15000119130147)

Ruth Sherina Dama Yanti Esterlyn Putri Nathania


02 (15000119120069)
04 (15000119130288)
Topik Bahasan

Sejarah Nusantara Relevansi Kearifan Lokal

a. Pengertian Nusantara a. Pengertian Kearifan Lokal


b. Sejarah Terbentuknya b. Contoh Kearifan Lokal
Nusantara dari Perspektif
Geologis, Zoologis, dan
Etnogfrafis
c. Konsep Cakrawala Mandala
Dwipantara
d. Konsep Nusantara di Masa
Kerajaan Majapahit
e. Perubahan Nama Nusantara
Menjadi Indonesia
Sejarah
Nusantara
Pengertian Nusantara

Asal kata:

Nusa
Pulau (pulau-pulau)

Antara
Lain atau seberang
Sejarah Terbentuknya Nusantara dari
Berbagai Perspektif

01 02 03

Perspektif Geologis Perspektif Zoologis Perspektif Etnografis


Membahas Menjelaskan persebaran Membahas terbentuknya
terbentuknya flora-fauna Nusantara peradaban manusia di
nusantara melalui berdasarkan garis Walllace paparan sunda, khususnya
teori apung Wegener dan Weber Nusantara
Perspektif Geologis
Perspektif Zoologis
Pada prinsipnya Wallace
menghasilkan teori bahwa
nusantara ini dibelah menjadi dua
bagian, yang dikenal dengan garis
wallece. Garis Wallace menjelaskan
secara goegrafis bahwa nusantara
itu wilayah hewan bagian asia dan
Namun belakangan garis pembagian
Australia. Bagian Barat dari garis ini
Wallace ini diperbaiki Weber digeser
menghubungkan dengan spesies
ke Timur, bahwa ada perbedan
Asia, dan di Timur kebanyakan
antara Filipina dengan Malaku
berhubungan dengan spesies
berdasarkan penyebaran flora dan
Australia.
fauna di Asia, maka belakangan garis
ini disebut dengan garis
Wallace-Webber.
Perspektif Etnografis
“Membahas terbentuknya peradaban manusia di daerah
paparan sunda, khususnya Nusantara”

1. Adanya sebuah teori


kedatangan manusia purba
ke nusantara sekitar 1,9 juta
tahun yang lalu
2. Wilayah paparan sunda
termasuk Nusantara,
merupakan dataran rendah
yang subur
3. Mencairnya es
menyebabkan wilayah
paparan sunda termasuk
Nusantara, terpisah menjadi
pulau-pulau
Konsep Cakrawala Mandala Dwipantara

“Swasti Cakrawarsita 1….. tatkala


kaparatisthan paduka bhatari maka
tewek huwus cri maharaja ring sakala
loka sadwipantara”.

Yang artinya “salam bahagia! Tahun saka


1214..... Pada waktu itu ditegakkan Arca
Paduka Bhatari. Sri Maharaja sudah puas
dengan kemenangan-kemenangan yang
diperoleh di segenap tempat, menjadi
pelindung seluruh dwipantara”.
Prasasti Camunda
Nusantara pada masa Kerajaan
Majapahit
Majapahit terhitung sebagai
salah satu kerajaan terlama dalam
periode klasik Hindu-Buddha yang
pernah berdiri di Nusantara.

Gambaran mengenai
kehidupan sistem perkotaan
terekam cukup lengkap dari situs
Trowulan maupun gambaran
sumber tertulis.
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada terinspirasi dari Ekspedisi
Pamalayu dalam konsep yang sama, yaitu kemaharajaan atau persatuan wilayah.
Kolonisasi secara langsung maupun tidak langsung telah memindahkan hal-hal yang
berkaitan dengan Majapahit terhadap wilayah lain dalam berbagai bidang.

Ada wilayah ibukota dan sekitarnya, wilayah


tradisional atau bagian utama dari kemaharajaan
dan wilayah-wilayah baru yang menjadi koloni
baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
koloni-koloni tersebut ada yang diperintah oleh
keluarga raja secara langsung dan utusan
Majapahit ataupun para penguasa lokal namun
tetap dalam pantauan Majapahit.
Perubahan Nama Nusantara menjadi
Indonesia

1847 1850 1850


Terbitnya jurnal Diajukannya nama Logan memakai istilah
“Kepulauan Hindia dan “Indunesia dan “Indonesia” dalam
Asia Timur” Malayunesia” tulisan-tulisan ilmiahnya

1920 1928 1945


Nama “Indonesia” dipakai Nama “Indonesia” Proklamasi
oleh tokoh-tokoh dinobatkan sebagai kemerdekaan, menyusul
pergerakan kemerdekaan nama tanah air, bangsa, berdirinya “Republik
dan bahasa Indonesia”
Relevansi
Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal atau local wisdom dalam


disiplin antropologi juga dikenal sebagai
local genius.

● Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: kearifan (wisdom) dan lokal (local), lokal
berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan.
● Menurut UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan pada Pasal 1 Ayat 30: nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup
secara lestari.
● Menurut Judistira (2008:113 dalam Yunus, 2014): bagian dari sebuah skema dari
tingkatan budaya (hierarkis bukan berdasarkan baik dan buruk)
CONTOH RELEVANSI
KEARIFAN LOKAL

Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat mengembangkan kearifan


lokal dan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman, dengan
mengklasifikasikan hutan dan memanfaatkannya. Perladangan
dilakukan dengan rotasi menggunakan masa bera dan mereka kurang
mengenal teknologi sehingga masyarakat Undau Mau membatasi
penggunaan teknologi dan menggunakan sistem pertanian sederhana
dan ramah lingkungan.
“Alon-alon waton kelakon,
gremet-gremet waton selamat.”

—Peribahasa (sanepa) Jawa


Peribahasa tersebut mengandung kearifan
lokal yaitu dalam mencapai tujuan,
keselamatan (proses yang baik dan benar)
lebih penting daripada hasil, sehingga
manusia tidak boleh menghalalkan segala
cara dalam mencapai tujuan.
Lanjutan Relevansi Kearifan Lokal

01 02 03 04

Bercocok Budaya
Aspek Kerajinan
tanam dan Gotong
Spiritual
Berburu Royong
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai