1
1
APAKAH GENDER ITU?
Adalah pembedaan sifat, peran, fungsi dan status Jadi gender merupakan konstruksi sosial budaya
antara pihak yang satu dengan yang lain yang bukan yang dapat berubah dan diubah sesuai dengan perkem-
berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasar- bangan zaman, situasi dan kondisi.
kan relasi sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur
masyarakat yang lebih luas.
2
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan
tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan
yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Gender memiliki tiga peran, yakni peran produk-
tif, reproduktif, dan sosial. Kesetaraan gender ha-
sil dari perlakuan adil gender yang terukur dari
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan
dalam memperoleh kesempatan dan hak-haknya
terhadap akses dan manfaat pembangunan.
3
3
PERAN GENDER
4
PERBEDAAN PERAN, FUNGSI,
TANGGUNG JAWAB, SIKAP, DAN
PERILAKU
5
Dibentuk oleh Sosial Budaya, dan dibiasakan
secara terus menerus
5
JENIS KELAMIN VS GENDER
Jenis Kelamin
8
BENTUK KETIDAKSETARAAN
GENDER
2 Subordinasi (Penomorduaan)
Adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih rendah atau dinomorduakan po-
sisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainn-
ya. Contohnya:
Masih sedikit jumlah perempuan yang bekerja
pada posisi pengambil keputusan atau penentu
kebijakan dibanding dengan laki-laki.
1 Stereotip (Citra Baku)
Pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang Marginalisasi (Peminggiran)
3
sering kali bersifat negatif dan pada umumnya Kondisi atau proses peminggiran terhadap salah
menyebabkan terjadinya ketidakadilan. satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama
Contohnya: yang berakibat kemiskinan. Contohnya:
Hanya laki-laki yang pantas menjadi pemimp- Pekerjaan honorer, buruh, serta pembantu ru-
in karena laki-laki rasional, sedangkan perem- mah tangga dinilai sebagai pekerja rendah seh-
puan irasional. ingga berpengaruh pada tingkat gaji/ upah yang
Laki-laki adalah kepala keluarga yang wajib diterima.
menafkahi istri dan anak-anaknya. 9
Perempuan wajib mengasuh anak karena 9
memiliki kelembutan dan kesabaran.
4 Double Burden (Beban Ganda)
Adanya perlakuan terhadap salah satu jenis ke-
lamin di mana yang bersangkutan bekerja jauh
lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin
lainnya.
Violence (Kekerasan)
5
Suatu serangan terhadap fisik maupun psikol-
ogis seseorang sehingga kekerasan tersebut
tidak hanya menyangkut fisik (pemukulan dan
perkosaan), tetapi juga nonfisik (pelecehan sek-
sual, ancaman, dan paksaan) yang biasa terjadi di
rumah tangga, tempat kerja, dan tempat- tempat
umum. Contohnya:
Pelecehan seksual yang merupakan jenis ke-
kerasan terselubung dengan cara memegang
atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh
perempuan tanpa kerelaan dari si pemilik tu-
buh.
Kekerasan fisik maupun nonfisik yang dilaku-
kan oleh suami terhadap istrinya dalam rumah
tangga ataupun sebaliknya.
10
Kesenjangan Gender
TIDAK BERGUNA
LOSER
] B \ @ > > > > BODOH
D
F IR E
Laki-laki
Perempuan
12
Kesenjangan Gender
Fakta Fakta
Tidak berpenghasilan Menjadi pencari nafkah utama.
Tertarik pada dunia domestik
migrasi Telah masuk ke dunia publik.
Dampak Dampak
Dilecehkan bila tidak bekerja Upah
Upahlebih
lebihrendah
rendah
Rentan sebagai pelaku kekerasan Rentan berbagai kekerasan
Terpinggirkan dalam pekerjaan Terpinggirkan dalam pengem-
domestik bangan kapasitas
Tidak diterima bersikap lemah Rendah dalam jabatan-jabatan 13
Senantiasa dianggap mampu publik
13
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETIDAKSETARAAN GENDER
2 Faktor Manfaat
Karena peran gender yang berbeda, seringka-
1 Faktor Akses li apa yang dianggap bermanfaat bagi laki-laki
Relasi gender, peran gender, serta stereotip gen- belum tentu dianggap bermanfaat bagi perem-
der yang melekat pada perempuan dan laki-laki puan. Dengan demikian, perlu dilihat apakah
dapat berdampak pada akses dari sumber daya perencanaan pembangunan yang dikembangkan
pembangunan. bermanfaat bagi perempuan dan laki- laki.
14
3 Faktor Partisipasi 4 Faktor Kontrol
Adanya keikutsertaan kelompok perempuan dan Kebijakan program kegiatan memberikan kon-
laki-laki untuk menyampaikan aspirasi, pengala- trol atau penguasaan yang setara bagi perem-
man, dan kebutuhan dalam proses perencanaan puan dan laki-laki untuk memperoleh informasi,
pembangunan. pengetahuan kredit dan lainnya dalam hal sum-
ber daya pembangunan.
15
15
ANALISIS GENDER (HARVARD
ANALYTICAL FRAMEWORK)
Analisis Gender (Harvard Analytical Framework) Umumnya, laki-laki dan perempuan punya tugas, kegia-
1.
Pembagian kerja antar jenis kelamin–tugas/per- tan dan tanggung jawab menurut jenis kelamin mereka.
an dan tanggung jawab Jenis aktivitas ini dibedakan dalam 2 kategori:
Produktif
Pertanian Jagung
Mempersiapkan lahan
Menanam bibit
Memberi pupuk
Panen
Penjualan
17
17
CONTOH PROFIL AKTIVITAS-
REPRODUKTIF
Aktivitas Perempuan / Anak Perempuan Laki-laki / Anak Laki-laki
Reproduktif
Memasak
Membersihkan rumah
Mencuci pakaian
Menjaga dan merawat anak
Menjaga dan merawat anggota
keluarga yang sakit
Menjaga dan merawat orang
tua
Berbelanja kebutuhan rumah
tangga
Mengantar anggota keluarga ke
rumah sakit (bila sakit)
18
CONTOH PROFIL AKTIVITAS-
REPRODUKTIF
Kesimpulan
Implikasi Gender
Pernikahan
Penyelenggaraan jenazah
& pemakaman
Arisan
Pertemuan/Musyawarah
Desa
20
PROFIL AKTIVITAS-SOSIO
POLITIK PEREMPUAN
Bila dibutuhkan, dalam pemetaan gender anda dapat melengkapi informasi dengan profil sosio politik
perempuan, untuk melengkapi profil aktivitas produksi, reproduksi, dan sosio politik. Profil ini akan memberikan
gambaran lebih mendalam tentang partisipasi perempuan, persepsi perempuan dan laki-laki tentang diri per-
empuan, kemampuan berorganisasi, dan lain-lain yang akan mempengaruhi kesertaan perempuan dalam kegia-
tan-kegiatan publik.
Posisi Sosio Politik Perempuan dibandingkan dengan laki-laki Rendah Setara Lebih Tinggi
22
CONTOH PROFIL AKSES KE, KENDALI
ATAS, SUMBER DAYA DAN MANFAAT
Akses Kendali / Kontrol
Sumber Daya dan Manfaat
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Sumber Daya
Lahan
Peralatan
Uang Cash
Pendidikan
Pelatihan
Lainnya
Manfaat
Penghasilan Tambahan
Kepemilikan Aset
Kebutuhan dasar (pakaian, rumah,
makanan, obat-obatan)
Pendidikan
23
Partisipasi publik dan politik
23
Lainnya
CONTOH HASIL PEMETAAN AKSES
KE, KENDALI ATAS, SUMBER DAYA
DAN MANFAAT
Kesimpulan
Dari tabel profil akses dan kendali, terlihat bah- dari partisipasi publik karena akses mereka terhadap
wa laki-laki lebih punya akses, kendali dan mendapat aktivitas publik tidak tersedia.
manfaat terhadap/dari partisipasi, pelatihan, dan pen-
Sementara, dari tabel profil aktivitas, perem-
didikan. Laki-laki dan perempuan punya akses dan ken-
puan lah yang lebih banyak berperan dalam merawat
dali yang setara dalam penggunaan cash dan mendapat
anggota keluarga yang sakit, menjaga dan mengantar-
manfaat kebutuhan primer dan obat-obatan.
kan anggota keluarga yang sakit.
28
Pengertian Inklusi
Inklusi menghargai
keberagaman.
29
29
Mandat Inklusi
Mandat Inklusi terdiri dari lima hal kunci: Data Terpilah, Aksesibilitas,
Partisipasi, Peningkatan Kapasitas dan Prioritas Perlindungan. Man-
dat ini penting untuk memastikan bahwa segala langkah inklusi telah
dijalankan. Mandat Inklusi merupakan hasil dari tinjauan pustaka ter-
hadap komitmen internasional dan kebijakan nasional mengenai par-
tisipasi bermakna kelompok paling berisiko, khususnya penyandang
disabilitas, dalam Penanggulangan Bencana (PB).
30
Mandat Inklusi
1. Data Terpilah
2. Aksesibilitas
3. Partisipasi Bermakna
33
(Panduan Praktis: Penerapan Mandat Inklusi dalam Penanggulangan
Bencana”, ASB Indonesia and the Philippines, 2018, hal. 20-21.)
33
Mandat Inklusi
4. Peningkatan Kapasitas
5. Prioritas Perlindungan
35
(Panduan Praktis: Penerapan Mandat Inklusi dalam Penanggulangan 35
Bencana”, ASB Indonesia and the Philippines, 2018, hal. 29-30.)
TIGA HAMBATAN YANG MEMPEN-
GARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT
RENTAN DAN TERPINGGIRKAN
Hambatan Sikap:
Stigma, diskriminasi, dianggap tidak mampu, dan
sebagainya.
Hambatan Lingkungan:
Berkaitan dengan aksesibilitas, baik fisik maupun
terhadap informasi.
Hambatan Institusional:
Berkaitan dengan kebijakan, peraturan, sistem,
yang belum berpihak, menyentuh pada isu disabil-
itas.
36
SIAPA KELOMPOK RENTAN DAN
KELOMPOK TERPINGGIRKAN?
Kelompok Rentan adalah: Sekelompok orang,
yang dalam kapasitas mereka berpotensi men-
galami dampak negatif dari suatu kejadian atau
krisis.
Kerentanan adalah: Potensi untuk dirugikan
secara fisik dan/atau psikologis, sosial dan/atau
ekonomi.
Penyandang Disabilitas: Baik laki-laki, per- Orang sakit : Laki-laki & perempuan, usia be-
empuan ataupun jenis kelamin ketiga, lan- rapapun, kondisi sakit tidak di RS, pasca op-
sia disabilitas, penyandang disabilitas tanpa erasi atau masa pemulihan.
catatan sipil dan lainnya.
Lansia: Laki-laki & perempuan, dari keluarga
miskin, lansia janda, lansia duda, lansia dis-
abilitas, lansia dengan beban sebagai pencari
nafkah utama dan lainnya.
38
DAMPAK COVID-19 TERHADAP
PEREMPUAN
39
39
DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Bagi banyak orang, tinggal di rumah
selama pandemi Covid-19 menjadi
hal yang paling vital untuk menekan
penyebaran virus corona. Namun bagi
sebagian perempuan, rumah bukanlah
merupakan tempat yang aman.
40
DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Kebijakan pembatasan sosial selama pandemi virus corona
dianggap melanggengkan kekerasan berbasis gender t erha-
dap perempuan, khususnya kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) dan menghambat penanganan kasus.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat per 2 Maret
- 25 April 2020, terdapat 275 kasus kekerasan yang dialami perempuan dewasa, dengan total
korban 277 orang.
41
Hal serupa juga terjadi terhadap perempuan di berbagai negara, seiring penerapan pembatasan 41
sosial maupun isolasi wilayah di belahan dunia lain.
DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Merujuk laporan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk Perempuan (UN Women) jumlah kekerasan terhadap
perempuan cenderung meningkat selama pandemi karena
kekhawatiran akan keamanan, kesehatan, dan uang m ening-
katkan tensi dan ketegangan akibat kondisi kehidupan yang
sempit dan terbatas.
Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Siti
Aminah Tardi, menyebut isolasi selama pandemi Covid-19 membuat perempuan “terperang-
kap” semakin lama dengan pelaku kekerasan dan “tidak dapat mengakses perlindungan”. 42
BEBERAPA GAMBARAN KASUSPADA
SEBUAH KELUARGA DI MASA PANDEMI:
Beban ganda bertambah: Sebagai adanya ketimpangan gender yang terjadi, pembagian peran yang
tidak seimbang, perempuan cenderung memiliki tugas dan peranan yang bertambah karena sema-
kin lamanya durasi bersama dengan anggota keluarga.
Kurangnya me time (waktu untuk diri sendiri): karena semakin banyak pula beban kerja di rumah,
serta masing-masing anggota keluarga juga memiliki intensitas pertemuan yang tinggi, maka akan
semakin sulit bagi setiap anggota keluarga untuk memiliki waktu pribadi untuk melakukan self-care
(pengembangan diri, hobi, dll).
Kecemasan berpengaruh pada relasi dengan anak: orang tua yang mengalami stres akibat beradap-
tasi dengan perubahan menjadi lebih mudah marah pada anak. Belum lagi ketika tugas-tugas seko-
lah anak yang saat ini juga melakukan sekolah dari rumah menjadi semakin banyak dan membutuh-
kan perhatian orang tua.
Kebosanan serta “craving” relasi sosial: anak dan remaja yang cenderung melakukan eksplorasi
dalam dunia sosialnya akan merasa terkurung dan kurang bersosialisasi karena ruang mereka
menjadi sangat terbatas dan tidak bisa bertemu dengan teman-temannya. 43
43
BEBERAPA GAMBARAN KASUSPADA
SEBUAH KELUARGA DI MASA PANDEMI:
Kekhawatiran akan sumber penghasilan: orang tua yang bekerja menjadi lebih stres memikirkan pe-
masukan yang berkurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terutama bagi mereka yang beker-
ja di sektor non-formal dan menjadi perempuan kepala keluarga.
Kebingungan kondisi keluarga yang memiliki potensi tinggi terpapar virus: kondisi individu yang
berelasi dengan Covid-19 rentan menghadapi stigma dan sulit untuk mengakses dan mendapatkan
layanan yang baik. Hal ini tentunya akan memperburuk situasi kesehatan mental serta bagaima-
na stress yang dialami oleh sebuah keluarga, sehingga kemungkinan munculnya konflik akan lebih
rentan.
Kesulitan pengelolaan kegiatan belajar anak: orang tua dan sekolah (guru) gagap mengelola kondi-
si belajar jarak jauh sehingga muncul stres pada masing-masing pihak. Dengan kondisi yang serba
digital saat ini, ada beberapa orang tua yang masih perlu beradaptasi dengan tugas dan cara belajar
anak-anaknya saat ini.
44
DAMPAK EKONOMI DARI PANDEMI
COVID-19 TERHADAP PEREMPUAN
45
45
46
DAMPAK KESEHATAN DARI PANDEMI
COVID-19 TERHADAP PEREMPUAN
Perempuan lebih berisiko terpapar terhadap Covid-19 karena mereka melakukan 70% peker-
jaan yang berhubungan dengan kesehatan dan sebagai pekerja kesehatan/staf layanan fasili-
tas kesehatan. Perempuan kurang memiliki akses terhadap APD (alat pelindung diri) atau APD
dengan ukuran yang tepat.
Dampak terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, terjadi karena kurangnya perhatian dan
sumber daya. Hal ini mengakibatkan tingginya kematian dan morbiditas ibu, tingginya angka
kehamilan remaja, dan penularan HIV dan penyakit seksual.
47
47
48
DAMPAK PEKERJAAN PENGASUHAN
TAK DIBAYAR DARI PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Sebelum Covid-19, perempuan menggunakan waktunya tiga kali lebih banyak dari pada laki-laki
terkait pekerjaan pengasuhan yang tidak dibayar dan juga pekerjaan rumah tangga. Dalam konteks
pandemi, pekerjaan pengasuhan meningkat.
Adanya pasien Covid-19 yang mungkin keluar dari rumah sakit lebih awal, mereka masih membu-
tuhkan layanan dan bantuan di rumah. Perempuan menjadi pengasuh keluarga yang tidak dibayar
dan mereka kebanyakan adalah pekerja kesehatan komunitas yang mendapat upah rendah atau
bahkan sebagai relawan.
Penutupan sekolah menambah tekanan dan tuntutan bagi perempuan. Ini menghambat mereka
untuk bekerja dengan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan secara jarak jauh.
49
49
DAMPAK PEKERJAAN PENGASUHAN
TAK DIBAYAR DARI PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Perempuan lansia cenderung mendapat pemasukan dan dana pensiun yang lebih rendah, dengan
kemungkinan kecil untuk mengakses perawatan untuk diri mereka sendiri.
Perempuan segala usia memberikan pengasuhan yang tidak berbayar; pengasuhan ini juga tergan-
tung pada kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan para perempuan itu untuk meminimalkan
risiko penularan terhadap orang yang mereka rawat.
Anak dan remaja perempuan lebih banyak melakukan pekerjaan rumah tangga dari pada laki-laki.
Selain itu, penutupan sekolah juga mengakibatkan anak perempuan putus sekolah sebelum mereka
bisa menyelesaikan pendidikannya, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan, dengan
disabilitas, atau tinggal di wilayah rural dengan lokasi yang terpencil.
“Policy Brief: The Impact of Covid-19 on Women”, United Nations, April 2020, hal.13.
50
51
51
DAMPAK KEKERASAN BERBASIS
GENDER DARI PANDEMI COVID-19
TERHADAP PEREMPUAN
Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di dunia meningkat akibat pandemi
Covid-19 karena tekanan ekonomi dan sosial.
Rumah padat penduduk, akses terbatas pada layanan dan dukungan sebaya yang berkurang
semakin memperburuk kondisi.
Banyak perempuan terjebak di rumah mereka dengan pelaku kekerasan yang mengeksploitasi
ketidakmampuan perempuan untuk meminta pertolongan. Pada saat yang sama, layanan
dukungan (pengadilan, polisi dan layanan kesehatan) sebagai responder awal juga kewalahan,
mengganti prioritas mereka atau bahkan tidak mampu membantu.
“Policy Brief: The Impact of Covid-19 on Women”, United Nations, April 2020, hal.17. 52
53
53
DAMPAK COVID-19
TERHADAP PENYANDANG
DISABILITAS
54
SPEKTRUM DISABILITAS
Saat terjadi wabah, penyandang disabilitas lebih mengalami kehilangan pekerjaan mereka dan kesulitan un-
tuk kembali bekerja pada masa pemulihan. (Para penyandang disabilitas banyak yang bekerja di sektor infor-
5
mal yang semakin terpuruk karena protokol kesehatan untuk menjaga jarak dan pembatasan gerak).
Penyandang disabilitas yang paling sedikit menerima manfaat dari solusi belajar jarak jauh. Kurangnya dukun-
gan, akses terhadap internet, perangkat lunak yang aksesibel, dan materi belajar memperdalam kesenjangan
6 bagi siswa dengan disabilitas.
Terganggunya pembelajaran keterampilan dan pelatihan merupakan dampak jangka panjang bagi pemuda
dengan disabilitas untuk menghadapi berbagai hambatan dalam lapangan pekerjaan.
7
ekerasan dalam rumah tangga juga dialami oleh perempuan dan anak perempuan dengan
K
disabilitas. Meningkatnya stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas
8 juga telah terjadi.
57
“Policy Brief: A Disability Inclusive Response to Covid-19, United Nations, 57
May 2020, hal. 5-7.
KERENTANAN PENYANDANG DISABILITAS
DALAM PANDEMI COVID-19
Stigma dan diskriminasi membuat angka ke- Minoritas seksual menjadi 7-12x untuk kemu-
kerasan meningkat. Stigma sebenarnya sudah ngkinan melakukan percobaan bunuh diri
ada dari sebelum munculnya PSBB ataupun
pandemi, namun dengan adanya situasi sep- Kondisi psikologis masyarakat sekitar yang
erti saat ini, stigma semakin tajam. saat ini juga sedang terdampak dapat mem-
perburuk keadaan maupun situasi
800 orang dengan gangguan kesehatan men-
tal terlaporkan dipasung
Banyak pusat kesehatan sulit diakses penyandang disabilitas fisik karena hambatan perkotaan dan
sulitnya sistem transportasi umum untuk diakses oleh penyandang disabilitas.
Secara institusi, biaya layanan kesehatan yang tinggi menghalangi banyak penyandang disabilitas
untuk mengakses layanan-layanan penting. Selain itu, kurangnya protokol tentang cara merawat
penyandang disabilitas yang berada di karantina.
Prasangka, stigma, dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, termasuk pandangan kalau
penyandang disabilitas tidak dapat membantu dalam respons wabah atau mengambil keputusan
sendiri. Halangan-halangan ini dapat menimbulkan stres tambahan bagi p enyandang disabilitas
dan orang yang merawatnya selama wabah Covid-19.
60
DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP LANSIA
61
61
PENGERTIAN LANSIA
Menurut PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), lansia adalah
mereka yang berusia sama dengan dan lebih dari 60 tahun.
Definisi ini kemudian dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
65
65
SIAPA ITU ANAK?
66
4 PRINSIP DALAM
KONVENSI HAK ANAK
Empat prinsip ini berdasarkan pada pemikiran bahwa anak juga setara sebagai manusia.
Kekerasan dari caregiver/pengasuh adalah hal yang paling sering dialami oleh anak-anak. Anak-anak
juga sering menyaksikan kekerasan terhadap perempuan. Lockdown juga meningkatkan kesempatan
bagi pelaku kekerasan untuk menyakiti anak-anak. Bantuan dari luar tidak mudah didapat karena
penutupan sekolah dan penangguhan kegiatan sosial karena pembatasan gerak.
Platform daring untuk belajar jarak jauh juga meningkatkan keterpaparan anak terhadap konten
yang tidak sesuai bagi anak dan terhadap predator anak. Anak putus sekolah juga meningkatkan
terjadinya pernikahan anak.
Penutupan, pemberlakuan jam malam, dan pembatasan gerak memaksa untuk d ilakukannya penut-
upan tempat pengungsian yang berdampak juga bagi anak. Karantina dan social distancing serta pen-
elusuran ulang kontak yang dilakukan sebelumnya juga merebut hak privacy bagi anak.
Hal ini termasuk tersebarnya informasi data tentang anak yang terinfeksi Covid-19 atau
informasi terkait identifikasi personal mereka.
69
69
ANALISIS GENDER
“KETANGGUHAN KELUARGA
DALAM PENCEGAHAN
PANDEMI”
70
Jika Desa/Kelurahan anda akan mening-
katkan ketangguhan komunitas melalui
upaya penguatan kapasitas keluarga dalam
pencegahan pandemi CoViD-19.
71
71
Berikut adalah informasi yang harus disediakan:
5 Akses pada, kendali terhadap, sumber daya dan manfaat yang terkait dengan upaya
pencegahan dan penanggulangan pandemi, bagi laki-laki/anak laki-laki dan
perempuan/anak perempuan
72
Identifikasi faktor-faktor yang mempen-
garuhi laki-laki/anak laki-laki dan perem-
puan/anak perempuan dalam akses, parti-
sipasi, kendali, dan mendapatkan manfaat
dari inisiatif program pencegahan pandemi
73
73
Analisis kapasitas dan kerentanan laki-laki/
anak laki-laki dan perempuan/anak perem-
puan dalam bencana pandemi
CoViD-19
74
INKLUSI SOSIAL DALAM
PENANGGULANGAN
PANDEMI COVID 19
75
75
PEMBAGIAN PAKET SAAT
BENCANA PANDEMI COVID-19
“multiple choice” untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman peserta terkait pembagian paket
yang tepat saat bencana pandemi Covid-19.
4 Bila anda adalah seorang ibu hamil, apakah paket bantuan makanan itu sudah sesuai
dengan situasi anda?
5 Bila anda adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, apakah paket bantuan
makanan itu sudah sesuai dengan situasi anda?
6 Bila anda adalah seorang remaja perempuan berusia 15 tahun, apakah paket bantu-
an makanan itu sudah sesuai dengan situasi anda?
77
77
REKOMENDASI KUNCI
INTERNATIONAL DISABILITY ALLIANCE
1 Penyandang disabilitas harus menerima informasi mengenai petunjuk mitigasi infeksi, rencana
pembatasan ruang publik, dan layanan yang ditawarkan, dalam berbagai bentuk format yang dapat
diakses dengan memanfaatkan teknologi yang aksesibel.
2 Langkah-langkah perlindungan tambahan harus diambil untuk orang-orang dengan beragam ket-
erbatasan/gangguan (impairment).
3 Semua rencana kesiagaan dan tanggap harus bersifat inklusif dan terakses oleh perempuan pen-
yandang disabilitas.
5 Selama masa karantina akses terhadap layanan bantuan (support service) , asisten pribadi (PA), dan
ketersediaan aksesibilitas fisik dan komunikasi harus terjamin.
8 Organisasi penyandang disabilitas bisa dan harus memainkan peranan kunci dalam
meningkatkan kesadaran penyandang disabilitas dan keluarga mereka.
9 Organisasi penyandang disabilitas bisa dan harus memainkan peranan kunci dalam
mengadvokasi tanggap krisis COVID19 yang inklusif disabilitas
79
79
REKOMENDASI LAINNYA
TERKAIT DISABILITAS
Sangat penting untuk memahami langkah atau cara untuk meminimalisir risiko gawat darurat bagi
kelompok rentan, salah satunya adalah dengan menggunakan kerangka berpikir psikososial. Pesan komu-
nikasi yang mudah diakses perlu dikembangkan, antara lain pertimbangan tentang penyandang disabili-
tas (termasuk disabilitas sensorik, intelektual, kognitif, dan psikososial), seperti:
NEWS
Situs web dan daftar fakta Berita dan konferensi pers Jika pengasuh perlu di-
yang mudah diakses seh- tentang wabah perlu meli- karantina, harus ada ren-
ingga penyandang disabil- batkan juru bahasa isyarat cana untuk memastikan
itas visual dapat membaca tersertifikasi yang divalidasi dukungan tetap ada bagi
informasi penting tentang
wabah ini
oleh penyandang tuna rungu penyandang
yang membutuhkan
disabilitas 80
Dukungan psikososial menekankan
pada hubungan yang dekat dan dinamis,
dengan antara aspek psikologis dari pen-
galaman seseorang (pemikiran, perasaan,
tingkah laku) dan pengalaman sosial yang
ada disekelilingnya (hubungan dengan
orang lain, tradisi, budaya), yang secara
terus menerus saling mempengaruhi satu
sama lain.
81
81
Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2020 tentang Aksesibilitas terhadap
Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana bagi Penyan-
dang Disabilitas
Ketentuan Pasal 104 ayat (4), Pasal 108, dan Pasal 109 ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Ta-
hun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, mengamanatkan penetapan Peraturan Pemerintah
tentang Aksesibilitas terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana
bagi Penyandang Disabilitas sebagai aturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
tentang Penyandang Disabilitas. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2020 tentang Aksesibil-
itas terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana bagi Penyandang
Disabilitas memiliki tujuan untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi Penyandang
Disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera dan mandiri dalam bentuk kemudahan akses terha-
dap Permukiman, Pelayanan Publik, dan perlindungan dari Bencana.
82
PP 42 tahun 2020 tentang Aksesibilitas terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, dan
Perlindungan dari Bencana bagi Penyandang Disabilitas mengatur tentang:
83
83
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan untuk penyandang disabilitas guna mewu-
judkan kesamaan kesempatan. PP 42 tahun 2020 tentang Aksesibilitas terhadap Permukiman,
Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana bagi Penyandang Disabilitas juga mendefi-
nisikan : Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu sat-
uan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
2 Anak harus terlindungi dari semua bentuk kekerasan, eksploitasi, penelantaran, perlakuan
salah dan TPPO
3 Anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi, penelantaran, perlakuan salah dan TPPO
harus ditangani sesuai dengan Permen PPPA No.2 Tahun 2011
6 Pendataan anak yang terpisah dari orang tua/ pengasuh utama, anak tanpa pendamping
atau anak bersama orang dewasa yang tidak memiliki hubungan darah karena salah satu
atau kedua orang tuanya harus menjalani karantina atau meninggal dunia
7 Pengasuhan alternatif untuk kelompok anak penyandang disabilitas dan anak dengan pen-
yakit kronis serta menyediakan layanan dasar untuk pencegahan dan penanganan untuk
kelompok masyarakat yang tereksklusi
8 Melakukan penelusuran/ pelacakan dan reunifikasi keluarga untuk anak yang terpisah mau-
pun tanpa pendamping akibat salah satu atau kedua orangtuanya meninggal dunia
9 Memastikan bahwa setiap media informasi pencegahan yang digunakan adalah media yang
ramah anak dan dapat diakses oleh semua kalangan termasuk anak disabilitas dan anak yang
berada di lingkungan renta
12 Pengumpulan, analisis dan pelaporan terpilah menurut jenis kelamin dan kelompok umur
untuk pencegahan dan penanganan Covid-19
13 Memastikan jaminan psikososial, kesehatan, pendidikan dan privasi yang dilindungi bagi
anak
14 Memastikan pendampingan berupa dukungan mental dan psikososial serta fokus pada
membangun ketahanan/ resiliensi serta menyediakan kebutuhan dasar menjadi bagian dari
program dan intervensi
15 Menjamin bahwa prosedur pendataan dilakukan dan ditaati oleh semua pihak yang ter-
gabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, seluruh aktivis, relawan, dan
masyarakat yang terlibat
16 Seluruh anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan seluruh aktivis, relawan, dan mas-
yarakat yang terlibat harus menandatangani dan melaksanakan Code of Conduct Perlind-
ungan Anak
88
NOMOR HOTLINE LAPORAN
DAN LAYANAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN ANAK
Komnas Perempuan: (021) 390-3963
KPPPA: 0821-2575-1234
KEMSOS: (021) 1500-771
TOLONG ! !
89
89
LAYANAN PENDAMPINGAN
HUKUM WILAYAH JAKARTA
LBH APIK Jakarta: 0813-8882-2669
LBH Jakarta: (021) 314-5518
P2TP2A (Layanan Hukum, Psikososial, dan Kesehatan):
0813-1761-7622, atau (021) 112
90
KERENTANAN LAINNYA
AKIBAT COVID-19 DIANTARANYA (KDRT):
1 Beban domestik yang berlapis, ditambah relasi kua-
sa yang timpang antara laki-laki dan perempuan dan
tekanan ekonomi selama pandemi, menyebabkan ke-
kerasan terhadap perempuan berpotensi kian menja-
di, ujar Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah
Tardi.
5 Hal ini memperlihatkan bahwa rumah dan keluarga masih menjadi wilayah yang tidak aman
bagi perempuan.
6 Meningkatnya kekerasan domestik sebenarnya tak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun
juga di berbagai negara di belahan dunia lain.
7 Laporan UN Women yang dirilis April 2020, 243 juta perempuan berusia 15-49 tahun men-
jadi objek kekerasan seksual dan fisik selama 12 bulan terakhir.
93
93
TIPS MENGHINDARI KDRTSELAMA
PANDEMI COVID-19 (SUAMI- ISTRI)
Belajar saling mengenal (kembali) cara komunikasi; men-
genal kembali “tentang” pekerjaan pasangan; mengenal
kembali “tugas” domestik masing-masing.
97
97
TIPS MENGHINDARI KDRT SELAMA
PANDEMI COVID 19 (ORANG TUA - ANAK)
Membangun relasi sehat dengan anak, seperti:
Lakukan aktivitas bersama anak (contohnya: tugas domestik; olahraga; menonton; ber-
main; mendengarkan musik; dan beribadah) 98
JIKA TERJADI KONFLIK
BERIKUT BEBERAPA CARA
YANG DAPAT ANDA LAKUKAN:
Komitmen untuk penyelesaian masalah.
104
BIBLIOGRAFI
Perka BNPB No 13/2014 tentang Pengarusutamaan Gender di Bidang Penanggulangan Bencana.
Perka BNPB No. 14/2014 tentang Penanganan, Pelindungan, dan Partisipasi Penyandang Disabilitas
dalam Penanggulangan Bencana.
Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030, United Nations, 2015.
United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities and Optional Protocol,
United Nations, 2007.
United Nations Convention on the Rights of the Child, United Nations, 1989.
UU 13/1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
UU 19/2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities/Konvensi
Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas.
UU 35/2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas
105
105
Didukung Oleh :
106