Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Seks &

Gender
Mata Kuliah Gender dan Hukum Islam
Seks

 Mengacu pada sifat-sifat biologis yang mendefinisikan


manusia sebagai perempuan atau laki-laki. Sementara
himpunan sifat biologis ini tidak saling asing, sebab ada
individu yang memiliki kedua-duanya, manusia cenderung
dibedakan sebagai laki-laki dan perempuan olehnya.
 Dalam penggunaan awam, istilah seks kerapkali digunakan
dalam arti “kegiatan seksual.” (WHO, definisi kerja 2002)
SEKS

PEREMPUAN (FEMALE) LAKI-LAKI (MALE)


 Menghasilkan ovum  Menghasilkan sperma

 Penampilan jasmani  Penampilan jasmani


(anatomi): klitoris (anatomi): penis (pelir,
(kelentit) dan vagina zakar) dan skrotum
(puki), payudara (susu), (buah pelir, buah zakar)
organ reproduksi
 Susunan kromosom: XX  Susunan kromosom: XY

3
Gender Jenis Kelamin/ Seks

 mengacu pada peran, perilaku,  mengacu pada seperangkat atribut


ekspresi, dan identitas seseorang biologis yang ada pada manusia, yakni
yang dikontruksi secara sosial di laki-laki dan perempuan (kodrati).
masyarakat, baik terhadap laki-laki  Jenis kelamin berhubungan dengan
maupun perempuan (bukan kodrati).
karakter dasar fisik dan fisiologi
 Gender mempengaruhi bagaimana manusia, seperti; kromosom, tingkat
seseorang memandang dirinya dan fungsi hormon, dan anatomi
sendiri dan orang lain, bagaimana organ reproduksi.
berinteraksi dan bertindak, serta
mempengarhi distribusi kekuasaan
 dikategorikan sebagai perempuan dan
dan sumber daya yang ada di laki-laki, di mana keduanya memiliki
masyarakat. karakteristik organ reproduksi yang
berbeda.
DIMENSI seksual

 Perbuatan & Perilaku Seksual


 Orientasi seksual
Pada gender mana kita tertarik secara seksual:
heteroseksual, homoseksual, biseksual
 Identitas seksual
Identitas sosial berdasarkan orientasi seksual: lesbi(an), gay,
queer, “normal” dll

5
GENDER

1. Konsep yang merujuk pada perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan


perempuan yang dikonstruksi secara sosial, dapat berubah-ubah
dengan berlalunya waktu, dan amat bervariasi di dalam dan antara
budaya.
2. Diperlawankan dengan ciri-ciri yang ditentukan secara biologis,
gender merujuk pada perilaku yang dipelajari dan tuntutan menaati
citra seseorang tentang maskulinitas dan femininitas.
3. Sebagai variabel sosio-ekonomi dan politik untuk menganalisis peran,
tanggung jawab, kendala dan kesempatan, gender mempertimbangkan
baik laki-laki maupun perempuan.
(“A Glossary of Terms in Gender and Sexuality, http://www.seaconsortium.net/autopagev3/fileupload/WedJuly2007-13-
25-6.pdf
PERBEDAAN GENDER

KARAKTERISTIK LAKI-LAKI KARAKTERISTIK PEREMPUAN

 Maskulin  Feminin
 Rasional  Emosional
 Tegas  Fleksibel/plinplan
 Persaingan  Kerjasama
 Sombong  Selalu mengalah
 Orientasi dominasi  Orientasi menjalin hubungan
 Perhitungan  Menggunakan insting
 Agresif  Pasif
 Obyektif  Mengasuh
 Fisik  Cerewet
MENGAPA GENDER DIPERSOALKAN

1. Menyebabkan terjadinya perbedaan peran, posisi, dan


nilai yang diberikan terhadap perempuan dan
laki-laki menimbulkan ketidakadilan.
2. Ketidakadilan yang ditimbulkan mengakibatkan
penderitaan. Perempuan adalah kelompok yang paling
menderita dari ketidakadilan tersebut.
3. Umumnya laki-laki mengontrol atau mendominasi
kehidupan perempuan di berbagai bidang kehidupan.
Misalnya; kontrol atas tubuh perempuan dengan cara
membatasi keterlibatan di ruang publik.
Bentuk2 Ketidakadilan Gender

1. Beban Ganda;
Pembagian kerja berdasarkan gender membagi pekerjaan
laki-laki di ruang publik, sementara perempuan di ruang
domestik. Meski demikian perempuan tetap dituntut u/
bertanggungjawab thd urusan rumah tangga (domestik).
Lanjutan…

 2. Marginalisasi;
terjadi dalam kultur, birokrasi dan program-program
pembangunan. Sehingga secara sistematis perempuan tersingkir dan
dimiskinkan secara sosial dan ekonomi
Contohnya, konsep laki-laki adalah pencari nafkah utama
(kepala keluarga) dan perempuan adalah pencari nafkah tambahan
menyebabkan tenaga kerja perempuan memiliki nilai ekonomis
yang rendah dari buruh laki-laki meskipun dengan jam kerja yang
sama
Lanjutan...

3. Stereotipe atau pelabelan negatif;


Perempuan seringkali mendapatkan pelabelan
negatif seperti manusia yang lemah, maka ia
harus dilindungi.

11
 4. Subordinasi atau penomorduaan.
Perempuan seringkali mendapat kedudukan sebagai bawahan laki-
laki. Perempuan ditempatkan pada jajaran kedua setelah laki-laki
karena keberadaan perempuan dianggap tidak penting atau sebagai
pelengkap semata. Dalam budaya patriarki laki-laki dianggap
sebagai figur utama dan perempuan sebagai figur kedua

Anda mungkin juga menyukai