01
PRINSIP
KESETARAAN
Prinsip kesetaraan
02
Definisi dan Pengujian
Kesetaraan 03
Tindakan Afirmatif (atau
Diskriminasi Positif)
Contoh lain, beberapa negara mengizinkan masyarakat adat untuk mengakses pendidikan yang lebih
tinggi dengan berbagai kebijakan yang membuat mereka diperlakukan secara lebih (favourable)
dibandingkan dengan orang-orang non adat lainnya dalam rangka untuk mencapai kesetaraan.
Pelarangan terhadap
diskriminasi adalah salah satu
bagian dari prinsip kesetaraan.
Diskriminasi adalah
kesenjangan perbedaan
perlakuan dari perlakuan yang
seharusnya sama/setara.
03
Diskriminasi Langsung
dan Tidak Langsung
DISKRIMINASI
DISKRIMINASI TIDAK
LANGSUNG
Diskriminasi tidak langsung muncul ketika dampak dari hukum
atau
dalam praktek hukum merupakan bentuk diskriminasi,
walaupun hal itu tidak ditujukan untuk tujuan diskriminasi.
Misalnya, pembatasan pada hak kehamilan jelas akan
berpengaruh lebih besar kepada perempuan daripada kepada
laki-laki.
ALASAN DISKRIMINASI
Hukum hak asasi manusia internasional telah
memperluas alasan diskriminasi. Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia menyebutkan beberapa asalan
dskriminasi antara lain ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, pendapat politik atau opini lainnya,
nasional atau kebangsaan, kepemilikan akan suatu
benda (property), kelahiran atau status lainnya. Semua
hal itu merupakan alasan yang tidak terbatas dan
semakin banyak pula instrumen yang memperluas
alasan diskriminasi termasuk di dalamnya orientasi
seksual, umur dan cacat tubuh
Kewajiban Positif untuk
Melindungi Hak-Hak
Tertentu
Menurut hukum hak asasi manusia internasional,
suatu negara tidak boleh secara sengaja
mengabaikan hak-hak dan kebebasan-kebebasan.
Sebaliknya negara diasumsikan memiliki kewajiban
positif untuk melindungi secara aktif dan
memastikan terpenuhinya hak-hak dan kebebasan-
kebebasan.
Untuk kebebasan berekspresi, sebuah negara boleh
memberikan kebebasan dengan memberikan sedikit
pembatasan. Satu-satunya pembatasan adalah suatu hal
yang secara hukum disebut sebagai pembatasan-
pembatasan .
2. Reservasi adalah pernyataan sepihak suatu negara untuk tidak menerima berlakunya
ketentuan-ketentuan dari perjanjian internasional.
3. Deklarasi
pernyataan suatu negara untuk meniadakan atau memodifikasi akibat hukum dari suatu
perjanjian internasional.
4. Hak-hak terbatas
pembatasan dilkukan untuk menghormati hak dan reputasi orang lain atau demi keamanan
nas,ketertiban , kesehatan dan moral.
6. Hirarki hak
Pada hakekatnya HAM saling bergantung dan universal,meski ada yg berpendapat bahwa
terdapat hirarki hak
TUGAS RIVIEW FILM
FREDOOM WRITERS
ANALISA FILM tersebut dengan menggunakan teori maupun
prinsip Ham dalam hukum HAM internasional
Pelanggaran HAM apa saja yang telah
dilanggar dalam film tersebut ?
MAX 10 HALAMAN
HUKUM ISLAM DAN HAM
PERTEMUAN KE 7
B. ORGANISASI
INTERNASIONAL
SUBJEK HUKUM
“pihak yang dapat dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh
hukum”
NEGARA
Negara merupakan subyek utama hukum internasional dan dengan
demikian juga merupakan subyek hukum hak asasi manusia
NEGARA SEBAGAI SUBYEK HK. INTERNASIONAL
Penduduk yg Tetap
Wilayah yg Pasti
Kemampuan utk
Berhubungan dg Negara
Lain
Subjek Hukum Internasional
1. Negara
Negara merupakan subjek Hukum UTAMA dalam Intemasional..
Negara sebagai subjek hukum intemasional harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
• penduduk tetap
• wilayah tertentu
• pemerintahan
• merdeka dan berdaulat penuh (kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain).
Negara sebagai subjek hukum internasional mempunyai kewajiban sebagai berikut:
o Tidak menjaiankan kedaulatan dalam wilayah negara lain.
o Tidak mengijinkan warga negaranya melakukan perbuatan yang melanggar kebebasan atau supremasi teritotial negara lain.
o Setiap negara wajib menghalangi aktivitas teroris yang dilakukan di dalam wilayahnya terhadap negara lain.
o Tidak campur tangan urusan dalam negeri negara lain.
Dalam hukum kebiasaan internasional, sebuah negara
dianggap melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia
(gross violation of human rights), ketika :
Didirikan dg
Konstitusi
Perjanjian
Organisasi
ORGANISASI Internasional
INTERNASIONAL
PUBLIK
Memiliki Alat Charter/Piagam
Perlengkapan
(Organ)
Piagam PBB
Piagam ASEAN
Hukum yg Berlaku
adl Hukum
Internasional
ORGANISASI INTERNASIONAL SBG SUBYEK
HUKUM INTERNASIONAL
Kemampuan
Mengadakan
NEGARA
Hubungan dg
Subyek HI lain
International KONSTITUSI
Legal ORGANISASI
Personality
Kemampuan
Membuat International
Perjanjian Legal Capacity
Internasional
AKTOR NON NEGARA
Menggunakan Tanda
Pengenal/Uniform sbg
Identitas
Membawa Senjata
BELLIGERENT
scr Terbuka
Menguasai Wilayah
scr Efektif
Mendapat
Dukungan dr Rakyat
mapan
Politik
Kaum
Belligerency Pemberontak Entitas Mandiri
Ekonomi
Militer Ex : Palestine
Liberation
Organization
Belum
mapan
Kaum
Insurgency
3. Individu
Perjanjian Perdamaian Versailles Tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I
antara Jerman dengan Inggris dan Perancis telah menetapkan individu dapat
mengajukan perkara atau dituntut ke Mahkamah Internasional.
Perbuatan individu yang dapat dituntut ke Mahkamah Internasional, antara
lain:
1. Kejahatan terhadap perdamaian (mengobarkan perang).
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (pelanggaran HAM beraf).
3. Kejahatan terhadap perang (melanggar Hukum Perang).
4. Kesepakatan jahat bertaraf internasional.
hukum hak asasi internasional juga meletakkan individu sebagai subyek hukum, tidak hanya
sebagai pemilik hak tapi juga pemikul tanggung jawab, melalui sebuah konsep yang disebut
sebagai individual criminal responsibility, serta konsep command responsibility. Kedua
konsep ini pertama kali diperkenalkan pada Pangadilan Internasional di Nuremberg dan Tokyo
yang mengadili para penjahat Perang Dunia Kedua. Selanjutnya Statuta ICTY (International
Criminal Tribunal for former Yugoslavia) memberikan sumbangan besar terhadap
pengembangan. konsep individual criminal responsibility dan command responsibility yang
menegaskan mereka yang dianggap bertanggung jawab pidana secara Individu tidak hanya
orang yang melakukan tapi juga yang memerintahkan melakukan tindak kejahatan.ICTY
(International Criminal Tribunal for ormer Yugoslavia) pula yang memperkenalkan praktek
penerapan command
responsibility dalam pengadilan pidana
AKTOR NON NEGARA- PEMANGKU HAK
1.INDIVIDU
Dalam perkembangan wacana mengenai subyek hukum internasional dewasa ini, terdapat
kecenderungan untuk bergeser dari hukum internasional yang berorientasi pada negara. Negara-
negara telah mulai menciptakan norma-norma yang lebih ditujukan bagi kesatuan dan individu
lainnya untuk mengatur pola hubungannya: legal person, termasuk perusahaan pada umumnya,
organisasi non-pemerintah internasional, individu-individu yang bertanggungjawab dalam suatu
organisasi internasional dan individu itu Sendiri. Beberapa perjanjian hak asasi manusia memberi
kesempatan kepada individu untuk mengajukan pengaduan secara langsung ke hadapan badan-badan
internasional,66 beberapa perjanjian lain, seperti Konvensi Genosida
AKTOR NON NEGARA- PEMANGKU HAK
2. KELOMPOK LAIN
Generasi ketiga hak asasi manusia juga memperkenalkan apa yang disebut sebagai
hak kelompok, yang pada awalnya hanya bersifat afirmatif terhadap pemenuhan hak
ekonomi sosial dan budaya, namun pada perkembangannya juga meliputi hak sipil
dan politik karena kedua “jenis” hak tersebut memang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Yang dimaksud sebagai kelompok di sini memang bersifat progresif,
mengikuti perkembangan wacana hukum hak asasi manusia internasional. Tetapi
setidaknya ada tiga kelompok utama yang diakui sebagai subyek hukum hak asasi
manusia Internasional, yaitu indigenous people, refugees, dan minorities. Berbagai
perjanjian internasional hak asasi manusia, serta keputusan-keputusan penting
pengadilan, juga adanya mekanisme khusus dalam PBB baik yang berupa komite,
special rapporteur, working groups, maupun independent experts menguatkan
keberadaan tiga kelompok ini sebagai subyek dalam hukum hak asasi manusia
internasional
SUMBER HUKUM & SIFAT
DASAR HAM
Menurut pasal 38 Piagam mahkamah
Internasional, sumber hukum formal terdiri
dari :
1. Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty)
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang
terbukti dalam praktek umum dan
diterima sebagai hukum
3. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh
negara-negara beradab
4. Yurisprudency, yaitu keputusan hakim
hukum internasional yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap
5. Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum
internasional.
SUMBER-SUMBER HUKUM HAM
Hukum kebiasaan internasional yaitu Hkm Perjanjian Internasional (Treaty) Kesepakatan Bilateral dan
norma hkm yg dibentuk melalui Dibuat oleh para pelaku Hkm Internasional
dan organisasi internasional. regional
pertukaran kebiasaan antar negara2 dlm
kurun waktu tertentu
Sumber-sumber yang tidak mengikat secara hukum
Deklarasi organisasi
1 internasional dan
regional
Kebijakan dan
3 praktrek nasional.
Sumber HI ada dalam Statuta Mahkamah International (ICJ)
Pasal 38 ayat (1)
1. Perjanjian internasional, baik bersifat umum maupun khusus berisi ketentuan
hukum yang diakui oleh pihak yang bersengketa;
2. Kebiasaan-kebiasaan intl, sbg bukti dari satu kebiasaan umu diterima sbg
hukum;
3. Prinsip-prinsip hukum umum diakui oleh bangsa-bangsa beradab;
4. Keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran para sarjana yang paling terkemuka
dari berbagai negara sebagai sumber tambahan dalam menetapkan kaidah-
kaidah hukum.