Diajukan oleh :
19/450883/PHK/10872
YOGYAKARTA
2019
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multi ras, etnis, agama, dan
bahasa. Hasil sensus penduduk Tahun 2010 menunjukan jumlah suku bangsa yang
ada di Indonesia secara keseluruhan mencapai lebih dari 1.300 suku bangsa, 6
jenis agama yang diakui pemerintah ditambah aliran kepercayaan, dan terdapat
2.500 jenis bahasa daerah (Hasil Sensus Penduduk 2010, 2011: 5-6).
persaudaraan, dan anti diskriminasi sebagaimana ciri khas Hak Asasi Manusia.
menyebutkan bahwa, “All human beings are born free and equal in dignity and
rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one
1
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,
merupakan hasil ratifikasi International Convention on The Elimination of All Forms of Racial
Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Rasial, 1965)
2
Pasal 1 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) diterjemahkan, “Semua orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati
nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.
diskriminasi juga dengan tegas dijelaskan pada Pasal 2 Universal Declaration of
Human Rights, “Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this
Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex, language,
20256 yang menyebutkan bahwa arah, tahapan, dan prioritas pembangunan jangka
3
Pasal 2 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) diterjemahkan, Setiap orang berhak atas
semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada
pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran
atapun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan
politik, hukum atau kedudukan internasional dari Negara atau daerah dari mana seseorang
berasal, baik dari Negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah perwalian, jajahan
atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain.
4
Lihat, Pasal 28, 28 A sampai dengan Pasal 28 J, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
5
Pasal 28 I Ayat (2), “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu”.
6
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025.
indikator pemenuhannya adalah dengan memantapkan pelembagaan nilai -nilai
golongan atau suku, dan bias pula karena perbedaan jenis kelamin, ekonomi,
agama, dan sebagainya (ILRC, 2009 : 2). Pasal 1 ayat 3 undang-undang nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menjelaskan, “Diskriminasi adalah setiap
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,
diskriminasi etnis yang mendasarkan pada agama dan kepercayaan yang terjadi di
pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang relatif rendah (disadur dari
diskriminasi telah terjadi secara sistematis dan luas. Payung hukum yang
dibangun sebagai alat untuk menjamin dihormati dan tegaknya hak asasi manusia,
seringkali hanya terbatas pada pencapaian keadilan yang prosedural dan jauh dari
7
Lihat, Pasal 28i ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8
Impunitas adalah kegagalan sebuah pemerintah untuk mengambil atau melaksanakan tindakan
hukum kepada pelaku pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (ELSAM, 2014)
9
Setara Institute adalah organisasi yang didirikan oleh beberapa individu (aktivis HAM) yang
didedikasikan untuk ide bahwa setiap orang harus diperlakukan sama sementara menghormati
keberagaman, mengutamakan solidaritas dan menjunjung tinggi martabat manusia.
diskriminatif di Yogyakarta, dan 91 produk hukum daerah di Jawa Barat selama
September 2018 sampai Februari 2019, yang berpengaruh pada akses pelayanan
publik.
dan tertuang pada peraturan berbagai peraturan nasional hanya sebatas pada
terwujudnya keadilan yang prosedural dan belum dimaknai sebagai keadilan yang
substantif (Armiwulan, 2015 : 501). Hal tersebut juga diperparah dengan proses
undangan?
prinsip HAM?
2. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah hasil
diakui. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
hak asasi manusia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu
2) Manfaat Akademis
dan secara khusus pada hukum dan HAM yang berkaitan dengan
kelompok rentan.
3. Keaslian Penelitian
hasil bahwa belum ada penelitian maupun tulisan yang secara spesifik
a. Aaaa
b. Bbbb
c. Cccc
d. Aaaa
e. Bbbb
f. Cccc
g. Aaaa
h. Bbbb
i. Cccc
Hak Asasi Manusia dan Perjanjian Internasional tentang Hak-hak sipil dan
undangan.
prinsip-prinsip HAM.
C. Hipotesis
D. Metode Penelitian
Yuridis normatif
Buku
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). (2014). Hak
Asasi Diakui tapi Tidak Dilindungi : Catatan Hak Asasi Manusia dimasa
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). (2011). Negara
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). (2019). Panduan
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (2013). Terali Besi untuk Korban: Legal Proceeding
The Indonesian Legal Resource Center (ILRC). (2009). Buku Saku untuk Kebebasan
Beragama. Jakarta.
The Wahid Institute. (2013). Lampu Merah Kebebasan Beragama : Laporan Kebebasan
Badan Pusat Statistik. (2011). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa
Peraturan Perundang-undangan
United Nations (UN). 1948. United Nations Universal Declaration of Human Rights.
Manusia.
Asasi Manusia.
Republik Indonesia, Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri
Jurnal
Armiwulan, Hesti. (2015). Diskriminasi Rasial dan Etnis sebagai Persoalan Hukum
dan Hak Asasi Manusia. Jurnal masalah-masalah hukum volume 44, hal 493-531
Internet
Ali, Surya Dharma. (2011). Menteri Agama: Perda pelarangan Ahmadiyah sesuai aturan.
https://www.beritasatu.com/nasional/9160/menteri-agama-perda-pelarangan-ahmadiyah-
sesuai-aturan
Wardah, Fathiyah. (2012). Setahun Insiden Cikeusik, Warga Ahmadiyah Belum Bisa Pulang.
ahmadiyah-cikeusik-belum-bisa-pulang-138771039/104503.html
ELSAM. (2014). Impunitas. Dalam referensi HAM ELSAM, diambil dari link :
https://referensi.elsam.or.id/2014/09/impunitas/
Tuasikal, Rio. (2019). Jabar Punya 91 Perda Diskriminatif tapi Perlahan Berbenah. Dalam
perda-diskriminatif-tapi-perlahan-berbenah/5014758.html
enggan-menambah-pengungsi-ahmadiyah
Setara Institute. (2005). Profil Setara Institute. Dalam Setara Institute for Democracy and
https://www.liputan6.com/news/read/3888133/minggu-berdarah-Jemaat-ahmadiyah-di-
cikeusik-8-tahun-silam
1. Judul
media social.
Rumusan masalah :
demokrasi?
4)
2. Judul