Anda di halaman 1dari 9

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

3/Mar/2019

PERLINDUNGAN HAK POLITIK PEREMPUAN istilah kesetaraan gender. Jika membahas


SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA DAN mengenai gender dan peran sosial yang
PENGATURANNYA DALAM KONVENSI dimainkannya di Indonesia, maka hal ini tidak
INTERNASIONAL1 terlepas dari budaya atau kultur yang kental
Oleh : Beverly Gabrielle Sanger2 akan budaya patriarki.
Pencapaian kesetaraan dan keadilan di
ABSTRAK depan hukum masih jauh dari harapan karena
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk diyakini terbentur oleh berbagai nilai budaya,
mengetahui Bagaimana bentuk perlindungan meskipun harus diakui upaya mereformasi
hak politik perempuan menurut konvensi undang-undang dan menciptakan produk
internasional dibidang hak asasi manusia dan hukum baru dengan mengadopsi kepentingan
bagaimana perlindungan hak politik masyarakat mulai di wujudkan.3
perempuan di Indonesia. Dengan menggunakan Masalah keterwakilan perempuan dalam
metode penelitian yuridis normatif, politik di Indonesia menjadi wacana yang
disimpulkan: 1. Hak perempuan untuk penting dalam upaya meningkatkan partisipasi
berpolitik telah diatur dalam beberapa politik perempuan. Pembicaraan mengenai
konvensi Internasional, secara tegas telah keterwakilan politik perempuan tidak dapat
diatur dalam Konvensi CEDAW yakni tentang dilepaskan dari partisipasi politik perempuan
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi secara umum. Indonesia sudah meratifikasi dua
terhadap Perempuan (Convention on the konvensi yang berkaitan dengan partisipasi
Elimination of All Forms of Discrimination politik perempuan. Sebelum meratifikasi
against Women/CEDAW). CEDAW mengatur Konvensi CEDAW, Indonesia telah meratifikasi
tentang perlindungan hak politik perempuan, Konvensi tentang Hak-hak Politik Perempuan
tertuang dalam Pasal 7 dan Pasal 8, yang (The Convention on Political Rights of Women)
menentukan bahwa, Perempuan memiliki hak pada 12 Desember 1958.
untuk memilih dan dipilih dalam pemerintahan Kemunculan konvensi tentang penghapusan
dan juga hak untuk berpartisipasi dalam segala bentuk diskriminasi terhadap wanita
pemerintahan. 2. Di Indonesia politik tidak atau Convention on the Elimination of All Forms
mengenal dengan namanya perbedaan gender, of Discrimination Against Women (CEDAW)
baik perempuan maupun laki-laki diberikan hak adalah upaya untuk menjamin hak-hak
yang sama tanpa adanya diskriminasi sesuai perempuan.
dengan Undang-uundang Nomor 7 Tahun 1984 CEDAW atau ICEDAW (International
Tentang penghapusan segala bentuk Convention on Elimination of All Forms of
diskriminasi terhadap wanita dan juga pada Discrimation Againts Women) adalah sebuah
UUD Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM yang Kesepakatan Hak Asasi Internasional yang
secara tegas melindungi Hak Asasi Manusia dan secara khusus mengatur hak-hak perempuan .
Kebebasan dasar manusia dalam berpolitik. Konvensi ini mendefinisikan prinsip prinsip
Kata kunci: Perlindungan hak politik tentang hak hak manusia, norma-norma dan
Perempuan, hak asasi manusia, pengaturannya standar-standar kelakuan dan kewajiban
dalam konvensi internasional. dimana Negara-negara peserta konvensi
sepakat untuk memenuhinya.
PENDAHULUAN Pada tahun 2010 Majelis Umum PBB
A. Latar Belakang mengesahkan pembentukan Badan PBB untuk
Perempuan dan perannya memang selalu kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
mengundang kontroversi, terutama di era yang Perempuan (UN Women). UN Women
menjunjung tinggi persamaan hak antara
wanita dengan pria. Tuntutan ini akrab dengan 3
Romany Sihite, Perempuan,Kesetaraan & Keadilan, Suatu
Tinjauan Berwawasan Gender, Jakarta; PT. Grafindo
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Diana Persada, 2005, h. 130.
Pangemanan-R, SH, MH; Feiby S. Wewengkang SH,
MH
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
15071101601

163
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

bertujuan untuk mempercepat kemajuan dalam pengakuan dan jaminan pelindungan terhadap
memenuhi kebutuhan perempuan dan anak- Hak Asasi Manusia tersebut.6
anak perempuan di seluruh dunia. Kesetaraan Dari perspektif hukum internasional,
bagi perempuan dan anak-anak bukan hanya tonggak lahirnya hukum hak asasi manusia
sebagai suatu dasar hak asasi manusia, namun terhitung sejak disahkannya Piagam PBB serta
juga merupakan bagian dari kepentingan sosial Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun
dan ekonomi. 1948 yang selanjutnya disebut DUHAM.
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak DUHAM bukanlah suatu hukum yang mengikat
yang dimiliki manusia semata-mata karena ia karena sifatnya yang merupakan sebuah
manusia. Umat manusia memilikinya bukan deklarasi. Namun, DUHAM telah melandasi
karena diberikan kepadanya oleh masyarakat pembentukan norma – norma HAM
atau berdasarkan hukum positif, melainkan internasional yang diwujudkan dalam berbagai
semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai bentuk perjanjian internasional yang secara
manusia. 4 Dalam arti ini, maka meskipun setiap hukum mengikat negara – negara pihak. Esensi
orang terlahir dengan ras, suku, jenis kelamin, hukum hak asasi manusia internasional
bahasa, budaya, agama dan kewarganegaraan mengatur kemanusiaan yang sifatnya universal
yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak- tanpa mengenal dan terikat oleh ruang dan
hak yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun waktu tertentu.7
juga, dan di negara manapun ia berada. Inilah Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis
sifat universal dari HAM tersebut. tertarik menulis karya ilmiah dalam bentuk
Secara universal bahwa negara memikul skripsi tentang “Perlindungan Hak Politik
tanggung jawab utama dalam pemajuan dan Perempuan Sebagai Hak Asasi Manusia Dan
perlindungan hak asasi manusia. Tanggung Pengaturannya Dalam Konvensi
jawab yang sedemikian tak dapat dikurangi Internasional”.
dengan alasan-alasan politik, ekonomi maupun
budaya. Sementara itu dalam kenyataan sehari- B. Perumusan Masalah
hari banyak pelanggaran hak asasi manusia 1. Bagaimanakah Bentuk Perlindungan Hak
dilakukan oleh negara melalui organ-organ atau Politik Perempuan Menurut Konvensi
aparatnya baik sipil maupun militer yang Internasional dibidang Hak Asasi Manusia
menyelewengkan kekuasaannya (abuse of ?
power).5 2. Bagaimanakah Perlindungan Hak Politik
Dalam hukum hak asasi manusia Perempuan di Indonesia ?
internasional, tanggung jawab negara berkaitan
dengan kewajiban negara dalam memajukan C. Metode Penelitian
dan melindungi hak asasi manusia yang diakui Secara umum, ruang lingkup penelitian ini
secara internasional. Hak Asasi Manusia merupakan disiplin ilmu hukum, yakni Hukum
merupakan hak-hak dasar yang dibawa HAM, khususnya berkaitan dengan masalah hak
manusia semejak lahir sebagai anugerah Tuhan asasi perempuan di bidang politik, yang
Yang Maha Esa, maka perlu dipahami bahwa tertuang dalam Konvensi HAM Internasional
Hak Asasi Manusia tersebut tidaklah bersumber yang mengikat negara-negara dalam
dari negara dan hukum, tetapi semata-mata mengimplenetasikannya, maka penelitian ini
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai merupakan bagian dari penelitian hukum yakni
pencipta alam semesta beserta isinya, sehingga dengan cara meneliti bahan pustaka yang
Hak Asasi Manusia itu tidak bisa dikurangi (non dinamakan penelitian hukum kepustakaan. 8
derogable rights).Oleh karena itu, yang Sedangkan metode pendekatan yang digunakan
diperlukan dari negara dan hukum adalah suatu
6
Rozali Abdullah dan Syamsir, Perkembangan HAM
dan Keberadaan Peradilan HAM di Indonesia, Jakarta:
4
Jack Donnely,Universal Human Rights in Theory and Ghalia Indonesia, 2002, hlm.10.
7
Practice, (London: Cornell Agus Fadillah, Pengantar Hukum Internasional dan
UniversityPress,2003),hlm.21. Hukum Humaniter Internasional, Elsam, 2007, Jakarta
5 Sugeng Bahagijo dan Asmara Nababan, Hak Asasi Hlm. vi
8
Manusi: Tanggung Jawab Negara Peran Institusi Nasional Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
dan Masyarakat, KOMNAS HAM, Jakarta, 1999. hlm. viii. Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 14.

164
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, langsung atau melalui wakil-wakil yang
yaitu penelitian yang difokuskan untuk dipilih dengan bebas.
mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma- 2) Setiap orang berhak atas kesempatan
norma dalam hukum normatif.9 yang sama untuk diangkat dalam
jabatan pemerintahan negeranya.
PEMBAHASAN 3) Kehendak rakyat harus menjadi dasar
A. Perlindungan Hak Politik Perempuan kekuasaan pemerintah; kehendak ini
Menurut Konvensi Internasional Dibidang harus dinyatakan dalam pemilihan
Hak Asasi Manusia umum yang dilaksanakan secara
Dalam menanggulangi berbagai tindakan berkala dan murni, dengan hak pilih
diskriminasi terhadap perempuan, masyarakat yang bersifat umum dan sederajat,
internasional seperti yang terwakili dalam dengan pemungutan suara secara
Perserikatan Bangsa-Bangsa bertekad untuk rahasia ataupun dengan prosedur lain
menghapuskan segala bentuk diskriminasi yang menjamin kebebasan memberikan
terhadap perempuan di semua negara. Tekad suara.
ini antara lain dapat diketahui melalui DUHAM Hak politik menurut konsep Universal
(1948). Dalam Mukadimah (DUHAM) Tahun Declration of Human Rights sebagai sebuah hak
1948 dengan jelas dinyatakan bahwa hak dasar dasar manusia dapat didefinisikan menjadi dua
manusia antara laki-laki dan perempuan adalah bentuk yakni hak sipil dan hak politik. Hak
sama. politik merupakan hak yang didapat oleh
Pernyataan ini kemudian dipertegas dalam seseorang dalam hubungannya sebagai anggota
Pasal 1 Deklarasi tersebut, yang berbunyi:10 di lembaga politik seperti hak memilih, hak
“Semua orang dilahirkan merdeka dan dipilih, hak mencalonkan diri untuk menduduki
mempunyai martabat dan hak yang sama. jabatan politik, hak memegang jabatan umum
Mereka dianugerahi akal dan budi nurani dan dalam negara atau hak menjadikan seseorang
hendaknya satu sama lain bergaul dalam ikut serta dalam mengatur kepentingan yang
semangat persaudaraan”. Sementara di dalam berhubungan dengan negara atau
11
Pasal 2 Deklarasi tersebut, menyebutkan: pemerintah.
“Setiap orang mempunyai hak atas semua hak Selanjutnya dalam butir 1 dan 2, Pasal 25
dan kebebasan yang termaktub di dalam ICCPR (International Covenant on Civil and
pernyataan ini, tanpa kekecualian macam Political Rights) Kovenan Hak Sipil dan hak
apapun, seperti asal usul keturunan, warna Politik disetujui MU PBB berdasarkan Resolusi
kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendirian 2200 (XXI), tanggal 16 Desember 1966, yang
politik atau pendirian lainnya, kebangsaan atau mulai berlaku pada tanggal 23 Mei 1976. Pasal
asal usul sosial, hak milik, status kelahiran 25 ICCPR, Setiap warga negara harus
ataupun status lainnya”. mempunyai hak dan kesempatan, tanpa
Dasar hukum atas perlindungan hak-hak pembedaan apapun sebagaimana yang
perempuan di bidang politik tersebut dapat dimaksud dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan
ditemukan dalam instrument HAM yang tidak layak, untuk:
internasional, dalam bentuk deklarasi dan a) Ikut serta dalam pelaksanaan urusan
konvensi internasional. Dimana hak-hak pemerintahan, baik secara langsung
tersebut dapat ditemukan dalam bahasa yang ataupun melalui wakil-wakil yang dipilih
umum dalam Pasal 21 DUHAM (Deklarasi secara bebas;
Universal Hak Asasi Mnusia) 1948: b) Memilih dan dipilih pada pemilihan
1) Setiap orang berhak turut serta dalam umum berkala yang murni, dan dengan
pemerintahan negaranya, secara hak pilih yang universal dan sama, serta
dilakukan melalui pemungutan suara
secara rahasia untuk menjamin
9
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum
Normatif, Bayu Media, Malang, 2008, hlm.306. 92
10 11
Anshari Thayib, dkk, Hak Asasi Manusia dan Pluralisme Cholisin. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Fakultas
Agama, Surabaya: Pusat Kajian Strategis dan Kebijakan Ilmu Sosial. Yogyakarta : Universitas Negeri
(PKSK), 1997, h. 238. Yogyakarta, hal. 116

165
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

kebebasan menyatakan keinginan dari syarat-syarat yang sama dengan laki-laki


para pemilih; tanpa suatu diskriminasi.
c) Memperoleh akses pada pelayanan 2. Perempuan berhak untuk dipilih bagi
umum di negaranya atas dasar semua badan yang dipilih secara
persamaan dalam arti umum. umum,diatur oleh hukum nasional
Secara tegas hak perempuan untuk dengan syarat-syarat yang sama dengan
berpolitik dijamin oleh hukum internasional, laki-laki tanpa ada diskriminasi.
yakni dalam Konvensi tentang Penghapusan 3. Perempuan berhak untuk memegang
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap jabatan publik dan menjalankan semua
Perempuan (Convention on the Elimination of fungsi publik,diatur oleh hukum nasional
All Forms of Discrimination against dengan syarat-syarat yang sama dengan
Women/CEDAW). Konvensi CEDAW adalah laki-laki tanpa ada diskriminasi.
salah satu perangkat hukum internasional yang
bertujuan untuk melindungi hak asasi kaum B. Perlindungan Hak Politik Perempuan di
perempuan, yang kenyataannya sifat Indonesia
kemanusiaan mereka belum menjamin akan Sebagai bukti, bahwa Indonesia telah lama
pelaksanaan hak-haknya atau karena ia seorang mengesahkan Undang-Undang (UU) No. 68
perempuan. Tahun 1958 tentang Ratifikasi Konvensi Hak
Sedangkan dasar hukum yang lebih khusus Politik Perempuan, disamping itu UU No.7/1984
menyebutkan hak-hak perempuan tersebut tentang Ratifikasi CEDAW. Di dalamnya,
dapat ditemukan dalam Pasal 7 dan 8 CEDAW mengatur mengenai Perwujudan Kesamaan
1979 (Convention on the Elimination of All Kedudukan (non-diskriminasi), jaminan
Forms of Discrimination Against Women), Pasal persamaan hak memilih dan dipilih, jaminan
1, 2 dan 3 Konvensi Hak-Hak Politik Perempuan partisipasi dalam perumusan kebijakan,
(Convention on The Political Rights of Women kesempatan menempati posisi jabatan
(UN 1952). birokrasi, dan jaminan partisipasi dalam
Pasal. 1 : Perempuan berhak memilih dalam organisasi sosial politik. Namun, peningkatan
semua pemilihan dengan persyaratan keterwakilan perempuan terjadi setelah
yang sama dengan laki-laki, tanpa berlakunya perubahan Undang-Undang Dasar
diskriminasi apa pun. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
Pasal. 2 : Perempuan harus memenuhi syarat 1945) yaitu Pasal 28 H ayat (2) yang
untuk pemilihan untuk semua badan menyatakan bahwa, “Setiap orang berhak
yang dipilih secara publik, ditetapkan mendapatkan kemudahan dan perlakuan
oleh hukum nasional, dengan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
persyaratan yang sama dengan laki- manfaat yang sama guna mencapai persamaan
laki, tanpa diskriminasi apa pun dan keadilan.”
Pasal. 3 : Perempuan berhak memegang Ketentuan UUD 1945 tersebut menjadi
jabatan publik dan menjalankan landasan yang kuat bagi semua golongan warga
semua fungsi publik, yang ditetapkan negara untuk bebas dari diskriminasi sistematik
oleh hukum nasional, dengan dan struktural dalam berbagai aspek
persyaratan yang setara dengan laki- kehidupan, termasuk pada aspek politik
laki, tanpa diskriminasi apa pun. khususnya bagi perempuan. Sehingga
Selanjutnya, penegasan hak politik diharapkan dengan adanya ketentuan UUD
perempuan dibuktikan dengan telah 1945 serta undang-undang terkait pemilu dapat
diratifikasinya Konvensi Hak-hak Politik mengakomodasi norma-norma hukum yang
Perempuan (Convention On the Political bertujuan untuk meningkatkan keterwakilan
Rights). Ketentuan dalam konvensi PBB tentang perempuan di legislatif.
hak-hak politik perempuan menjelaskan Keterwakilan perempuan dalam politik di
sebagai berikut: Indonesia menjadi sebuah urgensi namun perlu
1. Perempuan berhak untuk memberikan diingat bahwa disamping keurgensian tersebut
suara dalam semua pemilihan dengan masih banyak hambatan perempuan untuk
duduk di parlemen itu sendiri. Hal inilah yang

166
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

harus menjadi perhatian semua pihak. Jaminan Hak Asasi Manusia dapat ditemukan dalam
perlindungan hak-hak politik bagi perempuan Pasal 46 yang berbunyi sebagai berikut :
merupakan masalah yang urgen, sebagaimana “sistem pemilihan umum, kepartaian,
yang termuat dalam dilihat UUD 1945, UU pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem
Pemilu, CEDAW, ICCPR, dan Konvensi Hak-hak pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif,
Politik Perempuan, serta bagaimanakah harus menjamin keterwakilan wanita sesuai
implementasi hak politik perempuan secara de persyaratan yang ditentukan”.
jure dan de facto dilihat dari keterwakilan Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan
perempuan dan kewajiban apakah dari negara negara sepertinya mencoba mematahkan
untuk menyikapi hal tersebut. pandangan bahwa hukum dibangun dan
Hak politik perempuan sangat berkaitan dikonstruksikan berdasarkan logika serta
dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Perhatian kekuasaan laki-laki dengan mengabaikan
terhadap masalah HAM telah menjadi agenda perempuan14. Negara melalui UU No.7/1984
penting dan strategis dalam perkembangan tentang Ratifikasi CEDAW telah memberikan
demokratisasi di Indonesia. Pada satu sisi, perlindungan hukum kepada hak politik
penegakan HAM berkenaan dengan perempuan. Namun sayangnya, apa yang
meningkatnya kesadaran demokrasi di kalangan menjadi penjelasan dalam ketentuan umum UU
masyarakat Indonesia akibat dari mobilitas tersebut justru melemahkan pelaksanaan
pendidikan, meningkatnya kehidupan ekonomi Konvensi Wanita di Indonesa. Dalam penjelasan
serta keterbukaan informasi. Faktor-faktor UU No.7/1984 dinyatakan bahwa dalam
internal tersebut harus diakui telah menjadi melaksanakan ketentuan dalam Konvensi ini
modal sosial bagi bangsa Indonesia untuk wajib menyesuaikan dengan tata kehidupan
masuk ke dalam proses demokratisasi yang dalam masyarakat yang meliputi nilai-nilai
lebih matang dan rasional.12 Selain itu, Undang budaya, adat istiadat.
Undang tentang HAM akan berfungsi sebagai Disetujunya CEDAW (Convention On The
Undang Undang payung bagi peraturan Elimination Of All Forms Of Discrimination
perundang-undangan mengenai HAM yang Against Women - Konvens Mengena
sudah ada selama ini.13 Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Sebagaimana yang sudah diuraikan dalam Terhadap Wanita) oleh Pemerintah Negara
bagian sebelumnya, bahwa Hak Asasi Manusia Indonesa didasarkan pada pertimbangan
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat bahwa ketentuan yang diatur dalam konvensi
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai tersebut pada dasarnya selaras dengan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Pancasila serta UUD 1945.
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung Kebijakan dalam internal sebuah partai
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, dalam menentukan jumlah kursi menjadi
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan sebuah aspek yang terus dikaji apakah
serta perlindungan harkat dan martabat peningkatan keikutsertaan perempuan
manusia. Sehingga HAM melekat tidak hanya memang program serius dari komitmen dalam
pada setiap pria akan tetapi melekat juga pada partai, atau hanya sekedar untuk memenuhi
wanita. Dan oleh karena itu hak-hak asasi syarat admnstrasi sebaga pemenuhan kuota 30
manusia yang diatur oleh undang-undang HAM persen wakil dari kaum wanita sebagaimana
dan UUD 1945 sudah pasti berlaku bagi wanita. yang telah ditentukan dalami UU.2/2008 yang
Sedangkan dasar hukum hak-hak sudah dirubah dengan UU No. 2 Tahun 2011.15
perempuan tersebut dapat pula ditemukan
dalam instrument hukum nasional kita. Dalam 14
Bernard L.Tanya dkk, 2013, Teori Hukum – Srategi Tertib
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Genta Publshng,
Yogyakarta, hlm.161-162
15
12
Wiranto, Konsistensi Penegakan HAM di Indonesia, Menurunnya Jumlah Keterwakilan Perempuan di
//els.bappenas.go.id., diakses terakhir pada tanggal Parlemen, 2014, http://www. Jurnal
15 September 2011. perempuan.org/menurunnya-jumlah-keterwaklan-
13
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan perempuan-dparlemen.html. . jurnalperempuan/org.
Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, menurunnya-jumlahketerwaklan-perempuan-d-
(Bandung: PT. Alumni, 2001), hlm 89. parlemen.html. dakses tanggal 9 Jul 2015.

167
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

Negara sebaga penjamin perlindungan hak politik bagi perempuan adalah dalam ketentuan
dengan mengakui ketimpangan antar pria dan Pasal 23 ayat (1) yang menegaskan bahwa
wanita wajib menyampaikan akuntabilitas “setiap orang bebas untuk memilih dan
berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut.16 mempunyai Perlindungan hukum hak politik
UU No. 7 Tahun 2017 tentang oleh negara juga dilakukan melalui peraturan
Penyelenggara Pemilu telah mengamanatkan perundang-undangan lain yaitu Undang Undang
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya Nomor 2 Tahun , yang sudah dirubah dengan
30% dalam susunan penyelenggara pemilu, UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik.
yakni KPU dan Bawaslu maupun peserta Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (2) UU
pemilu. Tiap institusi penyelenggara pemilu tersebut ditentukan bahwa, negara
tidak luput kontrol untuk mendorong memberikan perlindungan hak politik dengan
keterwakilan perempuan dengan memberi memberikan kesempatan bagi warga negara
ruang seluas-luasnya bagiu perempuan untuk untuk membentuk partai politik. Khusus bagi
berpartisipasi. Partai politik pun sama, hak politik keterwakilan perempuan dalam
berlomba untuk menggaet perempuan untuk partai politik diberkan kuota 30% (tga puluh
pemenuhan kuota yang disyaratkan 30% perseratus). Kuota 30% yang diberikan negara
keterwakilan perempuan agar lolos menjadi terhadap perempuan dalam politik
peserta pemilu di 2019. menunjukkan kemajuan perlindungan hukum
Terkait hak politik yang diberikan oleh oleh negara dibandngkan sebelumnya, namun
negara kepada warga negara tersirat dalam dengan 30% bukan merupakan keadilan atau
Pasal 28 UUD’45 bahwa negara memberikan bentuk penegakan hukum oleh negara
kemerdekaan untuk mengeluarkan apa yang terhadap hak setiap orang dalam
menjadi ide dalam bentuk lisan maupun tulisan. menyampaikan idenya demi pembangunan
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 28D ayat 3 negara.
UUD’45 dinyatakan bahwa negara memberikan Perlindungan hukum lain yang dilakukan
hak kepada setiap warga negara untuk oleh negara terhadap pemenuhan hak politik
mendapatkan peluang yang sama pada bidang bagi perempuan adalah dengan menerbitkan
pemerintahan. Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958
Dari rumusan kedua pasal tersebut dapat tentang Persetujuan Konvensi Hak Politik Kaum
disimpulkan bahwa negara menjamin hak Wanita (selanjutnya disebut UU No.68/1958).
setiap warga negaranya untuk dapat turut serta Perlindungan hukum lainnya terkait dengan hak
dalam pemerintahan, menyampaikan apa yang politik perempuan tanpa diskriminasi adalah
menjadi idenya demi kemajuan negara atau dengan melalu pengesahan Konvens
kelancaran pemerintahan sehingga hak politik Penghapusan Diskriminasi terhadap Kaum
merupakan hak yang dapat dimiliki oleh laki- Perempuan lewat Undang-Undang Nomor 7
laki maupun perempuan. Tahun 1984 yang mengatur tentang
Sesuai dengan penjabaran aturan dalam Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan
UUD’45, negara juga memberikan perlindungan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanta
kepada perempuan di Indonesa dalam hal hak (selanjutnya disebut UU No.7/1984).
politik. Melalui UU NO.39/1999 tentang HAM, Dalam ketentuan Pasal 1 UU No.68/1958
negara lebih khusus mengatur hak asasi disebutkan bahwa wanita memiliki hak untuk
manusia yang juga menetapkan hak politik bagi memilih dalam semua pemilihan atas dasar
kaum perempuan. Dalam ketentuan Pasal 3 yang sama dengan pria, tanpa ada dskriminasi,
ayat (3) UU No.39/1999 tersirat setiap individu selanjutnya dalam ketentuan Pasal 3 dalam
berhak memperoleh perlindungan hak asas undang-undang yang sama disebutkan bahwa
manusianya serta kebebasan dasar miliknya “wanita mempunyai hak untuk duduk dalam
sebagai manusa, tanpa adanya diskriminasi. jabatan pemerintahan dan melaksanakan
Ketentuan lan dalam undang-undang yang semua fungsi pemerintahan, tanpa diskriminasi
sama yang juga memberkan perlindungan hak apa pun, sesuai dengan perundaang-undangan
nasional”.
16
L.M. Gandh-Lapan, 2007, “Pembaruan Hukum yang Hak politik juga datur dalam Konvensi yang
Diamanatkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 telah disetujui negara Indonesa melalui UU
tentang Ratifikasi Konvensi CEDAW

168
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

No.7/1984. Dalam ketentuan Pasal 7 UU prosedural untuk memperoleh perlindungan


No.7/1984 datur bahwa:Semua negara yang atas hak-hak yang dijamin.17
setuju dalam konvensi wajib melakukan segala Untuk lebih dapat memahami dan
tindakan yang tepat agar dihapuskannya mengoperasionalkan hak-hak perempuan
bentuk diskriminasi kepada kaum wanita dalam dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
bidang politik dan publik negara serta bernegara, bahkan antar negara, maka sistem
dikhususkan wajib menjamin untuk kaum hukum kita seyogyanya tidak
perempuan, setara dengan pria, hak-hak mendiskriminasikan perempuan. Hak-hak
tersebut : politik, perkawinan, ketenagakerjaan,
(a) Untuk menyalurkan suara dalam semua pendidikan, kesehatan dan hak dibidang
pemilu dan referendum dan untuk dapat hukum, diatur dalam UU No.39 Tahun 1999 (UU
dipilih dalam pemilihan HAM), yaitu :
(b) Untuk turut masuk dalam merumuskan Pasal 46 : Sistem pemilihan umum, kepartaian,
kebijakan pemerintah dan penerapannya pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem
dan untuk memegang jabatan publik dan pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif,
melaksanakan segala fungsi publik pada harus menjamin keterwakilan wanita sesuai
semua tingkatan pemerintahan; persyaratan yang ditentukan.
(c) Untuk turut dalam organisasi baik itu non- Pasal 47 : Seorang wanita yang menikah
pemerintah dan asosiasi yang berkiatan dengan seseorang pria berkewarganegaraan
dengan kehdupan publik dan politik negara. asing tidak secara otomatis mengikuti status
Pengaturan dasar tentang HAM oleh negara kewarganegaraan suaminya tetapi mempunyai
diatur lebih rinci dalam UU No.39 Tahun 1999 hak untuk mempertahankan, mengganti, atau
tentang ”Hak Asasi Manusia”. UU tersebut memperoleh kembali status
merupakan payung hukum bagi pembentukan kewarganegaraannya.
peraturan perundang-undangan nasional, yang Pasal 48 : Wanita berhak untuk memperoleh
dalam salah satu pertimbangan hukumnya pendidikan dan pengajaran di semua jenis,
menyatakan bahwa: ”bangsa Indonesia sebagai jenjang dan jalur pendidikan sesuai dengan
anggota PBB mengemban tanggung jawab persyaratan yang telah ditentukan.
moral dan tanggung jawab hukum untuk Pasal 49 : (1) Wanita berhak untuk memilih,
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan
Universal tentang Hak Asasi Manusia yang profesi sesuai dengan persyaratan dan
ditetapkan oleh PBB, serta berbagai instrumen peraturan perundang-undangan.
internasional lainnya mengenai hak asasi Pasal 50 : Wanita yang telah dewasa dan atau
manusia yang telah diterima oleh negara telah menikah berhak untuk melakukan
Republik Indonesia”. perbuatan hukum sendiri, kecuali ditentukan
Komitmen negara untuk memberi lain oleh hukum agamanya. .
perlindungan khusus pada perempuan dan
anak yang rentan untuk mendapat perlakuan PENUTUP
diskriminatif dan melanggar hak asasi mereka A. Kesimpulan
diatur dalam Bagian Kesembilan tentang Hak 1. Hak perempuan untuk berpolitik telah
Wanita, yaitu dalam pasal 45 sampai dengan diatur dalam beberapa konvensi
pasal 51 UU No.39 Tahun 1999, di mana pasal Internasional, secara tegas telah diatur
45 menyebutkan bahwa: Hak wanita dalam UU dalam Konvensi CEDAW yakni tentang
HAM adalah hak asasi manusia. Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Salah satu syarat dasar untuk terhadap Perempuan (Convention on the
terselenggaranya pemerintahan yang Elimination of All Forms of Discrimination
demokratis di bawah Rule of Law adalah against Women/CEDAW). CEDAW
perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa mengatur tentang perlindungan hak
konstitusi selain dari menjamin hak-hak
17
individu, harus menentukan juga cara Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum Suatu Studi
Tentang Prinsip-prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam,
Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan
Masa Kini, Bulan Bintang, Jakarta, 1992, hlm.45-49.

169
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

politik perempuan, tertuang dalam Pasal DAFTAR PUSTAKA


7 dan Pasal 8, yang menentukan bahwa, Achie Sudiarti Luhulima, “Hak Perempuan
Perempuan memiliki hak untuk memilih dalam Konstitusi Indonesia”, dalam
dan dipilih dalam pemerintahan dan juga Perempuan dan Hukum Menuju
hak untuk berpartisipasi dalam Hukum yang Berperspektif
pemerintahan Kesetaraan dan Keadilan,
2. Di Indonesia politik tidak mengenal Sulistiowati Irianto (ed), Yayasan
dengan namanya perbedaan gender, baik Obor Indonesia, Jakarta, 2006
perempuan maupun laki-laki diberikan Agus Fadillah, Pengantar Hukum Internasional
hak yang sama tanpa adanya diskriminasi dan Hukum Humaniter
sesuai dengan Undang-uundang Nomor 7 Internasional, Elsam, Jakarta 2007
Tahun 1984 Tentang penghapusan segala Anshari Thayib, dkk, Hak Asasi Manusia dan
bentuk diskriminasi terhadap wanita dan Pluralisme Agama, Surabaya: Pusat
juga pada UUD Nomor 39 Tahun 1999 Kajian Strategis dan Kebijakan
Tentang HAM yang secara tegas (PKSK), 1997
melindungi Hak Asasi Manusia dan Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan
Kebebasan dasar manusia dalam Pengaturan Hak Asasi Manusia di
berpolitik Indonesia, (Bandung: PT. Alumni,
2001)
B. Saran Boer Mauna, 2001, Hukum Internasional;
1. Diperlukan kesadaran masyarakat Pengertian, Peranan dan Fungsi
internasional akan pentingnya Dalam Era Global, Edisi-1, cet. Ke-2,
perlindungan dan pemenuhan HAM Alumni, Bandung.
berkaitan dengan hak politik perempuan Cholisin. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik.
dan juga negara sebagai pihak yang Fakultas Ilmu Sosial. Yogyakarta :
memangku tanggung jawab, semua Universitas Negeri Yogyakarta
negara dituntut harus melaksanakan dan C De Rover., 2000, To Serve & To Protect, Acuan
memenuhi semua kewajiban yang Universal Penegakan HAM, PT Raja
dikenakan kepadanya secara sekaligus Grafindo Persada, Jakarta
dan segera. Cahyadi Takariawan, Fikih Politik Kaum
2. Mengingat banyaknya instrumen hak Perempuan, Yogyakarta: Tiga
asasi manusia internasional, maka dalam Lentera Utama, 2002
tahapan implementasinya di Indonesia Dahlan Thaib, Implementasi Sistem
diperlukan komitmen formal pemerintah Ketatanegaraan Menurut UUD
pada persoalan pemenuhan dan 1945, Liberty, Yogyakarta, 1993
penegakannya agar dapat berjalan Dardji Darmodiharjo dkk, Santiaji Pancasila,
dengan baik. Karena setiap instrument Usaha Nasional, Surabaya, 1981.
internasional tentang HAM Davidson Scott, Human Rights, (Hak Asasi
mendefinisikan tanggung jawab Manusia : Sejarah Teori dan Praktek
pemerintah/negara, dimana upaya Dalam Pergaulan Internasional),
meningkatkan keterwakilan perempuan Buckingham : Open University
30% di lembaga legislative sebagai Press. 1993. Penterjemah, A.
prioritas, termasuk posisi dan peran Hadyana Pudjaatmaka, Pustaka
perempuan di lembaga eksekutif dan Utama Grafiti, Jakarta, 1994.
komposisi dan peranan perempuan di Dessy Artina, Keterwakilan Politik Perempuan,
lembaga yudikatif, meskipun secara Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 1
normatif telah didukung landasan vol. 23 Januari 2016
peraturan perundangan, namun dalam Drude Dahlerup: “Menggunakan Kuota untuk
pelaksanaan masih belum memenuhi Meningkatkan Representasi Politik
harapan. Perempuan”, dalam Perempuan di
Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah,
IDEA, 2002

170
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM


Bina Cipta, 1982 Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan
Fransisca S.S.E. Seda, “Meningkatkan Partisipasi Budaya,(Jakarta:PT.GrafindoPersad
Politik Perempuan: Bukan Jumlah a,2008)
Semata”, Laporan Konferensi: Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak
Memperkuat Partisipasi Politik Asasi Manusia dalam Hukum
Perempuan di Indonesia, Jakarta, 11 Nasional dan Internasional,
September 2002 (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994)
G Tunkin, Theory of International Law,London, Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik.
1974 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Hassan Al Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul 2002
Muslimin, Solo: Era Intermedia, ------------, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta:
2002. Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Huala Adolp, Aspek-Aspek Negara dalam Musdah Mulia, Islam hak asasi manusia Konsep
Hukum Internasional, Edisi Revisi, dan Implementasi, (Yogyakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, Naufan Pustaka, 2010)
2002 M.N. Shaw, International Law, Butterworths,
Ignatius Mulyono, “Strategi Meningkatkan edisi 2, 1986, h. 466, Ian Brownlie,
Keterwakilan Perempuan”, Makalah Principles of Public International
disampaikan dalam Diskusi Panel Law, 1979, h. 431, seperti dikutip
RUU Pemilu-Peluang untuk oleh
Keterwakilan Perempuan, Dep.
Pemberdayaan Perempuan &
Perlindungan Anak DPP Partai
Demokrat, Jakarta: Hotel Crown, 2
Februari 2010
Irma Latifah Sihite, Penerapan Affirmative
Action Sebagai Upaya Peningkatan
Keterwakilan Perempuan Dalam
Parlemen Indonesia, Tesis UI, tidak
dipublikasikan, 2011
Inu Kencana Syafiie, Ilmu Po/itik,(Jakarta:
Reneka Cipta1997)
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif, Bayu
Media, Malang, 2008
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi &
Konstitusionalisme Indonesia,
Jakarta: Konstitusi Press, 2005
Jack Donnely,Universal Human Rights in Theory
and Practice, (London: Cornell
UniversityPress,2003)
Komariah Emong Supardjaja, “Laporan Akhir
Kompendium Tentang Hak-Hak
Perempuan”, Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen
Hukum dan HAM, 2006.
L.M. Gandhi-Lapan, 2007, “Pembaruan Hukum
yang Diamanatkan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1984
tentang Ratifikasi Konvensi CEDAW

171

Anda mungkin juga menyukai