3/Mar/2019
163
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
bertujuan untuk mempercepat kemajuan dalam pengakuan dan jaminan pelindungan terhadap
memenuhi kebutuhan perempuan dan anak- Hak Asasi Manusia tersebut.6
anak perempuan di seluruh dunia. Kesetaraan Dari perspektif hukum internasional,
bagi perempuan dan anak-anak bukan hanya tonggak lahirnya hukum hak asasi manusia
sebagai suatu dasar hak asasi manusia, namun terhitung sejak disahkannya Piagam PBB serta
juga merupakan bagian dari kepentingan sosial Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun
dan ekonomi. 1948 yang selanjutnya disebut DUHAM.
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak DUHAM bukanlah suatu hukum yang mengikat
yang dimiliki manusia semata-mata karena ia karena sifatnya yang merupakan sebuah
manusia. Umat manusia memilikinya bukan deklarasi. Namun, DUHAM telah melandasi
karena diberikan kepadanya oleh masyarakat pembentukan norma – norma HAM
atau berdasarkan hukum positif, melainkan internasional yang diwujudkan dalam berbagai
semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai bentuk perjanjian internasional yang secara
manusia. 4 Dalam arti ini, maka meskipun setiap hukum mengikat negara – negara pihak. Esensi
orang terlahir dengan ras, suku, jenis kelamin, hukum hak asasi manusia internasional
bahasa, budaya, agama dan kewarganegaraan mengatur kemanusiaan yang sifatnya universal
yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak- tanpa mengenal dan terikat oleh ruang dan
hak yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun waktu tertentu.7
juga, dan di negara manapun ia berada. Inilah Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis
sifat universal dari HAM tersebut. tertarik menulis karya ilmiah dalam bentuk
Secara universal bahwa negara memikul skripsi tentang “Perlindungan Hak Politik
tanggung jawab utama dalam pemajuan dan Perempuan Sebagai Hak Asasi Manusia Dan
perlindungan hak asasi manusia. Tanggung Pengaturannya Dalam Konvensi
jawab yang sedemikian tak dapat dikurangi Internasional”.
dengan alasan-alasan politik, ekonomi maupun
budaya. Sementara itu dalam kenyataan sehari- B. Perumusan Masalah
hari banyak pelanggaran hak asasi manusia 1. Bagaimanakah Bentuk Perlindungan Hak
dilakukan oleh negara melalui organ-organ atau Politik Perempuan Menurut Konvensi
aparatnya baik sipil maupun militer yang Internasional dibidang Hak Asasi Manusia
menyelewengkan kekuasaannya (abuse of ?
power).5 2. Bagaimanakah Perlindungan Hak Politik
Dalam hukum hak asasi manusia Perempuan di Indonesia ?
internasional, tanggung jawab negara berkaitan
dengan kewajiban negara dalam memajukan C. Metode Penelitian
dan melindungi hak asasi manusia yang diakui Secara umum, ruang lingkup penelitian ini
secara internasional. Hak Asasi Manusia merupakan disiplin ilmu hukum, yakni Hukum
merupakan hak-hak dasar yang dibawa HAM, khususnya berkaitan dengan masalah hak
manusia semejak lahir sebagai anugerah Tuhan asasi perempuan di bidang politik, yang
Yang Maha Esa, maka perlu dipahami bahwa tertuang dalam Konvensi HAM Internasional
Hak Asasi Manusia tersebut tidaklah bersumber yang mengikat negara-negara dalam
dari negara dan hukum, tetapi semata-mata mengimplenetasikannya, maka penelitian ini
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai merupakan bagian dari penelitian hukum yakni
pencipta alam semesta beserta isinya, sehingga dengan cara meneliti bahan pustaka yang
Hak Asasi Manusia itu tidak bisa dikurangi (non dinamakan penelitian hukum kepustakaan. 8
derogable rights).Oleh karena itu, yang Sedangkan metode pendekatan yang digunakan
diperlukan dari negara dan hukum adalah suatu
6
Rozali Abdullah dan Syamsir, Perkembangan HAM
dan Keberadaan Peradilan HAM di Indonesia, Jakarta:
4
Jack Donnely,Universal Human Rights in Theory and Ghalia Indonesia, 2002, hlm.10.
7
Practice, (London: Cornell Agus Fadillah, Pengantar Hukum Internasional dan
UniversityPress,2003),hlm.21. Hukum Humaniter Internasional, Elsam, 2007, Jakarta
5 Sugeng Bahagijo dan Asmara Nababan, Hak Asasi Hlm. vi
8
Manusi: Tanggung Jawab Negara Peran Institusi Nasional Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
dan Masyarakat, KOMNAS HAM, Jakarta, 1999. hlm. viii. Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 14.
164
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, langsung atau melalui wakil-wakil yang
yaitu penelitian yang difokuskan untuk dipilih dengan bebas.
mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma- 2) Setiap orang berhak atas kesempatan
norma dalam hukum normatif.9 yang sama untuk diangkat dalam
jabatan pemerintahan negeranya.
PEMBAHASAN 3) Kehendak rakyat harus menjadi dasar
A. Perlindungan Hak Politik Perempuan kekuasaan pemerintah; kehendak ini
Menurut Konvensi Internasional Dibidang harus dinyatakan dalam pemilihan
Hak Asasi Manusia umum yang dilaksanakan secara
Dalam menanggulangi berbagai tindakan berkala dan murni, dengan hak pilih
diskriminasi terhadap perempuan, masyarakat yang bersifat umum dan sederajat,
internasional seperti yang terwakili dalam dengan pemungutan suara secara
Perserikatan Bangsa-Bangsa bertekad untuk rahasia ataupun dengan prosedur lain
menghapuskan segala bentuk diskriminasi yang menjamin kebebasan memberikan
terhadap perempuan di semua negara. Tekad suara.
ini antara lain dapat diketahui melalui DUHAM Hak politik menurut konsep Universal
(1948). Dalam Mukadimah (DUHAM) Tahun Declration of Human Rights sebagai sebuah hak
1948 dengan jelas dinyatakan bahwa hak dasar dasar manusia dapat didefinisikan menjadi dua
manusia antara laki-laki dan perempuan adalah bentuk yakni hak sipil dan hak politik. Hak
sama. politik merupakan hak yang didapat oleh
Pernyataan ini kemudian dipertegas dalam seseorang dalam hubungannya sebagai anggota
Pasal 1 Deklarasi tersebut, yang berbunyi:10 di lembaga politik seperti hak memilih, hak
“Semua orang dilahirkan merdeka dan dipilih, hak mencalonkan diri untuk menduduki
mempunyai martabat dan hak yang sama. jabatan politik, hak memegang jabatan umum
Mereka dianugerahi akal dan budi nurani dan dalam negara atau hak menjadikan seseorang
hendaknya satu sama lain bergaul dalam ikut serta dalam mengatur kepentingan yang
semangat persaudaraan”. Sementara di dalam berhubungan dengan negara atau
11
Pasal 2 Deklarasi tersebut, menyebutkan: pemerintah.
“Setiap orang mempunyai hak atas semua hak Selanjutnya dalam butir 1 dan 2, Pasal 25
dan kebebasan yang termaktub di dalam ICCPR (International Covenant on Civil and
pernyataan ini, tanpa kekecualian macam Political Rights) Kovenan Hak Sipil dan hak
apapun, seperti asal usul keturunan, warna Politik disetujui MU PBB berdasarkan Resolusi
kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendirian 2200 (XXI), tanggal 16 Desember 1966, yang
politik atau pendirian lainnya, kebangsaan atau mulai berlaku pada tanggal 23 Mei 1976. Pasal
asal usul sosial, hak milik, status kelahiran 25 ICCPR, Setiap warga negara harus
ataupun status lainnya”. mempunyai hak dan kesempatan, tanpa
Dasar hukum atas perlindungan hak-hak pembedaan apapun sebagaimana yang
perempuan di bidang politik tersebut dapat dimaksud dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan
ditemukan dalam instrument HAM yang tidak layak, untuk:
internasional, dalam bentuk deklarasi dan a) Ikut serta dalam pelaksanaan urusan
konvensi internasional. Dimana hak-hak pemerintahan, baik secara langsung
tersebut dapat ditemukan dalam bahasa yang ataupun melalui wakil-wakil yang dipilih
umum dalam Pasal 21 DUHAM (Deklarasi secara bebas;
Universal Hak Asasi Mnusia) 1948: b) Memilih dan dipilih pada pemilihan
1) Setiap orang berhak turut serta dalam umum berkala yang murni, dan dengan
pemerintahan negaranya, secara hak pilih yang universal dan sama, serta
dilakukan melalui pemungutan suara
secara rahasia untuk menjamin
9
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum
Normatif, Bayu Media, Malang, 2008, hlm.306. 92
10 11
Anshari Thayib, dkk, Hak Asasi Manusia dan Pluralisme Cholisin. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Fakultas
Agama, Surabaya: Pusat Kajian Strategis dan Kebijakan Ilmu Sosial. Yogyakarta : Universitas Negeri
(PKSK), 1997, h. 238. Yogyakarta, hal. 116
165
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
166
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
harus menjadi perhatian semua pihak. Jaminan Hak Asasi Manusia dapat ditemukan dalam
perlindungan hak-hak politik bagi perempuan Pasal 46 yang berbunyi sebagai berikut :
merupakan masalah yang urgen, sebagaimana “sistem pemilihan umum, kepartaian,
yang termuat dalam dilihat UUD 1945, UU pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem
Pemilu, CEDAW, ICCPR, dan Konvensi Hak-hak pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif,
Politik Perempuan, serta bagaimanakah harus menjamin keterwakilan wanita sesuai
implementasi hak politik perempuan secara de persyaratan yang ditentukan”.
jure dan de facto dilihat dari keterwakilan Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan
perempuan dan kewajiban apakah dari negara negara sepertinya mencoba mematahkan
untuk menyikapi hal tersebut. pandangan bahwa hukum dibangun dan
Hak politik perempuan sangat berkaitan dikonstruksikan berdasarkan logika serta
dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Perhatian kekuasaan laki-laki dengan mengabaikan
terhadap masalah HAM telah menjadi agenda perempuan14. Negara melalui UU No.7/1984
penting dan strategis dalam perkembangan tentang Ratifikasi CEDAW telah memberikan
demokratisasi di Indonesia. Pada satu sisi, perlindungan hukum kepada hak politik
penegakan HAM berkenaan dengan perempuan. Namun sayangnya, apa yang
meningkatnya kesadaran demokrasi di kalangan menjadi penjelasan dalam ketentuan umum UU
masyarakat Indonesia akibat dari mobilitas tersebut justru melemahkan pelaksanaan
pendidikan, meningkatnya kehidupan ekonomi Konvensi Wanita di Indonesa. Dalam penjelasan
serta keterbukaan informasi. Faktor-faktor UU No.7/1984 dinyatakan bahwa dalam
internal tersebut harus diakui telah menjadi melaksanakan ketentuan dalam Konvensi ini
modal sosial bagi bangsa Indonesia untuk wajib menyesuaikan dengan tata kehidupan
masuk ke dalam proses demokratisasi yang dalam masyarakat yang meliputi nilai-nilai
lebih matang dan rasional.12 Selain itu, Undang budaya, adat istiadat.
Undang tentang HAM akan berfungsi sebagai Disetujunya CEDAW (Convention On The
Undang Undang payung bagi peraturan Elimination Of All Forms Of Discrimination
perundang-undangan mengenai HAM yang Against Women - Konvens Mengena
sudah ada selama ini.13 Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Sebagaimana yang sudah diuraikan dalam Terhadap Wanita) oleh Pemerintah Negara
bagian sebelumnya, bahwa Hak Asasi Manusia Indonesa didasarkan pada pertimbangan
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat bahwa ketentuan yang diatur dalam konvensi
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai tersebut pada dasarnya selaras dengan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Pancasila serta UUD 1945.
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung Kebijakan dalam internal sebuah partai
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, dalam menentukan jumlah kursi menjadi
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan sebuah aspek yang terus dikaji apakah
serta perlindungan harkat dan martabat peningkatan keikutsertaan perempuan
manusia. Sehingga HAM melekat tidak hanya memang program serius dari komitmen dalam
pada setiap pria akan tetapi melekat juga pada partai, atau hanya sekedar untuk memenuhi
wanita. Dan oleh karena itu hak-hak asasi syarat admnstrasi sebaga pemenuhan kuota 30
manusia yang diatur oleh undang-undang HAM persen wakil dari kaum wanita sebagaimana
dan UUD 1945 sudah pasti berlaku bagi wanita. yang telah ditentukan dalami UU.2/2008 yang
Sedangkan dasar hukum hak-hak sudah dirubah dengan UU No. 2 Tahun 2011.15
perempuan tersebut dapat pula ditemukan
dalam instrument hukum nasional kita. Dalam 14
Bernard L.Tanya dkk, 2013, Teori Hukum – Srategi Tertib
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Genta Publshng,
Yogyakarta, hlm.161-162
15
12
Wiranto, Konsistensi Penegakan HAM di Indonesia, Menurunnya Jumlah Keterwakilan Perempuan di
//els.bappenas.go.id., diakses terakhir pada tanggal Parlemen, 2014, http://www. Jurnal
15 September 2011. perempuan.org/menurunnya-jumlah-keterwaklan-
13
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan perempuan-dparlemen.html. . jurnalperempuan/org.
Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, menurunnya-jumlahketerwaklan-perempuan-d-
(Bandung: PT. Alumni, 2001), hlm 89. parlemen.html. dakses tanggal 9 Jul 2015.
167
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
Negara sebaga penjamin perlindungan hak politik bagi perempuan adalah dalam ketentuan
dengan mengakui ketimpangan antar pria dan Pasal 23 ayat (1) yang menegaskan bahwa
wanita wajib menyampaikan akuntabilitas “setiap orang bebas untuk memilih dan
berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut.16 mempunyai Perlindungan hukum hak politik
UU No. 7 Tahun 2017 tentang oleh negara juga dilakukan melalui peraturan
Penyelenggara Pemilu telah mengamanatkan perundang-undangan lain yaitu Undang Undang
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya Nomor 2 Tahun , yang sudah dirubah dengan
30% dalam susunan penyelenggara pemilu, UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik.
yakni KPU dan Bawaslu maupun peserta Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (2) UU
pemilu. Tiap institusi penyelenggara pemilu tersebut ditentukan bahwa, negara
tidak luput kontrol untuk mendorong memberikan perlindungan hak politik dengan
keterwakilan perempuan dengan memberi memberikan kesempatan bagi warga negara
ruang seluas-luasnya bagiu perempuan untuk untuk membentuk partai politik. Khusus bagi
berpartisipasi. Partai politik pun sama, hak politik keterwakilan perempuan dalam
berlomba untuk menggaet perempuan untuk partai politik diberkan kuota 30% (tga puluh
pemenuhan kuota yang disyaratkan 30% perseratus). Kuota 30% yang diberikan negara
keterwakilan perempuan agar lolos menjadi terhadap perempuan dalam politik
peserta pemilu di 2019. menunjukkan kemajuan perlindungan hukum
Terkait hak politik yang diberikan oleh oleh negara dibandngkan sebelumnya, namun
negara kepada warga negara tersirat dalam dengan 30% bukan merupakan keadilan atau
Pasal 28 UUD’45 bahwa negara memberikan bentuk penegakan hukum oleh negara
kemerdekaan untuk mengeluarkan apa yang terhadap hak setiap orang dalam
menjadi ide dalam bentuk lisan maupun tulisan. menyampaikan idenya demi pembangunan
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 28D ayat 3 negara.
UUD’45 dinyatakan bahwa negara memberikan Perlindungan hukum lain yang dilakukan
hak kepada setiap warga negara untuk oleh negara terhadap pemenuhan hak politik
mendapatkan peluang yang sama pada bidang bagi perempuan adalah dengan menerbitkan
pemerintahan. Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958
Dari rumusan kedua pasal tersebut dapat tentang Persetujuan Konvensi Hak Politik Kaum
disimpulkan bahwa negara menjamin hak Wanita (selanjutnya disebut UU No.68/1958).
setiap warga negaranya untuk dapat turut serta Perlindungan hukum lainnya terkait dengan hak
dalam pemerintahan, menyampaikan apa yang politik perempuan tanpa diskriminasi adalah
menjadi idenya demi kemajuan negara atau dengan melalu pengesahan Konvens
kelancaran pemerintahan sehingga hak politik Penghapusan Diskriminasi terhadap Kaum
merupakan hak yang dapat dimiliki oleh laki- Perempuan lewat Undang-Undang Nomor 7
laki maupun perempuan. Tahun 1984 yang mengatur tentang
Sesuai dengan penjabaran aturan dalam Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan
UUD’45, negara juga memberikan perlindungan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanta
kepada perempuan di Indonesa dalam hal hak (selanjutnya disebut UU No.7/1984).
politik. Melalui UU NO.39/1999 tentang HAM, Dalam ketentuan Pasal 1 UU No.68/1958
negara lebih khusus mengatur hak asasi disebutkan bahwa wanita memiliki hak untuk
manusia yang juga menetapkan hak politik bagi memilih dalam semua pemilihan atas dasar
kaum perempuan. Dalam ketentuan Pasal 3 yang sama dengan pria, tanpa ada dskriminasi,
ayat (3) UU No.39/1999 tersirat setiap individu selanjutnya dalam ketentuan Pasal 3 dalam
berhak memperoleh perlindungan hak asas undang-undang yang sama disebutkan bahwa
manusianya serta kebebasan dasar miliknya “wanita mempunyai hak untuk duduk dalam
sebagai manusa, tanpa adanya diskriminasi. jabatan pemerintahan dan melaksanakan
Ketentuan lan dalam undang-undang yang semua fungsi pemerintahan, tanpa diskriminasi
sama yang juga memberkan perlindungan hak apa pun, sesuai dengan perundaang-undangan
nasional”.
16
L.M. Gandh-Lapan, 2007, “Pembaruan Hukum yang Hak politik juga datur dalam Konvensi yang
Diamanatkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 telah disetujui negara Indonesa melalui UU
tentang Ratifikasi Konvensi CEDAW
168
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
169
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
170
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019
171