Anda di halaman 1dari 7

ISU-ISU PERMASALAHAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM HAM

NAMA : GALUH RETNO KUSUMA NINGRUM

NIM : 202010110311436

A. Abstraksi

At the level of legal dogmatics, something is a legal issue if the problem is


related to the relevant legal provisions and the facts at hand. As an Indonesian
nation, it is necessary to involve oneself/care about international issues, this
concern is proof that a nation is an inseparable part of other nations in
international relations and will strengthen the position and convenience of the
nation in meeting the needs of life. Where it is stated that according to research at
the level of legal theory, legal issues must contain legal concepts.

Based on Law no. 39 of 1999 concerning Human Rights, the definition of


human rights is a set of rights inherent in human existence as creatures created by
God Almighty, which must be respected, upheld and protected by the state. In the
beginning the law was a human right. The state of law or rechtsstaat or the rule of
law actually talks about human rights which must be the foundation of the state
and the limitation of excessive power by the authorities. So the rule of law is not
just a matter of supremacy, as many law enforcement officers or anyone who
wants to use it say to maintain order or resolve conflicts.

Dalam tataran dogmatik hukum, sesuatu merupakan isu hukum apabila


masalah itu berkaitan dengan ketentuan hukum yang relevan dan fakta yang
dihadapi. sebagai bangsa indonesia perlu melibatkan diri/peduli terhadap isu
isu internasional, kepedulian ini merupakan bukti bahwa suatu bangsa adalah
bagian tidak terpisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional dan
akan memperkuat posisi dan kemudahan bagi bangsa dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Dimana disebutkan bahwa Menurut penelitian tataran teori
hukum, isu hukum harus mengandung konsep hukum1.
Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, pengertian hak asasi manusia ialah seperangkat hak yang melekat
pada keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi serta dilindungi oleh negara 2. Pada
mulanya hukum adalah hak asasi manusia. Negara hukum atau rechtsstaat
atau rule of law sebenarnya berbicara tentang hak-hak asasi manusia yang
harus menjadi landasan bernegara serta pembatasan kekuasaan yang
berlebihan oleh penguasa. Jadi negara hukum bukan sekadar soal supremasi,
seperti yang dilontarkan banyak aparat hukum atau siapa pun yang ingin
memakainya untuk menjaga ketertiban atau menyelesaikan konflik.

B. PENDAHULUAN
Dalam isu-isu hukum internasional Secara harfiah hak asasi manusia
(HAM) dapat dimaknakan sebagai hak hak yang dimiliki seseorang karena
keberadaannya sebagai manusia3. Hak-hak ini bersumber dari pemikiran
moral manusia, dan diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat suatu
individu sebagai seorang manusia. Dengan kata lain, HAM secara umum
dapat diartikan sebagai hak-hak yang melekat pada diri segenap manusia
sehingga mereka diakui keberadaannya tanpa membedakan seks, ras, warna
kulit, bahasa, agama, politik, kewarganegaraan, kekayaan, dan kelahiran. Isu
mengenai Hak Asasi Manusia merupakan suatu tuntutan kemanusiaan. Saat
ini HAM telah menjadi sebuah konsep hukum tertulis. Misalnya, di Inggris

1
Hukum HAM Internasional: Sebuah Pengantar Kontekstual Buku oleh Pranoto Iskandar.
2
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
3
hukum internasional Secara harfiah hak asasi manusia (HAM) dapat dimaknakan sebagai hak hak
yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai manusia
dikenal adanya Magna Charta 1215 dan Bill of Rights 1689 4, di Amerika
Serikat ada Virginia Bill of Rights 1776 dan Declaration of Independence
1776, dan di Afrika dikenal adanya African Charter on Human and People
Rights. 5
Dalam permasalah hukum internasinoal emamg tak luput alan
katannya dengan Ham, Hak asasi manusia sendiri adalah hak dan kebebasan
fundamental bagi semua orang, tanpa memandang kebangsaan, jenis kelamin,
asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa atau status lainnya. Hak asasi
manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup, kebebasan
dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan
ekonomi, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas
pangan, hak untuk bekerja dan hak atas pendidikan. Hak asasi manusia
dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian internasional dan
nasional. Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak asasi manusia. Yang
pertama adalah “martabat manusia” dan yang kedua adalah “persamaan”. Hak
asasi manusia sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar dasar yang
diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka berasal
dari keyakinan bahwa orang harus diperlakukan sama. Kedua nilai kunci ini
hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya hak asasi manusia didukung oleh
hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang pada umumnya setuju
bahwa kekuasaan negara atau sekelompok individu tertentu tidak boleh tidak
terbatas atau sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan semua individu dalam suatu negara.
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin
Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap
manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. John

4
di Inggris dikenal adanya Magna Charta 1215 dan Bill of Rights 1689
5
di Amerika Serikat ada Virginia Bill of Rights 1776 dan Declaration of Independence 1776, dan di
Afrika dikenal adanya African Charter on Human and People Rights.
Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati6. Dalam pasal 1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”7.
Salah satu contoh isu permasalahan hukum internasional yang
berkaitan dengan hukum HAM adalah yang terbaru ini yakni pandemic
Corono virus, yang mana ini menyebabkan sebagian atau malah seluruhnya
negara mengalami nasib yang malang, dimana pemerintahnya dan
masyarakatnya dituntut peran aktif untuk mengurangi dampak dari Corona
virus tersebut. Corona virus menyebar pertama kali di negara China sekitar
awal tahun 2020, dengan gejala sesak napas, flu dan demam yang amat sangat
tinggi. Tepat pada awal bulan April 2020 Corona virus melanda Indonesia,
dimana letak keegoisan pemerintah dan masyarakat selalu di pertimbangan
kan. Sempat terjadi beberapa kasus dimana banyak sekali penimbunan masker
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang mana harusnya setiap warga
berhak mendapatkannya guna melindungi kita dari bahayanya Corona Virus.
Yang kedua ada tentang Vaksin Covid-19 yang menjadi permasalahan
hukum internasional yang berkaitan dengan HAM, dimana terjadi pemaksaan
dari pihak pemerintah dan banyak nya warga yang menentang menggunakan
vaksin covid tersebut. Vaksin covid tersebut dijelaskan oleh pihak pemerintah
adalah guna mempersiapkan tubuh jika sewaktu-waktu Corona virus datang
ketubuh manusia, dengan ada nya vaksin covid terseut maka tubuh tidak
menjadi terkejut. Namun disini masih menajdi pro dan kontra antara pihak
Pemerintah dan masyarakat, dan vaksin covid-19 ini juga menjad

6
Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations
7
pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
perbincangan dikalangan beberapa negara, tentang pelaksaan dan penggunaan
vaksin covid-19 dalam jangka panjang.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut diharapakan beberapa
konvensi Hukum HAM dapat memberikan jaminan hak yang sama,
menegaskan hak-hak untuk memperoleh jaminan perlindungan dan
kesempatan merupakan seuatu hal yang sangat dibutuhkan dan sudah menjadi
hak milik perorangan.

C. PENUTUP
Kesimpulan :
Isu-isu permasalahan hukum internasional dengan hukum Ham yang
pelaksanaan hukum dapat muncul dari pihak penegaknya sendiri sehingga
terkadang tidak sedikit pula masyarakat dunia mengabaikan hal yang cukup
esensi dengan latar belakang kepentingan pihak manakah yang ingin dicapai.
Padahal perbuatan tersebut memiliki efek yang cukup besar dalam menjaga
dunia dan menghormati hak subjek hukum lainnya. Keberadaan hukum
internasional memang menjadi nyata saat terjadi beberapa kasus yang
menimpa. Maka benar bila ada pakar yang berpendapat bahwa terkadang
sesuatu yang abstrak dapat terlihat bila terjadi „usikan‟ di dalamnya.
Eksistensi Hak Asasi Manusia dan Hukum Humaniter menjadi harapan bagi
mereka yang teraniaya hak-haknya. Demikian pula dengan keberadaan
Hukum Lingkungan yang secara nyata menjadi isu penting yang disoroti
dunia. Terkait kelangsungan hidup baik generasi sekarang maupun yang akan
datang. Dalam pelaksanaan hukum apapun bentuknya dan sifatnya diperlukan
suatu penegakan yang konkret yang dalam pengertiannya ditujukan demi
keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa maka selayaknya dimulai
dengan menjunjung tinggi moral. Dasar keberhasilan suatu hukum dimulai
dari diri sendiri yang merasa butuh untuk menghormati hak yang dimiliki
orang lain dan mengerti bagaimana kewajiban yang diembankan pada diri
sendiri. sehingga saat kita diperhadapkan dengan fakta untuk menjaga
lingkungan tidak lagi saling melempar kesalahan. Akan tetapi mulai bergerak
dan meninggalkan „ego‟ masing-masing tentu dalam hal ini yang dimaksud
negara baik negara

D. DAFTAR PUSTAKA

BUKU
1. Hukum HAM dan hukum humaniter / Andrey Sujatmoko, S.H., M.H.
2. Hukum HAM Internasional: Sebuah Pengantar Kontekstual Buku oleh
Pranoto Iskandar.
3. Hukum hak asasi manusia : perspektif internasional, regional, dan
nasional / Eko Riyadi, S.H., M.H.
4. Boermauna, Dr. 2008. Hukum Internasional “ Pengertian Peranan dan
Fungsi Dalam Era Dinamika Global”. PT Alumni : Bandung.
5. Starke, J.G. 1992 . Pengantar Hukum Internasional . Sinar Grafika :
Jakarta.
6. Mansyur Effendi, Dimensi dan Dinamika Hak Azasi Manusia dalam
Hukum Nasional dn Internasional (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994)

INTERNET
1. https://arriemarrioza.wordpress.com/2011/02/14/hubungan-hukum-
internasional-dengan-ham/
2. Instrumen internasional pokok hak-hak asasi manusia Oleh Adnan
Buyung Nasution
3. https://www.kompas.com/tag/hukum-internasional
4. https://majalah.tempo.co/read/kolom/162058/kolom-bivitri-susanti-
hukum-adalah-hak-asasi-manusia
5. https://www.jentera.ac.id/publikasi/hukum-adalah-hak-asasi-manusia/
6. https://www.researchgate.net/publication/317201251_Isu-
isu_Internasional
7.

JURNAL

1. J. L. Holzgrefe dan Robert O. Keohane. 2003. Humanitarian Intervention:


Ethical, Legal, and Political Dilemmas. Cambridge: Cambridge
University Press,
2. Disampaikan pada Seminar Nasional ”Membangun Strategi HAM
Indonesia sebagai Perwujudan Strategi Pembangunan Nasional,
KOMNAS HAM, Palembang, 15-16 Mei 2006.
3. https://media.neliti.com/media/publications/39258-EN-international-law-
as-political-instrument-several-of-indonesias-experiences-as-a.pdf
4.

Anda mungkin juga menyukai