Anda di halaman 1dari 10

HUKUM INTERNASIONAL

HAK ASASI MANUSIA DI DALAM DUNIA INTERNASIONAL

Disusun Oleh

MAULANA ABDI NEGARA (D1A02310488)

RUDY AKBAR RAHMATULLAH ( D1A02310458 )

RIZKI AMSAL ABROR ( D1A02310453 )

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2024
HAK ASASI MANUSIA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak berarti kewenangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Adapun Hak Asasi berarti berasal dari kata asas yang berarti dasar, alas, dan fondasi, yaitu
sesuatu yang menjadi tumpuhan berfikir atau berpendapat. Kemudian mendapat im-buhan
akhiran i lalu menjadi asasi. Kata asasi bermakna sesuatu yang bersifat dasar atau pokok.
Secara istilah, kata Hak asasi berarti kewenangan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang
melekat pada diri orang itu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pilihan hidupnya. Hak
Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, adalah klaim untuk
memperoleh dan melakukan segalah sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup,
karena tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.

B. Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional

Prinsip-prinsip umum tentang hak asasi manusia yang dicanangkan oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948 dianggap sebagai pedoman standar bagi
pelaksanaan penegakkan hak asasi manusia bagi bangsa-bangsa terutama yang bergabung
dalam badan tertinggi dunia itu hingga saat ini. Prinsip-prinsip umum tersebut dikenal
Univesal Declaration of Human Rights (peryataan semesta tentang Hak Asasi Manusia)
deklarasi tersebut bukanlah sebuah dokumen yang secara sah mengikat, dan beberapa
ketentuan yang menyimpang dari peraturanpereturan yang ada dan diterima secara umum.
Walaupun demikian beberapa ketentuan mengatur prinsip-prinsip umum hukum atau
menggambarkan pandangan pokok tentang perikemanusiaan. Dan lebih penting lagi
statusnya sebagai suatu pedoman yang dapat dipercaya, yang dihasilkan majelis umum,
tentang interprestasi terhadap secara tidak langsung benar-benar sah, dan diaggap oleh
majelis umum dan beberapa kali hukum bagian dari undang-undang Perserikatan Bangsa-
Bangsa.

Instrumen internasional yang ada saat, diawali dengan pembentukan Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 dan kerja Komisi Hak Asasi Manusia PBB suatu
komisi fungsional di bawah Dewan Ekononi dan Sosial PBB dalam merumuskan hak dan
kebebasan dasar manusia yang dapat diterima oleh seluruh negara yang beranggota di PBB.
Hak dan kebebasan yang tercantum dalam DUHAM mencakup sekumpulan hak yang
lengkap baik itu hak sipil, politik, budaya, ekonomi, dan sosial tiap individu maupun bebrapa
hak kolektif. Hubungan dengan kewajiban juga dinyatakan dalam pasal 29 (1) : setiap orang
memiliki kewajiban kepada masyarakat dimana hanya di dalamnya perkembangan
pribadinya secara bebas dan sepenuhnya dimungkinkan.

Pada tanggal 10 Desember 1948 PBB mengesahkan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (DUHAM), deklarasi ini menyuruh kepada seluruh bangsa di dunia untuk
menjamikan hak asasi manusia sesuai dengan konstitusi di negara masing-masing dalam
deklarasi ini juga terdapat pernyataan dunia tentang perlindungan atas hak asasi manusia
yang terdiri atas 30 pasal. Selain DUHAM ada juga Documen fundamental revolusi Prancis
diadopsi pada 26 Agustus 1789. Isi dokumen tersebut sebagian besar muncul dari cita-cita
pencerahan. Draf utama Documen Fundamental disiapkan oleh Lafayette dengan
berkonsultasi dengan teman Thomas Jefferson.17 Pada bulan Agustus 1789, Abbe Emmanuel
Joseph Sieyes dan Honore Mirabeau miliki peran sentral dalam membuat konsep dan
menyusun deklarasi akhir hak asasi manusia dan warga negara18

Dengan demikian deklarasi tersebut merupakan suatau standar pelaksanaan umum bagi
semua bangsa dan semua negara dengan tujuan bahwa setiap orang dan badan dalam
masyarakan, dengan senantiadsa mengingat pernyataan ini, akan berusaha dengan jalan
mengajar dan mendidik untuk mempertinggi penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-
kebebasan ini.

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia sematamata karena ia manusia.
Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau
berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mat berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dalam ras, suku, jenis kelamin, bahasa,
budaya, agama dan kewarganegaraan yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun juga dan di
negara manapun ia berada. Inilah sifat universal dari Hak asasi manusia tersebut

Hak asasi manusia juga di kristalisasi berbagai sistem nilai dan filsafat tentang manusia dan
seluruh aspek kehidupannya. Fokus utama dari Hak asasi manusia adalah kehidupan dan
martabat manusia. Secara histori, akar filosofis dari munculnya gagasan hak asasi manusia
adalah teori hak kodrati atau natural rights theory yang di kembangkan para filsuf, menurut
Thomas Paine “ hak asasi manusia adalah jalan keluar untuk mengatasi keadaan homo
homini lupus, bellum omnium contra omnes yaitu manusia dapat menjadi serigala bagi
manusia lain. Keadaan seperti ini mendorong terbentuknya perjanjian masyarakat di mana
rakyat menyerahkan hakhaknya kepada penguasa, hak yang melekat pada dirinya, dengan
demikian tidak dapat dicabut oleh negara

Perbincangan tentang hak kodrati atau hak asasi manusia memang sudah sering dikalangan
filsuf dan ahli hukum, namun baru pada beberapan dekade belakangan gagasan mengenai
hak asasi manusia menjadi bagian dari kosakata masyarakat luas di sebagian besar kawasan
dunia Seperti dikatkan oleh Christian Tomuschat: “Internasional protection of human rights it
a chapter of legal history ( perlindungan internasional terhadap hak asasi manusia itu sebagai
bab dari sejarah hukam)...’’.

Hak asasi manusia selalu menjadi pembahasan penting setelah Perang Dunia II sampai saat
ini dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945. Wacana hak
asasi manusai terus berkembang seiring dengan intensitas kesadaran manusia atas hak dan
kewajiban yang milikinya. Sama seperti halnya keadilan, hak asasi manusia juga merupakan
bahasa universal bagi bangsa manusia dan menjadi kebutuhan pokok rohhaniah bagi bangsa
beradab di muka bumi. Keadilan dan hak asasi manusia tidak mengenal batas teritorial,
bangsa, ras, suku, agama, dan ideologu politik. Keadilan dan hak asasi merupakan faktor
determinan dalam proses eksistensi dan pembangunan peradaban umat manusia. Bukti jejak
sejarah kehidupan manusia menunjukkan adanya beberpa guru bangsa manusia, begitu pun
adanya dokumen-dokumen hak asasi manusia Piagampiagam tertulis tetang hak asasi dan
martabat kemanusiaan. Pelangaran terhadap hak asasi manusia akan selalu mendapatkan
respon moral dan konsekuensi sosial politik sesuai dengan radius dan kompetensi otoritas
yang berlaku.

Eksistensi hak asasi manusia dan keadilan merupakan ramuan dasar dalam membangun
komunitas bangsa manusia yang memiliki kohedi sosial yang kuat. Berapapun banyak
ragam ras, etnis, agam, dan keyakinan politik, akan dapat hidup harmonis dalam suatu
komunitas anak manusia, jika ada sikap penghargaan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia
dan keadilan merupakan tiang utama dari tegaknya bagunan peradaban bangsa, sehingga
bagi negara yang tidak menegakkan hak asasi manusia dan keadilan akan menanggung
konsekuensi logis yaitu teralienasi dari komunitas bangsa beradab dunia Internasional. Lebih
dari itu, biasanya harus menanggung sanksi politis atau ekonomis sesuai dengan respon
negara yang menilainya. Hal ini menunjukan bahwa nilai kemanusiaan bersifat universal,
apalagi era globalisasi dewasa ini. Secara yuridis, Hukum hak asasi manusia Internasional
menentukan adanya Jus Cogen yang di kualifikasikan sebagai a perepmtory norm of general
internasional law. A norm accepted and recognized by the international community of states
as a whole as a norm from which can modified only by subsequent norm of general
international law having the same character.

Dalam konteks hak asasi manusia, hukum internasional mempunyai kualitas ganda
sebab menciptakan penghalang bagi proteksi Hak asasi yang efektif dan segkaligus juga
menyediakan sarana untuk mengatasi rintanganrintangan. Brwonlie menggambarkan
kedaulatan sebagai doktrin konstitusional yang pokok dari hukum negara. Pada hakikatnya
kedaulatan mewakili totalitas hak-hak negara dalam menjalankan hubungan luar negrinya dan
menata urusan-urusan dalam negerinya. Tetapi ini tidak berarti bahwa semua negara bebas
sepenuhnya menjalankan kedaulatan dan kemerdekaannya ke luar negri maupun di dalam
negeri mengingat mereka tunduk pada berbagai pembatasan yang di kenakan terhadap
kegiatan mereka oleh hukum internasional. Semua negara sama-sama berdaulat, masing-
masing negara tidak diwajibkan untuk tunduk pada keputusan Mahkamah Internasional,
kecuali negara tersebut memberitahukan terlebih dahulu persetujuannya untuk mematuhi
keputusan itu. Sehingga begitu hak asasi manusia diangkat menjadi masalah yang menjadi
perhatian hukum internasional dan bukan lagi nasional, negara-negara yang bersangkutan
tidak lagi dapat mengatakan bahwa hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan masalah
yang berada dalam yurisdiksi dimestikanya. Individu sebagai subjek hukum internasional.

Menurut hukum internasional, individu secara pribadi dapat dianggap bertanggung jawab
terhadap kejahatan perang, genosida, penganiayaan dan apartheid. Namun oleh Prof.Nguyen
Quoc Din individu hanya sebagai subjek hukum buatan . Kehendak negara-negaralah yang
menjadikan individu-individu tersebut dalam hal-hal tertentu sebagai subjek hukum
internasional. Hukum internasional masih tetap mengatur hubungan antara negara dan
subjeksubjek hukum lainnya, sedangkan individu dalam hal-hal tertentu. Pemajuan dan
perlindungan hak-hak asasi berkembang dengan cepat bersama dengan perkembangan yang
melaju hunungan antara bangsa dan proliferasi organisasi-organisasi regional dan multilateral
global.

PBB telah membagi kegiatan dalam beberapa periode sebagai berikut15 : Periode
pembentukan sistem, dari piagam PBB ke deklarasi Universal HAM (1945-1948) .
1. Periode perbaikan sistem, yang menuju kepada pengesahan berbagai konvensi dan
instrument HAM internasional (1949-1966)
2. . 2. Periode pelaksaan sistem, yang dimulai dari pengesahan instrumen hingga konferensi
Wina (1967-1993).
3. 3. Periode perluasan sistem, dari konferensi Wina hingga pelaksanaan tindak lanjut
(1993-1995).
4. 4. Periode menuju perlindungan HAM baru (1996-2000).

Dalam berbagai ketentuan yang terdapat dalam Piagam, berkali-kali dilang


penegasan bahwa PBB akan mendorong, mengenbangkan, dan mendukung
penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi dan 14 Universal Declaration
Of Human Rights pasal 1 ayat 3 15 Boermauna, Op.cit hlm. 87 kebebasan-kebebasan
pokok bagi semua tanpa membedakan suku, kelamin, bahasa, agama. Ketentuan ini
diulang dalam pasal 1 ayat 3 Piagam, semua permasalahan hak-hak asasi dan kebebasan-
kebebasan pokok ini dibahas oleh salah satu Komite Utama Majelis, yaitu Komite Tiga
yang menangani masalah-malasah hak asasi manusia kemanusian, social, dan
kebudayaan. Majelis utama juga dibantu oleh salah satu organ utama PBB yaitu dewan
ekonomi dan social yang dapat membuat rekomendasi agar terleksananya penghormatan
yang efektif terhadap hak-hak asasi dan kebebasankebebasan pokok. Dewan ekonomi
dan social dapat membentuk komisi, salah satunya adalah Komisi hak-hak asasi manusia
(KHAM) dan komisi mengenai Status Wanita. Kedua komisi ini dibentuk pada tahun
1946. Komisi hak-hak manusia beranggotakan 53 negara, dan komisi status wanita
beranggotakan wakil-wakil negara dari 45 negara. Ada dua badan khusus PBB yang juga
menangani Hak asasi manusia (HAM) yaitu Organisasi buruh Sedunia (ILO), didirikan
tahun 1946. Bertugas untuk memperbaiki syarat-syarat bekerja dan hidup para buruh
melalui penerimaan konvensi-konvensi internasional mengenai buruh dan membuat
rekomendasi standar minimum di bidang gaji, jam kerja, syaratsyarat pekerjaan dan
jaminan social.

Majelis umum PBB mencanangkan Pernyataan Umum tentang Hakhak Asasi Manusia
(universal declaration of human rights) tangal 10 desember 1948. Deklarasi ini terdiri dari 30
pasal yang mengumandangkan seruan rakyat mengalakkan dan menjamin pengakuan yang
efektif dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan yang
telah ditetapkan dalam deklarasi. Pasal 1 dan 2 menegaskan bahwa semua orang dilahirkan
dengan martabat dan hak-hak yang sama dan berhak atas semua hak dan kebebasan
sebagaimana yang ditetapkan oleh deklarasi tanpa membeda-bedakan baik dari segi ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik, maupun yang lain, asal-usul
kebangsaan atau social, hak milik, kelahiran, atau kedudukan yang lain. Pasal 3 sampai 21
menempatkan hak-hak sipil dan politik yang menjadi hak semua orang. Hak-hak itu antara
lain:

1. Hak untuk hidup.

2. Kebebasan dan keamanan pribadi.

3. Bebas dari perbudakan dan penghambaan.

4. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam, tak
berprikemanusiaan ataupun yang merendahkan derajat kemanusiaan.

5. Hak untuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja sebagai pribadi.

6. Hak untuk pengampunan hukum yang efektif.

7. Bebas dari penangkapan, penahan, atau pembuangan yang sewenangwenang.

8. Hak untuk peradilan yang adil dan dengar pendapat yang dilakukan oleh pengadilan yang
independen dan tidak memihak.

9. Hak praduga tidak bersalah. Bebas dari campur tangan sewenangwenang terhadap
kekuasaan pribadi, keluarag, tempat tinggal maupun surat-surat.

10. Bebas dari serangan kehormatan dan nama baik.

11. Hak atas perlindungan hukum terhadap serangan macam itu.

12. Bebas bergerak hak untuk memperoleh suaka.

13. Hak atas suatau kebangsaan.

14. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga.

15. Hak untuk mempunyai hak milik. Bebas berpikir kesadaran dan beragama dan
menyatakan pendapat.

16. Hak untuk menghimpun dan ber serikat, hak untuk ambil bagian dalam pemerintah dan
hak akses yang sama terhadap pelayanan masyarakat.
Berdasarkan instrument-instrument hak asasi manusia internasional, terlah diterima
bahwa pihak yang terikat secara hukum dalam pelaksanaan hak asasi manusia adalah negara.
Dalam konteks ini, negara berjanji untuk mengakui, menghormati, melindungi, memenuhi,
dan menegakkan hak asasi manusia negara sebagai pemangku tanggung jawab (duty holder),
yang harus memenuhi kewajiban-kewajiban dalam pelaksanaan hak asasi manusia baik
secara nasional maupun internasional, sedangkan individu dan kelompok-kelompok
masyarakat adalah pihak pemegang hak (right holder) Negara tidak memiliki hak, negara
hanya memikul kewajiban dan tanggung jawab (liability dan responsibility) untuk memenuhi
hak warga negaranya baik individu maupun kelompok yang dijamin dalam
instrumeninstrumen hak asasi manusia internasional jika negara tidak mau atau tidak punya
keinginan untuk memenuhi kewajibandan tanggunng jawabnya, pada saat itulah negara
tersebut bisa dikatakan terlah melakukan pelanggaran hak asasi manusia atau hukum
internasional. Jika pelanggaran tersebut tidak mau dipertanggung jawabkan oleh negara,
maka tanggung jawab itu akan diambil ahli oleh masyarakat internasional.

C. Bentuk Pelanggaran HAM Internaional


a.kejahatan genosida
b.kejahatan kemanusiaan
c.kejahtan perang
d.kejahatan agresi
Banyak sekali contoh kasus pelanggaran HAM di dunia Internasional salah satunya;

1. Kekejaman Rezim Adolf Hitler Adolf Hitler merupakan pimpinan partai NAZI yang
memenangkan pemile Jerman.

Hitler dianggap orang paling kejam di eranya. Terdapat banyak kasus pelanggaran
HAM, sikap otoriternya membawa pada penangkapan dan pengasingan terhadap
sejumlah musuh politik yang menentang kebijakannya. Hitler dikenal karena melakukan
pembunuhan massal dan pengusiran bangsa Yahudi dari Jerman, pembantaian di
Cekoslovakia dan Austria untuk menduduki negara tersebut. Adolf Hitler merupakan satu
tokoh pemicu perang dunia ke II. Lalu apa alasan Nazi pimpinan Adolf Hitler sangat
membenci Yahudi? Sejarah menyebutkan jika indikasi kebencian Hitler kepada Yahudi
disebabkan oleh kematian yang janggal sang ibu di tangan dokter Yahudi. Seorang
sejarawan Jerman bernama Ralf-George Reuth berargumen, kebencian Hitler karena ada
pengaruh Revolusi Rusia dan keterpurukan ekonomi Jerman akibat kaum Yahudi. Yang
membuat Nazi sangat membenci Yahudi karena mereka meyakini bangsa Yahudi secara
biologis dan rasial berbeda dengan ras Jerman. Pelanggaran pada HAM : -

- Kejahatan Genosida & Kejahatan Terhadap Kemanusiaan -

- Melanggar hak hidup, hak merdeka, dan hak memiliki -

- Melanggar Hak kemerdekaan beragama, Hak menyatakan kebebasan warga negara


dari pemenjaraan sewenang- wenang (bebas dari rasa takut), Hak Asasi untuk
mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan , Hak Asasi
manusia untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan

solusi yang dapat diberikan pada kasus diatas, yaitu dengan : -

- Penindakan tegas oleh Liga Bangsa-Bangsa


- Liga Bangsa-Bangsa yang saat itu bertugas menjaga kedamaian dan keserasian dunia,
memiliki hak untuk menumpas segala bentuk kejahatan kemanusian yang dapat
menyebabkan meletusnya perang dan hal-hal lain yang dianggap membahayakan
stabilitas dunia

KESIMPULAN

Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional memberikan pemahaman mendalam


tentang hak-hak dasar yang melekat pada setiap individu sebagai manusia. Hak Asasi
Manusia, atau disingkat HAM, merupakan konsep yang fundamental dalam menjaga
martabat dan kesejahteraan manusia di tingkat global. Hak asasi manusia dianggap
sebagai hak-hak yang tidak tergantung pada pemberian dari masyarakat atau hukum
positif, melainkan diberikan secara alami karena keberadaan sebagai manusia.Ini
berarti setiap orang memiliki hak-hak dasar yang sama, tanpa memandang suku, ras,
agama, atau status sosialnya. Pemahaman ini telah diperkuat melalui berbagai
instrumen hukum internasional, termasuk deklarasi dan konvensi yang dicanangkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). pelanggaran hak asasi manusia masih sering
terjadi di berbagai belahan dunia. Bentuk pelanggaran tersebut mencakup kejahatan
genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan agresi. Contoh
nyata kasus pelanggaran tersebut adalah kekejaman rezim Adolf Hitler yang memicu
perang dunia ke II dan pembantaian terhadap bangsa Yahudi.

Dalam menangani kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, solusi yang dapat
diberikan termasuk penindakan tegas oleh organisasi internasional seperti Liga
Bangsa-Bangsa. Liga Bangsa-Bangsa memiliki peran dalam menjaga perdamaian dan
keselamatan dunia serta menegakkan hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai