A. Hubungan system hukum dan system politik dari sudut pandang HAM
Ketika berbicara system hukum, berarti membahas hukum positif suatu Negara.
Dengan demikian, selalu terkait dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Negara hukum (rule of law) “lekat” dengan system politik demokrasi. Agar terbina
harmonisasi sitem hukum dan system politik dalam tataran bermasyarakat, maka hidup
bermasyarakat berarti siap/mau mengikuti pola hubungan antaraindividu dalam
kelompok yang telah ada sebelumnya. Adanya pola tingkah laku sama dipertahankan
dan dikembangkan terus oleh warganya, menyebabkan terciptanya interaksi social.
Dalam interaksi yang terjaga dengan baik, maka akan terjalin semangat kerja sama yang
baik pula. Sistem politik dan sistem hukum yang ada sangat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakatnya. Ketika ada anggota masyarakat yang bertindak di luar pola
yang telah diakui, tidak jarang mengakibatkan terjadinya konflik.
Sedangkan sistem politik merupakan bagian dari ilmu politik, dimana ilmu politik
harus mengaitkan (melibatkan) dirinya dengan hakikat, tempat dan penggunaan
kekuasaan. Titik berat perubahan kepentingan dalam pendekatan sistem tetap melalui
lembaga yang ada menuju akumulasi dan penggunaan kekuasaan di mana saja.
Sistem politik mempunyai hubungan timbal balik dengan hukum serta bedampak
langsung terhadap penegakan dan pengakuan terhadap HAM. Dalam sistem politik
dictator, hukum yang dihasilkan berwatak represif, mempertahankan status quo, dan
mempertahankan kepentingan bangsa. Pemerintahan dictator memliki kekuasaan yang
mutlak dan sentralistis, sehingga dalam sistem ini oposisi tidak di berikan ruang gerak,
walaupun ada hanya ada sebagai aksesioris politik saja. Sebaliknya dalam sistem politik
demokratis, watak hukum yang dihasilkan bersifat responsive dan akomodatif, dalam
sistem ini pun menghormati dan menjujung tinggi HAM.
Oleh karena itu, pemilihan sistem politik dictator atau demokrasi suatu Negara
tergantung pada politik hukum Negara tersebut, maksud dari politik hukum disini ialah
berupa undang-undang.
BAB IV
Hukum hak asasi manusia intinya menjamin hak yang paling mendasar dari semua
hak yang dimiliki manusia, yaitu hak hidup sebagaimana termuat di dalam pasal 5
dan 8 Duham, demikian pendapat G.Robertson. pasal 5 yang berbunyi: “tak seorang
pun boleh disiksa atau diperlakukan atau dihukum secara keji, tidak manusiawi
atau merendahkan martabat.” Sedangkan pasal 8 berbunyi, “setiap orang berhak
atas penyelesaian yang efektif oleh peradilan nasional untuk mendapatkan hak-hak
mendasar yang diberikan kepadanya oleh konstitusi atau oleh hukum.
Adapun hak dasar manusia meliputi hak sipil dan hak politik, yaitu:
• Larangan perbudakan
• Larangan penganiayaan
• Dan lain-lain
Adapun peraturan yang berkaitan dengan HAM dalam hal ini meliputi:
- pasal 28 UUD 1945
- Pasal 27 ICCPR
- Pasal 1 ICCPR
Dalam keterkaitan konflik antara bangsa berdampak pada keputusan politik yang
saling konfrontatif. Karenanya, ketika maslah tersebut pada tataran praktis para
pemimpin dunia dari banyak Negara enggan melaksanakan ketentuan yang ada,
atau setengah hati serta anggota masyarakat dibiarkan bersikap acuh, dapat
dipastikan keacuhan, keributan, sampai perang antara bangas tidak menyurut,
malah akan berlangsung terus sepanjang masa. Untuk itulah kalau pendekatan dan
hubungan antara manusia lebih mengedepankan aspek kebersamaan dan toleransi
dengan sosialisasi terus-menerus, dibarengi sikap politik yang jelas dan tegas serta
penegakan hukum yang mantap, maka akan sangat membantu mempercepat proses
dediskriminasi/pengapusan deskriminasi, sebagaimana diharapkan di dalam
berbagai konvensi internasional dan UU nasional kalu langkah tersebut
dilaksanakan, maka akan menjadi gerakan politik dan social secara stimultan.
Artinya, elit pada tingkat suprastruktur dan massa pada tingkat infrastruktur
berjalan bersama.
BAB V
BAB VI
Piagam PBB yang disepakati dan ditandatangani oleh 50 negara di San Francisco
pada tanggal 24 juni 1945 mrupakan hasil dari perjuangan yang cukup panjang
dari para pemimpin dunia yang dirintis sejak decade-dekade sebelumnya. Lewat
pengalaman yang cukup panjang, negarawan dunia tanta mengenal lelah terus-
menerus mengadakan perundingan untuk memperkecil dan menjebatani
perbedaan-perbedaan yang ada. Saat ini anggota PBB mencapai 181 negara.
Perana yang dilakukan oleh PBB adalah dengan mengkaji dan memformalkan
hak asasi manusia yang berarti memperkuat posisi HAM. Cara dan langkah ini
akan mengurangi konfrontasi dengan kedaulatan masing-masing Negara
merdeka. Setiap Negara memiliku hak mengatur dan menyelenggarakan sistem
pemerintahan sesuai dengan tujuan masing-masing.
BAB VII
Berbeda dengan benua-benua lainya, benua asia belum meiliki piagam hak
asasi manusia, hal ini disebabkan kuat dan dalamnya tradisi dan agama-
agama besar di kebanyakan Negara-negara asia. Pengaruh tradisi dan agama
pada sebagian besar Negara-negara asia mewarnai pola pikir/ pola tindak
dan sikap sebagian Negara-negara asia.
BAB VIII
BAB IX
Pengegakan hak asasi manusia bagian dari cita-cita perjuangan bangsa, hal
ini dikatakan karena sesuai dengan dasar hokum yang berlaku di suatu
Negara, contohnya saja di inodesia hal yang menyangkut HAM telah di atur
dalam pancasila sial ke 2 yang berbunyi” kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Pancasila itu sendiri merupakan suatu esensi dari cita-cita
perjuangan bangsa Indonesia.
Memperhatikan hukum positif suatu Negara tidak dapat lepas dari system
hokum yang berlaku di Negara tersebut. Karena itu, dasar Negara pancasila
yang terdiri dari lima sila, ditambah dengan pembukaan UUD 1945,
mengidikasikan indonesia adalah Negara demokrasi, menjujung tinggi
supermasi hukum, serta menghormati/ menjunjung tinggi HAM. Apa yang
digariskan di dalam pembukaan UUD 1945 merupakan arah dan politik
hukum dalamtataran makra.
BAB X
B. Pertanggungjawaban
1. Struktrur organisasi
2. Administrasi
• Menetapkan relevan/tidaknya
suatu bukti
2. Terdakwa
BAB XI
Dengan dmeikian maka adanya dua gerakan . Pertama, dari pemerintah ada
kemauan politik dan tindakan politik, sedangkan dari bawah terus-menerus
membangun kesadaram pentingnya pengetahuan HAM bagi anggota
masyarakat. Kedua, adanya pengawasan yang efektif, terutama kepada
pejabat yang dikhawatirkan tidak menegakkan HAM yang tertulis indah di
dalam peraturan efektif.
Disinilah partisipasi aktif warga dituntut, baik dalam bentuk partisipasi aktif
para pengamat, intelektua dan semua pihak lainya, akan sangat membantu
membantu upaya penegakan ha-kham pada khususnya.
BAB XII
BAB XIII
A. Pengertian umum
C. Ketidakadilan