Anda di halaman 1dari 15

Nama: Tsalitsa fadilatu rahmania

NPM: 2253032004

Kelas: 2C

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Politik

Dosen Pengampu: Dr.M.Mona Adha S.Pd.,M.Pd

HAK ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia adalah hak yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang di
muka bumi. Setiap orang harus peduli, melindungi dan menghormati hak setiap orang. Hak
Asasi Manusia juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 yang menyebutkan
bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang dimiliki oleh setiap orang sebagai
ciptaan Yang Maha Esa dan diberikan kepada negara, hukum, pemerintah dan segala
sesuatu.Hak-hak tersebut meliputi hak untuk hidup, keamanan, bebas dari campur tangan,
bebas dari perbudakan dan bebas dari penyiksaan. Jika seseorang atau sekelompok orang
tidak memberikan hak substantif kepada orang atau sekelompok orang tersebut, mereka akan
dijatuhi hukuman penangguhan hukuman atau penjara seumur hidup. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Hak Asasi Manusia berarti hak-hak mereka yang dilindungi secara
internasional (PBB), seperti hak untuk hidup, kemerdekaan, kebebasan berekspresi dan
kebebasan harta benda.Setiap orang telah diberi hak asasi manusia sejak lahir di bumi, dan
tidak ada yang bisa mengambilnya atau mengambilnya. karena PBB juga melindunginya
dalam deklarasi PBB tanpa memandang ras, suku, agama dan status sosial. 

Ada hubungan yang sangat erat antara hak asasi manusia dan demokrasi. Negara totaliter
(non-demokratis) belum tentu memiliki hak asasi manusia, sebaliknya negara demokratis
harus menjamin adanya hak asasi manusia. Suatu negara dapat disebut demokratis bila
menghormati dan melindungi hak asasi manusia. Salah satu prasyarat terwujudnya hak asasi
manusia adalah adanya nilai-nilai demokrasi di dalam negara hukum. Konsep negara hukum
dapat dilihat sebagai model negara demokrasi. Penyelenggaraan negara demokrasi dengan
demikian diwujudkan melalui sistem administrasi. Didasarkan pada perwakilan
(representative government), yang merupakan cerminan dari demokrasi tidak langsung.
Menurut Julius Stahl dan A.V. Dicey, negara hukum harus memenuhi beberapa unsur
penting, salah satunya adalah menjamin hak asasi manusia. Agar hak asasi manusia disebut
aturan hukum, mereka harus dilindungi dan dihormati. 

Dikutip dari majalah Rosana. Ellie. 2016. Negara Demokrasi dan HAM. Dalam negara
hukum, hukumlah yang mengatur, bukan rakyat. Hukum dimaknai sebagai kesatuan hirarki
norma-norma hukum yang berpuncak pada konstitusi. Supremasi konstitusi merupakan
konsekuensi dari rule of law dan pemaksaan demokrasi, karena konstitusi merupakan bentuk
tertinggi dari kontrak sosial. Negara melaksanakan hak-hak dasar warga negaranya melalui
peraturan perundang-undangan, karena ketika negara atau masyarakat melanggar hak asasi
manusia, ada satu kekuatan yang nantinya dapat digunakan sebagai alat untuk mengusut
pelanggaran hak asasi manusia tersebut, yaitu tegas. Sanksi dalam peraturan perundang-
undangan yang disepakati bersama. Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 secara tegas
menyatakan bahwa prinsip demokrasi serta pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia
merupakan bukti bahwa negara Indonesia menganut negara hukum. Seperti koin, demokrasi
adalah satu sisi mata uang dan supremasi hukum adalah sisi lainnya. Mereka berada dalam
hubungan yang saling bergantung, karena tanpa supremasi hukum tidak mungkin terwujud
demokrasi dan tanpa demokrasi tidak mungkin tercipta negara hukum. Demikian pula
pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia dan hak sipil dalam pembukaan dan pranata
UUD 1945, bahwa negara Indonesia menganut negara konstitusional dan demokratis, karena
adanya konstitusi menurut hukum sosial dan sosial budaya merupakan konsekuensi
penerimaan prinsip-prinsip hukum dan demokrasi negara. 

Kemudian negara berkewajiban membuat peraturan perundang-undangan dan perangkat


hukum lainnya yang menjamin terwujudnya hak asasi manusia bagi seluruh warga negara,
tidak hanya untuk kepentingan pihak atau kelompok tertentu saja. .dan prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat dapat menjamin partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga setiap hukum yang dibuat dan ditegakkan benar-benar mencerminkan
keadilan masyarakat. Hukum dan peraturan hukum tidak boleh dipaksakan dan diterapkan
secara sepihak oleh penguasa atau hanya untuk kepentingan penguasa, karena hal itu
bertentangan dengan prinsip demokrasi. Tujuan hukum bukanlah untuk menjamin
kepentingan segelintir penguasa, tetapi untuk menjamin kepentingan keadilan bagi semua. 

Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif bahwa orang memiliki hak yang
melekat karena mereka adalah manusia. Hak asasi manusia berlaku di mana saja, selalu dan
untuk semua orang, sehingga bersifat universal. Hak asasi manusia pada dasarnya tidak dapat
dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dipisahkan, saling berhubungan dan saling
tergantung. Hak asasi manusia biasanya dikaitkan dengan negara, yaitu. H. Negara
berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk
dengan mencegah dan mengawasi pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta. Dalam
terminologi modern, hak asasi manusia dapat diklasifikasikan sebagai hak sipil politik yang
berkaitan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa dan
kebebasan berekspresi) dan hak yang berkaitan dengan akses ekonomi, sosial dan budaya.
Terhadap barang publik (seperti hak atas pendidikan yang layak, hak atas kesehatan atau hak
atas perumahan).

Secara konseptual, hak asasi manusia dapat didasarkan pada keyakinan bahwa hak-hak
tersebut “diberikan oleh alam” alam semesta, Tuhan, atau akal. Sementara itu, mereka yang
menentang penggunaan unsur-unsur alam percaya bahwa hak asasi manusia adalah
perwujudan dari nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat. Ada juga yang melihat hak asasi
manusia sebagai perwakilan dari klaim kaum tertindas, dan pada saat yang sama ada
kelompok yang sama sekali meragukan keberadaan hak asasi manusia, mengklaim bahwa hak
asasi manusia ada hanya karena orang menciptakan konsep dan membicarakannya. . . Dari
sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia dapat dibatasi atau dibatasi dalam
kondisi tertentu. Pembatasan biasanya diharuskan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah dan
diperlukan dalam masyarakat demokratis. Pengurangan, sebaliknya, hanya dapat dilakukan
dalam krisis yang mengancam “kehidupan bangsa”, dan pecahnya perang tidak memenuhi
syarat itu. Dalam masa perang, hukum humaniter internasional berlaku sebagai prinsip lex
especialis. Namun, beberapa hak, seperti hak untuk bebas dari perbudakan atau penyiksaan,
tidak dapat dicabut dalam keadaan apa pun.

Masyarakat kuno tidak mengenal konsep HAM universal sebagaimana masyarakat modern.
Prekursor sebenarnya dari wacana hak asasi manusia adalah konsep Pencerahan tentang hak-
hak alami, yang kemudian memengaruhi debat politik selama Revolusi Amerika dan Prancis.
Konsep HAM modern muncul pada paruh kedua abad ke-20, terutama setelah penyusunan
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) di Paris pada tahun 1948. Sejak saat itu,
HAM berkembang pesat dan menjadi semacam prinsip etis. . kode yang diterima dan
diberlakukan di seluruh dunia. Pelaksanaan HAM di tingkat internasional dipantau oleh
Dewan HAM PBB dan badan perjanjian PBB seperti Komite HAM PBB dan Komite Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya, sedangkan HAM di tingkat regional dipertahankan oleh Dewan
Hak Asasi Manusia PBB, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, Pengadilan Hak Asasi
Manusia Inter-Amerika dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Afrika. Hampir seluruh negara di
dunia telah meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) dan
International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR). 

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).Serorang Filsuf
Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak alamiah (natural right) yang
melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak kebebasan dan hak milik. Pada masa
itu,hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan bidang politik. Sejarah perkembangan
HAM ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna
Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.

MAGNA CHARTA (1215)

Piagam perjanjian anatara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut Magna
Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan
beserta keturunannya,seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan
pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang
telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu,jaminan hak tersebut berkembang dan
menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.

Revolusi Amerika (1776)

Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat saat melawan penjajahan Inggris disebut
Revolusi Amerika. Declarational of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi itu.

Revolusi Prancis (1789)

Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis
XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration droits de fhomme et
du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan Revolusi Prancis.
Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan
persaudaraan (fraternite). Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas.
Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan
(The Four Freedom). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat,
Franklin D. Rooselvelt.Keempat macam kebebasan itu meliputi :
a.Kebebasan untuk beragama (freedom of religion);

b.Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech);

c.Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want);

d.kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).

Perkembangan HAM di Indonesia

Periode Pra-Kemerdekaan (1908–1945)

Pemikiran HAM pada masa sebelum kemerdekaan dapat ditelusuri dalam sejarah organisasi
tersebut. Pergerakan Nasional Budi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indesche Partij
(1912), Persatuan Indonesia (1925), Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya gerakan-
gerakan yang mendukung perwujudan hak asasi manusia tersebut tidak lepas dari
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh penguasa (penjajah). Dalam sejarah
pemikiran HAM Indonesia, Boedi Oetomo adalah organisasi pertama yang membangkitkan
kesadaran perkumpulan dan menyampaikan pandangannya melalui petisi kepada pemerintah
kolonial atau melalui tulisan di surat kabar.

Periode pasca kemerdekaan (1945–sekarang)

Perdebatan hak asasi manusia berlanjut hingga era pasca-kemerdekaan:

Periode 1945-1950

Dalam pemikiran hak asasi manusia, wacana kemerdekaan (hak menentukan nasib sendiri)
ditegaskan saat itu, hak kebebasan berserikat oleh organisasi politik dan hak kebebasan
berekspresi, terutama di parlemen, ditetapkan.

Periode 1950-1959

Masa ini dikenal dengan masa parlementer, menurut Bagir Manan masa kejayaan dalam
sejarah hak asasi manusia Indonesia tercermin dalam empat indikator hak asasi
manusia:Munculnya partai politik yang berbeda ideologi, kebebasan pers, terselenggaranya
pemilihan parlemen yang aman, bebas dan demokratis, kontrol parlemen terhadap eksekutif.

Musim 1959-1966

Periode itu menandai berakhirnya demokrasi liberal dan digantikan oleh demokrasi terkelola
yang berpusat pada kekuasaan Presiden Soekarno.Sistem demokrasi terpimpin memusatkan
kekuasaan di tangan Presiden. DPR tidak bisa mengontrol Presiden. Sebaliknya, parlemen
berada di bawah kendali presiden. Kekuasaan Presiden Sokarno mutlak, bahkan dinobatkan
sebagai presiden seumur hidup. Dan berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno dan
dimulainya pemerintahan orde baru yaitu pemerintahan Presiden Seoharto.

Musim 1966-1998

Pertama, Orde Baru menjanjikan harapan baru bagi pelaksanaan HAM di Indonesia. Janji-
janji hak asasi manusia dari orde baru dengan cepat menurun pada 1970-an dan 1980-an.
Setelah menerima amanat konstitusi dari sidang MPRS. Orde baru menolak hak asasi
manusia dengan alasan bahwa hak asasi manusia dan demokrasi adalah produk Barat yang
militeristis dan individualistis. Melawan prinsip lokal Indonesia tentang gotong royong dan
kekeluargaan.

Tahun 1998 merupakan periode terpenting dalam sejarah perkembangan HAM di Indonesia,
setelah lepas dari belenggu rezim Orde Baru dan dimulainya era demokrasi dan HAM yang
saat itu dipimpin oleh Bj Habibie. Yang menjabat sebagai Wakil Presiden. Misalnya pada
masa pemerintahan Habibie perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM mengalami
perkembangan yang sangat penting, TAP MPR No XVII/MPR/1998 tentang HAM
merupakan salah satu indikator pemerintahan era reformasi.Komitmen pemerintah juga
tercermin dalam pengesahan salah satunya, UU Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002, dan
tahun 2004 pengesahan UU No. 23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 

Hak Asasi Manusia di dunia internasional mengalami penurunan atau kegagalan, banyak
negara mengalami kekacauan, terutama dalam hal penerapan hak asasi manusia. Pasukan
melakukan banyak pemberontakan. Negara Palestina yang rakyatnya dirampas hak asasinya
(khususnya hak untuk hidup) akibat serangan zionis Israel, dan banyak negara masih melihat
penerapan hak asasi manusia dengan cara yang sama.

HAM di Indonesia juga mengalami kemunduran. Namun, penurunan hak asasi manusia di
Indonesia, bukan hanya karena orang Indonesia tidak menghormati satu sama lain dan egois
terhadap haknya sendiri, sehingga hak orang lain tidak terpenuhi. Namun karena beberapa
faktor, Indonesia mengalami kegagalan dalam isu HAM, yaitu:

Kemunduran demokrasi di Indonesia, dimulai dari politik kebencian atas nama agama dan
nasionalisme. Hal ini dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang
mendorong masyarakat untuk membenci mereka yang berbeda dengan masyarakat lainnya;
Pemerintahan yang terkesan anti kritik dan merendahkan hak asasi manusia di Indonesia,
misalnya dalam kasus menghina/mengkritik Presiden, jelas ini untuk melindungi pemerintah
daripada memastikan kritik publik tanpa dibayangi ancaman hukum.Polisi dan tentara terus
menyalahgunakan kekuasaannya, pemerintah mengambil sisi ideologis. 

Berikut ini adalah berbagai hak asasi manusia yang tidak dapat diambil oleh siapa pun dari
siapa pun.

1. Hak Privasi
Hak pribadi adalah setiap orang bebas mengeluarkan pendapat, menganut agama
apapun, bebas beribadah menurut kepercayaannya masing-masing dan bebas
berorganisasi atau berserikat.
2. Hak Milik
Hak milik (hak ekonomi) adalah kebebasan untuk memiliki, kebebasan untuk menjual
dan membeli barang atau jasa, dan kebebasan untuk berkontrak dan memiliki
pekerjaan.
3. Kesetaraan hukum
Persamaan hak mengacu pada hak atas perlakuan atau perlindungan yang sama sesuai
dengan keadilan hukum. Setiap orang dianggap sama di depan hukum.
4. Hak Politik
Hak politik adalah hak asasi manusia yang memungkinkan Anda bebas berpolitik.
Mereka memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pemerintahan dan
pemilu, membentuk partai politik, dan membuat petisi dan proposal yang kritis.
5. Hak sosial dan budaya
Hak asasi manusia, sosial dan budaya mengacu pada kebebasan setiap individu untuk
memilih pendidikan yang mereka inginkan, hak mereka atas perawatan kesehatan dan
pengembangan budaya.
6. Hak Prosedural
Akhirnya, setiap orang berhak diadili di pengadilan dan dilindungi oleh peradilan
negara. Setiap orang berhak atas perlakuan yang adil selama penggeledahan,
penangkapan dan pembelaan hukum 

Hak asasi manusia pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori: hak sipil dan politik dan hak
sosial. Klasifikasi ini penting karena memperjelas konsep hak asasi manusia. Selain itu,
mereka membuat orang peka tentang peran mereka di berbagai bidang.
Ketika kita berbicara tentang hak sipil dan hak politik, yang kita maksud adalah hak asasi
manusia klasik. Hak-hak tersebut bertanggung jawab untuk membebaskan kekuasaan
pemerintahan yang dapat mengganggu kebebasan setiap individu. Selain itu, hak-hak ini
memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah. Selain itu,
memperkuat hukum.

Hak asasi manusia untuk hidup dan eksistensi, hak atas persamaan, termasuk persamaan di
depan hukum, non-diskriminasi atas dasar agama, ras, kasta, jenis kelamin atau tempat lahir
dan kesempatan kerja yang sama, kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, berserikat,
kebebasan bergerak, perumahan, hak untuk melakukan pekerjaan apa pun, hak untuk
menolak eksploitasi, larangan segala bentuk kerja paksa, pekerja anak dan perdagangan
manusia, hak atas kebebasan hati nurani, praktik dan penyebaran agama dan hak atas
pekerjaan legal. Tindakan untuk membela hak asasi manusia di atas. Hak dan kebebasan ini
adalah dasar dari demokrasi.

Jelas bahwa dalam demokrasi orang memiliki kebebasan dan hak sebanyak mungkin. Selain
itu, ada hak politik, yang meliputi hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan secara bebas
memilih calon pilihannya. HAM adalah norma masyarakat yang maju dan beradab. Tetapi
hak tidak bisa eksis dalam ruang hampa. Anda memiliki tugas yang sesuai. Hak dan
kewajiban adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Kebebasan tidak pernah berarti izin. Hak membutuhkan aturan hukum di mana setiap orang
dalam masyarakat mengikuti aturan etika dan perilaku untuk kebaikan semua. Rasa tanggung
jawab dan toleransi memberi makna pada hak. Hak didasarkan pada prinsip hidup dan
biarkan hidup. Misalnya, hak saya untuk berbicara dan berekspresi mencakup tanggung
jawab saya untuk memberikan kebebasan berekspresi yang sama kepada orang lain. Hak dan
kewajiban saling terkait dan bergantung satu sama lain. Keseimbangan yang sempurna harus
dipertahankan antara keduanya. Setiap kali ada ketidakseimbangan, kekacauan memerintah.

Rasa toleransi, kesopanan, dan akomodasi diperlukan untuk menikmati hak dan kebebasan.
Kehidupan manusia tanpa kebebasan dan hak dasar tidak ada artinya. Kebebasan adalah milik
yang paling berharga, yang tanpanya hidup tak tertahankan, hanya keberadaan yang hina dan
merendahkan. Dalam konteks ini, kalimat Milton yang terkenal dan sering dikutip dari
Paradise Lost muncul di benak:

“Memerintah itu ambisius bahkan di Neraka / Lebih baik memerintah di Neraka daripada
mengabdi di Surga.”
Namun, tidak akan ada kebebasan tanpa tugas dan tanggung jawab yang sesuai. Seorang
individu adalah bagian dari masyarakat di mana ia memiliki hak dan kebebasan tertentu
hanya karena ia memenuhi tugas dan kewajiban tertentu kepada orang lain. Kebebasan
karena itu didasarkan pada saling menghormati hak-hak orang lain. Keseimbangan yang
halus harus dicapai antara keduanya, jika tidak anarki dan pertumpahan darah akan terjadi.
Oleh karena itu, hak asasi manusia dapat dipertahankan dan dilindungi dengan sebaik-
baiknya dalam masyarakat dengan tingkat moralitas, disiplin, dan tatanan sosial yang tinggi. 

Pelanggaran hak asasi manusia paling sering terjadi di negara totaliter dan lalim. Ada banyak
penganiayaan di negara-negara teokratis, dan penghinaan atas nama agama dan minoritas
paling menderita. Bahkan di negara-negara demokrasi, terjadi penyalahgunaan dan
pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan yang meluas. Perempuan, anak-anak dan
lapisan masyarakat yang lebih lemah menjadi korban dari penghinaan dan kekerasan ini.

Tugas utama Komisi Hak Asasi Manusia PBB adalah melindungi dan mempromosikan hak
asasi manusia dan kebebasan di negara-negara di seluruh dunia. Dalam pertemuan rutinnya di
Jenewa, dibutuhkan berbagai langkah untuk mempromosikan penghormatan terhadap hak
asasi manusia dan kebebasan dasar di dunia. Ia meminta Negara-negara Anggotanya untuk
memberikan informasi tentang langkah-langkah yang diambil sesuai dengan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia setiap kali ada pengaduan pelanggaran hak-hak tersebut. Selain
itu, investigasi situasi hak asasi manusia di berbagai negara dan, jika perlu, dimulainya
langkah-langkah reparasi.

Meskipun apartheid tidak lagi dipraktikkan di negara ini saat ini, bentuk-bentuk apartheid
lainnya dipraktikkan secara terbuka di seluruh dunia. Misalnya, apartheid adalah yang paling
lazim. Perempuan menjadi sasaran pelecehan dan eksploitasi. Mereka tidak diperlakukan
sama dan berpenghasilan lebih rendah dari rekan pria mereka untuk pekerjaan yang sama.
Mereka paling didiskriminasi di bidang pekerjaan, promosi, properti, dll. Hak-hak anak juga
tidak diperhatikan secara memadai. Mereka dipaksa bekerja dalam situasi yang sangat
berbahaya, mereka dilecehkan dan dieksploitasi secara seksual, dijual dan diikat untuk
bekerja.

Komisi menyatakan bahwa bahkan di negara dan masyarakat yang disebut maju,
penganiayaan agama, penyiksaan, eksekusi di luar hukum, intoleransi, perbudakan,
penculikan dan penghilangan politik, dll. Dipraktikkan. Kekerasan ekstrem, terorisme, dan
ekstremisme yang sedang berlangsung oleh pemerintah, teroris, fundamentalis agama, dan
ekstremis di berbagai belahan dunia seperti Pakistan, India, Irak, Afghanistan, Israel,
Somalia, Aljazair, Lebanon, Chili, Cina, dan Myanmar, dll. Pakaian mafia dll. Sangat
memprihatinkan bagi seluruh umat manusia.

Melanggar kebebasan dan hak kelompok teroris yang disponsori negara adalah salah satu
masalah masyarakat yang paling sulit. Misalnya, Pakistan secara terbuka bekerja sama
dengan berbagai kelompok teroris dan menggunakan kekerasan ekstrem di India dan negara
lain. Dalam hal ini, Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa telah mengeluarkan resolusi
penting, yang didukung oleh India, yang berfokus pada pelanggaran berat hak asasi manusia
oleh kelompok teroris yang disponsori negara. 

Resolusi tersebut menyatakan solidaritas dengan para korban terorisme dan mengusulkan
pembentukan segera Dana PBB untuk Korban Terorisme. Delegasi India mengingatkan
bahwa menurut Deklarasi Wina, terorisme tidak lain adalah penghancuran hak asasi manusia.
Ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan pria, wanita dan anak-anak yang tidak
bersalah. Delegasi lebih lanjut berpendapat bahwa terorisme tidak dapat dianggap sebagai
kejahatan belaka karena warga sipil dibunuh secara sistematis dan luas.

Pelanggaran hak asasi manusia oleh negara, teroris, kelompok separatis, fundamentalis
bersenjata atau ekstrimis adalah tercela. Apa pun motifnya, tindakan tersebut, dalam segala
bentuk dan manifestasinya, di mana pun dan oleh siapa pun dilakukan, harus dikutuk secara
tegas sebagai tindakan agresi yang bertujuan menghancurkan hak asasi manusia, kebebasan
fundamental, dan demokrasi. Delegasi India juga menekankan keprihatinan atas
meningkatnya hubungan antara kelompok teroris dan kejahatan serius yang diakibatkannya.
Ini termasuk pemerkosaan, penyiksaan, pembakaran, perampokan, pembunuhan, penculikan,
ledakan dan pemerasan dll.

Pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan menyebabkan pengucilan, ketidakpuasan,


frustrasi dan serangan teroris. Pemerintah yang dipimpin oleh orang-orang yang ambisius dan
mementingkan diri sendiri sering menggunakan tindakan represif dan melihat kekerasan dan
teror sebagai cara kontrol yang efektif. Namun, terorisme negara, kekerasan dan pelanggaran
kebebasan manusia merupakan strategi yang sangat berbahaya. Itu adalah latar belakang
semua revolusi di dunia. Setiap kali ada penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia
yang sistematis dan meluas, pemberontakan dan revolusi pecah. Revolusi Prancis, Amerika,
Rusia, dan Cina adalah contoh yang sangat baik dari sejarah manusia.
Perang Kemerdekaan India Pertama pada tahun 1857 adalah akibat dari penindasan yang
lama dan sistematis terhadap pasukan India. Ketidakpuasan, frustrasi, dan keterasingan yang
berkembang pesat dari pemerintahan Inggris memunculkan sentimen nasional yang kuat dan
tuntutan akan hak dan hak politik. Pada akhirnya, orang India yang dipimpin oleh Mahatma
Gandhi meyakinkan Inggris untuk meninggalkan India, membebaskan negaranya, dan
merdeka.

Hak asasi manusia dan kebebasan harus dilindungi dengan segala cara. Keterbatasan mereka
menggerogoti kehidupan manusia. Kebutuhan politik negara dapat membentuk hak asasi
manusia, tetapi tidak boleh sepenuhnya terdistorsi. Tirani, resimentasi, dll. Adalah anti-
manusia dan harus diperangi secara efektif dan bersatu. Kesucian nilai-nilai kemanusiaan,
kebebasan dan hak harus dijaga dan dilindungi. Komisi hak asasi manusia harus dibentuk di
semua negara untuk melindungi kebebasan dan hak rakyat. Kompensasi yang memadai harus
dibayarkan kepada mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan langkah-
langkah harus diambil untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi di masa depan. 

Selain itu, hak sosial masyarakat mendorong pemerintah untuk mendorong peluang
merancang berbagai jalan yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup warga. Semua
pemerintah negara bagian bertanggung jawab atas kesejahteraan warganya. Hak asasi
manusia membantu negara melakukan ini secara efektif. 

Keadilan dalam hukum adalah tindakan manusia yang diikuti Melalui ruang dan waktu di
mana orang tidak pernah berhenti sebelumnya Ketika manusia berfungsi sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Tuhan, mereka memiliki tubuh dan roh Memiliki akal dan daya pikir,
yang memiliki fungsi kontrol Memberikan pilihan-pilihan rasional yang mengikuti nilai-nilai
moralnya (Truna,2021). Karena dapat menentukan selera baik dan buruk dalam pengambilan
keputusan Keputusan yang adil.

Dari sudut pandang negara hukum, hak asasi manusia harus dilindungi,Pengakuan hak asasi
manusia dinyatakan dalam UUD 1945. Hukum hak asasi manusia mengatur pedoman yang
sesuai Dengan hak asasi manusia dan kemanusiaan. Kebijakan hak asasi manusia negara itu
masuk Tentang hak asasi manusia dan kemanusiaan. Bagaimana manusia diciptakan dan
Bagaimana orang dapat berkontribusi untuk pembangunan masa depan Sebelum Karena
sebagian besar warga negara Indonesia tidak memahami hak-haknya. Pada Penegakan HAM
di Indonesia masih banyak terjadi pelanggaran (Rahman,2011). Namun secara umum, untuk
pengembangan dan implementasi hak asasi manusia Orang-orang menunjukkan tanda-tanda
penyembuhan diri mereka sendiri. Kamu dapat mengandalkannya Hukum dan
pembentukannya. Hukum HAM dibuat seperti itu Dalam menangani berbagai kasus
pelanggaran HAM (Setia et al., 2021). 

Konsep hak asasi manusia dengan jelas menggambarkan kedudukan negara dalam pengaturan
Masalah hak asasi manusia. Negara-negara melihat diri mereka dalam posisi untuk memenuhi
tugas mereka Untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia. Negara menjadi
entitas yang Kuat dan negara memiliki kewajiban untuk mempromosikan hak asasi
manusia.Sebagai prinsip hak asasi manusia. Negara bertindak sebagai pembawa hak asasi
manusia Hak, setiap orang yang berada di bawah kekuasaan negara adalah orang yang
memiliki hak. Beberapa komitmen terpenting yang harus dipenuhi suatu negara adalah
komitmen Menghormati, memenuhi dan melindungi (Rahayu, 2015). 

Negara dianggap sebagai pelanggar HAM ketika negara gagal Memenuhi kewajibannya
sebagai pemegang hak asasi manusia. Akibatnya, kondisi ini Memicu prinsip tanggung jawab
negara. Itu biasanya di pedesaan Tanggung jawab jika atau ketika negara tersebut melanggar
norma-norma hukum internasional.Masalahnya, sistem politik juga tidak diterapkan dengan
sempurna dalam sistem yang dimiliki oleh partai politik atau kepentingan partai politik untuk
rakyat dan manfaatnya bagi warga partai politik atau orang-orang yang mengikutinya.
Padahal tugas partai politik adalah tanggung jawab negara Berjuang untuk partisipasi politik
versus pemerintahan yang adilPemerintahan yang ada. Tetap saja, sedih untuk mengingatnya
Partai politik tidak memberikan pendidikan politik dan formasi politik yang memadai Jelas,
sehingga pada akhirnya tidak menghasilkan kerangka politik yang mumpuni. Memahami
politik Politik hukum adalah kehendak nasional Tentang arah perkembangan hukum yang
berlaku di lapangan dan hukum yang dibentuk pada tahun tersebut.

Peran politik dalam hak asasi manusia adalah salah satu yang mempengaruhi
segalanya.Perlindungan menunjukkan bahwa hak asasi manusia terkait erat Ke politik
Tentang posisi politik:

a) Sarana dan prasarana untuk sasaran pelaksanaan sosialisasi terkait kebijakan Untuk
mengingatkan publik tentang peristiwa politik yang sedang berlangsung.
b) Sebagai alat dan infrastruktur komunikasi politik yang membentuk orang lain
Kepentingan masyarakat juga ditransfer ke pemerintah dari bawah ke atas Menuju
masyarakat bottom-up.
c) Sebagai sarana dan prasarana dalam pengaturan konflik politik.Seperti TPA dan
infrastruktur.
d) Sebagai sumber daya dan infrastruktur untuk menjembatani hubungan antara
penguasa dan yang dikuasai aturan 

Hak asasi manusia sangat penting dalam segala situasi dan pengakuannya Para pendiri
mempraktikkan hak asasi manusia sejak awal. Kesadaran Pentingnya hak asasi manusia juga
termasuk kebijakan hak asasi manusia. Didefinisikan Hukum hak asasi manusia, termasuk
hak asasi manusia Dan pedoman internal untuk pelaksanaan hak asasi manusia. Meskipun
Indonesia adalah negara yang membangun masa depan yang luar biasa dan tidak ada
Pelanggaran HAM lainnya.

Politik supremasi HAM Adalah kebijakan hukum nasional yang bertujuan untuk melindungi
semua warga negara Indonesia atas pelanggaran HAM berat. Dalam hal ini, negara
membayar Bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Indonesia.Keadilan pada awalnya
dapat dirumuskan dalam tiga tahap Hasil akhir, proses tahap kedua, dan sistem tahap ketiga.
Pada tahap pertama keadilan Ada hubungan dengan distribusi dan pertukaran di mana
keadilan berada pada titik itu Berhubungan langsung dengan objek, sedangkan fase kedua
berhubungan Ini mengacu pada definisi dan menghubungkan struktur Struktur yang
diterapkan dan akhirnya fase sistem, yang menjadi yang terakhir dalam fase ini Semua
langkah sebelumnya.

Hukum bukan lagi tempat yang nyaman untuk mengimplementasikan sesuatu Keharmonisan
dan keharmonisan dalam keadilan bahkan tanpa mengenal hukum pun datang Penjajah baru
dihakimi dan memberontak. Karena, Keadilan dan hukum tampaknya jauh. Dimana
kebenaran dibandingkan dengan setengah Di sisi lain Ketika rakyat menuntut dan menuntut
keadilan Bahwa hukum memiliki sifat yang bertentangan dengan pandangan jauh ke depan,
yang pada akhirnya adalah hukum Kehilangan kepercayaan masyarakat dan orang-orang
memilih jalan mereka sendiri tanpa apapun Bantuan hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Gerungan, L. K. F. R. G. (2013). Perlindungan Terhadap Perempuan Dan Anak


Ketika Perang Dalam Hukum Huminiter Internasional. Jurnal Hukum Unsrat,
21(3), 876.

Ghofur, A., & Sulistiyono, S. (2015). Peran ulama dalam legislasi modern hukum
Islam.

Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 49(2), 265–297.

Gunakaya, W. (2017). Hukum Hak Asasi Manusia. Penerbit Andi.

Handayani, F. (2009). Konsep Kebebasan Beragama Menurut UUD Tahun 1945


Serta Kaitannya dengan HAM. Toleransi, 1(2), 218–231.
Hidayat, I. (2017). Fungsi Dan Wewenang Polri Dalam Kaitannya Dengan

Perlindungan Hak Asasi Manusia. Jurnal LEX SPECIALIS, 14, 26–34.

Jailani, M. (2011). Tanggung Jawab Negara Dalam Memberikan Perlindungan


Terhadap Hak-Hak Korban Pelanggaran Ham Berat di Indonesia. Syiar Hukum,
13(1), 77–89.

Luk, C. Y. (2019). A Human Rights-Based Approach to Teenage Pregnancy


Prevention In China. In Socio-Cultural Influences on Teenage Pregnancy and
Contemporary Prevention Measures (pp. 95–116). IGI Global.

Majda, E.-M. (2007). Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta:
Prenada Media Group, p133.

Marentek, Y. S. (2019). TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PERLINDUNGAN


HAK ASASI MANUSIA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL. LEX PRIVATUM, 6(9).

Anda mungkin juga menyukai