3. Kelompok LGBT di bawah payung “Hak Asasi Manusia” meminta masyarakat dan
Negara untuk mengakui keberadaan komunitas ini, bila kita melihat dari Konstitusi
yakni dalam Pasal 28 J Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan sebagai berikut:
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
4. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia secara lebih dalam mengatur mengenai kebebasan berekspresi tersebut,
dalam Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang itu menyebutkan,
"Setiap orang bebas mempunyai, mengeluarkan, dan menyebarluaskan
pendapat sesuai hati nuraninya secara lisan atau tulisan melalui media
cetak maupun media cetak elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan
bangsa."
5. Begitu juga ditegaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia Pasal 70 yang menyatakan sebagai berikut :
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis”.
6. Naskah rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja tahun 2010 (No.200)
yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Didalamnya
terdapat beberapa pembahasan mengenai definisi HIV/AIDS, ruang lingkup, prinsip-
prinsip umum yang harus diterapkan pada seluruh tindakan yang terlibat di dalam
tanggapan nasional terhadapa HIV/AIDS, kebijakan dan program nasional, langkah-
langkah yang harus diambil melalui tempat kerja untuk menurunkan penularan atau
tindakan pencegahan, pengobatan dan perawatan, dan beberapa poin penting lainnya.
Sehingga kita dapat mengurangi stigma dan diskriminasi yang telah menjadi
hukuman sosial oleh masyarakat terhadap pengidap HIV/AIS yang bermacam-macam
bentuknya, antara lain tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan
penghindaran atas orang yang terinfeksi. Kita pun perlu melakukan tindakan edukasi
untuk mengendalikan meningkatnya penularan HIV/AIDS yaitu dengan cara
memberikan edukasi kepada orang atau pekerja yang sudah dinyatakan positif
menderita HIV/AIDS agar dapat menjaga perilakunya sehingga tidak menularkan
HIV/AIDS secara lebih luas dan penularan HIV/AIDS ini jika dibedakan menurut rute
paparannya adalah sebagai berikut:
1. Melalui hubungan seksual
2. Masuknya cairan yang terinfeksi ke dalam tubuh, seperti saat transfuse darah
3. Transmisi ibu ke anak