Anda di halaman 1dari 6

Nama : Salvia Amirah Rahardini

Kelas : Hukum dan Hak Asasi Manusia – N


NIM : 11000120140829
Tugas : 4

“UDHR”
Hak asasi manusia serta kebebasan dasar dan fundamental manusia dalam UDHR atau
DUHAM, secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Hak-hak personal, Pasal 2-11 UDHR :
1) Hak semua orang untuk menikmati hak yang terdapat dalam Deklarasi ini tanpa
diskriminasi atas alasan apa pun
2) Hak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan.
3) Hak untuk tidak dianiaya atau diperlakukan secara kejam.
4) Hak atas pengakuan sebagai manusia.
5) Hak atas persamaan di depan hukum.
6) Hak atas peradilan yang fair.
7) Hak untuk tidak ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang.
8) Hak untuk didengar pendapatnya di muka umum.
9) Hak atas pengakuan tidak bersalah sampai pengadilan memberikan putusan bersalah
bagi seorang terdakwa.
b. Kebebasan fundamental hak hak sipil, Pasal 3-19 UDHR :
1) Hak untuk hidup dalam kebebasan dan keselamatan diri
2) Bebas dari perbudakan
3) Bebas dari penyiksaan, hukuman atau perbuatan keji lainnya yang tidak
berprikemanusiaan dan merendahkan martabat
4) Hak atas pengakuan yang sama di depan hukum
5) Hak yang sama di depan hukum
6) Hak mendapat bantuan saat hak hak hukumnya tidak dipenuhi
7) Bebas dari penangkapan, pemenjaraan, atau pembuangan tanpa alasan yang jelas
8) Hak atas proses peradilan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang independen dan
tidak memihak
9) Hak menikmati perlakuan sebagai orang yang tidak bersalah sampai dinyatakan
terbukti bersalah oleh pengadilan
10) Hak pribadi atas rumah keluarga dan komunikasi.
11) Bebas tinggal di manapun di dalam negeri, atau berpindah, bepergian dan kembali ke
kampung halaman
12) Hak mencari suaka di negara lain untuk menghindari pengejaran di negerinya
13) Hak atas kewarganegaraan
14) Hak laki laki dan perempuan menikah dan membentuk suatu keluarga
15) Hak atas harta kekayaan
16) Hak bebas berpikir, berkesadaran, beragama dan kepercayaan
17) Bebas memiliki dan menyatakan pendapat.
c. Hak fundamental berupa hak hak politik, Pasal 20-21 UDHR :
1) Hak berserikat, berkumpul yang bertujuan damai, serta hak memilih untuk tidak terlibat
dalam sebuah perkumpulan
2) Hak berpartisipasi dalam pemerintahan, termasuk hak terlibat dalam pemerintahan di
negaranya
d. Hak fundamental dalam hak ekonomi, sosial dan budaya, Pasal 22-28 UDHR :
1) Hak atas jaminan sosial, ekonomi serta jaminan hak-hak sosial dan budaya
2) Hak untuk bekerja dengan layak, mendapat penghasilan yang adil, dan memiliki hak
bergabung dalam serikat buruh
3) Hak atas waktu istirahat dan hari libur di antara waktu (jam) kerja
4) Hak atas standar kehidupan yang memadai
5) Hak atas pendidikan
6) Hak untuk ikut serta secara bebas dalam kehidupan kebudyaan masyarakatnya
7) Hak atas tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak pada deklarasi ini diakui.

Mengenai prinsip HAM, terdapat prinsip interaksi antar manusia yang dapat ditemukan dalam
Pasal 12 - 17 UDHR, karena di dalamnya terkandung hak setiap orang untuk melakukan
hubungan dengan orang lain atau dengan negara lain. Pasal-pasal tersebut antara lain
menyatakan bahwa setiap orang memiliki :
1) Hak untuk tidak diganggu semua urusan pribadinya, keluarga, rumah tangga, hubungan
surat menyurat dan nama baiknya.
2) Hak untuk diam atau bergerak dalam batas-batas negara dan hak untuk meninggalkan
suatu negeri termasuk negerinya sendiri.
3) Hak atas status kewarganegaraan.
4) Hak untuk mendapatkan suaka politik.
5) Hak untuk mencari jodoh dan membangun keluarga.
6) Hak untuk memiliki, baik sendiri maupun bersama orang lain.

Sedangkan mengenai mekanisme penegakan HAM internasional, dalam bagian terakhir dari
Deklarasi ini mengatur tentang mekanisme atau perintah penegakan HAM oleh masyarakat
internasional. Perintah penegakan ini disampaikan dalam bahasa yang deklaratif, antara lain:
1) Setiap orang berhak atas ditegakkannya dan dilaksanakannya hak hak yang tercantum
dalam Deklarasi oleh Komunitas internasional.
2) Setiap orang mempunyai kewajiban menghormati hak orang untu lain untuk
mengembangkan pribadinya dan dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang tunduk pada pembatasan - pembatasan yang ditetapkan oleh UU dengan maksud
semata-mata untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain, hak dan kebebasan
tersebut tidak boleh dijalankan dengan cara yang bertentangan dengan tujuan PBB.
3) Tidak ada satu pun dalam Deklarasi ini yang boleh diartikan memberikan hak kepada
negara, golongan atau seseorang untuk melakukan kegiatan yang bertujuan merusak
salah satu hak dan kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini.

Kewajiban negara terdapat dalam pembukaan UDHR, yang berbunyi : “Menimbang bahwa
Negara-Negara Anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan
penghormatan umum terhadap hak asasi manusia dan kebebasan kebebasan asasi, dengan
bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

“ICCPR”
Kovenan ini menegaskan dan menjabarkan ketentuan - ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3-
21 UDHR. Semua hak yang terdapat dalam Kovenan ini berlaku bagi semua orang, tidak
dipengaruhi oleh identitas apa pun seperti etnis, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, dsb.
Hak sipil dan politik ini melekat pada diri setiap orang secara inheren, artinya dengan
sendirinya hak tersebut melekat pada setiap orang sejak ia dilahirkan. Dalam hal ini negara
hanya memiliki kewajiban untuk menghormati dan memfasilitasi agar hak hak tersebut segera
diwujudkan.

Pasal 2 ayat (2) ICCPR menegaskan bahwa : “Dalam hal belum ditentukan oleh tindakan
legislatif atau tindakan lainnya yang sudah ada, setiap Negara Pihak pada Kovenan ini
berjanji untuk mengambil langkah langkah yang perlu, sesuai dengan proses konstitusionalnya
dan ketentuan Kovenan ini, untuk menetapkan hukum atau tindakan lainnya yang mungkin
perlu bagi pelaksanaan hak yang diakui dalam Kovenan ini.”
Selanjutnya ayat (3) dari pasal 2 Kovenan ini menentukan bahwa setiap negara pihak pada
Kovenan ini berjanji untuk:
(a) Memastikan bahwa setiap orang yang hak atau kebebasannya sebagaimana diakui dalam
Kovenan ini dilanggar, akan mendapatkan pemulihan yang efektif, meskipun pelanggaran itu
dilakukan oleh orang yang bertindak dalam kapasitas resmi.
(b) Memastikan bahwa bagi setiap orang yang menunut pemulihan demikian, hak atas
perbaikan tersebut akan ditetapkan oleh lembaga peradilan, administratif, atau legislatif yang
berwenang, atau oleh lembaga lain yang berwenang, yang ditentukan oleh sistem hukum
Negara tersebut, dan untuk mengembangkan kemungkinan pemulihan yang bersifat hukum.
(c) Memastikan bahwa pejabat yang berwenang akan melaksanakan pemulihan tersebut bila
dikabulkan.

Negara memiliki kewajiban untuk memberi kebebasan kepada rakyatnya, misal untuk memilih
agama dan/atau partai politik tertentu, dengan maksud: pun dan dengan cara apa pun.
Sebaliknya, rakyat berkewajiban menggunakan haknya tersebut secara bertanggung jawab,
serta wajib untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain dalam menggunakan hak -
haknya tersebut. Beberapa hak yang diakui dan diatur dalam ICCPR, antara lain adalah:
a. Hak untuk hidup.
b. Hak untuk bebas dari penyiksaan & perlakuan / penghukuman kejam, tidak manusiawi
& merendahkan martabat.
c. Hak untuk bebas dari perbudakan dan kerja paksa.
d. Hak atas kebebasan & keamanan pribadi.
e. Hak tahanan atas perlakuan manusiawi.
f. Hak untuk bebas dari penahanan karena hutang.
g. Hak untuk bebas berpindah dan bertempat tinggal.
h. Hak atas pengadilan yang jujur.
i. Hak atas perlindungan dari hukum yang sewenang-wenang.
j. Hak persamaan di depan hukum.
k. Hak privasi.
l. Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan beragama. dan
m. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi.
n. Larangan propaganda perang dan diskriminasi.
o. Hak berkumpul dan berserikat.
p. Hak untuk menikah dan berkeluarga.
q. Hak anak.
r. Hak berpolitik.
s. Hak atas kesamaan di muka hukum.
t. Hak-hak minoritas.

Adapun prinsip HAM yang menonjol yaitu berupa prinsip umum dalam kovenan ini adalah
hak untuk menentukan nasib diri sendiri (right of self-determination). Hal ini tertuang
dalam Pasal 1 Kovenan yang menyebutkan bahwa semua orang mempunyai hak untuk
menentukan nasib diri sendiri yang dengan hak tersebut mereka bebas menentukan status
politiknya dan bebas mengembangkan keadaan ekonomi, sosial dan budayanya. Oleh
karenanya, setiap Negara Peserta harus mendorong terlaksananya hak menentukan nasib diri
sendiri dan menghargai hak tersebut.

Mengenai mekanisme penegakan HAM dalam kovenan ini salah satunya terdapat dalam pasal
2 yang berbunyi : “Setiap Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk menghormati dan
menjamin hak-hak yang diakui dalam Kovenan ini bagi orang yang berada di wilayahnya dan
tunduk pada yurisdiksinya, tanpa pembedaan apapun seperti ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, pendapat politik atau pendapat lainnya, asal usul kebangsaan ataupun sosial,
kepemilikan, keturunan atau status lainnya.”

“ICESRC”
Beberapa contoh hak yang diatur dalam Kovenan ini antara lain adalah :
a. Hak atas pekerjaan (rights to work-Pasal 6).
b. Hak atas kondisi kerja yang layak (Pasal 7).
c. Hak untuk bergabung dan membentuk serikat buruh (Pasal 8).
d. Hak atas jaminan sosial (Pasal 9).
e. Hak atas perlindungan bagi keluarga (Pasal 10).
f. Hak atas standar hidup yang layak, termasuk hak atas pangan, pakaian, dan tempat tinggal
(Pasal 11).
g. Hak atas kesehatan (Pasal 12).
h. Hak atas pendidikan (Pasal 13).
i. Hak atas kebudayaan (Pasal 15)
Mengenai mekanisme penegakan HAM dijelaskan dalam ketentuan Pasal 2 ICESCR yang
menyatakan:
(1) Setiap negara pihak Kovenan ini bersedia mengambil tindakan tindakan, baik sendiri
maupun melalui bantuan dan kerjasama internasional terutama ekonomi dan teknik, ke tingkat
maksimum sumberdaya yang tersedia, dengan maksud semakin meningkatkan pencapaian
realisasi sepenuhnya dari hak-hak yang diakui dalam Kovenan ini 'melalui semua upaya yang
layak, termasuk, khususnya mengambil tindakan melalui perundang-undangan.
(2) Setiap negara pihak Kovenan ini berusaha untuk menjamin bahwa hak-hak yang tercantum
dalam Kovenan ini akan dilaksanakan tanpa diskriminasi apa pun, misalnya mengenai ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik, asal usul kebangsaan atau sosial,
kekayaan, kelahiran atau status lain.
(3) Negara-negara berkembang, dengan memperhatikan hak - hak asasi manusia dan ekonomi
nasional masing masing dapat menentukan sampai seberapa jauh mereka akan menjamin hak-
hak ekonomi yang diakui dalam Konvensi ini kepada yang bukan warga mereka sendiri.

Kovenan ini membebankan sejumlah kewajiban bagi Negara peratifikasi setidaknya:


1. Obligation of conduct yaitu kewajiban melaksanakan kemauan dalam konvensi
2. Obligation of result yaitu kewajiban pencapaian hasil
3. Obligation transparent assessment of progress yaitu kewajiban pelaksanaan kewajiban
tersebut secara transparan di dalam pengambilan keputusan Dalam tiga kewajiban tersebut
mesti terpenuhi tiga kewajiban penting yaitu kewajiban menghormati (duty to respect),
kewajiban melindungi (duty to protect) dan kewajiban memenuhi (duty to fulfill)

Mengenai prinsip HAM yang dapat ditemukan dalam kovenan ini yaitu pada pasal 1 ICESRC
: “Semua bangsa mempunyai hak atas penentuan nasib sendiri. Berdasarkan hak itu mereka
bebas menentukan status politik dan bebas melaksanakan pembangunan ekonomi, sosial dan
budayanya”. Dalam hal ini yang merupakan prinsip umum dalam pasal ini adalah hak untuk
menentukan nasib diri sendiri (right of self-determination).

Sumber :
Prof. Dr. Rahayu. (2015). Hukum Hak Asasi Manusia. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Anda mungkin juga menyukai